Anda di halaman 1dari 7

I.

JUDUL LAPORAN
Penentuan Berat Molekul Zat Volatil

II. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami perilaku gas dan persamaan gas ideal

III. SASARAN PERCOBAAN
Mahasiswa dapat menentukan berat molekul senyawa volatile dengan
menggunakan persamaan gas ideal.

IV. DASAR TEORI
Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan satu
sama lain sehingga hampir tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak
diantara molekul-molekulnya sehingga gas akan mengembang dan mengisi
seluruh ruang yang ditempatinya, bagaimana pun besar dan bentuknya.
Untuk memudahkan mempelajari sifat-sifat gas ini baiklah dibayangkan
adanya suatu gas ideal yang mempunyai sifat-sifat :
Tidak ada gaya tarik menarik di antara molekul-molekulnya.
Volume dari molekul-molekul gas sendiri diabaikan.
Tidak ada perubahan energi dalam (internal energy = E) pada
pengembangan.

Sifat-sifat ini dimiliki oleh gas inert (He, Ne, Ar dan lain-lain) dan uap Hg
dalam keadaan yang sangat encer. Gas yang umumnya terdapat di alam (gas
sejati) misalnya: N
2
, O
2
, CO
2
, NH
3
dan lain-lain sifat-sifatnya agak
menyimpang dari gas ideal.
Kerapatan gas dipergunakan untuk menghitung berat molekul suatu gas,
ialah dengan cara membendungkan suatu volume gas yang akan dihitung
berat molekulnya dengan berat gas yang telah diketahui berat molekulnya
(sebagai standar) pada temperatur atau suhu dan tekanan yang sama.
Kerapatan gas diidenfinisikan sebagai berat gas dalam gram per liter. Untuk


menentukan berat molekul ini maka ditimbang sejumlah gas tertentu
kemudian diukur pV dan T nya. Menurut hukum gas ideal :

( )


dengan,
BM : berat molekul (g/mol)
m : massa gas yang menempati volume tertentu (gram)
V : volume yang ditempati gas (liter)
T : Suhu gas absolut ( K)
R : konstanta gas universal ( 0.08205 atm L/mol K)
Bila suatu cairan volatile dengan titik didih lebih kecil dari 100
0
C
ditempatkan dalam labu Erlenmeyer bertutup yang mempunyai lubang kecil
pada bagian tutupnya kemudian labu Erlenmeyer tersebut dipanaskan
sampai 100
0
C maka cairan tersebut akan menguap keluar dari uapnya akan
mendorong udara yang terdapat pada labu Erlenmeyer keluar melalui lubang
kecil. Setelah semua keluar akhirnya uap cairan juga akan keluar sampai
akhirnya uap ini berhenti keluar apabila keadaan keseimbangan tercapai
yaitu apabila tekanan didalam labu sama dengan tekapan udara luar.

V. ALAT
1. Labu Erlenmayer 150 ml
2. Gelas Piala 500 ml
3. Gelas Ukur
4. Alumunium Foil
5. Karet
6. Neraca Analitik
7. Pipet Volumetri


8. Bola Karet Penghisap
9. Jarum
10. Termometer
11. Desikator
12. Kaki Tiga
13. Kasa Asbes
14. Bunsen

VI. BAHAN
1. Alkohol
2. Aseton
3. Eter
4. Air

VII. PROSEDUR KERJA
1. Ambil sebuah labu erlenmeyer berleher kecil yang bersih dan kering
tutup labu tersebut dengan aluminium foil, lalu kencangkan tutup tadi
dengan karet gelang.
2. Timbang labu erlenmeyer yang telah ditutup tadi.
3. Masukkan sekitar 2 ml cairan volatile ke dalam labu erlenmeyer,
kemudian tutup kembali dengan kencang sehingga kedap gas. Lalu beri
lubang kecil pada tutup aluminium foil agar udara dapat keluar.
4. Rendam labu erlenmeyer dalam penangas air bersuhu sekitar 100
o
C
sedemikian sehingga air sekitar 1 cm di bawah aluminium foil.
5. Biarkan labu erlenmeyer tersebut dalam penangas air sampai semua
cairan di dalamnya menguap. Catat suhu penangas air.
6. Angkat labu dari penangas, keringkan air yang terdapat pada bagian
luar labu dengan lap, lalu tempatkan labu dalam desikator untuk
mendinginkan dan mengeringkannya. Udara akan masuk kembali ke
dalam labu erlenmeyer melalui lubang kecil dan uap cairan volatil yang
terdapat dalam labu akan mengembun kembali menjadi cairan.


7. Timbang labu erlenmeyer beserta tutupnya yang telah dingin.
8. Ukur volume labu erlenmeyer dengan jalan mengisinya dengan air
sampai penuh dan mengukur massa air yang terdapat dalam labu. Ukur
suhu air untuk mengetahui massa jenis air, sehingga akhirnya volum air
dalam labu yang juga merupakan volum labu erlenmeyer dapat
dihitung.
9. Ukur tekanan atmosfir dengan menggunakan barometer.

VIII. HASIL PERCOBAAN
Pengamatan Aseton Alkohol Eter
Massa labu erlenmayer, alumunium foil,
karet gelang, udara, uap (gram)
74,45 72,92 54,03
Massa labu erlenmayer, alumunium foil,
karet gelang, udara, cairan volatile (gram)
74,67 73,12 54,30
Massa cairan zat volatile (gram) 0,22 0,20 0,27
Volume Erlenmayer (liter) 0,1465 0,1495 0,1500
Temperatur air penangas (
o
C) 97 97 97
Temperatur zat volatile saat menguap (K) 327 351 314
Tekanan atmosfer (atm) 1 1 1

IX. PENGOLAHAN DATA
Perhitungan berat molekul zat volatil menggunakan rumus :







Zat Volatil
BM Praktikum
(gram/mol)
BM Literatur
(gram/mol)
Aseton 40,2913 58,08
Alkohol 38,5278 46,07
Eter 46,3747 74,12

Perhitungan % kesalahan penentuan berat molekul zat volatile
menggunakan rumus :
[ (


)]


[ (

)]


[ (

)]


[ (

)]

X. PEMBAHASAN
XI. JAWABAN PERTANYAAN TUGAS
1. Hitung Volume Labu Erlenmeyer ?
Jawab : Volume labu Erlenmeyer tidak ditentukan berdasarkan massa
jenis air tapi diukur dengan menggunakan gelas ukur sehingga volume
yang didapat adalah 146,50 ml untuk labu erlenmayer yang akan di isi
aseton sedangkan 149,50 ml untuk labu erlenmayer yang akan di isi
alkohol dan 150 ml untuk labu erlenmayer yang akan di isi eter.

2. Hitung berat uap yang ada di labu Erlenmeyer ?
Jawab : Massa uap yang didapat dalam praktikum ini adalah 0,22 gram
untuk aseton. 0,20 gram untuk alcohol dan 0,27 gram untuk eter.

3. Hitung berat molekul senyawa volatil dan bandingkan dengan literatur ?
Jawab :


Zat Volatil
BM Praktikum
(gram/mol)
BM Literatur
(gram/mol)
% Kesalahan
Aseton 40,2913 58,08 44,15
Alkohol 38,5278 46,07 19,58
Eter 46,3747 74,12 59,83

4. Cari sumber kesalahan pada percobaan ini ?
Jawab :
Ketidaktepatan pengamatan pada saat cairan telah menguap semua
atau belum dapat mengakibatkan kesalahan dalam perhitungan. Jika
masih ada cairan yang belum menguap atau masih ada cairan yang
tersisi dalam labu erlenmeyer, maka dapat mengakibatkan kesalahan
dalam perhitungan massa jenis gas dan pada akhirnya
mengakibatkan kesalahan pada perhitungan berat molekul.
Tidak mengetahui dengan pasti titik didih dari suatu sampel
senyawa. Sehingga timbul pertanyaan apakah suhu penangas air
yang tercatat sangat berpengaruh pada nilai berat molekul yang
dihasilkan atau tidak. Pertanyaan ini timbul karena bila labu
erlenmeyer dimasukkan dalam penangas air pada suhu misal 80
o
C,
maka cairan volatil tersebut akan menguap total pada suhu sedikit di
atas 80
o
C. Jika labu erlenmeyer dimasukkan berisi sampel volatil
dimasukkan ke dalam penangas air pada suhu (misal) 90
o
C, maka
dalam perhitungan nilai berat molekul yang diperoleh akan pasti
berbeda.
Tidak semua zat volatil yang menguap kembali mengembun setelah
didinginkan akibatnya akan mengurangi massa udara yang dapat
masuk kembali.
Ketidaktelitian pada saat penimbangan massa erlenmayer.
Ketidaktelitian pada saat menentukan volume labu erlenmayer.
XII. KESIMPULAN



XIII. SARAN
XIV. DAFTAR PUSTAKA
Respati, H. 1981. Kimia Dasar Terapan Modern. Erlangga. Jakarta.
Halliday dan Resnick. 1978. Fisika Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Murdikaningrum, Galu. 2002.Petunjuk Praktikum Kimia Fisika. Universitas
Bandung Raya. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai