Anda di halaman 1dari 8

TUGAS PRAKTIKUM PENGANTAR USAHA TANI

MODUL 1 (PENGERTIAN USAHA TANI DAN PERKEMBANGANYA)

Oleh :
Intan Permatasari

(105040201111184)

Dina Ayu Ningtyas

(105040203111012)

Erfika Yustianita

(105040203111015)

Hanna Kartikasari (105040204111007)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
MALANG
2012

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Awalnya pertanian dilakukan hanya semata untuk dapat bertahan hidup. Untuk
memenuhi keperluan hidup, masyarakat menanam apa saja yang diperlukan, awalnya
adalah umbi-umbian. Masyarakat berfikir sederhana bagaimana mempersiapkan lahan,
alat-alat, hewan dan sebagainya. Dari pengalaman bercocok tanam tersebut, nantinya
akan muncul kelompok manusia yang melanjutkan pekerjaan yang berhubunagan dengan
bercocok tanam dan yang merasa tidak berbakat mereka akan memelihara dan
menggembalakan ternak.
Kelompok masyarakat yang suka bercocok tanam akan mencari lahan yang
gampang ditanami sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Begitu juga kelompok masyarakat
yang memelihara ternak. Sebelumnya mereka menanam gandum yang mudah hidup.
Padilah yang sejenis paling cocok bagi mereka, karena padi dapat tumbuh baik di lahan
kering maupun tergenang air.
Usaha tani sebagai salah satu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian
besar penduduk Indonesia harus didukung dan didorong kemampuannya agar tetap eksis,
sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan memperluas lapangan pekerjaan bagi
angkatan kerja yang terus bertambah jumlahnya serta untuk meningkatkan penghasilan
petani dan masyarakat secara lebih merata.
I.2 Tujuan
a. Mengetahui arti usaha tani
b. Mengetahui sejarah usaha tani di Indonesia dan perkembangannya

II. PEMBAHASAN
II.1Pengertian Usaha Tani

Ilmu

usaha

tani

adalah

ilmu

yang

mempelajari

bagaimana

seorang

manusia,/petani dapat mengusahakan mengorganisir factor-faktor produksi berupa tanah


dan alam sekitarnya, modal dan manusia sehingga memberikan manfaat yang sebaik
baiknya. Ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani
mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga,
dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani
berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu.
Soeharjo dan Patong (1973) dan Mubyarto (1986) mengatakan bahwa berusaha
tani sebagai suatu kegiatan untuk memperoleh produksi di lapangan akan dinilai dari
penerimaan yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. Selisih antara penerimaan yang
diperoleh dan biaya yang dikeluarkan merupakan pendapatan usahatani. Usahatani
adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempatitu yang diperlukan
untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,perbaikan-perbaikan yang telah
dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,bangunan yang didirikan di atas tanah dsb.
II.2Sejarah Usaha Tani Di Indonesia
Pertanian di Indonesia diawali dengan sistem ladang berpindah-pindah, dimana
masyarakat menanam apa saja, hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan. Kemudian
sistem bersawah di temukan, orang mulai bermukim ditempat yang tetap, tanaman padi
yang berasal dari daerah padang rumput dan kemudian juga diusahakan di daerah-daerah
hutan dengan cara berladang yang berpindah diatas tanah kering Dengan timbulnya
persawahan, orang mulai tinggal tetap disuatu lokasi yang dikenal dengan nama
kampong walaupun usaha tani persawahan sudah dimulai, namun usaha tani secara
berladang yang berpindah-pindah belum ditinggalkan Di Jawa, sejak VOC menguasai
di Batavia kebijakan pertanian bukan untuk tujuan memajukan pertanian di Indonesia,
melainkan hanya untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya bagi VOC. Tahun
1830, Van Den Bosch sebagai gubernur Jendral Hindia Belanda mendapatkan tugas
rahasia untuk meningkatkan ekspor dan muncullah yang disebut tanam paksa.
Berdasarkan culturstelseel tersebut para petani tidak diminta 1/5 hasil bumi yang mereka
peroleh, melainkan para petani harus menanami 1/5 dari tanah mereka dengan jenis-jenis
tanaman menurut kehendak pemerintah. Pada saat itu komoditi yang memiliki harga
tinggi di pasar dunia adalah tebu. Para petani diwajibkan mencurahkan tenaga kerjanya
lebih banyak kepada tanaman wajib daripada tanaman mereka sendiri. Akibat peraturan
yang ketat banyak para petani yang mengungsi ke daerah memasuki hutan dan mereka
membuka tanah untuk dijadikan sawah. Sebenarnya Undang-undang Pokok Agraria

mengenai pembagian tanah telah muncul sejak 1870, namun kenyataanya tanam paksa
baru berakhir tahun 1921.
Setelah Indonesia merdeka, maka kebijakan pemerintah terhadap pertanian tidak
banyak mengalami perubahan. Pemerintah tetap mencurahkan perhatian khusus pada
produksi padi dengan berbagai peraturan seperti wajib jual padi kepada pemerintah.
Namun masih banyak tanah yang dikuasai oleh penguasa dan pemilik modal besar,
sehingga petani penggarap atau petani bagi hasil tidak dengan mudah menentukan
tanaman yang akan ditanam dan budidaya terhadap tanamannya pun tak berkembang.
Pada permulaan tahun 1970-an pemerintah Indonesia meluncurkan suatu program
pembangunan pertanian yang dikenal secara luas dengan program Revolusi Hijau yang
di masyarakat petani dikenal dengan program BIMAS. Program tersebut bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas sektor pertanian. Namun kerugian yang ditimbulkan
Revolusi Hijau pun tidak sedikit, diantaranya adalah membuat petani bodoh. Banyak
pengetahuan lokal yang menyangkut pertanian telah banyak dilupakan. Para petani
tergantung pada paket-paket teknoloogi pertanian produk industri.
Pada tahun 1998 usaha tani di Indonesia mengalami keterpurukan karena adanya
krisis multi-dimensi. Pada waktu itu telah terjadi perubahan yang mendadak bahkan
kacau balau dalam pertanian kita. Kredit pertanian dicabut, suku bunga kredit
membumbung tinggi sehingga tidak ada kredit yang tersedia ke pertanian. Selain itu
subsidi pertanian (pupuk, benih, dll) juga dicabut dan tarif impor komoditi khususnya
pangan dipatok maksimum 5%. Irigasi pertanian di pedesaan banyak yang rusak karena
biaya pemeliharaan tidak ada. Akibat kerusuhan tersebut, jaringan distribusi bahan
pangan dan sarana produksi pertanian lumpuh. Itulah kondisi pertanian dan pangan yang
kita hadapi saat itu. Keterpurukan pertanian Indonesia akibat krisis moneter membuat
pemerintah dalam hal ini departemen pertanian sebagai stake holder pembangunan
pertanian mengambil suatu keputusan untuk melindungi sektor agribisnis yaitu
pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan,
berkelanjutan dan terdesentralisasi.

II.3Sejarah dan Perkembangan Usaha Tani


Sejarah dan perkembangan usahatani dibagi menjadi 5 kelompok yaitu :
a. Pengumpul

Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara mengumpulkan


apa-apa yang dihasilkan oleh alam berupa hasil-hasil hutan, mineral-mineral serta
kekayaan laut. Pada taraf pengumpul ini manusia dalam berusa untuk meningkatkan
kuantitas dan kualitas dari usahataninya. Pada taraf pengumpul ini tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan keluarga
b. Pertanian
Kegiatan manusia untuk mengembangbiakan tumbuh-tumbuhan ataupun
hewan dengan maksud agar tumbuh-tumbuhan dan hewan tersebut dapat lebih baik
dalam memenuhi kebutuhan manusia. Lebih baik dalam artian kuantitatif, kualitatif
dan ekonomis. Artinya dengan biaya produksi yang lebih murah diperoleh jumlah
produksi yang lebih banyak, rasa dan mutu lebi baik serta tahan lama. Pada taraf ini
manusia mulai berusaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas desertai dengan
pertimbangan yang ekonomis.
c. Perindustrian
Kegiatan manusia untuk merubah bentuk dari hasil pertanian sehingga dapat
memenuhi kebutuhan manusia yang lebih baik. Industry ini ada beberapa jenis, yang
paling sederhana yaitu mengubah bentuk hasil pertanian yang biasanya hanya dikelola
dengan menggunakan tangan diubah menjadi menggunakan mesin yang dikendalikan
oleh manusia secara automatis.
d. Perdagangan
Kegiatan manusia untuk merubah tempat, waktu serta kepemilikan hasil
pertanian dari kelompok pengumpul pertanian dan industry sepaya hasil tersebut lebih
baik untuk memenuhi kebutuhan manusia. Hasil pertanian paada umumnya berada di
pedesaan, sedangkan sebagian besar konsumen berada di perkotaan, dengan
perdagangan inilah yang menghubungkan antara produsen dan konsumen. Kegiatan
perdagangan meliputi kegiatan sortasi (pengumpulan hasil-hasil pertanian di
pedesaan), menyimpan, pengangkutan dll.
e. Jasa-jasa yang Lain
Yaitu kegiatan manusia untuk memperlancar kegiatan terdahulu.

Ada dua sistem pertanian, yaitu :


a.

System pertanian Ladang


Factor-faktor utamanya adalah alam, selalu berpindah-pindah untuk mencari
suatu tempat yang lebih subur.

b.

System Pertanian Menetap


Factor-faktor produksinya terdiri dari modal dan tenaga sudah ada usaha untuk
mengembalikan dan memlihara kesuburan tanah dengan cara pemupukan, pembuatan
tanggul, teras, serta pengelolaan tenaga yang baik.

II.4Perbedaan Usaha Tani Keluarga dengan Usaha Pertanian


a. Usaha tani keluarga merupakan usaha tani yang terdapat tenaga kerja yang sebagian
besar dari keuarga petani sendiri dan sebagian besar pendapatan petani dalam setahun
berasal dari usaha taninya. Usaha ini dipimpin oleh kepala keluarga. Luas tanah tidak
dapat dijadikan ukuran mendefinisikan usaha tani keluarga.
b. Usaha Pertanian adalah suatu usaha perusahaan yang memproduksi hasil tertentu
dengan sistem pertanian seragam di bawah sistem manajemen terpusat dengan
berbagai metode ilmiah dan teknik pengolahan yang efisien untuk mendapatkan laba
sebesar-besarnya.
II.5Klasifikasi Usaha Tani
a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usahatani
Factor-faktor usahatani dibagi menjadi 3 yaitu :
Factor-faktor fisik
Meliputi; iklim, topografi, ketinggian diatas permukaan laut dan jenis tanah.
Factor Ekonomis
Meliputi; permintaan pasar, pembiayaan, modal yang dimiliki dan resiko yang
dihadapi akan membatasi petani dalam berusahatani.

Factor Lain
Meliputi; hama, penyakit, sosiologi, pilihan pribadi dll akan menentukan dan
membatasi petani dalam kegiatan usahataninya.
Ketiga factor tersebut dalam prakteknya

saling berkaitan sehingga

menghasilkan resultan/hubungan tertentu. Contoh, ada suatu daerah yang sebenarnya


cocok untuk suatu jenis tanaman tertentu, harga produk pertanian tinggi sehingga
petani tidak dapat menggunkannya, karena menurut kepercayaan penduduk tabu
untuk mengusahakan komoditi tersebut.
b. Klasifikasi usahatani dibagi menjadi 4 yaitu ;
Berdasarkan Corak dan Sifat Dibagi menjadi 2 yaitu;

Usahatani kuantitatif yaitu usahatani yang telah memperhatikan kualitas dan


kuantitas produk.

Usahatani subsisten yaitu usahatani yang tujuan utamanya untuk memenuhi


kebutuhan keluarganya.

Berdasarkan Cara
Menurut Cara Usahatani dibedakan menjadi 3 ;

Usahatani individual adalah usahatani yang seluruh prosesnya dikerjakan oleh


petani itu sendiri beserta keluarganya. Mulai dari proses perencanaan, pengelolaan

tanah, sampai pemasaran hasil usahataninya.


Usahatani kolektif adalah usahatani yang seluruh proses produksinya dikerjakan
bersama-sama atau suatu kelompok dan hasilnya dibagi dalam bentuk keuntungan.

Contoh; Tabu Rakyat Intesifikasi (TRI)


Usahatani kooferatif adalah usahatani yang tiap proses produksinya dikerjakan
secara individual dan hanya beberapa kegiatan saja yang dikerjakan secara
kelompok.
Missal; pembelian SAPRODI, pemberantasan H/P, pemasaran hasil, pembukaan
saluran dll.
Sekarang ini usahatani kooperatif dalam bentuk Perkebunan Inti Rakyat
(PIR) adalah bentuk kerjasama antara perkebunan rakyat dengan perkebunan yang
sedang dijalankan oleh pemerintah.

III. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ilmu

usaha

tani

adalah

ilmu

yang

mempelajari

bagaimana

seorang

manusia,/petani dapat mengusahakan mengorganisir factor-faktor produksi berupa tanah


dan alam sekitarnya, modal dan manusia sehingga memberikan manfaat yang sebaik
baiknya. Ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara petani
mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga,
dan modal sebagai dasar bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani
berupa tanaman atau ternak sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu.

Sejarah dan perkembangan usahatani dibagi menjadi 5 kelompok yaitu


pengumpul, pertanian, perindustrian, perdagangan dan jasa-jasa lain. Factor-faktor
usahatani dibagi menjadi 3 yaitu factor-faktor fisik, factor ekonomis, factor Lain.
Ketiga factor tersebut dalam prakteknya saling berkaitan sehingga menghasilkan
resultan/hubungan tertentu. Contoh, ada suatu daerah yang sebenarnya cocok untuk suatu
jenis tanaman tertentu, harga produk pertanian tinggi sehingga petani tidak dapat
menggunkannya, karena menurut kepercayaan penduduk tabu untuk mengusahakan
komoditi tersebut. Klasifikasi usahatani dibagi menjadi 4 yaitu berdasarkan Corak dan
Sifat Dibagi menjadi 2 yaitu usahatani kuantitatif yaitu usahatani yang telah
memperhatikan kualitas dan kuantitas produk dan usahatani subsisten yaitu usahatani
yang tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Berdasarkan cara
dibedakan menjadi 3, sahatani individual, usahatani kolektif adalah usahatani yang
seluruh proses produksinya dikerjakan bersama-sama atau suatu kelompok dan hasilnya
dibagi dalam bentuk keuntungan. Contoh; Tabu Rakyat Intesifikasi (TRI), usahatani
kooferatif adalah usahatani yang tiap proses produksinya dikerjakan secara individual
dan hanya beberapa kegiatan saja yang dikerjakan secara kelompok.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar Adiwilaga, 1982, Ilmu Usahatani, Penerbit Alumni, Bandung
Riyanto, Slamet. 2010. http://putrajagebob.blogspot.com/2010/05/menejemen-usahatani.html
Saragih Bungaran, 2004. Kuliah Tamu Perkembangan Mutakhir Pertanian Indonesia dan
Agenda Pembangunan Ke Depan. Universitas Brawijaya. Malang

Anda mungkin juga menyukai