Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PERBANDINGAN BIAYA PERKERASAN KAKU DAN PERKERASAN

LENTUR PADA PEMBANGUNAN JALAN



Candra Yuliana
Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Unlam
candrayuliana@ymail.com


Abstrak


Salah satu hal yang sangat berbeda dari perkerasan lentur dan perkerasan kaku adalah dimana pada
saat kondisi jalan yang dibangun sudah layak untuk dijalani kendaraan bermotor, perkerasan lentur
mempunyai waktu berkala pemeliharaan yang sangat singkat dan hampir setiap tahun dilakukan
pemeliharaan dibandingkan perkerasan kaku yang mana terjadi penigkatan setiap 10 tahun setelah 5
tahun baru terjadi pemeliharaan berkala, dan ini mengakibatkan biaya yang ada pada perkerasan
lentur malah menjadi banyak. Penelitian ini dilakkukan untuk mengetahui pemahaman perhitungan
analisa harga satuan pekerjaan dan mengetahui hasil perbandingan biaya-biaya pada perancangan
jalan perkerasan kaku dan perkerasan lentur yang lebih ekonomis. Metodologi penelitian yang
digunakan adalah berupa study literatur, mengumpulkan, membaca, dan menganalisa sumber pustaka
yang ada.Berdasarkan perhitungan total analisa harga satuan pekerjaan sebesar Rp
9.773.078.898,00, dan dari hasil perhitungan berdasarkan analisis ekonomi untuk harga satuan
pekerjaan dengan 2 metode yaitu : metode nilai sekarang (network present worth) perkerasan lentur
sebesar Rp 3.998.800,00/m
2
, perkerasan kaku Rp 2.564.700,00/m
2
serta metode deret seragam
(Annual Worth) perkerasan lentur Rp 737.000/m
2
dan perkerasan kaku sebesar Rp 351.500/m
2
. Maka
berdasarkan analisis ekonomi baik metode NPW maupun AW dapat dikatakan bahwa biaya
perkerasan kaku lebih murah dari biaya perkerasan lentur.Terlihat bahwa untuk biaya awal harga
satuan pekerjaan perkerasan kaku lebih mahal dari perkerasan lentur dikarenakan perkerasan kaku
memiliki item pekerjaan yang lebih banyak dari perkerasan lentur. Tetapi dalam biaya pemeliharaan
pada perkerasan kaku tidak mempunyai biaya pemeliharaan seperti pada biaya pemeliharaan
perkerasan lentur (setiap 1 tahun sekali), hanay saja untuk pekerasan kaku memiliki biaya peningkatan
yaitu pada umur 10 tahun dan setelah itu dilaksanakan setiap 5 tahun.


Kata Kunci : analisa harga satuan, biaya perkerasan kaku dan perkerasan lentur, metode deret
seraga, metode nilai sekarang.


1. PENDAHULUAN
Dari segi struktur perkerasan, keunikan utama perkerasan kaku adalah konsistensi kualitas
sebagai produk industri permanen dan sangat effesien dalam harganya, namun relatif mudah dan
murah penerapanya untuk konstruksi jalan, serta hasil akhirnya ternyata mempunyai kelebihan-
kelebihan dibandingkan denganperkerasan lentur, antara lain: umur teknis yang panjang, biaya
pemeliharaan murah, biaya mobilitas dan mobilisasi peralatan sangat rendah, produk beton dengan
mutu tinggi tetapi karakteristik terpasang tergolong fleksibel.
Ada dua keuntungan sehubungan dengan pemakaian perkerasan kaku di Indonesia: Perkejaaan
perkerasan beton adalah merupakan pekerjaan yang padat karya dan tidak membutuhkan peralatan
rumit. Hal ini merupakan kerugian bila dilakukan di negara-negara barat yang upah buruhnya sangat
tinggi, tetapi di Indonesia justru menguntungkan karena dapat menyediakan kesempatan kerja dan
menghindari mengimport peralatan mahal.Perkerasan kaku menggunakan bahan semen yang
persediaanya cukup banyak di Indonesia. Selain itu juga tidak membutuhkan tenaga ahli dan peralatan

yang cukup banyak pada seperti pada perkerasan lentur. Disamping itu juga menghindari untuk
mengimpor bahan bitumen yang dibutuhkan pada perkerasan aspal yang juga berarti menghemat.
Sangat sulit untuk mengetahui secara pasti biaya yang diperlukan untuk perkerasan kaku.
Dengan berdasarkan pada data yang tersedia, dimungkinkan untuk membuat perbandingan terbatas
antara biaya-biaya awal dan akhir dari perkerasan kaku dengan biaya perkerasan lentur yang
berhubungan dengan penentuan bentuk konstruksi yang biasa dipergunakan. Hal ini mendorong
diadakanya studi ini, yaitu perbandingan analisa biaya antara perkerasan lentur dan perkerasan kaku
pada umur rencana yang sama, yang disesuaiakan dengan kondisi Indonesia. Selain itu karena di
Indonesia perkerasan kaku sudah mulai banyak dipakai, terutama konstruksi jalan.
Penulisan ini hanya membahas dari segi upah, bahan dan peralatan dengan terlebih dahulu
menghitung tebal lapisan dari tiap perkerasan. Dimana data diambil dari data ruas jalan yang ada di
Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Satuan Kerja Non Vertikal J alan dan J embatan khususnya pada
jalan Akhmad Yani kilometer 12-17 yang perkerasannya mengunakan 2 metode perkerasan
tersebut.Data tersebut seperti Analisa Harga satuan pekerjaan (AHSP),Pre Construction Meeting
(PCM), dan analisa SNI Bina Marga tahun 2007.
2. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis perbandingan biayapada perencanaan jalan
perkerasan kaku dan perkerasan lentur secara ekonomis berdasarkan umur rencana.

3. MANFAAT PENELITIAN
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang sejauh mana mencari
suatu alternatif selain perkerasan aspal yang mampu memberikan hasil yang optimal dengan biaya
yang ekonomis dalam hal ini memakai perkerasan kaku dan perkerasan lentur.

4. TINJAUAN PUSTAKA
Pelebaran jalan dimaksudkan untuk memaksimalkan potensi jalan yang sudah ada sehingga
lebih memperlancar jalur lintas. Pada proyek pelebaran jalan perlu adanya perencanaan lapis
perkerasan yang mempertimbangkan faktor ekonomi, kondisi lingkungan, sifat tanah dasar, beban lalu
lintas, serta fungsi jalan. Hal tersebut disebabkan karena lapisan perkeasan berfungsi untuk menerima
dan menyebarkan beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstuksi jalan
itu sendiri. Dalam hal ini perlu diperhatikan agar pelayanan jalan masih sesuai seperti yang diharapkan
yaitu aman. nyaman, dan ekonomis.
Perkerasan Kaku(Rigid Pavement)
Perkerasan kaku/ Rigid Pavement adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal,
yang sifatnya kaku. Perkerasan kaku berupa plat beton dengan atau tanpa tulangan diatas tanah
dasar dengan atau tanpa pondasi bawah. Beban lalu lintas diteruskan keatas plat beton.
Perkerasan beton yang kaku dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi, akan
mendistribusikan beban ke bidang tanah dasar yang cukup luas sehingga bagian terbesar dari
kapasitas struktur perkerasan diperoleh dari plat beton sendiri. Hal ini berbeda dengan perkerasan
lentur dimana kekuatan perkerasan diperoleh dari tebal lapis pondasi bawah, lapis pondasi dan lapis
permukaan.
Perkerasan lentur (Flexible Pavement)
Perkerasan lentur/ Flexible Pavement adalah perkerasan yang menggunakan bahan ikat aspal,
yang sifatnya lentur terutama pada saat panas. Aspal dan agregat ditebar dijalan pada suhu tinggi
(sekitar 100
0
C). Perkerasan lentur menyebarkan beban lalu lintas ketanah dasar yang dipadatkan
melalui beberapa lapisan sebagai berikut: lapisan permukaan, lapisan pondasi atas, lapisan pondasi
bawah, lapisan tanah dasar. Perkerasan lentur adalah struktur perkerasan yang sangat banyak
digunakan dibandingkan dengan struktur perkerasan kaku. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 1, 2, 3, dan Gambar 4 berikut.
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun
dari bawah ke atas,sebagai berikut :
a. Lapisan tanah dasar (sub grade)

b. Lapisan pondasi bawah (subbase course)
c. Lapisan pondasi atas (base course)
d. Lapisan permukaan / penutup (surface course)





Gambar 1. Potongan J alan Perkerasan Lentur


Gambar 2. Tebal Lapisan dari Perkerasan Lentur




Gambar 3. Potongan J alan Perkerasan Kaku



Gambar 4.Tebal Lapisan dari Perkerasan Kaku

Analisa Biaya
Perkiraan biaya merupakan unsur terpenting dalam pengelolaan biaya proyek keseluruhan.
Pada taraf pertama tahap konseptual dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya yang
diperlukan untuk memebangun proyek atau investasi. Selanjutnya, perkiraan biaya memiliki fungsi
dengan spektrum yang amat luas, yaitu merencanakan dan mengendalikan sumber daya, seperti
material tenaga kerja pelayanan maupun waktu. Meskipun kegunaanya sama, namun penekanannya
berbeda-beda untuk masing-masing organisasi peserta proyek. Bagi pemilik, angka yang menunjukan
jumlah perkiraaan biaya akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelayakan investasi. Bagi
kontraktor, keuntungan finansial yang akan diperoleh tergantung pada seberapa jauh kecakapanya
membuat perkiraan biaya. Sedangkan untuk konsultan, angka tersebut diajukan kepada pemilik
sebagai usulan jumlah biaya terbaik untuk berbagai kegunaan sesuai perkembangan proyek dan

sampai drajat tertentu, kredebilitasnya terkait dengan kebenaran atau ketepatan angka-angka yang
diusulkan

Pemeliharaan Perkerasan
Pada jalan perkerasan lentur yang biasanya pemeliharaan berupa lapisan HRS-WC atau
overlay untuk menambah kekuatan pada konstruksi dan memperpanjan umur perkerasan tersebut.
Perkerasan lentur yang mempunyai umur rencana efektif 5-10 tahun dan perencanan jalan di
Indonesia selalu membuat umur rencana perkerasan 10 tahun atau kalau dana yang tersedia tidak
mencukupi, maka dibuat umur rencana perkerasan jalan 5 tahun. Menurut beberapa literatur bahwa
jika dilakukan pemeliharaan dengan baik dan benar terhadap perkerasan jalan tersebut, maka akan
diperoleh kineja jalan yang baik sampai dengan kira-kira 75 % dari umur rencana tersebut, yaitu 7,5
tahun untuk umur rencana 10 tahun, serta 3,75 tahun untuk umur rencana 5 tahun, dan selanjutnya
dilakaukan peninhkatan ulang kembali. Kenyataan yang terjadi pada hampir seluruh jalan yang
dibangun di Indonesia tidak pernah mencapai umur rencana tersebut. (Road Pavement Technical
Asistance UNDP to BRR NAD-Nias)
Perkerasan lentur dirancang untuk bertahan sampai 10 tahun dengan memeperhitungkan
pertumbuhan lalu lintas tiap tahunnya (asumsi pertumbuhan lalu lintas sebsesar 2-6 % yng umum
dilakukan) jika konstruksi perkerasan dilakukan dengan baik, semua material sesuai dengan standart
yang diminta, dengan spesifikasi desain dan selalu digunakan dengan benar. Drainase yang memadai
memegang peran yang penting dalam pembentukan yang cukup kauat bagi struktur perkerasan jalan
dan kadar air yangcukup tinggi dapat menyebabkan pergerakan struktur perkerasan yang berlebihan
akan mengakibatkan rusak lebih awal dari yang direncanakan (Proyek Jalan.Teori dan Praktek,
Wignal, Kendrik, Ancil, Copson, edisi keempat, Erlangga 2003) unutk perkerasan kaku tidak
mempunyai pemeliharaan perkerasan.
Peningkatan Perkerasan
Pada saat indeks kemampulayanan perkerasan beton mencapai tingkat yang tidak dapat
dipertanggung jawabkan lagi, perkerasan tersebut dapat direkonstruksi, didaur ulangka atau dilapis
ulang (overlay). Pada perkerasan kaku, pelapisan ulang dapat menguraikan semen atau aspal beton.
(Teknik Jalan Raya, jilid 2 edisi keempat, Clackson H. Oglesby. Erlangga 1996)
Umur PerkerasanPerkerasan Kaku (Rigid Pavement)
Struktur jalan kaku disebut juga perkerasan jalan beton semen, dilaksanakan pada kondisi daya
dukung tanah dasar yang kurang baik (berkisar nilai 2%) atau beban lalu lintas yang dilyani harus
dilayani relatif besar, maka dibuat solusi dengan konstruksi perkerasan kaku.
Keuntungan lapis perkerasan kaku yaitu: (1) job mix mudah dikendalikan kualitasnya, (2) Dapat
lebih bertahan terhadap kondisi drainase yang buruk, (3) umur rencana dapat mencapai 20 tahun, (4)
indeks pelayanan tetap baik hampir salama umur rencana dan (5) biaya pemeliharaan relatif tidak ada.
Kerugian lapis perkerasan kaku antara lain : (1) kenyamanan pengendara berkurang karena
getaran kendaaan tidak diserap lapisan permukaan, (2) boaya pelaksanaan sangat mahal, (3) jika
terjadi kerusakan maka kerusakan tersebut cepat dan dalam waktu singkat dan (4) agak sulit untuk
menetapkan saat yang tepat untuk melakukan pelapisan ulang.

Umur PerkerasanPerkerasan Lentur (Flexible Pavement)
Fungsi utama perkerasan adalah menerima beban lalu lintas dan menyebarkan kelapisan
dibawahnya merupakan konstruksi perkerasan multi layer atau beberapa lapis.
Pada masa pelayanan atau umur rencana, struktur perkerasan diperkirakan akan mengalami
batas kerusakan yang diijinkan dan umur rencana ditetapkan sesuai dengan program penanganan
jalan yang direncanakan, misalnya :
a. Pembangunan jalan baru, untuk masa layan 20 tahun.
b. Peningkatan jalan, untuk masa layan 10 tahun.
c. Pemeliharaan jalan, untuk jangka 5 tahun

Rekayasa Ekonomi

Apabila perencanan biaya dari analisa harga satuan pekerjaan sudah diketahui maka langkah
selanjutnya yaitu menghitung biaya pemeliharaan dengan mengacu pada ilmu ekonomi teknik, disini
akan dihitung ataupun dianalisa dua alternatif perhitungan yang mengacu pada dasar rekyasa
ekonomi.
Metode Nilai Sekarang (P)
Pada metode ini semua lairan kas dikonversikan menjadi nilai sekarang (P) dan dijumlahkan
sehingga P yang diperoleh mencerminkan nilai netto (Net Present Value NPV) dari keseluruhan
aliran kas yang terjadi selama horison perencanaan. Tingkat bunga yang dipakai untuk melakukan
konversi adalah MARR. Secara metematis nilai sekarang dari suatu aliran kas dapat dinyatakan
sebagai berikut :
F=

=
N
t 10
t
i
A
) 1 (
1
+
atau P(i)=

=
N
t 10
At(P/f,i%,t)
dimana :
P ( i ) =nilai sekarang dari keseluruhan aliran kas pada tingkat bunga i %
At =aliran kas pada akhir periode t
i =MARR
N = horizon perencanaan ( periode )
Metode Deret Seragam (A)
Pada metode ini semua aliran kas yang terjadi selama horison perencanaan dikonversikan
kedalam deret seragam dengan tingkat bunga sebesar MARR. Biasanya akan lebih mudah kalau
perhitungan deret seragam ini dilakukan dari P sehingga akan berlaku hubungan
A (i) =p (i ) (A/P, i %, N ) atauA (i) =[

=
N
t 10
At ( P/F, i %, t )]( A/P, i %, N )
5. METODOLOGI PENELITIAN
Adapun tahapan dari penelitian ini adalah sebagai berikut (Gambar 1)

Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian

STUDY
PENGUMPULANDATA
Datasekunder
1. PCM
2. AHSP
3. SNIBinaMarga
ANALISAHARGASATUANPEKERJAAN
MASINGMASINGPERKERASAN
BIAYAKEDUAPERKERASAN
ANALISAREKAYASAEKONOMI,METODE
1. AnalisaNilaiSekarang(PresentWorth)
2. Analisaderetseragam(annualworth)
KESIMPULAN
FINISH
START
RIGIDPAVEMENT
1.BiayaAwal
2.BiayaPeningkatan
FLEXIBLEPAVEMENT
1.BiayaAwal
2.BiayaPeningkatan
3.BiayaPemeliharaan

6. PEMBAHASAN
6.1 Harga Satuan Pekerjaan
Analisa harga satuan pekerjaan dihitung berdasarkan unit price untuk tahun anggaran 2007 di
Provinsi Kalimantan Selatan. sebagai contoh terdapat pada Tabel 1
Tabel 1. Analisa Harga Satuan Pekerjaan Lapis Perekat

NO. KOMPONEN SATUAN
PERKIRAAN
KUANTITAS
HARGA
SATUAN
(Rp.)
JUMLAH HARGA
(Rp.)

A. TENAGA
1. Pekerja (L01) J am 0.0021 4,532.31 9.44
2. Mandor (L03) J am 0.0004 7,156.29 2.98
JUMLAH HARGA TENAGA 12.42

B. BAHAN

1. Aspal (M10) Kg 0.6790 6,400.00 4,345.45
2. Kerosene (M11) liter 0.3708 1,650.00 611.82

JUMLAH HARGA BAHAN 4,957.27

C. PERALATAN

1. Asp. Distributor E41 J am 0.0002

254,201.23 52.96
2. Compressor E05 J am 0.0002

111,049.38 23.14


JUMLAH HARGA
PERALATAN 76.09

D. J UMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A +B +C ) 5,045.78
E.
OVERHEAD &
PROFIT 10.0 % x D 504.58
F. HARGA SATUAN PEKERJ AAN ( D +E ) 5,550.36

6.2 Volume Pekerjaan Perkerasan
Luasan pekerjaan perkerasan yang ditinjau pada proyek pembangunan jalan Liang Anggang-
Banjarmasin-batas Kalimantan Tengah, disini penulis hanya membatasi wilayah yaitu pada daerah
yang memiliki perkerasan kaku yaitu total luas perkersana adalah 4800 m
2
.

6.3 Biaya Pemeliharaan dan Peningkatan Untuk Perkerasan Lentur
Berdasarkan sumber Pedoman Tata Cara dan Spesuifikasi bahan Perkerasan J alan Bina
Marga, Dinas Pekerjaan Umum Pembangunan J alan Pemeliharaan terjadi 5 tahun sekali secara teori
apabila konstruksi badan jalan tersebut sesuai dengan umur rencana, apabila tidak sesuai maka akan
dipelihara atau diperbaiki bila adanya kerusakan pada badan jalan. Dan pada jalan Akhmad yani,
khususnya pada derah perkerasan lentur pemeliharaan terjadi sekali walaupun volumenya sangat kecil
dan berupa petak-petak kecil jalan yang di overlay karena jalan tersebut mempunyai kadar air yang
tinggi dan sering dilewati oleh beban yang sangat berat yang mengakibatkan kerusakan tiap
tahunnyakarena kerusakan pada jalan ini volumenya tiap tahunnya tidak sama maka diasumsikan
volume kerusakan jalan seperti luasan perkerasan yang ditinjau. Untuk biaya peningkatan perkerasan
lentur diasumsikan sama dengan biaya per meter persegi.


6.4 Volume Perkerasan Kaku

Panjang perkerasan kaku yang ditinjau ada 2 yaitu pada STA. 0+000 s.d 4+000 yaitu panjang =
100 m, lebar =8m (lebar kiri +lebar kanan), dan pada STA 4+100 s.d 8+000 yaitu panjang =100 m,
dan lebar =2 m (lebar kiri +lebar kanan).
Volume pek perkerasan kaku I = 400 x 8 =3200m
2

Volume pek perkerasan kaku II =400 x 4 =1600m
2

J adi volume perkerasan kaku yang ditinjau adalah 3200m
2
+1600m
2
=4800m
2

6.5 Biaya Peningkatan Pada Perkerasan Kaku
Pada jalan Perkerasn kaku yang ditinjau (Sta 0+000 s.d 8+000) diasumsikan terjadi biaya
peningkatan setelah 10 tahun kemudian tidak sesuai dengan umur rencana (diganti berupa aspal atau
dioverlay dengan campuran aspal untuk menjaga kekuatan strutur perkerasan kaku tersebut). Dihitung
biaya untuk peningkatannya setiap 5 tahun (biaya Pemeliharaan Berkala) berdasarkan Sumber
Perencanaan Perkerasan J alan Beton SemenDepartemen Permukiman Dan Prasarana Wilayah 2003.

6.6 Rekapitulasi Biaya Perkerasan
Harga-harga permeter biaya dapat dilihat pada Tabel 2 berikut.
Tabel 2. Harga Perkerasan Permeter Persegi
No Uraian
Harga Perkerasan
Lentur Kaku
1
2
3
Perkerasan
Pemeliharaan
Peningkatan
Rp 861.500,00/m
2
Rp 197.700,00/m
2
Rp 861.500,00/m
2
Rp 2.229.500,00/m
2

-
Rp 442.800,00/m
2


Berdasarkan Tabel 2 tersebut terlihat bahwa biaya pelaksanaan permeter persegi perkerasan
kaku lebih mahal dari perkerasan lentur, sedangkan pada biaya pemeliharaanpermeter persegi
perkerasan kaku tidak mempunyai biaya pemeliharaan tetapi pada perkerasan lenturmempunyai biaya
pemeliharaan, serta pada biaya peningkatanpermeter persegi perkerasan kaku lebih murah dari
perkerasan lentur.

6.7 Umur Rencana Perkerasan Yang Direncanakan
Ditinjau dari umur rencana pada perkerasan kaku yaitu 20 tahun dan pada perkerasan lentur 10
tahun ( berdasarkan buku Perkerasaan J alan Raya), maka digunakan umur yang tertinggi 20 tahun
yaitu umur perkerasan kaku dan dijadikan patokan, karena pada jalan Rigid/kaku di kilometer 7 s.d 23
merupakan jalan baru (2007-2009) maka tidak ada terdapat biaya pemeliharaan maupun biaya
peningkatan yang terjadi (dilapangan) dan 10 tahun setelah pembuatan diasumsikan jalan Rigid atau
kaku tersebut baru ada peningkatan yang biasanya disebut pemeliharaan berkala.

6.8 Nilai Harga Satuan Perkerasan
Menghitung nilai harga satuan perkerasan kaku (rigid) dan perkerasan lentur (flexibel) selama
umur rencana yang tertinggi yaitu dipakai umur rencana perkerasan kaku 20 tahun untuk mengetahui
kedua perkerasan tersebut apakah benar perkerasan kaku lebih murah dari pada perkerasan lentur
atau sebaliknya dalam kurun waktu 20 tahun.Untuk mendukung itu maka diasumsikan tingkat bunga
8,25% berdasarkan asumsi tingkat bunga didapat dari harian kompas dan internet pada tahun 2007.
Diagram alir kas perkerasan lentur dan perkerasan kaku ini dapat dinyatakan dalam periode pertahun
dibawah ini pada Gambar 6 dan 7.


0 5 10 15 20





197.700,00/ m
2
197.700,00/ m
2

197.700,00/ m
2
197.700,00/ m
2

Rp 861.500,00/ m
2
Rp 861.500,00/ m
2
Rp 861.500,00/ m
2
Rp 861.500,00/ m
2



Gambar 6. Diagram Aliran Biaya Perkerasan Lentur

0 10 15 20









Rp 442.800,00/ m
2
Rp 442.800,00/ m
2


Rp 2.229.500,00/ m
2


Gambar 7. Diagram Aliran Biaya Perkerasan Kaku


6.9 Perhitungan Nilai Harga Satuan Perkerasan dengan Metode Nilai Sekarang NPW (net
present worth)
a. Perkerasan Lentur
NPW =P +A (P/A, i, N20) +F
5
(P/F, i, N
5
) +F
10
(P/F, i, N
10
) +F
15
(P/F, i, N
15
)
=P +A (P/A, 8,25%, 20) +F
5
(P/F, 8,25%, 5) +F
10
(P/F, 8,25%, 10) +F
15
(P/F, 8%,15)
=Rp 861.500,00/m
2
+ Rp 197.700,00/m
2
(9,638) + Rp 861.500,00/m
2
(0,673) + Rp
861.500,00/m
2
(0,453) +Rp 861.500,00/m
2
(0,304)
=Rp 861.500,00/m
2
+ Rp 1.905.432,6/m
2
+ Rp 579.789,5/m
2
+ Rp 390.259,5/m
2
+ Rp
261.896/m
2

=Rp 3.998.877,6 /m
2

=Rp 3.998.800,00/m
2
b. Perkerasan Kaku
NPW = P +F
10
(P/F, i, N
10
) +F
15
(P/F, i, N
15
)
P +F
10
(P/F, 8,25%, 10) +F
15
(P/F, 8,25%, 15)
= Rp 2.235.400,00/m
2
+Rp 448.700,00/m
2
(0,453) +Rp 448.700,00/m
2
(0.304)
= Rp 2.235.400,00/m
2
+Rp 203.261,1 /m
2
+Rp 136.404,8/m
2

= Rp 2.575.065,9/m
2

= Rp 2.575.100,00/m
2
(dibulatkan)

Berdasarkan dari perhitungan nilai harga satuan perkerasan dengan metode nilai
sekarang (net present worth) didapatkan bahwa biaya permeter persegi perkerasan kaku
lebih murah dari perkerasan letur.




6.10 Perhitungan Nilai Harga Satuan Perkerasan dengan Metode Deret Seragam AW (Annual
worth)
a. Perkerasan Lentur
AW =P
0
(A/P, i, 20) +A +P
5
(A/P, i, 15) +P
10
(A/P, i, 10)+ P
15
(A/P, i, 5)
=Rp 861.500,00/ m
2
(0,104) + Rp 197.700,00/ m
2
+ Rp 861.500,00/ m
2
(0,119) +
Rp 861.500,00/ m
2
(0,151) +Rp 861.500,00/ m
2
(0,2525)
=Rp 89.596,00/ m
2
+ Rp 197.700,00/ m
2
+ Rp 102.518,5/ m
2
+ Rp 130.086,5 / m
2
+
Rp 217.098/ m
2

=Rp 736.999 / m
2

=Rp 737.000 / m
2
b. Perkerasan Kaku
AW =P
0
(A/P, i, 20) +P
10
(A/P, i, 10)+ P
15
(A/P, i, 5)
=Rp 2.235.400,00/ m
2
(0,104) +Rp 448.700,00/ m
2
(0,151) +Rp 448.700,00/ m
2
(0,252)
=Rp 232.481,6/ m
2
+Rp 66.862,8/ m
2
+Rp 52.693,2/ m
2

=Rp 352.037 / m
2

=Rp 352.000 / m
2
(dibulatkan)

Berdasarkan dari perhitungan nilai harga satuan perkerasan dengan metode deret
seragam (Annual worth) didapatkan bahwa biaya permeter persegi perkerasan kaku lebih
murah dari perkerasan letur.

7. KESIMPULAN
1. Maka berdasarkan analisis ekonomi baik metode NPW maupun AW dapat dikatakan bahwa
biaya perkerasan kaku lebih murah dari biaya perkerasan lentur.
2. Berdasarkan perhitungan analisa harga satuan pekerjaan terlihat bahwa biaya awal
pelaksanan perkerasan kaku lebih mahal dai perkerasan lentur dikarenakan perkerasan kaku
memiliki peritem pekerjaan yang lebih banyak dari perkerasan lentur, tetapi dalam biaya
pemeliharaan pada perkerasan kaku tidak mempunyai biaya pemeliharaan seperti pada biaya
perkerasan lentur yang ada biaya pemeliharaan setiap 1 tahun sekali, tetapi pekerasan kaku
memiliki biaya peningkatan yaitu pada umur 10 tahun dan setelah itu dilaksanakan setiap 5
tahun.

8. DAFTAR PUSTAKA
Clackson H. Oglesby 1996.Teknik Jalan Raya, jilid 2 edisi keempat. J akarta Erlangga

Gray, Clive dkk. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. J akarta : PT Gramedia.

Departemen Pekerjaan Umum.1992., Berbagai Macam Metode Perhitungan Tebal Perkerasan
Jalan Raya dan Jalan Kerja, cetakan ke III, J akarta

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Departemen Permukiman dan Prasarana
Wilayah.. 2003, Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur dengan Metode
AASHTO 1993, J akarta.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2003, Perecanaan Perkerasan Jalan Beton
Semen. J akarta

Direktorat Pembinaan J alan Kota. 1991, Tata Cara Pemeliharaan Perkerasan Kaku (Rigid
Pavement) no. 10/t/bnkt/ 1991, J akarta


Husen, Ir.Abrar. 2009. Manajemen Proyek perencanan, penjadwalan, dan pengendalian biaya
proyek . J akarta: ANDI

NAASRA, Pavement Design, A Guide To The Structural Design Of Road Pavement, 1987

Sastraatmadja, Ir.a Soedrajat. 1994. Analisa Anggaran Biaya Pelaksana. Bandung: Nova.

Sukirman, S, 1999. Perkerasan Lentur Jalan Raya, Bandung, Nova.

Anda mungkin juga menyukai