Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rini Dwi Agustiyanti

NIM : 1207112192
MK :Sistem Utilitas
PARAMETER AIR PROSES DAN AIR DOMESTIK
1. Air Proses
Air proses merupakan air yang digunakan pada alat-alat proses, berupa steam (uap
jenuh dan uap sangat jenuh. Steam ini dihasilkan oleh boiler, air yang dipanaskan di boiler
disebut air boiler. Kualitas air boiler sangat penting untuk diperhatikan, dengan tujuan agar
boiler memiliki usia kerja optimal. Hal ini dikarenakan air boiler menjadi faktor yang paling
utama sebagai penyebab terjadinya korosi pada pipa-pipa boiler. Dan korosi, menjadi momok
perusak yang paling utama terhadap boiler.
Kualitas air boiler ditunjukkan oleh berbagai parameter terukur yang harus berada
pada nilai tertentu untuk dapat merepresentasikan kualitas air boiler berada dalam kondisi
baik. Tabel brikut menunjukan kualitas air boiler.
Standard Kualitas Air Boiler Menurut APAVE (Association of electrical and steam unit
owners)

Standard Kualitas Air Boiler Menurut ABMA (American Boiler Manufacturers Association)

Nilai-nilai parameter sifat air di atas berbeda untuk setiap tekanan kerja boiler. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi tekanan kerja boiler, maka akan semakin tinggi pula temperatur
didih air boiler. Sifat-sifat air sangat dipengaruhi oleh temperatur kerjanya. Semakin tinggi
temperatur air, semakin tinggi pula korosifitasnya. Sehingga semakin tinggi tekanan dan
temperatur air, akan semakin ketat batasan parameter sifat air yang diijinkan
a. pH
pH menjadi satuan ukuran yang menunjukkan jumlah konsentrasi ion H
+
di dalam air
boiler. Nilai pH memiliki skala paling rendah 1 dan paling tinggi 14. Semakin rendah nilai
pH maka semakin tinggi konsentrasi ion H
+
. Sedangkan semakin tinggi nilai pH, maka
konsentrai ion OH
-
semakin dominan. Angka 7 menunjukkan keseimbangan jumlah ion H
+

dan OH
-
sehingga air bersifat netral.
Air boiler yang bersifat asam memiliki sifat yang sangat korosif, sedangkan jika
bersifat terlalu basa akan menyebabkan caustic embrittlement. Nilai ideal pH air boiler
disesuaikan dengan kapasitas tekanan boiler (sesuai dengan tabel di atas). Sehingga,
memonitor nilai pH air boiler menjadi kewajiban demi menjaga keawetan boiler.

b. Dissolve Oxygen (DO)
Jumlah oksigen yang terlarut di dalam air boiler juga wajib dimonitor, karena oksigen
tersebut sangat berpotensi menimbulkan korosi jenis oxygen pitting. Molekul oksigen akan
terlokalisasi pada suatu titik tertentu dan mengoksidasi besi pipa pada titik tersebut. Hasil
korosi yang ditimbulkan tidak tetap menempel pada area sebelumnya, akan tetapi molekul
Fe(OH)
2
akan terlarut ke dalam air dan meninggalkan jejak berupa lubang kecil (pitting) pada
permukaan pipa. Jika kandungan oksigen terus berlebihan, maka akan semakin banyak
lubang pitting yang ditimbulkan atau bahkan akan semakin memperdalam lubang yang
sebelumnya sudah terbentuk.

Oxygen Pitting Pada Pipa Boiler
Oxygen pitting biasa terjadi pada boiler kecil yang tidak terdapat fasilitas deaerasi untuk
menghilangkan udara terlarut di dalam air. Boiler yang dalam kondisi tidak sedang beroperasi
dan pipa-pipanya terisi oleh udara bebas, kemungkinan terjadinya oxygen pitting juga cukup
besar.

c. Konduktifitas Spesifik
Parameter sifat air boiler selanjutnya yang perlu dimonitor adalah konduktifitas
spesifik. Konduktifitas spesifik adalah sebuah satuan yang menunjukkan kemampuan cairan
untuk menghantarkan listrik. Nilai satuan ini berbanding lurus dengan jumlah ion serta
padatan terlarut total (Total Dissolved Solid/TDS) di dalam suatu cairan. Konduktifitas
spesifik memiliki satuan SI siemens per meter (S/m), dimana semakin tinggi nilai nya maka
kemampuan menghantarkan listrik semakin tinggi. Air deionisasi berkualitas baik biasanya
memiliki nilai konduktifitas spesifik sebesar 5,5 S/m, air minum 5-50 mS/m, sedangkan air
laut sebesar 5 S/m yang kesemuanya diukur pada kondisi temperatur standard 25
o
C.
Sejumlah ion terlarut di dalam air boiler juga dapat menimbulkan korosi pada boiler,
korosi ini biasa disebut galvanic corrosion. Sehingga memonitor jumlah ion terlarut di dalam
air boiler menjadi penting pula. Terutama bagi Anda pengguna boiler kecil yang
menggunakan air tanpa pengolahan (non-demineralisasi). Resiko jumlah ion terlarut di dalam
air semakin tinggi jika lokasi sumber air Anda dekat dengan laut. Padatan terlarut yang
terlalu tinggi dapat mengakibatkan fouling atau penyumbatan saluran pipa boiler.
d. Kekeruhan Air
Turbidity atau kekeruhan air menjadi faktor selanjutnya yang tidak kalah penting
untuk kita monitor dalam air boiler. Kekeruhan air pada air boiler dapat terjadi jika air boiler
tercampur dengan produk korosi. Sehingga mengetahui hasil pengukuran tingkat kekeruhan
air dapat digunakan sebagai deteksi awal adanya korosi pada boiler.

e. Silica, Alkalinity dan Hardness
Alkalinity merupakan ion carbonat,bikarbonat dan hidrat. P-alkalinity merupakan
jumlah 1/2 carbonate dan semua hidrat, M-alkalinity adalah jumlah bicarbonat dan carbonat
atau carbonat dan hydrat. Sedangkan Hardness merupakan jumlah dari ion calcium dan
magnesium dlm air. Kadar silica, alkalinity dan hardness yang melampaui batas akan
meyebabkan terbentuknya kerak. Kerak adalah senyawa berstruktur kristal dan tidak tembus
air, sehingga keberadaanya akan berfungsi seperti isolator dan menurunkan effisiensi
perpindahan panas sehingga effisiensi boiler akan menjadi rendah dan akan lebih banyak
mengkonsumsi bahan baker; Konsekwensi lain dari adanya kerak adalah terjadinya hot
spot yaitu panas yang berlebih pada tempat kerak berada dan hal ini bisa mengakibatkan
pipa boiler menggelembung dan pecah.





2. Air Domestik.
Parameter air dmestik tergantung dari keperluan atau fungsi air tersebut.
a. Air Minum
Standar kualitas air minum yang digunakan di Indonesia dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan RI melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang
Pengawasan Kualitas Air Minum, seperti pada Tabel 3-5.
No Unsur Satuan Minimum yang
diperbolehkan
Maksimum yang
dianjurkan
Maksimum yang
diperbolehkan
1 Suhu C - - Suhu udara
2 Warna Ptoco - 5 50
3 Bau dan rasa - Tidak
berbau/berasa
Tidak
berbau/berasa
Tidak
berbau/berasa
4 Kekeruhan Unit - 5 25
5 pH - 6.5 - 9.2
6 TDS mg/l - 500 1500
7 KMnO4 mg/l - - 10
8 CO2 Agressif mg/l - - 0
9 Kesadahan D 5 - 10
10 Ca mg/l - 75 200
11 Mg mg/l - 30 150
12 Fe mg/l - 0.1 1.0
13 Mn mg/l - 0.05 0.5
14 Cu mg/l - 0.05 1.5
15 Zn mg/l - 1 15
16 Cl mg/l - 200 600
17 SO4 mg/l - 200 400
18 H2S mg/l - - 0
19 F mg/l - - 2.0
20 NH4 mg/l 1.0 - 0
21 NO3 mg/l - - 0.002
22 NO2 mg/l - - 0.05
23 HNO3 mg/l - 0.001 -
24 As mg/l - - 0.01
25 Pb mg/l - - 0.05
26 Se mg/l - - 0.05
27 Cr mg/l - - -
28 Cn mg/l - - -
29 Cd mg/l - - 0.01
30 Hg mg/l - - 0.001
31 Sinar Alfa c/ml - - 10-9
32 Sinar Beta c/ml - - 10-8
33 Angka
Kuman
lml - - 100
34 Bakteri coli 100
ml
- - 0

b. Kriteria Air I rigasi
Klasifikasi air untuk irigasi dapat dibagi menurut berbagai kriteria, yaitu : DHL, Sodium
Adsorption Ratio (SAR), kadar unsur boron, dan sebagainya.
1. Daya Hantar Listrik
DHL secara tidak langsung menggambarkan banyaknya kandungan garam-garaman dalam air
tersebut. Adanya garam ini menyebabkan perubahan pada struktur tanah, selanjutnya
kelulusan tanah. Hal ini berdampak pada pertumbuhan tanaman. Batasan banyaknya
kandungan garam ini tidak dapat ditetapkan karena tergantung dari jenis tanaman.

2. Sodium Adsorption Ratio
Sodium adsorption ratio (SAR) atau bandingan serapan sodium. Kadar unsur sodium (Na)
merupakan unsur penting di dalam klasifikasi air irigasi, karena unsur sodium menyebabkan
tanah menjadi kurang meluluskan air.

3. Unsur Boron
Unsur Boron dalam kadar kecil diperlukan dalam pertumbuhan tanaman. Dalam kadar tinggi,
unsur boron ini menjadi racun bagi tanaman. Tingginya kadar boron yang dapat diterima oleh
tanaman tergantung dari jenis tanamannya. Tanaman seperti lemon dan anggur sangat sensitif
terhadap boron, sedangkan jagung, tomat dan kentang lebih toleran terhadap boron, apalagi
wortel, ketimun dan bawang.
Contoh salah satu klasifikasi air untuk irigasi menurut Wilcox, 1955 (vide Todd, 1980, h.
302) yang didasarkan atas persen sodium, DHL dan kandungan unsur boron disajikan pada
tabel berikut.


c. Kriteria Air Industri
Air industri yang dimaksud disini adalah air industri yang digunakan untuk mencuci
memasak atau keperluan lainnya selain keperluan untuk alat proses.. Berikut kriteria air untuk
beberapa industri.
Industri Es Konveksi
Makanan
Pencucian Umum
Kekeruhan
(unit)
5 - 1 1-10
Warna (unit) 5 - 50-20 5-10
Bau dan rasa Rendah Rendah Tidak ada Rendah
Zat terlarut 170-1300 50-100 850 850
Kesadahan
(CaCO3)
- Lunak 13 10-250
Alkalinitas
(CaCO3)
- - - 30-250
pH (unit) - >7 - -
Cl (mg/l) - - 250 -
SO4 (mg/l) - - - -
Fe (mg/l) 0.2 0.2 - 0.2
Mn (mg/l) 0.2 0.2 - 0.2
Fe & Mn (mg/l) 0.2 0.2 0.2 0.2-0.3
H2S (mg/l) - 0.2 - -
F (mg/l) 1.5 - 1.0 1.0
Lain-lain Dapat diminum Dapat diminum
Non zat organik

Anda mungkin juga menyukai