Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
Tuberkulosis masih merupakan penyakit paling mematikan di dunia.
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa setiap tahun terdapat
> 8 juta kasus baru tuberkulosa dan lebih kurang juta orang meninggal
akibat penyakit ini.
!
Walaupun mani"estasi tuberkulosis biasanya terbatas pada paru# penyakit ini
dapat mengenai organ apapun# seperti tulang# traktus genitourinarius dan sistem
sara" pusat. Hal ini dapat terlihat pada angka kejadian tuberkulosa tulang dan
sendi merupakan $% dari seluruh kasus tuberkulosa ekstrapulmonal dan paling
sering melibatkan tulang belakang# yaitu sekitar $&% dari seluruh kasus
tuberkulosa tulang. 'eterlibatan spinal biasanya merupakan akibat dari
penyebaran hematogen dari lesi pulmonal ataupun dari in"eksi pada sistem
genitourinarius.
!#(
)er*i+al )ott pertama kali menguraikan tentang tuberkulosa pada kolumna
spinalis pada tahun !,,-. .estruksi pada diskus dan korpus +ertebra yang
berdekatan# kolapsnya elemen spinal dan ki"osis berat dan progresi" kemudian
dikenal sebagai )ott/s disease. Hal ini juga serupa dengan tuberkulosa spinal
yang telah teridenti"ikasi pada mumi di 0esir dengan lesi skeletal tipikal dan
analisis .12.
(#
3pondilitis tuberkulosa memiliki distribusi di seluruh dunia dengan pre+alensi
yang lebih besar pada negara berkembang. Tulang belakang adalah tempat
keterlibatan tulang yang paling sering# yaitu $4!$% dari seluruh pasien dengan
tuberkulosis.
(
3pondilitis tuberkulosa merupakan penyakit yang dianggap paling berbahaya
karena keterlibatan medula spinalis dapat menyebabkan gangguan neurologis.
.aerah lumbal dan torakal merupakan daerah yang paling sering terlibat#
sedangkan insidensi keterlibatan daerah ser+ikal adalah (4%.
(##5
1
.e"isit neurologis pada spondilitis tuberkulosa terjadi akibat pembentukan
abses dingin# jaringan granulasi# jaringan nekrotik dan se6uestra dari tulang atau
jaringan diskus inter+ertebralis# dan kadang 4 kadang trombosis +askular dari
arteri spinalis. .iagnosis biasanya tidak di*urigai pada pasien tanpa bukti
tuberkulosa ekstraspinal.
(#5
2
727 888
'9380):;21
3pondilitis T7 berpotensi menyebabkan morbiditas serius yaitu kelumpuhan
dan de"ormitas tulang belakang yang hebat. .iagnosis dini spondilitis T7 masih
terbatas. 'eterlambatan diagnosis masih sering ditemukan dan mampu
menyebabkan perburukan kualitas hidup penderita.0<8 sampai saat ini
merupakan sarana pembantu penegakan diagnosis yang paling baik sekaligus
menyingkirkan diagnosis banding lainnya. 1amun# jika "asilitas tidak memadai#
=T s*an# sinar4># dan pen*itraan lainnya dapat membantu.
7aku emas untuk diagnosis pasti tetap menggunakan pemeriksaan histologis
dan mikrobiologis dari spesimen biopsi lesi T7. 1amun pemeriksaan terbaru
seperti )=< dapat membantu# tentunya harus dikorelasikan dengan klinis dan
pemeriksaan lainnya.
'emoterapi O2T adalah pilihan pengobatan awal yang terbaik# terbukti
paling e"ekti" hingga saat ini. Terapi pembedahan relati" ditinggalkan sebagai
pilihan pengobatan yang utama. )embedahan dilakukan hanya dengan indikasi4
indikasi tertentu. 1amun karena diagnosis dini spondilitis T7 yang sulit# maka
pembedahan tetap masih merupakan penatalaksanaan yang umum. ?ariasi teknik
pembedahan sangat banyak dan belum ada teknik yang baku yang dianggap paling
e"ekti" mengoreksi de"isit neurologis dan de"ormitas.

3
.2@T2< ):3T2'2
!. Alobal tuber*ulosis *ontrol B epidemiology# strategy# "inan*ing B WHO
report (&&-. 2+ailable "rom B www. who.int Ctb Cpubli*ationsC.
..reportC(&&-CenCi ndeD.html
(. =ormi*an ;# Hammal <# 0essenger E# 0ilburn HE. =urrent di""i*ulties in the
diagnosis and management o" spinal tuber*ulosis. )ostgrad 0ed E (&&FG 8(B
5F4$!.
. Huwanda# Eanitra <. .iagnosis dan penatalaksanaan spondilitis tuberkulosis.
=.' (&!G 5&(-)B FF!4F,.
5. )edoman )enatalaksanaan spondilitis Tuberkulosa. .epartemen 1eurologi
@' :3: 0edan. (&&8.
$. Osborn 2A# 7lasser 38# 3alzman ';# 'atzman A;# )ro+enzale E# =astillo 0#
et all. Osborn .iagnosti* 8maging. =anada B 2mirsysC9lse+ier. !st ed. (&&5
F. 0*'inley W. 3pinal =ord 8njuryB 1eurologi*al eDamination# =lassi"i*ation
and )rognosis. Tersedia padaB :<;Bhttp BCC www.pmr. +*u.eduC
presentationsCppsC2382Ipres.pps.
,. )olley )# .unn <. 1on*ontiguous spinal tuber*ulosisB in*iden*e and
management. 9ur 3pine E ((&&-) !8B!&-FJ!!&!.
8. 3nell# <i*hard 3. 2natomi 'linik :ntuk 0ahasiswa 'edokteran. 9A=G
Eakarta. (&!&
-. Oguz 9# 3ehirlioglu 2# 2ltinmakas 0#et al. 2 new *lassi"i*ation and guide "or
surgi*al treatment o" spinal tuber*ulosis. 8nternational Orthopaedi*s. (&&8 G
( B !(,4!.
!&. 0 7rust# Eohn =. =urrent .iagnosis and Treatment 1eurology. 9disi kedua.
;ange. (&!(Gh.(-F4(-,
!!. 1ataprawira H0# <ahim 2H# .ewi 00# 8smail K. =omparation 7etween
Operati+e and =onser+ati+e Therapy in 3pondylitiis Tuber*ulosis in Hasan
3adikin Hospital 7andung. 0aj 'edokt8ndon. ?o.F&.1o., (Eul (&!&).
4
!(. 0oesbar 1. 8n"eksi tuberkulosis pada tulang belakang. 0ajalah 'edokteran
1usantara. 3ept (&&F.?ol.-. 1o.
5

Anda mungkin juga menyukai