Kerajaan Samudera Pasai merupakan Kerajaan Islam pertama di Indonesia. Pendirinya adalah Nazimuddin al - Kamil, seorang Laksamana Laut dari Mesir. Sementara itu di Mesir Dinasti Fatimah berhasil dikalahkan oleh Dinasti Mamaluk. Dinasti baru ini berambisi untuk merebut Samudera Pasai dengan mengirim Syekh Ismail. Untuk itu Syekh Ismail kemudian bersekutu dengan Marah Silu dan berhasil merebut Samudera Pasai. Selanjutnya Marah Silu diangkat sebagai raja Samudera Pasai dengan ge
Pada tahun 1297 M Sultan Malik Ash Shaleh wafat, dan dimakamkan di Kampung Samudera Mukim Blang Me. la digantikan putranya bemama Sultan Muhammad dengan gelar Sultan Malik at - Thahir. Ia memerintah sampai dengan tahun 1326. Ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Ahmad yang juga bergelar Sultan Malik at - Thahir. Pada masa pemerintahannya, kerajaan Samudera Pasai kedatangan utusan Sultan Delhi yang sedang menuju Cina bernama lbnu Batutah pada tahun 1345.
Pengganti Sultan Ahmad adalah putranya yang bemama Sultan Zainal Abidin yang juga bergelar Sultan Malik at - Thahir. Setelah pemerintahan Zainal Abidin, Samudera Pasai mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan adanya perebutan kekuasaan. Akhimya Samudera Pasai berhasil dikuasai oleh Kerajaan Islam Malaka.
2. KERAJAAN ACEH
Pendiri sekaligus raja pertama kerajaan Aceh adalah Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan lbrahim (1514 - 1528). Sejak tahun 1515 Aceh sudah berani menyerang Portugis di Malaka dan juga menyerang Kerajaan Aru.
Sultan Ali Mughayat Syah digantikan putranya bergelar Sultan Salahuddin (1528 - 1537). Ia tidak mampu memerintah Aceh dengan baik sehingga Aceh mengalami kemerosotan. Oleh karena itu ia digantikan saudaranya Sultan Alauddin Riayat Syah (1537 - 1568). Setelah Sultan Alaudin meninggal Aceh mengalami masa suram. Pemberontakan dan perebutan kekuasaan sering terjadi. Keadaan ini berlangsung cukup lama sampai dengan Sultan lskandar Muda naik tahta (1607 - 1636 M).
Di bawah pemerintahan Sultan lskandar Muda, kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya. lskandar Muda beberapa melakukan penyerangan terhadap Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaka. Aceh juga menduduki daerah-daerah seperti Aru, Pahang, Kedah, Perlak dan Indragiri, sehingga wilayah Aceh sangat luas.
Sultan lskandar Muda digantikan oleh menantunya yang bergelar Sultan lskandar Thani (1636 - 1641). la melanjutkan tradisi kekuasaan Sultan lskandar Muda, tetapi ia tidak lama memerintah karena wafat tahun 1641 M. Penggantinya, permaisurinya (Putri lskandar Muda), yang bergelar Putri Sri Alam Permaisuri (1641 - 1675). Sejak itu Kerajaan Aceh terus mengalami kemunduran dan akhimya runtuh karena dikuasai Belanda.
3. KERAJAAN DEMAK
Pada mulanya Demak dikenal dengan nama Glagah Wangi. Sebagai Kadipaten dari Majapahit, Demak dikenal juga dengan sebutan Bintoro. Kata Demak merupakan akronim yang berarti gede makmur atau hadi makmur yang berarti besar dan sejahtera. Faktor-faktor pendorong berdirinya Kerajaan Islam Demak adalah :
1. Runtuhnya Malaka ke tangan Portugis, sehingga para pedagang Islam mencari tempat persinggahan dan perdagangan baru, diantaranya Demak. 2. Raden Fatah sebagai pendiri Kerajaan Demak masih keturunan raja Majapahit, Brawijaya V, dalam perkawinannya dengan putri Ceumpa yang beragama Islam. 3. Raden Fatah mendapat dukungan dari para wali, yang sangat dihormati pada waktu itu. 4. Banyak adipati-adipati pesisir yang tidak puas dengan Majapahit dan mendukung Raden Fatah. 5. Mundur dan runtuhnya Majapahit karena Perang Paregreg. 6. Pusaka keraton Majapahit sebagai lambang pemegang kekuasaan diberikan kepada Raden Fatah. Dengan demikian Kerajaan Islam Demak merupakan kelanjutan dari Kerajaan Majapahit dalam bentuknya yang baru. Pada tahun 1500 M, Raden Fatah melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit. Raden Fatah mendirikan kesultanan Demak dengan gelar Sultan Alam Akbar al Fatah (1500 - 1518 M). Pada tahun 1518 Raden Fatah wafat. la digantikan putranya bernama Adipati Unus (Muhammad Yunus. Pati Unus hanya memerintah selama tiga tahun. la meninggal dalam usia muda. Karena Pati Unus wafat tidak meninggalkan putra, maka ia digantikan oleh salah seorang adiknya bernama Raden Trenggana (1521 -1546 M). Di bawah pemerintahan Sultan Trenggana, Demak mencapai puncak kejayaannya. Pada waktu itu Portugis mulai memperluas pengaruhnya ke Jawa Barat, bahkan mau mendirikan benteng dan kantor di Sunda Kelapa, dengan persetujuan raja Pajajaran, Samiam. Oleh karena itu pada tahun 1522 Demak mengirimkan pasukan ke Jawa Barat dipimpin oleh Fatahillah. la berhasil menduduki Banten dan Cirebon serta mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Sejak itu Sunda Kelapa dirubah namanya menjadi Jayakarta. Perluasan pengaruh ke Jawa Timur dipimpin langsung oleh Sultan Trenggana. Satu per satu daerah-daerah di Jawa Timur berhasil dikuasai seperti Madiun, Gresik, Tuban, Singosari dan Blambangan. Tetapi ketika menyerang Pasuruan pada tahun 1546, Sultan Trenggana gugur. Setelah Trenggana wafat, terjadi perebutan kekuasaan antara Surawiyata atau Pangeran Sekar Seda ing Lepen (adik Trenggana) dengan Sunan Prawoto (putra Trenggana). Surawiyata berhasil dibunuh oleh utusan Sunan Prawoto. Putra Surawiyata bernama Arya Penangsang dari Jipang menuntut balas dan berhasil membunuh Sunan Prawoto. Arya Penangsang kemudian menduduki tahta kerajaan Demak. Kekacauan kembali memuncak ketika Arya Penangsang membunuh adipati Jepara bernama Pangeran Hadiri. Ia adalah suami dari Ratu Kalinyamat, adik kandung Sunan Prawoto. Pembunuhan itu dilakukan karena Hadiri dianggap telah ikut campur dalam persoalannya dengan Sunan Prawoto. Kalinyamat akhirnya mengangkat senjata memberanikan diri untuk melawan Arya Penangsang. Ia berhasil menggerakkan adipati-adipati dan pejabat lain untuk melawan Arya Penagsang. Akhirnya Arya Penangsang berhasil dibunuh oleh Ki Jaka Tingkir yang dibantu oleh Kyai Gede Pamanahan dan putra angkatnya Bagus Dananjaya serta Ki Penjawi dan Juru Mertani. Kemudian JakaTingkir naik tahta dengan gelar Sultan Hadiwijaya. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Demak ke Pajang. 4. KERAJAAN BANTEN
Setelah berhasil menduduki Banten, Fatahillah berkuasa didaerah tersebut. Sedangkan daerah Cirebon diserahkan kepada putranya bernama Pangeran Pasarean. Pada tahun 1522 Pangeran Pasarean wafat. Sehingga Fatahillah menyerahkan Banten kepada putranya Hasanuddin. Sedangkan Fatahillah memilih memerintah di Cirebon. Ia dikenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati. Sultan Hasanuddin dikenal sebagai Sultan pertama di Banten berhasil memperluas daerah kekuasaannya ke Lampung. Pada tahun 1570 M, Sultan Hasanuddin wafat dan digantikan putranya bergelar Panembahan Yusuf.
Pada tahun 1579 M. Panembahan Yusuf berhasil menaklukkan Kerajaan Hindu terakhir di Jawa Barat, kerajaan Pakuan Pajajaran. Pada tahun 1580 M, Panembahan Yusuf wafat. la digantikan putranya yang masih berusia 9 tahun, yaitu Maulana Muhammad. Karena usianya terlalu muda, maka pemerintahan dipegang oleh seorang Mangkubumi sampai ia dewasa.
Pada masa pemerintahan Maulana Muhammad datanglah untuk pertama kalinya orang Belanda di Banten (Indonesia) dipimpin oleh Cornelis de Houtman tahun 1596. Pada tahun itu pula Maulana Muhammad memimpin pasukan Banten menyerang Palembang. Serangan ini gagal bahkan Maulana Muhammad tertembak dan akhimya wafat. la digantikan putranya bernama Abdul Mufakhir yang baru berumur 5 bulan. Oleh karena itu pemerintahan dipegang oleh seorang mangkubumi, yaitu Pangeran Ranamenggala, pada tahun 1608.
Pengganti Abdul Mutakhir adalah Abdul Fatah yang bergelar Sultan Ageng Tirtayasa. Ia merupakan raja terbesar Banten. Sultan Ageng Tirtayasa berhasil memajukan perdagangan. Sehingga Bandar Banten berkembang menjadi bandar internasional yang dikunjungi oleh kapal-kapal Persia, Arab, Cina, Inggris, Perancis dan Denmark. Akan tetapi Sultan AgengTirtayasa sangat anti VOC yang telah merebut Jayakarta dari Banten. Sehingga Belanda pun selalu berupaya menjatuhkan Banten.
Ketika terjadi perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya Abdul Kahar yang dikenal sebagai Sultan Haji, Belanda mengambil kesempatan untuk melancarkan politik adu domba (devide et impera). Kesempatan itu datang ketika Sultan Haji dalam keadaan terdesak, Ia meminta bantuan VOC. Akhirnya pada tahun 1682 Sultan Ageng Tirtayasa menyerah, lalu ditawan di Batavia sampai wafatnya tahun 1692. Setelah itu, kerajaan Banten terus mengalami kemunduran dan akhirnya dikuasai sepenuhnya oleh Belanda pada tahun 1775.
5. KERAJAAN MATARAM
Setelah runtuhnya kerajaan Demak, pusat pemerintahan dipindahkan ke Pajang oleh Sultan Hadiwijaya. Sedangkan Demak hanya sebagai kadipaten dari Kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Arya Pangiri (Putra Prawoto). Kiai Ageng Pemanahan yang berjasa besar dalam membantu Hadiwijaya mendapat imbalan daerah Mataram. Dalam waktu singkat Mataram berkembang pesat. Namun pada tahun 1575 Kiai Ageng Pemanahan meninggal. Pemerintahannya diteruskan oleh putra angkatnya bernama Bagus Dananjaya atau Sutawijaya.
Sementara itu Sultan Hadiwijaya meninggal pada tahun 1582. Pangeran Benowo, Putra Hadiwijaya, disingkirkan oleh Arya Pangiri. Untuk merebut kembali kekuasaannya, Pangeran Benowo meminta bantuan, Sutawijaya dari Mataram. Pajang diserang dan akhirnya Arya Pangiri menyerah. Sedangkan Pangeran Benowo tidak sanggup untuk menghadapi Sutawijaya. Maka sejak tahun 1586 pusat pemerintahan dipindahkan dari Pajang ke Mataram oleh Sutawijaya.
Sutawijaya naik tahta Kerajaan Mataram dengan gelar Panembahan Senapati ing Alaga Sayyidin Panatagama (1586-1601). Masa pemerintahan Panembahan Senapati diwarnai dengan perang terus-menerus dalam rangka untuk menundukkan para bupati yang memberontak maupun untuk memperluas wilayah kekuasaannya. Sebelum usahanya tersebut selesai, Panembahan Senapati wafat pada tahun 1601. Ia dimakamkan di Kota gede. Penggantinya adalah putranya yang bernama Mas Jolang (1601 1613) dengan gelar Sultan Anyokrowati. Pada masa pemerintahan Mas Jolang banyak bupati di Jawa Timur memberontak. Pemberontakan ini dihadapi dengan susah payah oleh Mas Jolang. Namun sebelum pemberontakan tersebut dapat diselesaikan pada tahun 1913, Mas Jolang wafat di Krapyak. Ia juga dimakamkan di Kota Gede. Penggantinya adalah putranya yang bernama Raden Mas Martapura. Tetapi karena sakit-sakitan, ia turun tahta dan digantikan oleh Raden Mas Rangsang.
Raden Mas Rangsang naik tahta dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma Senapati ing Alaga Ngabdurahman. Di bawah pemerintahannya Mataram mencapai puncak kejayaannya. Sultan Agung bercita-cita untuk mempersatukan Pulau Jawa. Akan tetapi, antara Mataram dan Banten terdapat Batavia, markas VOC, sebagai penghalang. Oleh karena itu pada tahun 1628 dan 1629 Sultan Agung mengirim pasukan yang dipimpin oleh Baurekso untuk menyerang VOC di Batavia yang sedang dipimpin oleh J.P. Coen, namun kedua serangan itu gagal.
Sultan Agung wafat pada tahun 1645 . la digantikan putranya yang bergelar Amangkurat I (1645 -1677). Pada masa pemerintahannya, Belanda mulai masuk ke daerah Mataram. Bahkan Amangkurat I menjalin hubungan baik dengan Belanda. Selain itu sikap Amangkurat I yang sewenang-wenang menimbulkan pemberontakan- pemberontakan. Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Trunojoyo dari Madura. Dalam pertempuran itu Amangkurat I terluka dan dilarikan ke Tegalwangi, hingga meninggal. Pada masa pemerintahan Amangkurat II (1677 1903) Kerajaan Mataram semakin sempit. Banyak daerah kekuasaannya yang diambil alih oleh VOC. Ibu kota kerajaan dipindahkan ke Kartasura. Setelah Amangkurat II meninggal, Kerajaan Mataram semakin suram. Hal ini disebabkan seringkali terjadi perebutan kekuasaan diantara kaum bangsawan. Politik devide et impera Belanda menampakkan hasilnya ketika dilakukan Perjanjian Giyanti pada tahun 1755. Perjanjian tersebut bertujuan untuk meredam pemberontakan yang dipimpin oleh Mangkubhumi di Yogyakarta. Melalui perjanjian tersebut Kerajaan Mataram dipecah menjadi dua, yaitu : 1. Kesuhunan Surakarta, yang dipimpin oleh Susuhanan Paku Buwono III (1749- 1788). 2. Kesultanan Yogyakarta (Ngayogyakarta Hadiningrat) dengan Mangkubumi sebagai rajanya, bergelar Sultan Hamengkubuwono I (1755 - 1792). Sementara itu pemberontakan yang dilakukan oleh Mas Said (Pangeran Samber Nyawa) terhadap Surakarta. Untuk meredam perlawanan itu pada tahun 1757 diadakan perjanjian yang hampir sama dengan Perjanjian Giyanti, yaitu Perjanjian Salatiga. Isinya menobatkan Mas Said sebagai raja di wilayah Mangkunegaran yang ketika itu menjadi bagian dari Kasuhunan Surakarta, dengan gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara. Sejak tahun 1811 willayah jajahan Belanda di Indonesia jatuh ke tangan Inggris dengan tokohnya Thomas Stamford Raffles. Ia adalah seorang yang liberal dan tidak menyukai sistem feodalisme. Sehingga timbullah ketegangan antara Raffles dengan Keraton Yogyakarta. Akhirnya, pada tahun 1813, Raffles menyerahkan sebagian wilayah Yogyakarta kepada Paku Alam. Maka hingga kini kerajaan Mataram pecah menjadi empat kerajaan kecil, yaitu : 1. Kesuhunan Surakarta 2. Kesultanan Yogyakarta 3. Magkunegaran 4. Paku Alaman
6. KERAJAAN GOWA DAN TALLO
Kerajaan Gowa dan Tallo (Makasar) menjadi kerajaan Islam karena dakwah dari Datuk Ri Bandang dan Datuk Sulaiman dari Minangkabau. Setelah masuk Islam, raja Gowa, Daeng Manrabia bergelar Sultan Alaudin. Dan raja Tallo, Kraeng Mantoaya bergelar Sultan Abdullah,. Kerajaan Gowa-Tallo terletak pada posisi yang strategis yaitu, diantara jalur pelayaran antara Malaka dan Maluku.
Sultan Alaudin memerintah Makasar pada 1591 - 1639. la juga dikenal sebagai sultan yang sangat menentang Belanda, hingga wafat pada tahun 1639. la digantikan putranya Sultan Muhammad Said (1639 - 1653). Muhammad Said mengirimkan pasukan ke Maluku, untuk membantu rakyat Maluku yang sedang berperang melawan Belanda. Pengganti Muhammad Said adalah putranya bergelar Sultan Hasanuddin (1653 - 1669).
Pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin, Kerajaan Makasar mencapai masa kejayaannya. Dalam waktu singkat Kerajaan Makasar berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Sulawesi Selatan. la juga memperluas wilayah kekuasaannya di Nusa Tenggara seperti Sumbawa dan sebagian Flores. Dengan demikian kegiatan perdagangan melalui Laut Flores harus singgah di Makasar. Hal ini ditentang oleh Belanda, karena hubungan Ambon dan Batavia yang telah dikuasai oleh Belanda terhalang oleh kekuasaan Makasar. Keberanian Hasanuddin memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku mengakibatkan Belanda semakin terdesak.
Dalam rangka menguasai Makasar, Belanda melakukan politik devide at impera. Kesempatan yang baik datang ketika pada tahun 1660 Raja Soppeng Bone bernama Aru Palaka yang sedang memberontak kepada kerajaan Gowa. Karena merasa terdesak Aru Palaka meminta bantuan VOC. Sultan Hasanuddin dapat dikalahkan dan harus menandatangani Perjanjian Bongaya pada tahun 1667. Sultan Hasanuddin digantikan putranya Sultan Amir Hamzah. la tidak mampu mempertahankan Makasar dari serbuan Belanda secara besar-besaran.
KERAJAAN HINDHU-BUDHA
1. KERAJAAN KUTAI ( 400 M )
Kerajaan Kutai terletak di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur.Merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonasia. Sumber sejarah kerajaan Kutai berupa Yupa, ditemukan 7 Yupa. Yupa adalah tugu peringatan upacara korban. Fungsi Yupa untuk mengikat hewan kurban. Huruf yang tertulis di Yupa adalah huruf Pallawa dengan bahasa sansekerta. Di Kalimantan Timur ditemukan 7 Yupa dan tulisan dan bahasa dalam Yupa diperkirakan berasal dari tahun 400 M. Raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Kutai yaitu : Kudungga Ditinjau dari namanya adalah orang Indonesia asli yang merupakan pendiri kerajaan Kutai. Aswawarman Merupakan wamsakarta ( pendiri dinasti / keluarga ) yang disamakan dengan dewa Ansuman / matahari.Ditinjau dari namanya sudah mendapat pengaruh Hindu ( nama Warman dipakai nama gelar raja Hindu di India Mulawarman Merupakan raja terbesar yang mendirikan Yupa. Mulawarman adalah raja yang agung dan murah hati, terbukti ia memberikan hadiah atau sedekah ribuan sapi untuk rakyatnya.Semasa pemerintahan Mulawarman Kutai mencapai kemakmuran.
2. KERAJAAN TARUMANEGARA ( 400 500 )
Kerajaan Tarumanegara terletak di Jawa Barat di daerah lembah Sungai Citarum , diperkirakan sekarang terletak di daerah Bogor. Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa.Tarumanegara diperintah oleh raja Purnawarman yang membawa kerajaan ke masa kejayaan. Sumber sejarah : a. Berita Cina dari dinasty Tang , menyebutkan bahwa kerajaan Tolomo mengirim utusan ke Cina pada tahun 528 dan 535 , yang dimaksud Tolomo adalah Taruma . b. .Berita Cina dari Fa Hien , pendeta Budha Cina yang pernah singgah di Tarumanegara karena kapalnya terserang badai ketika akan pulang dari India ke Cina . c. Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara:
Prasasti Ciaruteun Ditemukan di Sungai Ciaruteun , Bogor. Prasasti ditulis dalam batu besar terdapat cap sepasang telapak kaki manusia , isinya ini bekas sebuah telapak kaki seperti kaki Dewa Wisnu , kaki yang mulia Pernawarman ,raja negeri Tarumanegara yang gagah berani
Prasasti Kebon Kopi Ditemukan di Cibungbulan , Bogor terdapat gambar dua telapak kaki gajah yang disamakan telapak kaki gajah Airawata kendaraan Dewa Wisnu.
Prasasti Jambu Ditemukan ditengah kebun Jambu di Bogor , isinya sebuah sanjungan pada raja .
Prasasti Pasir Awi Belum dapat dibaca karena di tulis dalam huruf ikal / keriting .
Prasasti Lebak / Cidanghiang Berisi tentang sanjungan pada raja .
Prasasti Tugu , Jakarta Berisi tentang pembuatan Sungai Gomati dan Candrabaga untuk mencegah banjir dan untuk irigasi. Kehebatan raja Purnawarman dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu , ia selalu memikirkan kemakmuran rakyatnya .
3. KERAJAAN HO-LING ( KALINGGA ) ABAD 7 ( 650 )
Kerajaan ini terletak di Jawa Tengah, diperintah oleh ratu Sima. Ia terkenal sebagai ratu yang adil dan bijaksana, pada masa pemerintahannya kerajaan Ho-Ling sangat aman dan tentram, rakyat juga hidup dalam kemakmuran. Sumber sejarah yang banyak mengungkap kerajaan Ho-Ling adalah berita cina pada zaman dinasti Tang. Diceritakan bahwa Kerajaan Ho-Ling terletak di lautan selatan antara pulau Bali dan Sumatera, ibukota dikelilingi tembok, raja tinggal di bangunan besar bertingkat dengan singgasana dari gading. I-Tsing seorang pendeta Budha Cina mengatakan bahwa Hwni-ning pendeta Budha Cina pada tahun 664 pernah tinggal di Ho-Ling untuk menterjemahkan kitab suci agama Budha Hinayana dengan bantuan pendeta Budha Ho-Ling yang bernama Joh-na-po-to-lo ( Joanabhadra ).Dari keterangan ini dapat dipastikan bahwa kerajaan Ho-Ling bercorak Budha dan menjadi kerajaan Budha tertua di Indonesia. Ratu Sima menjalankan hukum dengan keras dan tidak pandang bulu, siapa yang mencuri dipotong tangannya, termasuk terhadap putra mahkotanya ketika kakinya menyentuh pundi-pundi emas yang diletakkan di pinggir jalan, maka ia mendapat hukuman potong kaki. Agama Budha yang berkembang adalah Budha Hinayana. Apa dampak positif diberlakukannya hukum dengan keras oleh ratu Sima pada kerajaan Ho-Ling ? Setujukah kamu bila hukum Ratu Sima diterapkan sekarang ?
4. KERAJAAN SRIWIJAYA ( 683 M )
Sriwijaya merupakan kerajaan maritim dan Budha terbesar di Indonesia. Dari beberapa prasasti yang ditemukan diperkirakan Sriwijaya berokasi disekitar kota Palembang ( tepi sungai Musi ) dan berdiri pada abad 7. Sumber sejarah Sriwijaya dapat diperoleh dari prasasti-prasasti yang banyak ditemukan di Sumatra dan Bangka.
Gambar prasasti Sriwijaya, Kota Kapur dan Kedukan Bukit. Prasasti Kedukan Bukit ( 683 ), mengisahkan perjalanan suci DapuntaHyangmenaklukkan beberapa daerah untuk memajukan Sriwijaya. Prasasti Talang Tuwo ( 684 ) , mengisahkan pembuatan Taman Sriksetra untuk kemakmuran semua makhluk. Prasasti Telaga Batu, isinya berupa kutukan kepada semua orang yang bertindak jahat dan tidak taat pada raja. Prasasti Kota Kapur ( 686 ), berisi usaha Sriwijaya menaklukkan pulau Jawa . Prasasti Karang Berahi ( 686 ), berisi kutukan setiap yang orang jahat. Prasasti Palas Pasemah, isinya tentang daerah Lampung diduduki Sriwijaya pada abad 7. Prasasti Ligor ( 775 ), isinya menceritakan pembangunan candi oleh Sriwijaya. Prasasti Nalanda ( 860 ), isinya Balaputradewa mendirikan asrama bagi biksu yang sedang belajar agama Budha di Benggala, India Selain prasasti, sumber sejarah Sriwijaya juga dapat diketahui dari berita Cina, India dan Arab. A. Sriwijaya Berkembang Menjadi Kerajaan Maritim yang besar. Sriwijaya mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Balaputradewa. Sriwijaya berhasil mengembangkan diri sebagai pusat perdagangan dan pusat pemerintahan. Satu demi satu daerah disekitarnya jatuh di bawah kekuasaan Sriwijaya. Dari semenanjung Melayu, selat Malaka, Sumatera Utara sampai selat Sunda. Dengan demikian Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan Nusantara dan Internasional, posisi ini sangat menguntungkan perekonomian Sriwijaya. Faktor yang mendukung Sriwijaya tampil sebagai kerajaan maritim yang besar dan kuat adalah : Letak Sriwijaya yang strategis dekat dengan selat Malaka yang dilalui jalur perdagangan dan pelayaran Internasioanl. Memiliki armada laut yang kuat, mampu mengamankan jalur perdagangan dari para perampok atau bajak laut. Sriwijaya menjadi pelabuhan transit yang ramai, disinggahi pedagang-pedagang asing sehingga pajak atau cukai sangat banyak. Runtuhnya kerajaan Funan ( Indocina ) yang sebelumnya menjadi pusat perdagangan. Majunya jalur perdagangan Internasioal dari Cina ke India. Sriwijaya kaya komoditas perdagangan seperti emas, rempah-rempah dan beras.
B. Sriwijaya Menjadi Pusat Perkembangan Agama Budha Asia Tenggara. Selain maju di bidang perdagangan dan politik, Sriwijaya juga tampil sebagai pusat perkembangan agama Budha di Asia Tenggara. Bukti bahwa Sriwijaya menjadi pusat agama Budha adalah sebagai berikut : Dari catatan I-Tsing ( seorang pendeta Budha Cina ) diketahui Sriwijaya menjadi pusat ilmu dan agama Budha, jumlah pendeta ada 1000 orang. Sriwijaya membangun vihara untuk para Bhiksu yang sedang menuntut ilmu. Sriwijaya memiliki pendeta-pendeta Budha terkenal seperti Sakyakirti dan Darmapala. Dibangun candi muara Takus dan patung sang Budha di Bukit Siguntang. Didirikan perguruan tinggi agama Budha .
C. Runtuhnya kerajaan Sriwijaya Pada abad 10 kerajaan Sriwijaya mengalami kemnduran. Ada beberapa faktor yang mempercepat runtuhnya Sriwijaya : a. Serangan kerajaan Colamandala ( India ) tahun 1068 , raja Sriwijaya, Sri Sanggramawidjaja Tunggadewa ditawan musuh. b. Lemahnya armada laut Sriwjaya sehingga tidakmampu mengontrol keamanan dibidang politik dan perdagangan. c. Daerah bawahan Sriwijaya mulai melepaskan diri dari Sriwijaya d. Merosotnya perdagangan karena tidak ada jaminan keamanan. e. Berdirinya kerajaan Majapahit pada abad 13 .
5. KERAJAAN KANJURUHAN ( ABAD 8 M )
Kerajaan ini terletak di Malang, Jawa Timur, agama yang berkembang adalah Hindu Syiwa. Raja-raja yang memerintah adalah: Dewa Singha adalah pendiri dan raja pertama Kanjuruhan. Liswa yang bergelar Gajayana adalah raja terbesar yang berhasil membawa Kanjuruhan ke zaman keemasan. Bangunan bangunan peninggalan kerajaan Kanjuruhan adalah : Patung Resi Agastya, Agastya adalah pendeta Brahmana dari India Selatan yang terkenal kesaktiannya, peresmian patung ini dengan upacara kebesaran yang dipimpin para Brahmana. Candi Badut sebagai tempat suci pemujaan Dewa. Arca dan Lingga. Raja Gajayana memerintah dengan adil dan bijakana sehingga kerajaan Kanjuruhan hidup dalam kedamaian dan ketentraman. Kerajaan Kanjuruhan mulai surut setelah mendapat serangan dari kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah.
6. .KERAJAAN MATARAM KUNO ( 732 929 M )
Berdasarkan prasasti Canggal pada tahun 732 M di Jawa Tenggah terdapat kerajaan Hindu yang berpusat di lembah sungai Progo. Kerajaan Mataram kuno pernah diperintah oleh dua dinasti / wangsa yang berbeda agama.
A. Pemerintahan Dinasti Sanjaya Pertama Kerajaan Mataram kuno didirikan oleh raja Sanna yang bijaksana, setelah Sanna meninggal Mataram diperintah oleh raja Sanjaya. Berdasarkan prasasti Mantyasih, Sanjaya dipakai sebagai pangkal silsilah, ia bergelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Raja Sanjaya meneruskan cara pemerintahan yang telah dirintis oleh raja Sanna. Ia berhasil menciptakan kemakmuran dan ketentraman rakyatnya, agama yang berkembang adlah Hindu Syiwa. Raja-raja Hindu keluarga Sanjaya banyak membangun candi-candi Hindu didataran tinggi Dieng, daerah ini sering disebut Kota Para Paderi Disekeliling candi didirikan rumah kediaman para Brahmana, penginapan para musafir, raja dan para bangsawan. Setelah raja Sanjaya meninggal, Mataram diperintah oleh Rakai Panangkaran.
B. Pemerintahan Dinasti Syailendra Pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran di daerah Bagelan dan Yogyakarta Timbul kerajaan baru yang berkembang pesat dibawah dinasti Syailendra. Kerajaan ini pada mulanya merupakan taklukan kerajaan Mataram. Pada tahun 778 M Syailendra berhasil menaklukkan Mataram dan sejak saat itulah Mataram Jawa Tengah diperintah oleh dinasti Syailendra yang beragama Budha. Dinasti Syailendra berkuasa kira-kira satu abad di Mataram. Raja-raja dari dinasti Syailendra diantaranya adalah : Bhanu, Sri Dharmatungga ( Wisnu ), Sri Sanggramadananjaya ( Indra ), Samaratungga dan Balaputra Dewa. Silsilah keluarga Syailendra terdapat piagam Manjusri. Kerajaan Mataram pada masa dinasti Syailendra mencapai puncak kejayaan ketika diperintah raja Samaratungga. Pada masa dinasti Syailendra dibangun candi-candi yang bercorak Budha seperti, candi sewu, Kalasan, Sari, Borobudur, Pawon, Mendut, Ngawen. Setelah beberapa lama Mataram dibawah pengaruh Syailendra, dinasti Sanjaya yang pernah tersingkir bangkit kembali. Rakai Pikatan ( Sanjaya ) menikah dengan Pramodawardhani ( Syailendra ). Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Rakai Pikatan untuk merebut tahta kerajaan dari dinasti Syailendra. Adik pramudawardani : Balaputradewa tidak setuju akhirnya terjadi perang Balaputradewa malawan Pikatan . Balaputradewa terdesak melarikan diri ke Sriwijaya ( kakeknya ) . dari Sriwijaya , Balaputradewa akan menghancurkan kerajaan Mataram Hindu di Jawa . Untuk menghindari serangan dari Sriwijaya , Mpu Sendok memindahkan kerajaan Mataram Hindu ke Jawa Timur dan mendirikan dinasty baru yaitu ISANA . Tahun 929 , Mpu Sendok memindahkan Mataram Hindu ke Jawa Timur alasannya : Jawa Timur lebih subur dan strategis Politik di Jawa Tengah sedang kacau
7. KERAJAAN MEDANG ( 929 1049 )
Kerajaan ini terletak di Jawa Timur , merupakan kelanjutan dari kerajaan Mataram Kuno . Sumber sejarah : Prasasti Kalkuta / Surabaya berisi silsilah raja-raja dinasti Isana . Raja-raja yang pernah memerintah : Pu Sendok ( 929 947 ) merupakan pendiri dinasti Isana . Darmawangsa, tahun 991 1017 ( raja terbesar ) . Pernah menyerang Kerajaan Sriwijya untuk mengalihkan perdagangan. Untuk memperluas wilayah ia mengadakan politik bersahabat dengan Bali. Darmawangsa gugur sekeluarga diserang kerajaan Wurawari ( sekutu Sriwijaya ) pada waktu mengadakan pernikahan putrinya dengan Erlangga, peristiwa ini disebut pralaya Medang . Erlangga 1019 1049 Erlangga berhasil menyelamatkan diri bersama pengawalnya Narotama pada waktu Medang diserang kerajaan Wurawari. Pada masa pemerintahannya Erlangga berhasil menyatukan kembali kerajaan kerajaan yang terpisah. Usaha Erlangga untuk meningkatkan kesejahteraan : Membangun waduk Waringin Sapta ( Sungai Brantas ) untuk mencegah banjir. Membuat jalan-jalan Membangun pelabuhan Hujung Galuh / Tuban . Hasil karya sastra : kitab Arjunawiwaha ditulis oleh Pu Kanwa menceritakan tentang keberhasilan Erlangga . Erlangga Juga menulis piagam Surabaya / prasasti Kalkuta yang berisi silsilah raja2 dinasti Isana . Erlangga wafat tahun 1049 dimakamkan di Candi Belahan dilereng Gunung Pananggungan Jawa Timur.
8. KERAJAAN KEDIRI ( 1050 1222)
Sepeninggal Erlangga kerajaan dibagi dua yaitu Jenggala dan Panjalu . Kerajaan Panjalu / Kediri beribukoya di Daha sedangkan Jenggala berlokasi di Kahuripan Kerajaan Medang dibagi dua oleh Pu Barada, Maksud Erlangga membagi dua kerajaan adalah untuk mencegah perang saudara . Namun upaya ini gagal, nyatanya terjadi perang saudara antara Panjalu dan Jenggala . Perang saudara ini dilukiskan dalam kitab Baratayuda yang ditulis oleh Pu Sedah dan pu Panuluh . Raja raja yang pernah memerintah Kediri: Samarawijaya ( 1050 1114 ) Tidak banyak meninggalkan bukti tertulis , kemungkinan ia yang mengalahkan Mapanji Garasakan dari jenggala . Bameswara ( 1115 1130 ) Tidak banyak meninggalkan bukti tertulis . Jayabaya ( 1130 1160 ) Dibawah pemerintahan Jayabaya , Kediri mengalami kejayaan . Ia seorang ahli ramal / nujum , kumpulan ramalannya ditulis dalam kitab Jangka Jayabaya Kertajaya ( 1200 1222 ) Kertajaya adalah raja terakhir Kediri , Ia gugur di Ganter tahun 1222 , karena terjadi pemberontakan golongan Brahmana yang dibantu Ken Arok .
9. KERAJAAN SINGASARI ( 1222 1292 )
Letak kerajaan Singasari di daerah Malang, Jawa Timur. Semula berawal dari kekuasaan seorang akuwu / bupati Tumapel. Perkembangan selanjutnya Singasari menjadi kerajaan besar. Sumber sejarah : Kitab Pararaton yang berisi tentang raja-raja yang memerintah Singasari. Raja-raja yang pernah memerintah Singasari adalah :
Silsilah Ken Arok ( 1222 1227 ), merupakan pendiri dinasti Girindrawangsa dengan gelar Ranggah Rajasa sang Amurwabumi. Anusapati ( 1227 1248 ), dimakamkan di candi Kidal Tohjaya , masa pemerintahannya tidak lama karena dibunuh oleh Ranggawuni anak Anusopati. Ranggawuni (1249 1267 ) , bergelar Wisnuwardana dibantu Mahesa Cempaka bergelar Narasinga Murti. Kertanegara ( 1268 -1292 ), raja terbesar yang ingin menyatukan nusantara. Ekspedisi Pamalayu, mengirim pasukan ke Sumatera untuk menaklukan kerajaan Melayu, Sriwijaya. Tahun 1289 Meng-Ki utusan dari Cina ( Kubilai- Khan ) dilukai dipotong hidungnya Tahun 1292, Kertanegara gugur. Tahun 1293 tentara Cina ( 20.000 ) datang untuk membalas dendam pada raja Kertanegara namun raja sudah meninggal ( hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang ). Runtuhnya Singasari karena diserang oleh Jayakatwang ( Kediri ) tahun 1292 . R Wijaya melarikan diri, ditolong oleh lurah desa Kudadu dan disarankan untuk pergi ke Madura minta bantuan Bupati Madura Aryawiraraja. Disarankan agar Raden Wijaya menyerah pada Jayakatwang . Raja Jayakatwang menerima Raden Wijaya dan diberi tanah Hutan Tarik , dimana ditanah ini nanti Raden Wijaya mendirikan kerajaan Majapahit .
10. KERAJAAN MAJAPAHIT ( 1215 1400 )
Kerajaan Majapahit semula sebidang tanah bernama Hutan Tarik yang diberikan Jayakatwang kepada R. Wijaya. Secara diam-diam R. Wijaya membangun kerajaan bernama Majapahit.
Sumber sejarah :
Prasasti Butak, berisi peristiwa runtuhnya Singasari dan perjuangan R. Wijaya mendirikan Majapahit. Kitab Pararaton, menceritakan tentang raja-raja Singasari dan Majapahit. Kitab Negarakertagama, berisi kisah perjalanan Hayam Wuruk keliling Jawa Timur.
Raja-raja Majapahit adalah : Raden Wijaya ( 1215 1309 ) bergelar Kertarajasa Jayawardana. Pendiri kerajaan Majapahit pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan,yaitu: * Ranggalawe, tahun 1295 * Sora, tahun 1311 * Juru Demung, tahun 1313 Pemberontakan terjadi karena mereka tidak puas dengan jabatan yang diberikan .Tahun 1309 R. Wijaya meninggal di candikan di candi Antapura.
Jayanegara ( 1309 1328 ) Kala Gemet bergelar Jayanegara . Pada masa pemerintahan terjadi pemberontakan yakni: * Kuti , tahun 1319 * Nambi , tahun 1316 * Semi , tahun 1318 Pemberontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan Kuti yang berhasil menguasai ibu kota kerajaan. Namun pemberontakan-pemberontakan dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Tri Bhuwanatunggadewi ( 1328 1350 ) Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan Sadeng ( 1331 ). Pemberontakan Sadeng dapat dipadamkan oleh Gajah Mada, kemudian Gajah Mada diangkat Mangkubumi / perdana menteri di Majapahit. Pada upacara pelantikan, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang artinyaGajah Mada tidak akan bersenang-senang sebelum menyatukan Nusantara.
Gajah Mada Hayam Wuruk ( 1350 1389 ) Hayam Wuruk bergelar Rajasanegara. Pada masa pemerintahannya terjadi perang Bubat tahun 1357 ,karena kesalahpahaman antara Gajah Mada dengan Sri Baduga raja Pajajaran. Gajah Mada meninggal tahun 1364, sejak itu Majapahit mengalami kemerosotan. Wikramawardana Setelah Hayam Wuruk wafat tahun 1389,digantikan putrinya Kusuma Wardani yang menikah dengan Wikrama Wardana. Tahun 1400 Kusuma Wardani wafat, Wikrama Wardana kemudian menjadi Biksu. Sebagai raja pengganti adalah Suhita. Namun Wirabumi anak dari selir Hayam Wuruk menginginkan tahta, akhirnya terjadi perang saudara untuk memperebutkan tahta. Perang ini sering disebut perang Paregreg / perang Saudara. Perang ini sering dikisahkan perang antara Damarwulan melawan Minakjinggo. Wirabumi dapat dikalahkan sehingga Majapahit dapat stabil kembali ,Raja Majapahit terakhir adalah Brawijaya V,setelah itu kerajaan hancur diserang oleh Raden Patah dari Demak. Sebab keruntuhan kerajaan Majapahit : 1. Wafatnya tokoh besar Gajah Mada dan Hayam Wuruk 2. Adanya perang Paregreg tahun 1401 1406 3. Serangan dari armada Cina yang dipimpin Laksamana Cheng-Ho 4. Daerah vasal Majapahit melepaskan diri 5. Masuknya agama Islam ke Nusantara SASTRA 1. Kitab Pararaton berisi tentang raja-raja Singasari dan Majapahit. 2. Kitab Negarakertagama ditulis oleh Mpu Prapanca berisi perjalanan Hayam Wuruk keliling Jawa Timur. 3. Kitab Sutasoma ditulis Mpu Tantular berisi ajaran Syiwa Budha terdapat kalimat Bhinneka Tunggal Ika. Runtuhnya Kerajaan Majapahit dituliskan dalam kalimat candrasengkala sirno ilang kertaning bumi yang berarti Tahun 1400 Saka atau tahun 1478 M.
PENINGGALAN SEJARAH BERCORAK HINDU-BUDHA 1. Prasasti Peninggalan kerajaan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia yang masih ada adalah prasasti-prasasti yang memuat tentang informasi kerajaan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Contoh : * Prasasti Yupa ( Kalimantan Timur ) * Prasasti Ciaruteun ( Bogor ) * Prasasti Mantyasih ( Jawa Tengah ) * Prasasti Canggal ( Jawa Tengah ) 2. Candi Menurut fungsinya dari daerah asalnya India candi merupakan bangunan suci tempat upacara , tetapi di Indonesia ada yang difungsikan untuk makam raja-raja. Candi yang bercorak Hindu : Candi Prambanan Kelompok Candi Dieng Candi Gedong Songo Candi Sambisari Candi Gunung Wukir Candi bercorak Budha : Candi Borobudur Candi Mendut Candi Pawon Candi Sewu Candi Plaosan
3 . Sastra Hasil karya sastra pada zaman kerajaan Kediri Kitab Bharatayuda dikarang oleh Mpu Sedah dan Empu Panuluh tahun 1157. Kitab Arjunawiwaha dikarang oleh Mpu Kanwa , berisi perkawinan raja Erlangga. Kitab Smaradhahana dikarang oleh Mpu Dharmaja . Hasil karya sastra pada zaman kerajaan Majapahit : kitab Negarakertagama ( 1365 ) dikarang oleh Mpu Prapanca . Kitab Sutasoma dikarang oleh Mpu tantular . Kitab Pararaton tanpa nama pengarang , berisi cerita tentang kerajaan Singasari dan Majapahit. Kitab Sundayana berisi tentang Perang bubat. Kitab Ranggalawe berisi tentang pemberontakan Ranggalawe. Kitab Usana Jawa berisi tentang penaklukan pulau Bali oleh Gajah Mada