Anda di halaman 1dari 5

Contoh kasus dalam Undang Undang No 1 Tahun 1970

Pasal 2
Keselamatan kerja di pabrik kimia yang berdampak kepada keselamatan kerja misalnya Debu
yang menyebabkan pnemokoniosis, di antaranya: silikosis, bisinosis, asbestosis dan lain-lain.
Uap yang di antaranya menyebabkan mental fume fever dermawatis, atau keracunan.
Gas, misalnya, keracunan oleh CO, H2S dan lain-lain.
Larutan yang dapat menyebabkan dermatitis.
Awan atau kabut, misalnya racun serangga (insecticides), racun jamur dan lain-lain yang dapat
menimbulkan keracunan.
Dalam hal ini pemerintah memberi perlindungan kepada para pekerja yang terdapat pada pasal 2
uu no 1 tahun 1970. Pemilik pabrik harus bertanggung jawab terhadap keselamatan kerja para
pekerja di pabrik tersebut.

Pasal 3
Untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja para pekerja di proyek pembangunan harus
dilakukan upaya-upaya keselamatan kerja oleh penanggung jawab proyek, misalnya :
Menjamin bahwa seluruh aktifitas pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan aspek keselamatan
kerja ( health and work safety aspect s).
- Menjamin bahwa seluruh aktifitas pekerjaan yang dilakukan dgn peralatan dan tenaga manusia
dilakukan oleh orang yang punya kewenangan melakukan dan menggunakan alat dan peralatan
sesuai dengan keahliannya masing-masing.
- Menjamin agar keselamatan kerja dilakukan secara konsisten dan sesuai dengan peraturan serta
prosedur kerja yang telah dibuat dalam proyek.
- Menjamin Produktifitas kerja tidak terganggu dan aman bekerja secara kontinu. Menuju
Kondisi Nol
Kecelakaan (Zero Accident ) .
Bagi Setiap person yang memasuki Lingkungan Kerja menggunakan helm, sepatu proyek, dan
tanda pengenal, masker, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 4
Keselamatan kerja dalam pemeliharaan dan penyimpanan bahan kimia di pabrik kimia, yaitu
dengan cara sebagai berikut :
Bahan beracun : - ruangan dingin dan berventilasi
- jauh dari bahaya kebakaran
- dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi
- kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang
dipergunakan
- disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan
Bahan korosif :
- ruangan dingin dan berventilasi
- wadah tertutup dan beretiket
- dipisahkan dari zat-zat beracun.
Bahan mudak meledak :
- ruangan dingin dan berventilasi
- jauhkan dari panas dan api
- hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis dll.

Pasal 5
Contoh kasus di perusahaan pertambangan, dalam memelihara keselamatan kerja para tenaga
kerja, pihak direktur sebagai pengawas dan pegawai pengawas bertugas mengawasi keselamatan
para tenaga kerja.

Pasal 6
Seorang pekerja yang terkena PHK mengajukan permohonan banding kepada panitia banding
karena merasa tidak puas dengan keputusan perusahaannya.

Pasal 7


Untuk kegiatan pembangunan baru, rehabilitasi/ renovasi

dan pelestarian/ pemugaran wajib membayar retribusi pembinaan penyelenggaraan
bangunan gedung (RPP)



Pasal 8
Calon tenaga kerja wajib di periksa kesehatannya oleh pengurus pada Dokter secara
berkala.

Pasal 9
Pengurus Pabrik kimia menjelaskan apa dampak yang akan ditimbulkan dari
pekerjaan tersebut, misal bau bahan kimia yang menyengat dan dapat menimbulkan
kebakaran / ledakan.

Pasal 10
Perusahaan yang mempekerjakan kurang dari 100 orang, akan tetapi menggunakan
bahan, proses dan instalasi yang mempunyai resiko yang besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif wajib membentuk
panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja (p2k3) guna untuk mencegahan
terjadinya kecelakaan dan timbulnya penyakit akibat kerja di tempat kerja.

Pasal 11
Lima pekerja tewas dan sembilan lainnya luka parah tertimpa tembok bangunan
pabrik kayu lapis yang sedang dibangun di Dukuh Sawur, desa Genengsari,
Kecamatan Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (11/9). Empat korban tewas
di tempat kejadian sementara satu lainnya meninggal di RS PKU Muhammadidyah
Karanganyar. Hal ini kontraktor wajib melapor kecelakaan kerja kepada pejabat
yang ditetapkan oleh Mentri Tenaga Kerja.

Pasal 12
sebuah tambang batu bara di Kalimantan Selatan pada tahun 2007. Kecelakaan kerja
yang mengakibatkan kematian merupakan suatu kecelakaan yang sangat serius di
industri pertambangan. Kasusnya adalah seorang juru ledak meninggal dunia akibat
terkena batuan oleh suatu peledakan dari hasil peledakan yang dikelolanya.
Sebuah makalah yang dibuat oleh peneliti dari US Mine Safety and Health
Administration pada tahun 2001 menunjukkan bahwa terdapat empat kategori utama
kecelakaan kerja yang berhubungan dengan peledakan, yaitu (1) keselematan dan
keamanan lokasi peledakan; (2) batu terbang atau flyrock, (3) peledakan premature
(premature blasting) dan (4) misfre (peledakan mangkir)

Pasal 13
Menggunakan helm, sepatu proyek, masker, dll saat bekerja dibidang konstruksi.

Pasal 14
Menyediakan alat perlindungan diri pada tenaga kerja yang dipimpinnya. Misal :
Dalam lingkup kerja pembangunan menara/tower telekomunikasi berikut jenis dan
spesifikasi APD yang disyaratkan :
1. Pelindung Kepala ( helm )
2. Pelindung mata ( kaca mata )
3. Pelindung tangan (sarung tangan )
4. Full Body Harness beserta aksesorisnya
5. Pelindung Kaki ( sepatu )
Pasal 15
Menyimpan, menjual atau memperdagangkan barang-barang apapun dalam
perusahaan tanpa ijin pimpinan perusahaan. Kasus tersebut akan dikenakan tindak
pidana sesuai dengan UU yang berlaku.
Pasal 16
Misal pada sebuah pabrik industri makanan, pabrik tersebut sudah dibangun pada
waktu undang-undang ini berlaku, maka untuk mengikuti ketentuan-ketentuan
undang-undang ini, pabrik tersebut mengusahakan melakukan semua kegiatan
industrinya sesuai dengan undang-undang ini.


Pasal 17
Sebuah perusahaan yang sudah berjalan atau mulai berlaku sebelum perundangan ini
berlaku, tetap diperbolehkan menggunakan undang-undang lama yang sudah berlaku
sejak perusahaan itu berjalan asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang ini.

Pasal 18
Setiap perusahaan, proyek pembangunan dan lain-lain yang berkaitan dengan
keselamatan kerja harus mengikuti ketentuan undang-undang ini.

Anda mungkin juga menyukai