Anda di halaman 1dari 25

Proposal Penelitian Pendidikan Page 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan dan berkehidupan atau bersosialisasi, manusia
membutuhkan keterampilan tangan untuk memenuhi standar minimal dan
kehidupan sehari-hari sebagai kecakapan hidup untuk memenuhi keperluan dalam
hidupnya. Keterampilan harus menghasilkan karya yang menyenangkan bagi
dirinya maupun orang lain serta mempunyai nilai kemanfaatan yang
sesungguhnya, untuk itu pelatihan berkarya dengan menyenangkan harus dimulai
dengan memahami estetika (keindahan) sebagai dasar penciptaan karya
selanjutnya. Dalam rangkaian menemukan karya yang bermanfaat dilatihkan
mencipta, memproduksi, dan memelihara yang ada kemudian memperoleh nilai
kebaruan (novelty) sehingga bermanfaat untuk kehidupan selanujutnya.
Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dapat digolongkan ke dalam
pengetahuan - transcience-knowledge, yaitu mengembangkan pengetahuan dan
melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni dan teknologi berbasis
ekonomis. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan ekspresi-kreatif
untuk menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan orang lain, dan
dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan tersebut bermuara
apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis dan aplikatif dalam memanfaatkan
lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampak ekosistem, manajemen dan
ekonomis.
Sesuai dengan diskripsi diatas dapat menjadi dasar dalam mengembangkan
pembelajaran dengan baik. Desain grafis merupakan materi utama dalam mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMA Islam Al Azhar BSD untuk
semester kedua yang dititik beratkan menggunakan software pengolah grafis
Corel Draw X5. Materi yang dibahas merupakan ruang lingkup dari mendesain
produk grafis baik berupa Poster, Banner, Baliho, kartu undangan, company
profile, dan media cetak maupun elektronik lainnya.
Akan tetapi ada masalah yang sangat mendasar yang mempengaruhi proses
pembelajaran dalam kelas yakni kebebasan siswa mengakses komputer ketika
belajar, yakni proses pembelajaran yang awalanya diharapkan dapat kondusif
demi ketercapaian Kompetensi Dasar ternyata hal tersebut begitu sulit untuk
diwujudkan karena ada beberapa factor yang tidak mendukung, diantaranya
tingkat konsentrasi siswa dalam belajar di dalam kelas yang kurang dikarenakan
mereka tidak mengikuti perintah dari guru utnuk menjalankan suatu software
tertentu tetapi malah main game dan membuka media social, hal ini tentu menjadi

Proposal Penelitian Pendidikan Page 2

permasalahan serius terkait dengan hasil pembelajaran setiap materi yang
diadakan pada laboratorium komputer. Sehingga kemampuan siswa dalam
menyerap materi menjadi berkurang, terlihat ketika diadakan ujian praktik dengan
hasil dibawah kkm, diukur dari target minimal (rubric penilaian) setiap satu KD.

Dari penjabaran permasalahan di atas, peneliti berkeinginan untuk
melakukan penelitian pada proses belajar mengajar yang terjadi di SMA Islam Al-
Azhar BSD untuk mengidentifikasi masalah secara mendalam dan menemukan
solusi yang tepat. Penelitian ini mengambil judul Meningkatkan Kemampuan
dan Kreatifitas Siswa dalam Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dengan
Metode Tutor Sebaya pada Kelas X SMA Islam Al Azhar BSD.



B. Batasan Masalah

Penelitian ini difokuskan pada penggunaan metode tutor sebaya dapat
meningkatkan konsentrasi, kemampuan, dan kreativitas siswa kelas X SMA
Islam Al-Azhar BSD dalam belajar menghasilkan produk grafis menggunakan
Corel Draw X5.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini dapat
dirumuskan yaitu :

Apakah penggunaan metode Tutor Sebaya dapat meningkatkan kemampuan
dan kreativitas siswa dalam Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada
kelas X SMA Islam Al Azhar BSD ?

Variabel bebas : Penggunaan Tutor Sebaya.
Variabel terikat : Meningkatkan Kemampuan dan Kreatifitas Siswa dalam
Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.







Proposal Penelitian Pendidikan Page 3

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk meningkatkan kemampuan dan kreatifitas siswa dalam mata
pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.
Untuk mencari model pembelajaran yang efektif demi meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.
Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan dan kesungguhan siswa
dalam menghasilkan produk grafis yang menarik


E. Manfaat Penelitian

1) Manfaat Teoritis

Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang upaya meningkatkan
kemampuan dan kreatifitas siswa dalam mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan melalui metode tutor sebaya bagi siswa SMA Islam Al
Azhar BSD.
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan bahan acuan bagi
penelitian selanjutnya.


2) Manfaat Praktis

a) Manfaat bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas siswa dalam belajar
membuat produk grafis menggunakan Corel Draw X5 bagi siswa
kelas X SMA Islam Al Azhar BSD.
Memberikan pengetahuan kepada siswa bahwa menghasilkan produk
grafis dengan Corel Draw X5 tidak dianggap pelajaran yang sulit
dipahami.

b) Manfaat bagi Guru
Guru dapat mengetahui metode yang sesuai untuk pembelajaran mata
pelajaran tersebut
Melatih guru dalam memodifikasi sekaligus menerapkan berbagai
metode pembelajaran untuk mencapai Standar Kompetensi tertentu.

Proposal Penelitian Pendidikan Page 4


c) Manfaat bagi Sekolah
Memberikan pengetahuan umum tentang penerapan metode tutor sebaya
dalam meningkatkan kemampuan dan kreatifitas siswa dalam belajar di
Sekolah Menengah Atas sehingga dapat dijadikan pedoman guru lain.



































Proposal Penelitian Pendidikan Page 5

BAB II
Tinjauan Pustaka


1. Tinjauan Pustaka

Tutor Sebaya

a) Pengertian Tutor Sebaya
Ada beberapa teori dalam mendasari strategi pembelajaran dengan tutor
sebaya adalah sebagai berikut:

1. Zaini (dalam Suyitno, 2004:36) mengatakan bahwa metode belajar yang
paling baik adalah mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu,
pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran
akan sangat membantu siswa dalam mengerjakan materi kepada teman-
temannya.
2. Conny Semiawan (dalam Suherman dkk, 2003:276) mengemukakan
bahwa tutor sebaya adalah siswa yang pandai memberikan bantuan belajar
kepada siswa yang kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan
teman-teman di luar sekolah. Mengingat bahwa siswa merupakan elemen
pokok dalam pengajaran, yang pada akhirnya dapat mengubah tingkah
laku sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu, maka siswa harus
dijadikan sumber pertimbangan di dalam pemilihan sumber pengajaran.
3. Suryo dan Amin (1984:51) yang dimaksud dengan tutor sebaya adalah
seorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk dan ditugaskan untuk
membantu siswa-siswa tertentu yang mengalami kesulitan belajar.

b) Pengertian Bimbingan Tutor Sebaya
Sedangkan yang dimaksud bimbingan tutor sebaya adalah kegiatan bimbingan
yang dilaksanakan oleh siswa yang memiliki pemahaman dan keterampilan lebih
luas dibandingkan dengan teman-temannya yang lain dan telah diberi pengarahan
tentang keterampilan komunikasi dan konseling (tutor) dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan yaitu membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan
belajar (tutee) pada pelajaran TIK agar memperoleh hasil belajar yang lebih baik.
Greenwood dkk,(kalkowsky, 2004:6) mengemukakan bahwa Terdapatnya
keuntungan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan tutor sebaya, yaitu belajar
keterampilan akademis, mengembangkan prilaku social dan disiplin kelas, serta
meningkatkan hubungan antar tutor. Dalam penelitiannyapun Greenwood

Proposal Penelitian Pendidikan Page 6

menemukan adanya penigkatan .kepercayaan diri dan kemampuan pengendalian
diri. Semuanya bermanfaat bagi tutor dan tutee.

Dari penjelasan diatas, jelas bahwa pembelajaran bantuan tutor sebaya
memberikan keuntungan, baik bagi siswa tutor maupun siswa yang dibimbingnya
(tutee). Bagi tutor dengan membimbing atau mengajarkan suatu topik kepada
temannya, maka pengertian terhadap materi itu akan menjadi lebih mendalam dan
kesempatan untuk pengayaan dalam belajar. Sedangkan siswa yang dibimbing
akan lebih cepat mengerti karena bahasa siswa lebih mudah dimengerti oleh
temannya. Sejalan dengan itu Natawidjaya (dalam Zuchri, 1996:5) mengatakan
bahwa bantuan belajar oleh tutor sebaya pada umumnya memberi hasil yang
cukup baik, hubungan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain pada
umumnya terasa lebih dekat dibanding dengan guru. Murid yang menjadi tutor
hendaknya diperhatikan segi kemampuan dalam penguasaan materi dan
kemampuan membantu orang lain. Itu berarti bahwa tutor adalah murid yang
tergolong baik dalam prestasi belajarnya dan mempunyai hubungan social yang
baik dengan teman-temannya (Sawali Tuhusya :2007).
Metode ini dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang
memiliki daya serap yang tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi/latihan
kepada teman-temannya yang belum faham. Metode ini banyak sekali manfaatnya
baik dari sisi siswa yang berperan sebagai tutor maupun bagi siswa yang
diajarkan. Peran guru adalah mengawasi kelancaran pelaksanaan metode ini
dengan memberi pengarahan dan lain-lain.
Tutor Sebaya dikenal dengan pembelajaran teman Sebaya atau antar peserta
didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan
pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang
mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta
didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam kelompok kecil.
Tutor Sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu
memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan
kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik
yang bekerja bersama.
Tutor Sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari
pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan
diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka
belajar dengan Tutor Sebaya, peserta didik juga mengembangkan kemampuan
yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang
dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya
lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah

Proposal Penelitian Pendidikan Page 7

dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan
bahasa yang lebih akrab.

c) Manfaat Dari Tutor Sebaya
Dengan memperhatikan pengertian tutor sebaya, maka dapat disimpulkan
bahwa metode tutor sebaya ialah pemanfaatan siswa yang mempunyai
keistimewaan, kepandaian dan kecakapan di dalam kelas untuk membantu
memberi penjelasan, bimbingan dan arahan kepada siswa yang kepandaiannya
agak kurang atau lambat dalam menerima pelajaran yang usianya hampir sama
atau sekelas dalam pembelajaran.
Manfaat dari pelaksanaan pengajaran oleh teman sebaya bukan hanya
dirasakan oleh tutor saja, tetapi juga menjadi penambah semangat bagi siswa yang
dibimbingnya, ia akan lebih memahami konsep dari pada sebelum pengajaran
diberikan oleh tutornya. Hasil penelitian Hakim (dalam Zuchri, 1996:16)
menerangkan bahwa peran teman sebaya dapat menumbuhkan dan
membangkitkan persaingan prestasi belajar secara sehat, karena siswa yang
dijadikan pengajar atau tutor, eksistensinya diakui oleh teman sebaya.
Untuk menentukan siapa yang akan dijadikan tutor diperlukan pertimbangan-
pertimbangan sendiri, diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Memiliki kepandaian lebih unggul daripada siswa lain.
2) Memiliki kecakapan dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh
guru.
3) Mempunyai kesadaran untuk membantu teman lain.
4) Dapat diterima dan disenangi siswa yang mendapat program tutor sebaya,
sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya
kepadanya dan rajin.
5) Tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.
6) Mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk memberikan bimbingan
yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya.

d) Petugas Tutor Sebaya
Agar pelaksanaan pengajaran tutor sebaya dapat berlangsung secara efektif
dan berhasil, guru perlu memperhatikan pemilihan petugas tutor sebaya dan
pembentukan kelompok. Banyaknya petugas tutor sebaya ditentukan oleh ciri-ciri
yang telah disebutkan di atas dan disesuaikan dengan banyaknya siswa dalam
kelas tersebut dan banyaknya siswa dalam tiap-tiap kelompok yang akan
direncanakan. Karena jumlah siswa ada 32 orang direncanakan tiap kelompok 4
atau 5 orang, maka petugas tutor sebaya ada 6 orang. Keenam petugas itu dipilih
sebaik-baiknya sehingga dapat melaksanakan tugas dengan sebaik mungkin.

Proposal Penelitian Pendidikan Page 8

Mengenai berapa banyaknya anggota setiap kelompok tidak ada ketentuan
yang mutlak harus ditaati sebagai pedoman. Kelompok kecil sebaiknya dengan
anggota 4-5 orang, dengan dasar pemikiran bahwa makin banyak anggota
kelompoknya, keefektifan, keefektifan belajar tiap anggota berkurang. Sebaliknya
jika terlalu sedikit 2 atau 3 orang, kurang dapat membentuk iklim kelompok yang
baik. Kelompok-kelompok itu dapat dibentuk atas dasar minat dan latar belakang,
pengalaman atau prestasi belajar. Kehangatan atau iklim kelompok yang baik
dapat terbentuk berdasarkan adanya rasa persaudaraan antar anggota.

e) Kelebihan dan Kekurangan Tutor Sebaya
Menurut Suryo dan Amin (1982:51), beberapa kelebihan metode tutor sebaya
adalah sebagai berikut:
1) Adanya suasana hubungan yang lebih dekat dan akrab antara siswa yang
dibantu dengan siswa sebagai tutor yang membantu.
2) Bagi tutor sendiri, kegiatan remedial ini merupakan kesempatan untuk
pengayaan dalam belajar dan juga dapat menambah motivasi belajar.
3) Bersifat efisien, artinya bisa lebih banyak yang dibantu.
4) Dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kepercayaan diri.



Adapun kekurangan metode tutor sebaya adalah sebagai berikut:
1) Siswa yang dipilih sebagai tutor dan berprestasi baik belum tentu
mempunyai hubungan baik dengan siswa yang dibantu.
2) Siswa yang dipilih sebagai tutor belum tentu bisa menyampaikan materi
dengan baik.

Menurut Ekowati (2004) langkah-langkah pembelajaran kooperatif tutorial
teman sebaya adalah sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
2) Guru menyajikan materi pembelajaran.
3) Untuk mengetahui daya serap siswa, dibentuk kelompok berpasangan dua
orang.
4) Kemudian, seorang dari pasangan itu menceritakan kembali materi yan baru
diterima kepada pasangannya, pasangan yang mendengarkan membuat
catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.
5) Kemudian, siswa secara bergiliran dengan cara diacak menyampaikan hasil
wawancara dengan teman pasangannya.

Proposal Penelitian Pendidikan Page 9

6) Guru mengulangi lagi/menjelaskan kembal materi yang belum dipahami
siswa.
7) Setelah itu, dilakukan evaluasi untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.

Sebagaimana yang terkandung dalam Standar kompetesi dan Kompetensi
dasar mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan, bahwa untuk siswa kelas X
diberikan materi pelajaran Pembuatan Grafis berbasis Vektor berupa iklan indoor
dan outdoor, dengan rincian seperti dibawah ini

Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1. Menghayati keberhasilan wirausahawan diberbagai jenis produk di wilayah
setempat dan lainnya sebagai potensi yang diberikan Allah SWT.
2.1. Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali
informasi tentang keberagaman iklan dari hasil kewirausahaan di wilayah
setempat dan lainnya
2.2. Menghayati sikap perilaku jujur, percaya diri, bekerjasama, gotong royong,
bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif dalam
memahami kewirausahaan dalam membuat karya grafis (iklan) berbasis
vektor
3.1 Mengidentifikasi daya tarik pesan, penggunaan jenis huruf dan warna pada
produk berbasis vektor.
Indikator :
Menjelaskan konsep desain produk grafis berbasis vektor
Menjelaskan aneka karya iklan
Menganalisa jenis iklan yang menggunakan daya tarik pesan,
penggunaan jenis font dan warna
Menjelaskan teknik pembuatan produk grafis berupa iklan
4.1. Mendesain produk grafis berbasis vektor
Indikator :
Menjelaskan cara identifikasi daya tarik pesan, jenis font dan warna
Membuat desain iklan produk
Melaporkan secara lisan atau tulisan mengenai desain iklan.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa dapat menggali pengalaman
secara langsung mengenai pembuatan desain iklan serta menyusun kelengkapan
laporan. Sehingga siswa dapat :

Proposal Penelitian Pendidikan Page 10

Memahami pentingnya menjadi wirausaha
Mengembangkan desain iklan dengan menggunakan fasilitas Import
(memasukkan Gambar), Object Manager (Layer), Artistict Media (Brush),
Basic Shape Tool, Effect
Menganalisa penggunaan daya tarik pesa, jenis huruf dan warna.

Prakarya
Prakarya berasal dari istilah pra dan karya, pra mempunyai makna belum dan
karya adalah hasil kerja. prakarya didefinisikan sebagai hasil kerja yang belum
jadi, prakarya masih berupa proof of concept atau sebuah prototipe. Prakarya
belum mempunyai target pemasaran, oleh sebab itu belum ada penggunanya atau
konsumennya. Satu-satunya penggunanya mungkin si developer atau desainer itu
sendiri. Kualitas belum menjadi perhatian sebab yang penting bentuk dasarnya
saja. Harga sebuah prakarya ditentukan sangat subyektif sebab belum tahu potensi
pasarnya. Prakarya memiliki pengertian Ketrampilan, hastakarya, kerajinan
tangan, atau keterampilan tangan. bahan yang digunakan tersedia secara umum
dipasaran, sehingga kita tinggal merangkai ataupun pemanfaatan limbah dan
bahan bekas. Prakarya mempunyai peranan penting dalam pengembangan
kreatifitas dan mengembangkan menjadi sebuah inovasi baru.

Kewirausahaan
Kewirausahaan pertama dipopulerkan di Perancis sejak tahun 1990,
kewirausahaan diidentikan dengan entrepreneurship. Kewirausahaan dapat
didefinisikan proses kemanusiaan (human process) yang berkaitan dengan
kreativitas dan inovasi dalam memahami peluang, mengorganisasi sumber
sumber, mengelola sehingga peluang itu terwujud menjadi suatu usaha yang
mampu menghasilkan laba atau nilai untuk jangka waktu yang lama. Definisi lain
adalah suatu kemampuan (ability) dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif
yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat kiat dan
proses dalam menghadapi tantangan hidup (Soeparman Soemahamidjaja 1977:2)
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru
atau hubungan-hubungan baru antar unsur, data, variabel yang sudah ada
sebelumnya.
Ciri-ciri orang kreatif adalah :
Mandiri.
Terbuka terhadap yang baru.
Percaya diri.

Proposal Penelitian Pendidikan Page 11

Berani mengambil resiko.
Melihat sesuatu dengan tidak biasa.
Memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Dapat menerima perbedaan.
Objektif dalam berpikir dan bertindak.

Wirausahawan menurut Joseph Schumpeter (1934) adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-
kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk :
(1) memperkenalkan produk baru,
(2) memperkenalkan metode produksi baru,
(3) membuka pasar yang baru (new market),
(4) memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
(5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri


Wirausaha

Karakteristik yang khas dari wirausaha thetos enterprenerial menurut
Moeljanto Tjokrowinoto (1996) adalah:
a. Kejelian melihat peluang untuk memperoleh keuntungan.
b. Selalu mencari perubahan
c. Kemampuan untuk mendefinisikan resiko

1) Peter F Drucker
Kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to
create the new and different).

2) Menurut Arif F. Hadipranata, wirausaha adalah sosok pengambil risiko yang
diperlukan untuk mengatur dan mengelola bisnis serta menerima keuntungan
financial ataupun non uang.

3) Thomas W Zimmerer Kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan
keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan
peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.

4) Kathleen mengemukakan bahwa wirausaha adalah orang yang mengatur,
menjalankan, dan menanggung risiko bagi pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukannya dalam dunia usaha.

Proposal Penelitian Pendidikan Page 12

5) Andrew J Dubrin mengemukakan bahwa seseorang yang mendirikan dan
menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who
founds and operates an innovative business).

6) Robbin&Coulter
Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of
individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create
value and grow by fulfilling wants and need through innovation and
uniqueness, no matter what resources are currently controlled.
(Kewirausahaan adalah proses dimana seorang individu atau kelompok
individu menggunakan upaya terorganisir dan sarana untuk mencari peluang
untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi keinginan dan
kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber daya yang
saat ini dikendalikan.

7) (Soeharto Prawiro, 1997).
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
(start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).

8) (Acmad Sanusi, 1994)
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,
dan hasil bisnis.

9) Jean Baptista Say (1816)
Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat
produksi dan menemukan nilai dari produksinya.

10) Frank Knight (1921)
Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar.
Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi
ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan
dan pengawasan.






Proposal Penelitian Pendidikan Page 13

Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
Mengutip dari definisi mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dari
kementerian Pendidikan, dijelaskan bahwa. Mata Pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan dapat digolongkan ke dalam pengetahuan transcience-knowledge,
yaitu mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup
berbasis seni dan teknologi berbasis ekonomis. Pembelajaran ini berawal dengan
melatih kemampuan ekspresi-kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan agar
menyenangkan orang lain, dan dirasionalisasikan secara teknologis sehingga
keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis
dan aplikatif dalam memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan
dampak ekosistem, manajemen dan ekonomis.

Tujuan pembelajaran Praklarya dan Kewirausahaan tergambarkan pula
dalam skema di Arah sebagai berikut:
















Arah pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

Dilaksanakan sebagai pendidikan formal namun mengharapkan tujuan
akhir mempunyai keterampilan ekonomis.
Bertujuan sebagai pendidikan formal menghasilkan kualitas manusia yang
mempunyai wawasan penciptaan berbasis pasar.





Proposal Penelitian Pendidikan Page 14















Tujuan formal pendidikan Prakarya dan Kewirausahaan

Secara keseluruhan tujuan Prakarya dan Kewirausahaan dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Memfasilitasi peserta didik mampu berekspresi kreatif melalui
keterampilan teknik berkarya ergonomis, teknologi dan ekonomis.
2. Melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetis, artistik, ekosistem
dan teknologis
3. Melatih memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan teknologi
melalui prinsip ergonomis, hygienis, tepat-cekat-cepat, ekosistemik dan
metakognitif.
4. Menghasilkan karya jadi maupun apresiatif yang siap dimanfaatkan dalam
kehidupan, maupun berisfat wawasan dan landasan pengembangan
apropriatif terhadap teknologi terbarukan dan teknologi kearifan lokal.
5. Menumbuhkembangkan jiwa wirausaha melalui melatih dan mengelola
penciptaan karya (produksi), mengemas, dan usaha menjual berdasarkan
prinsip ekonomis, ekosistemik dan ergonomis






Proposal Penelitian Pendidikan Page 15

Kemampuan
Menurut Iskandar (2009: 86-87) Kemampaun berpikir merupakan kegiatan
penalaran yang reflektif, kritis, dan kreatif, yang berorientasi pada
suatu proses intelektual yang melibatkan pembentukan konsep
(conceptualizing), aplikasi, analisis, menilai informasi yang terkumpul (sintesis)
atau dihasilkan melalui pengamatan, pengalaman, refleksi, komunikasi sebagai
landasan kepada suatu keyakinan (kepercayaan) dan
tindakan. Berpikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang
mengakibatkan penemuan yang terarah kepada suatu tujuan. Kita berpikir untuk
menemukan pemahaman yang kita kehendaki. Sumadi Suryabrata (2002: 55)
proses atau jalannya berpikir itu pada pokoknya ada tiga langkah, yaitu:
1. Pembentukan pengertian yaitu menganalisis ciri-ciri dari sejumlah objek
yang sejenis, contohnya kita ambil manusia dari berbagai bangsa lalu kita
analisis ciri-cirinya. Salah satu contohnya adalah menganalisis manusia
dari Eropa, Indonesia, dan Cina. Tahap selanjutnya yaitu membandingkan
ciri-ciri tersebut untuk diketemukan ciri-ciri mana yang sama dan yang
tidak sama. Langkah berikutnya, mengabstraksikan yaitu menyisihkan,
membuang ciri-ciri yang tidak hakiki dan menangkap ciri-ciri yang hakiki.
2. Pembentukan pendapat yaitu meletakkan hubungan antara dua buah
pengertian atau lebih. Pendapat yang dinyatakan dalan bentuk kalimat,
yang terdiri dari subyek dan predikat. Misalnya rumah itu baru, rumah
adalah subyek, dan baru adalah predikat. Pendapat itu sendiri dibedakan
tiga macam yaitu pendapat positif, negatif, dan kebarangkalian.
3. Pembentukan keputusan atau penarikan kesimpulan yaitu hasil perbuatan
akal untuk membentuk pendapat baru berdasarkan pendapat-pendapat
yang telah ada. Ada tiga macam keputusan, yaitu keputusan induktif,
keputusan deduktif, dan keputusan analogis. Misalkan contoh dari
keputusan deduktif ditarik dari hal yang umum ke hal yang khusus, semua
logam kalau dipanaskan memuai, tembaga adalah logam. Jadi
(kesimpulan), tembaga kalau dipanaskan memuai.




Proposal Penelitian Pendidikan Page 16

Cece Wijaya (1996: ) mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah suatu kegiatan
atau suatu proses menganalisis, menjelaskan, mengembangkan atau menyeleksi
ide, mencakup mengkategorisasikan, membandingkan dan melawankan
(contrasting), menguji argumentasi dan asumsi, menyelesaikan dan mengevaluasi
kesimpulan induksi dan deduksi, menentukan prioritas dan membuat pilihan.
Dede Rosyada (2004: 170), kemampuan berpikir kritis tiada lain adalah
kemampuan siswa dalam menghimpun berbagai informasi lalu membuat sebuah
kesimpulan evaluatif dari berbagai informasi tersebut. Selanjutnya Alec Fisher
(2009: 10) mendefinisikan berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang
terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi.
Sapriya (2011: 87) mengemukakan bahwa tujuan berpikir kritis ialah untuk
menguji suatu pendapat atau ide, termasuk dalam proses ini adalah melakukan
pertimbangan atau pemikiran yang didasarkan pada pendapat yang diajukan.
Tujuan berpikir kritis untuk menilai suatu pemikiran, menafsir nilai bahkan
mengevaluasi pelaksanaan atau praktik suatu pemikiran dan nilai tersebut. Bahkan
berpikir kritis meliputi aktivitas mempertimbangkan berdasarkan pada pendapat
yang diketahui. Menurut Lipman dalam Elaine Johnson (2002: 144) menyatakan
bahwa layaknya pertimbangan-pertimbangan ini hendaknya didukung oleh kriteria
yang dapat dipertanggungjawabkan. Elaine Johnson (2002: 185) juga menyatakan
bahwa tujan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang
mendalam.
Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, pengertian
kemampuan berpikir kritis mempunyai makna yaitu kekuatan berpikir yang harus
dibangun pada siswa sehingga menjadi suatu watak atau kepribadian yang terpatri
dalam kehidupan siswa untuk memecahkan segala persoalan hidupnya dengan
cara mengidentifikasi setiap informasi yang diterimanya lalu mampu untuk
mengevaluasi dan kemudian menyimpulkannya secara sistematis lalu mampu
mengemukakan pendapat dengan cara yang terorganisasi.









Proposal Penelitian Pendidikan Page 17

Kreatifitas

Menurut Poerwodarminto (2002:1063) sikap adalah perilaku; gerak-gerik. Kreatif
adalah memiliki daya cipta, kemampuan untuk menciptakan, bersifat
(mengandung) daya cipta (Poerwodarminto, 2002:599). Sikap kreatif yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku yang memiliki daya cipta,
kemampuan untuk menciptakan atau mengungkapkan gagasan-gagasan baru
dalam memahami suatu konsep matematika atau kemampuan mengungkapkan
gagasan-gagasan baru dalam menyelesaikan suatu masalah matematika.

Menurut Chaiken dan Stangor (1987) dalam Zakaria, (2006: 1), sikap itu terdiri
dari tiga komponen yakni komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen
konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap
sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan yang
menjadi pegangan seseorang. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan
untuk bertingkah laku atau berbuat dengan cara-cara tertentu terhadap sesuatu
objek.
Ada beberapa model skala yang dikembangkan oleh para pakar untuk
mengukur sikap. Dalam penelitian ini dipilih skala likert (Likert Scales) karena
mudah dan bermanfaat untuk diimplementasikan oleh guru dalam proses
pembelajaran dikelas.

Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan umum untuk menciptakan
sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru
yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk
melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya
(Munandar, 2004:25).

Salah satu masalah yang kritis dalam meneliti, mengidentifikasi, dan
mengembangkan kreativitas ialah bahwa begitu banyak definisi tentang
kreativitas. Tetapi tidak ada satu definisi pun yang dapat diterima secara
universal.

Beberapa definisi tentang kreativitas berdasarkan 4P menurut munandar (2004:20)

1. Definisi Pribadi. Tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan
kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. Dimensi kepribadian
atau motivasi meliputi ciri-ciri seperti fleksibilitas, toleransi terhadap
kedwiartian, dorongan untuk berprestasi dan mendapat pengakuan,

Proposal Penelitian Pendidikan Page 18

keuletan dalam menghadapi rintangan, dan pengambilan risiko yang
moderat.
2. Definisi Proses. Definisi proses yang terkenal adalah definisi Torrance
(1988) tentang kreativitas yang pada dasarnya menyerupai langkah-
langkah dalam metode ilmiah. Adapun langkah-langkah proses kreatif
menurut wallas (1926) yang sampai sekarang masih banyak diterapkan
dalam pengembangan kreativitas meliputi tahap persiapan, inkubasi,
iluminasi, dan verifikasi.
3. Definisi Produk. Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan
orisinalitas, seperti definisi barron (1969) yang menyatakan bahwa
kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu
yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1926) kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai
makna sosial.
4. Definisi Press. Kategori keempat dari definisi dan pendekatan terhadap
kreativitas menekankan faktor Press atau dorongan, baik dorongan
internal (dari diri sendiri berupa keinginan dan hasratuntuk mencipta atau
bersibuk diri secara kreatif) maupun dorongan eksternal dari lingkungan
sosial dan psikologis.

Skala sikap dalam Mudjito (2007:15) adalah alat penilaian hasil belajar yang
berupa sejumlah pernyataan sikap tentang sesuatu yang jawabannya dinyatakan
secara berskala, misalnya skala tiga, empat atau lima. Pengembangan skala sikap
dapat mengikuti langkah sebagai berikut.
1. Menentukan obyek sikap yang akan dikembangkan skalanya.
2. Memilih dan membuat daftar dari konsep dan kata sifat yang relevan
dengan obyek penilaian sikap.
3. Memilih kata sifat yang tepat dan akan digunakan dalam skala.
4. Menentukan skala dan penskoran.


2. Kerangka Berpikir

Peneliti mengembangkan kerangka berpikir untuk menghasilkan suatu
hipotesis yang dapat menjadi dugaan sementara penulis mengenai hal yang sedang
penulis teliti. Sehingga penulis mulai mengembangkan kerangka berpikirnya
melalui teori dibawah ini, kemudian merumuskan hipotesis yang dapat menjadi
dugaan sementara penulis.


Proposal Penelitian Pendidikan Page 19

Conny Semiawan (dalam Suherman dkk, 2003:276) mengemukakan bahwa tutor
sebaya adalah siswa yang pandai memberikan bantuan belajar kepada siswa yang
kurang pandai. Bantuan tersebut dapat dilakukan teman-teman di luar sekolah.
Mengingat bahwa siswa merupakan elemen pokok dalam pengajaran, yang pada
akhirnya dapat mengubah tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Untuk itu,
maka siswa harus dijadikan sumber pertimbangan di dalam pemilihan sumber
pengajaran.


3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah. Hipotesis
ini akan ditolak jika salah, demikian pula akan diterima jika fakta-fakta
membenarkannya. (Sutrisno Hadi, 1983: 63) Menurut Winarno Surakhmat
hipotesis adalah suatu kesimpulan, akan tetapi kesimpulan itu belum final, artinya
masih harus dibuktikan lagi kebenarannya atau dengan kata lain hipotesis adalah
jawaban atau dugaan yang dianggap benar kemungkinannya untuk menjadi
jawaban yang benar. (Winarno Surakhmat, 1957 : 59)
Untuk mencapai kebenaran yang lebih valid (akurat) perlu diadakan
pengujian secara empiris yang lebih mendalam. Adapun hipotesis yang penulis
ajukan adalah sebagai berikut : Penulis menduga Terdapat peningkatan
kemampuan dan kreatifitas siswa dalam mata pelajaran Prakarya dan
Kewirausahaan pada kelas X SMA Islam Al Azhar dengan menggunakan
metode tutor sebaya. Ada beberapa teori yang mendukung hipotesis tersebut.
















Proposal Penelitian Pendidikan Page 20

BAB III
Metode Penelitian


1. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan menggunakan penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research), bertujuan untuk memecahkan masalah-
masalah melalui penerapan langsung di kelas atau tempat kerja (Isaac,
1994:27). Sedangkan menurut Prof. Suhardjono (2006:56) mengatakan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan bagian dari penelitian tindakan yang
dapat dipandang sebagai tindak lanjut dari penelitian deskriftif maupun
eksperimen. Pada penelitian tindakan kelas bukan lagi mengetes sebuah
perlakuan tetapi sudah mempunyai keyakinan akan ampuhnya sesuatu
perlakuan.
Penelitian tindakan (action research) termasuk dalam ruang lingkup
penelitian terapan (applied research) yang menggabungkan antara
pengetahuan, penelitian dan tindakan. Action research mempunyai kesamaan
dengan penelitian: participatory research, collaborative inquiry, emancipatory
research, action learning, dan contextual action research. Secara sederhana,
action research merupakan learning by doing yang di terapkan dalam
konteks pekerjaan seseorang. Pada saat seseorang bekerja, dia selalu
menghasilkan ide-ide baru yang diwujudkan dalam tindakan untuk
memperbaiki proses maupun hasil pekerjaannya
Penyelenggaraan pendidikan di lembaga pendidikan formal
dilaksanakan oleh tenaga pendidik (guru) dan tenaga kependidikan (kepala
sekolah dan pengawas). Dalam konteks pekerjaan tersebut, guru menerapkan
action research pada kegiatan belajar mengajar di kelas sedangkan kepala
sekolah menerapkan action research untuk memperbaiki manajemen sekolah.
Action research yang dilakukan oleh guru dinamakan penelitian tindakan
kelas (classroom action research) sedangkan action research yang dilakukan
kepala sekolah dinamakan penelitian tindakan sekolah (school action
research)
Menurut O'Brien (2001) penelitian tindakan dilakukan ketika
sekelompok orang (siswa) diidentifikasi permasalahannya, kemudian peneliti
(guru) menetapkan suatu tindakan untuk mengatasinya. Selama tindakan
berlangsung, peneliti melakukan pengamatan perubahan perilaku siswa dan
faktor-faktor yang menyebabkan tindakan yang dilakukan tersebut sukses
atau gagal. Apabila peneliti merasa tindakan yang dilakukan hasilnya kurang
memuaskan maka akan dicoba kembali tindakan kedua dan seterusnya.

Proposal Penelitian Pendidikan Page 21

Dalam PTK, jarang ada keberhasilan yang dapat dicapai dalam satu kali
tindakan, oleh sebab itu PTK sering dilakukan dalam beberapa siklus
tindakan. Pengaruh action research kemudian dipelajari dan dilaporkan secara
mendalam dan sistematis.
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk mengembangkan strategi
pembelajaran yang paling efisien dan efektif pada situasi yang alamiah
(bukan eksperimen). Action research berasumsi bahwa pengetahuan dapat
dibangun dari pengalaman, khususnya pengalaman yang diperoleh melalui
tindakan (action). Dengan asumsi tersebut, orang biasa mempunyai peluang
untuk ditingkatkan kemampuannya melalui tindakan-tindakan penelitian.
Peneliti yang melakukan penelitian tindakan diasumsikan telah mempunyai
keahlian untuk mengubah kondisi, perilaku dan kemampuan subjek (siswa)
yang menjadi sasaran penelitian.


1. Setting Penelitian
a. Lokasi Penelitian
Nama Sekolah : SMA Islam Al Azhar BSD
Alamat : Puspita Loka Sektor 3.2, Bumi
Serpong Damai, Tangerang Selatan, Banten

b. Subjek Penelitian
Siswa kelas X SMA Al Azhar BSD sebanyak 150 siswa.

2. Sasaran Penelitian
Dalam penelitian ini diharapkan :
a. Siswa mengerti materi pelajaran yang diajarkan.
b. Siswa dapat mengerjakan latihan-latihan dengan benar.
c. Dapat menumbuhkan motivasi dan kreativitas belajar
d. Terjadinya interaksi belajar

3. Cara Pengumpulan Data
Dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan, ditentukan teknik
pengumpulan data yang berorientasi pada observasi partisipasif
(Wolcott,1992), yaitu peneliti melakukan observasi sambil ikut serta
dalam kegiatan yang sedang berjalan.
Pengambilan data dilakukan dengan Tes dan Observasi. Untuk
memudahkan dan terkumpulnya data maka peneliti menggunakan format
penilaian (unjuk kerja) dan format observasi dengan skala penilaian.

Proposal Penelitian Pendidikan Page 22

a.) Format Observasi :
Aspek yang dinilai Skala Nilai
1.) Materi yang disampai-kan guru dapat dime-ngerti oleh tutor
( K/S/B/BS)
2.) Materi yang disampai-kan tutor dapat dime-ngerti oleh teman
( K/S/B/BS)

3.) Terjadi interaksi belajar (keseriusan, perhatian, dan tanya jawab
tutor dengan teman)
( K/S/B/BS)
4.) Kreatifitas dalam pengerjaan latihan
( K/S/B/BS)

Keterangan :
K = Kurang
S = Sedang
B = Baik
BS = Baik Sekali
b.) Format Penilaian (Unjuk Kerja)
Siklus Materi N %
1.) Membuat Tabel/Bingkai 10
Merubah Lebar Baris 10
Merubah Lebar Kolom 10
Merubah Ukuran dan Jenis huruf 10
Menentukan Tata letak huruf 10
2.) Menggunakan rumus 10
3.) Menggunakan fungsi logika
Menetukan Kelulusan
Menentukan Hadiah 10
Rumus : N = 5 =B
c.) Kriteria Penilaian
8 10 = Sangat Baik ( A)
7 7,9 = Baik (B)
6 6,9 = Cukup (C)
5,9 = Kurang (K)





Proposal Penelitian Pendidikan Page 23

4. Analisis Data
Untuk menganalisa data, peneliti menggumpulkan dan mengolah data
secara kuantitatif dari format observasi dan format penilaian (unjuk
kerja) dari setiap siklus sehingga dapat mengetahui prosentase
peningkatan hasil belajar yang kemudian dideskrifsikan untuk diambil
suatu kesimpulan.

2. JADWAL PENELITIAN
No Rencana Kegiatan Waktu/Minggu ke :
1. Persiapan
a. Menyusun Konsep Pelaksanaan
b. Menyusun Instrumen pengamatan dan penilaian
c. Mengadakan tes awal dan membagi kelompok
2. Pelaksanaan
a. Mempersiapkan alat
b. Melakukan tindakan siklus I
3. Penyusunan Laporan
a. Menyusun Konsep Pelaporan
b. Perbaikan laporan
c. Penggandaan dan penyerahan laporan




















Proposal Penelitian Pendidikan Page 24

Daftar Pustaka

Sutamin. 2007. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII A SMP 2 Kudus
melalui implementasi metode pembelajaran dengan tutor sebaya pada materi
pokok bangun ruang sisi datar tahun pelajarn 2006/2007. [Online].
Tersedia:http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH0195/0d0bc
998.dir/doc_2.pdf
Bambang Ribowo. 2006. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas IIA SMP
Negeri 2 Banjarharjo Brebes dalam pokok bahasan segiempat melalui model
pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil tahun pelajaran 2005-
2006.[Online].
Tersedia:http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01b9/55f8dc
7e.dir/doc.pdf
Riyono. 2006. Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas III G SMP Negeri
Ketanggungan Brebes pada pokok bahasan operasi pada bentuk aljabar melalui
model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil. [Online]. Tersedia:
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01f1.dir/doc_4.pdf
Hidir Yakub dan Sunyono. 2005. Peningkatan kualitas pembelajaran mata
kuliah ikatan kimia melalui penerapan metode belajar mahasiswa aktif dan
konsistensi pelaksanaan evaluasi. [Online]. Tersedia:
http://blog.unila.ac.id/sunyono/files/2009/06/jurnal-1-hidir-y2.pdf
Penggunaan Metode Tutor Sebaya
[online]http://dossuwanda.wordpress.com/2008/03/11/penggunaan-metode-tutor-
sebaya-contoh-proposal-ptk/
Diakses pada tanggal 6 Juni 2014

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) / Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
/Madrasah Aliyah (MA) [online]www.yandriana.wordpress.com
http://yandriana.files.wordpress.com/2013/07/prakarya-dan-kewirausahaan.pdf
Diakses pada tanggal 5 Juni 2014
Dr. Endang Mulyatiningsih.MODUL PELATIHAN PENDIDIKAN PROFESI
GURU FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Proposal Penelitian Pendidikan Page 25

METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. [online]
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-mulyatiningsih-
mpd/8cmetode-penelitian-tindakan-kelas.pdf
diakses pada tanggal 9 Juni 2014
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Belajar Penelitian Tindakan. Alamat web :
ardhana12.wordpress.com/2008/ 01/25/belajar-penelitian-tindakan-kelas-yuuuk/.
Diakses pada tanggal 8 Juni 2014
Metoda Pembelajaran. Alamat Web : www.salman-alfarisi.com
Diakses pada tanggal 8 Juni 2014
Kreatifitas menurut ahli. http://karyailmiah-
ardhiprabowo.blogspot.com/2011/12/kreatif-definisi-menurut-beberapa-ahli.html
Diakses pada tanggal 8 Juni 2014
Kemampuan menurut para ahli. http://www.kajianteori.com/2014/02/pengertian-
kemampuan-berpikir-kritis.html
Diakses pada tanggal 8 Juni 2014
Kewirausahaan menurut para ahli.
http://lifeskill.staff.ub.ac.id/2013/10/01/pengertian-dan-definisi-wirausaha-
menurut-para-ahli-2/
Diakses pada tanggal 8 Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai