Anda di halaman 1dari 5

Cor Pulmonale adalah keadaan patologi dimana ditemukannya hipertrophy ventrikel kanan akibat

hipertensi pulmonal. penyebabnya bisa kelainan funsional dn strktural pada paru, seperti penyaki
parenkim pau, kelainan vaskuler. tidak termasuk penyebabnya adalah kelainan vaskuler krena kelainan
jantung bawaan, kelainan ventrikel kiri, vitium cordis, penyakit jantung iskemik, AMI

Rata-rata ditemukan pada pasien diatas 50 tahun, peak insidensi= 50-60 tahun

Perjalanan dari kelainan fungsi paru menuju kelainan fungsi
jantung, secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut:
Hipoventilasi alveoli
Menyempitnya area aliran darah dalam paru ( vascular bed )
Terjadinya shunt dalam paru
Peningkatan tekanan arteri pulmonal
Kelainan jantung kanan
Kelainan karena hipoksemia relatif pada miocard

GEJALA KLINIS
Berdasarkan perjalanan penyakitnya, Cor Pulmonale dibagi
menjadi 5 fase, yakni:

Fase: 1
Pada fase ini belum nampak gejala klinis yang jelas, selain
ditemukannya gejala awal penyakit paru obstruktif menahun
(ppom), bronkitis kronis, tbc lama, bronkiektasis dan sejenisnya.
Anamnesa pada pasien 50 tahunbiasanya didapatkan adanya
kebiasaan banyak merokok.
Fase: 2
Pada fase ini mulai ditemukan tanda-tanda berkurangnya
ventilasi paru. Gejalanya antara lain: batuk lama berdahak
(terutama bronkiektasis), sesak napas / mengi, sesak napas
ketika berjalan menanjak atau setelah banyak bicara.
Sedangkan sianosis masih belum nampak.
Pemeriksaan fisik ditemukan kelainan berupa: hipersonor, suara
napas berkurang, ekspirasi memanjang, ronchi basah dan
kering, wheezing. Letak diafragma rendah dan denyut jantung
lebih redup.
Pemeriksaan radiologi menunjukkan berkurangnya
bronchovascular pattern, letak diafragma rendah dan mendatar,
posisi jantung vertikal.

Fase: 3
Pada fase ini nampak gejala hipoksemia yang lebih jelas.
Didapatkan pula berkurangnya nafsu makan, berat badan
berkurang, cepat lelah. Pemeriksaan fisik nampak sianotik,
disertai sesak dan tanda-tanda emfisema yang lebih nyata.

Fase: 4
Ditandai dengan hiperkapnia, gelisah, mudah tersinggung
kadang somnolens. Pada keadaan yang berat dapat terjadi
koma dan kehilangan kesadaran.

Fase: 5
Pada fase ini nampak kelainan jantung, dan tekanan arteri
pulmonal meningkat.
Tanda-tanda peningkatan kerja ventrikel, namun fungsi ventrikel
kanan masih dapat kompensasi.
Selanjutnya terjadi hipertrofi ventrikel kanan kemudian terjadi
gagal jantung kanan.
Pemeriksaan fisik nampak sianotik, bendungan vena jugularis,
hepatomegali, edema tungkai dan kadang ascites.

Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan Radiologi
2. Pemeriksaan EKG

Penatalaksanaan
1. Konseling ( penyuluhan ).
2. Memperbaiki fungsi pernafasan dan pengobatan terhadap
obstruksi kronis.
3. Memperbaiki fungsi jantung dan pengobatan gagal jantung
kongestif.

Konseling
Memberikan edukasi agar pasien menghindari segala jenis
polusi udara dan berhenti merokok. Memperbaiki ventilasi
ruangan-ruangan dalam rumah. Latihan pernafasan dengan
bimbingan ahli fisioterapi.

Memperbaiki Fungsi Paru
Selain upaya latihan pernafasan di atas, diperlakukan pemberian
medikamentosa.
a. Bronkodilator
Aminofilin:
Menghilangkan spasme saluran pernafasan
Beta 2 adrenergik selektif ( Terbutalin atau Salbutamol ).
Berkhasiat vasodilator pulmoner, sehingga diharapkan dapat
menambah aliran darah paru. Dosis obat diatas dapat dilihat
di buku Farmakoterapi.
Catatan: menurut penulis, setiap pemberian bronkodilator
hendaknya mempertimbangkan efek sampingnya yaitu
berdebar, gemetar dan lemas. Harap diingat, walaupun
dikatakan selektif tetapi pada sebagian penderita bisa
mengalami gejala ikutan karena adanya kemiripan sifat otot
polos bronkus dan jantung. Penjelasan kepada penderita
mutlak diperlukan agar penderita tidak kaget ketika
mengalami efek samping obat dan dapat mengurangi
dosisnya sesuai anjuran. Hal ini seringkali luput dari
perhatian para dokter.

b. Mukolitik dan ekspektoran
Mukolitik berguna untuk mencairkan dahak dengan memecah
ikatan rantai kimianya, sedangkan ekspektoran untuk
mengeluarkan dahak dari paru.

c. Antibiotika
Pemberian antibiotika diperlukan karena biasanya kelainan
parenkim paru disebabkan oleh mikro-organisme,
diantaranya: Hemophylus influenzae dan Pneumococcus.
Dapat pula disebabkan oleh Staphylococcus dan bakteri
Gram negatif seperti: Klebsiella. Idealnya, pemberian
antibiotika disesuaikan dengan hasil kultur dahak. Sambil
menunggu hasil kultur, bisa diberikan antibiotika spektrum
luas dalam 2 hari pertama.
Hemophylus influenzae, peka terhadap ampisilin,
sefalospurin, kotrimoksazol.
Pneumococcus, peka terhadap golongan penisilin.
Staphylococcus, peka terhadap metisilin, kloksasilin,
flukoksasilin, dan eritromisin.
Klebsiella, peka terhadap gentamisin, streptomisin dan
polimiksin.
Selengkapnya dapat dilihat panduan singkat antibiotika, 2004
oleh penulis ( dalam bentuk help file ), atau antibiotic
guidelines.

Oksigenasi

Peningkatan PaCO2 ( tekanan karbondiosida arterial ) dan
asidosis pada penderita PPOM disebabkan tidak sempurnanya
pengeluaran CO2 sehingga menimbulkan hipoksemia.
Hal ini dapat diatasi dengan pemberian oksigen 20-30 % melalui
masker venturi. Dapat pula diberikan oksigen secara intermitten
dengan kadar 30-50 % secara lambat 1-3 liter permenit.

Perhatian:

Jangan memberikan oksigen dengan kadar 100 %, karena dapat
menghilangkan rangsangan kemoreseptor perifer yang berakibat
terjadinya hipoventilasi sehingga penderita tak sadarkan diri.

Pengobatan
pada GAGAL JANTUNG KANAN
Diuretika

Pemberian diuretika seperti furosemid atau hidroklorotiazid
diharapkan dapat mengurangi kongesti edema dengan cara
mengeluarkan natrium dan menurunkan volume darah.
Sehingga pertukaran udara dalam paru dapat diperbaiki, dan
hipoksia maupun beban jantung kanan dapat dikurangi.

Perhatian:
Pemberian diuretik dapat menyebabkan hilangnya kalium dan
natrium sehingga beresiko timbulnya hipokalemik alkalosis
metabolik yang justru mengurangi rangsangan terhadap pusat
pernafasan. Selain itu Hipokalemik juga beresiko terjadinya
intoksikasi pada penderita yang mendapatkan digitalis, dan juga
dapat menimbulkan disritmia (gangguan irama jantung).
Karenanya, pada pemberian diuretik terutama furosemid,
penderita juga diberikan preparat kalium, seperti aspar-K.

Digitalis

Preparat digitalis ( digoxin, cedilanid dan sejenisnya ) perlu
diberikan kepada penderita dengan Gagal Jantung kanan berat.

Perhatian:
Pemberian digitalis penderita Cor Pulmonale harus hati-hati
karena mudah terjadi intoksikasi digitalis. Lebih-lebih pada usia
lanjut, toleransi terhadap digitalis menurun sehingga lebih
mudah terjadinya intoksikasi. Demikian pula kondisi hipoksemia
akan meningkatkan kepekaan terhadap digitalis yang berujung
pada terjadinya intoksikasi.

Pengelolaan Hipoksemia menurut Sykes ( 1976 ):

1. Pemberian Antibiotika, diuretik, mukolitik dan obat
bronkodilator sebagai tindakan dasar penyakit paru obstruktif
menahun.
2. pada hipoksemia berat, perlu diberikan oksigenasi terkontrol
dan menjaga agar tidak terjadi CO2 narkosis.
3. Stimulan pernafasan ( seperti doksapram ) perlu diberikan
pada penderita yang mengalami CO2 narkosis.
4. bila semua usaha di atas gagal, maka dilakukan pernafasan
buatan dengan intubasi endotrakeal atau bila perlu
trakeotomi dan pemasangan ventilator mekanik.

Prognosis
Prognosis Cor Pulmonale sangat jelek dikarenakan kerusakan
parenkim paru yang berlangsung lama dan irreversile.
Pengobatan bersifat simptomatis, karena pada umumnya kondisi
penyakit sudah dalam fase lanjut.
Berdasarkan penelitian, angka kemungkinan masa hidup
berkisar antara 18 bulan ( Flint) sampai 30, 8 bulan dengan
angka kematian setelah 5 tahun mencapai 68 % (Stuart Harris
dan Ude)

Upaya Pencegahan.
Penderita dianjurkan berhenti merokok dan menghindarkan diri
dari polusi udara, terutama di daerah tambang dan industri.
Tak kalah penting adalah memperbaiki lingkungan tempat
tinggal, dan bagi penderita tidak mampu sedapat mungkin
menghindari dan mengobati penyakit infeksi saluran nafas
secara dini.

Anda mungkin juga menyukai

  • Ventrikel Takikardi
    Ventrikel Takikardi
    Dokumen8 halaman
    Ventrikel Takikardi
    newfatma
    Belum ada peringkat
  • Alogritm Penanganan Asthma
    Alogritm Penanganan Asthma
    Dokumen1 halaman
    Alogritm Penanganan Asthma
    newfatma
    Belum ada peringkat
  • Sle
    Sle
    Dokumen2 halaman
    Sle
    newfatma
    Belum ada peringkat
  • Epilepsi
    Epilepsi
    Dokumen2 halaman
    Epilepsi
    newfatma
    Belum ada peringkat
  • Glut
    Glut
    Dokumen1 halaman
    Glut
    newfatma
    Belum ada peringkat
  • Sle
    Sle
    Dokumen2 halaman
    Sle
    newfatma
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat