Anda di halaman 1dari 25

IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DALAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM LAUT



Oleh : Zulhamsyah Imran &
Tridoyo Kusumastanto


Disampaikan Pada Acara
Bedah Buku Al Quran dan Lautan
Majlis Talim Al Mrjan
7 Mei 2005
KONFLIK PEREBUTAN
WILAYAH TANGKAP,
SEMBILAN KAPAL
DIBAKAR DI BANTAN,
BENGKALIS (KOMPAS,
4 MEI 2005)

ILEGAL FISHING TERUS MENINGKAT :
NELAYAN THAILAND MENANGKAP
IKAN DI WIL < 1 MIL DI ACEH BARAT
SEBELUM TSUNAMI (HASIL FGD, 2005)

KERUSAKAN EKOSISTEM DI WILAYAH
PESISIR DAN LAUT TERUS MENINGKAT
TERUMBU KARANG TINGGAL 6%
SANGAT BAIK
MANGROVE TINGGAL 30%
PANTAI TERABRASI
FAKTA
INDIKASI
SUMBERDAYA
ALAM DI WILAYAH
PESISIR DAN LAUT
SEMAKIN
BERKURANG
KEGAGALAN TUGAS MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH,
PADAHAL DITEGASKAN DALAM ALQUR AN MANUSIA
DITUGASKAN SEBAGAI KHALIFAH DI MUKA BUMI
(QS 2:30)
PENDAHULUAN
POTENSI SUMBERDAYA IKAN
INDONESIA DI WILAYAH LAUT
MENCAPAI 6,4 JUTA TON/THN
PANJANG PANTAI 81.000 KM,
LUAS LAUTAN 6,5 JUTA KM
2

5 KM KE ARAH LAUT, POTENSI
LAHAN KEGIATAN BUDIDAYA LAUT
DIPERKIRAKAN SEKITAR 24,53 JUTA HA
(DKP, 2002)
BELUM
OPTIMALNYA
PEMANFAATAN
FAKTA
INDIKASI
POTENSI LAHAN PENGEMBANGAN
TAMBAK MENCAPAI 913.000 HA,
SEDANGKAN TINGKAT PEMANFAATANNYA
BARU MENCAPAI 344.759 HA ATAU SEKITAR
40 % DARI TOTAL POTENSINYA
(DITJEN PERIKANAN, 1999)
KAMI TIDAK MENCIPTAKAN LANGIT DAN BUMI DAN
APA YANG ADA DIANTARA KEDUANYA DENGAN SIA-SIA
TANPA TUJUAN (QS 38:27)
PENDAHULUAN
BENCANA ALAM TERJADI
DIMANA-MANA : TSUNAMI,
GEMPA, BANJIR
KEMISKINAN MENINGKAT :
- 40 % DIBAWAH GARIS
KEMISKINAN
KEBOCORAN PEMBANGUNAN
TERUS MENINGKAT :
- KKN
- KETIDAKADILAN
PEMBANGUNAN
TIDAK
BERKELANJUTAN
FAKTA
INDIKASI
SESUNGGUHNYA MANUSIA BERLAKU SEWENANG-
WENANG MANAKALA MERASA DIRINYA MAMPU
(QS 96:6-7)
LANJUTAN
PENGHAPUSAN
KEMISKINAN
NELAYAN
MENGUBAH POLA
KONSUMSI
& PRODUKSI YG
TIDAK
BERKELANJUTAN
MELINDUNGI &
MENGELOLA BASIS
SDA P & L BAGI
PEMBANGUNAN
SOSIAL & EKONOMI
KESEJAH-
TERAAN
EKONOMI
EKOLOGI
SOSIAL
TANTANGAN
PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
DI WILAYAH
PESISIR DAN LAUT
TANTANGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
ADALAH MENEMUKAN CARA UNTUK MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN SAMBIL MENGGUNAKAN
SUMBERDAYA ALAM SECARA BIJAKSANA,
SEHINGGA SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN
DAPAT DILINDUNGI DAN PENGGUNAAN SUMBER
ALAM YANG DAPAT HABIS (TIDAK TERBARUKAN)
PADA TINGKAT DIMANA KEBUTUHAN GENERASI
MENDATANG TETAP AKAN TERPENUHI
TANTANGAN
TELAH TAMPAK KERUSAKAN DI DARAT DAN LAUT
DISEBABKAN OLEH PERBUATAN TANGAN MANUSIA,
SUPAYA ALLAH MERASAKAN KEPADA MEREKA SEBAGIAN
(AKIBAT) PERBUATAN MEREKA, AGAR MEREKA KEMBALI
KE JALAN YANG BENAR (QS 96:6-7)
K = daya dukung
a
b
c
t2 t1
Kualitas Hidup (Q)
K
o
n
s
u
m
s
i

S
D
A

&

P
e
n
c
e
m
a
r
a
n

Grafik Hubungan kualitas hidup, konsumsi SDA dan pencemaran :
a. Jika jumlah manusia bertambah konsumsi SDA bertambah, tekanan Terhadap lingkungan bertambah,
pencemaran bertambah, sehingga akan melampui daya dukung bumi. Gejalanya menipisnya lapisan
ozon di atas Antartika akibat meningkatnya CFC (Brown, 1987)
b. Kecenderungan mengejar materil, hanya menunda waktu dari t1 ke t2
c. Garis konsumsi harus menurun & kualitas hidup hrs meningkat : P X Ko < K
CONTOH
MENGAPA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
1972
SPEKTRUM SEJARAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Konsep Pembangunan
Balanced Development
Basic need
Pemerataan
Kualitas hidup
5 Juni 1972 :
Konferensi khusus PBB,
sepakat menyelamatkan
bumi melului kerjasama
antar bangsa
Pembentukan UNEP
(United Nations Environ-
ment Programme)
Perkembangan 1972-1982 :
Meningkatkan kesejahte-
raan penduduk
Meningkatkan hujan
asam
Lautan semakin kotar
Udara semakin tercemar
Hewan & tumbuhan
banyak yg punah
Mengusulkan komisi
penyelamatan lingku-
ngan ke Governing
Council UNEP
1982
1992 2002
Stockholm Rio de Janeiro Johannesburg
Komisi WCED (World
Commision on Environ-
ment and Development),
1 Oktober 1984 :
Ketua : Gro Harlem
Brundtland (Norwegia)
Wakil Ketua : Mansour
Khalid (Sudan)
Agenda Global Perubahan:
Target pembangunan
Berkelanjutan 2000
Kerjasama global antar
negara
Penanganan masalah
lingkungan secara lebih
efektif
Agenda jangka panjang
Penanganan masalah
lingkungan
Konferensi UNCED
(United Nation Conferen-
ce on Environment and
Development) :
Prinsip-prinsip dasar
pembangunan berke-
lanjutan
Agenda 21
Deklarasi Milenium
PBB tahun 2000
SPEKTRUM SEJARAH PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
2002
Johannesburg
2005 2015
?
Menuju millenium
Deklarasi Johannesburg :
Dari asal muasal ke masa depan : komitmen
pada pembangunan berkelanjutan, masyarakat
global manusiawi, pila-pilar pembangunan,
tanggung jawab terhadap anak cucu
Dari Stockholm ke Rio de Janeiro ke Johannesberg :
melindungi lingkungan, pembngunan ekonomi, dan
sosial, serta memperkuat komitemen PB, merumus-
kan visi pembangunan umat manusia, kemajuan
dilakukan dengan kesepakatan global
Tantangan global : kemiskinan, gag negara maju
dan berkembang, lingkungan global terus mengalami
kerusakan
Komitme terhadap pembangunan berkelanjutan
Multilateralisme adalah masa depan
Mari mewujudkannya
PEMBANGUNAN
KONSEPSI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
EKONOMI
EKOLOGI
BERKELANJUTAN
Pertumbuhan Nol
Pelestarian Lingkungan
The Limit of Growth
(Meadows et al, 1972) :
pertumbuhan tidaklah
dapat berjalan tanpa batas
karena kendala SDA dan
pencemaran
The Silent Spring (1962)
Pertumbuhan Tinggi
Cenderung Rusak
lingkungan
Adanya gap
Menghimpun tabungan
untuk modal dan
pertumbuhan
3 Pilar Utama :
pembangunan ekonomi
Pembangunan Sosial
Perlindungan lingkungan
Perjalanan :
Stockholm, Swedia (1972)
Rio de Jeneiro (1992)
Johannesburg, Afsel (2002)
TUHAN TELAH MENAKULKAN ATAU MEMUDAHKAN
ALAM RAYA UNTUK DIOLAH OLEH MANUSIA
(GS 14:32-33)
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pembangunan atau perkembangan yang memenuhi
kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi
Kebutuhannya

TERKANDUNG DUA GAGASAN :
Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan esensial
kaum miskin sedunia, yang harus diberi prioritas utama;
dan
Gagasan keterbatasan yang bersumber pada kondisi
teknologi dan organisasi sosial terhadap kemamupuan
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan kini dan hari depan
INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
EKOLOGI
EKONOMI SOSIAL
TEKNOLOGI
Terjaganya keberlanjutan fungsi-fungsi ekologis
Tidak melebihi ambang batas baku mutu lingkungan yang berlaku,
nasional dan lokal (tidak menimbulkan pencemaran udara, air,
tanah)
Terjaganya keanekaragaman hayati (genetik, spesies, dan
ekosistem) dan tidak terjadi pencemaran genetika
Dipatuhinya peraturan tata guna lahan atau tata ruang
Tidak menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan
Dipatuhinya peraturan keselamatan kerja
Adanya prosedur yang terdokumentasi yang menjelaskan
usaha-usaha yang memadai untuk mencegah kecelakaan dan
mengatasi bila terjadi kecelakaan
INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
LINGKUNGAN
KEBERLANJUTAN LINGKUNGAN DGN MENERAPKAN KONSERVASI
ATAU DIVERSIFIKASI PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM, DAN
KESELAMATAN MASYARAKAT LOKAL
Tidak menurunkan pendapatan masyarakat lokal
Adanya kesepakatan dari pihak-pihak yang terkait
untuk menyelesaikan masalah-masalah PHK sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku
Adanya upaya-upaya untuk mengatasi kemungkinan
dampak penurunan pendapatan bagi sekolompok
masyarakat
Tidak menurunkan kualitas pelayanan umum untuk
masyarakat local
INDIKATOR EKONOMI
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT LOKAL
Adanya proses konsultasi ke masyarakat lokal
Adanya tanggapan dan tindak lanjut terhadap
komentar, keluhan masyarakat lokal
Tidak menyebabkan konflik di tengah masyarakat
lokal
INDIKATOR SOSIAL
Partisipasi masyarakat DAN Proyek tidak
merusak integritas sosial masyarakat
Tidak menimbulkan ketergantungan pada pihak
asing dalam hal pengetahuan dan pengoperasian
alat (know-how)
Tidak menggunakan teknologi yang masih
bersifat percobaan dan teknologi usang
Mengupayakan peningkatan kemampuan dan
pemanfaatan teknologi lokal
INDIKATOR TEKNOLOGI
Terjadi Alih Teknologi
AGENDA PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
AGENDA 1.
PENGENTASAN KEMISKINAN
Pengentasan kemiskinan merupakan suatu tantangan global terbesar yang sedang
dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini dan merupakan syarat mutlak bagi
pembangunan berkelanjutan, khususnya bagi negara-negara berkembang.
Jika dicermati sudah jelas bahwa Indonesia sebagai negara berkembang harus
benar- benar memperhatikan persoalan pengentasan kemiskinan ini.
Pada tahun 2002 penduduk indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan
sudah mencapai 40 %, dan mungkin hampir sebahagian besar berdomisi di
wilayah pesisir.
Dengan demikian pengentasan kemiskinan bagi penduduk miskin di di wilayah
pesisir harus menjadi program prioritas dalam pembangunan masyarakat pesisir.
Sebagai indikator bagaimana mengurangi sepaRuh dari penduduk miskin di
wilayah pesisir yang berpenghasilan 1 US$ per hari, proporsi jumlah penduduk
yang menderita kelaparan, dan meningkatkan tingkat pendidikan dan kesehatan.
AGENDA 2.
PERUBAHAN POLA KONSUMSI DAN PRODUKSI
YANG TIDAK BERKELANJUTAN
Perubahan-perubahan mendasar dalam cara-cara konsumsi dan produksi
masyarakat merupakan hal yangsangat penting dalam meuwujudkan
pembangunan berkelanjutan golbal.
Jika dikaitkan dengan pola konsumsi masyarkat pesisir yang cenderung
konsumtif, maka yang tidaklah berlebihan jika agenda ini sangat berat untuk
diimplementasikan pada masyrakat pesisir, khususnya nelayan.
Pada penghidupan nelayan, maka akan berupaya memproduksi sebanyak-
banyaknya pada musim ikan tanpa memperhatikan keberlanjutan dari
sumberdaya ikan itu sendiri, bahkan kadangkala hasil tangkapan yang
sedemikian banyak tidak dimbanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan
nilai guna produksi.
Disamping itu sudah menjadi rahasia umum, bahwa nelayan bila mendapat
pendapatan yang melimpah akan cenderung untuk mengeluarkannya secara
cepat tanpa memperhatikan jangka panjang, bahkan sangat sedikit nelayan
yang memikirka untuk ditabung sebagian dari pendapatnya.
AGENDA 3.
PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN SUMBERDAYA
ALAM BAGI PEMBANGUNAN EKONOMI & SOSIAL
Kegiatan-kegiatan manusia memiliki dampak yang semakin meningkat terhadap
integritas ekosistem-ekosistem yang menyediakan sumberdaya penting dan
pelayanan-pelayanan (services) bagi kesejahteraan manusia dan kegiatan-
kegiatan ekonomi.
Bila dikaitkan dengan eosistem yang terdapat di wilayah pesisir dan laut, maka
dapat dikatakan merupakan ekosistem yang sangat menderita, bahkan selama
ini dinggap sebagai keranjang sampah.
Tidak jarang kita temua rusaknya mangrove, padang lamun, terumbu karang
bahkan ekossitem di laut dalam akibat tidak arifnya manusia dalam
memanfaatkan lingkungan dan sumberdaya alam laut yang terkandung di
dalamnya.
Jika hal ini dibiarkan terus-menerus terjadi, maka suatu ketika manusia hanya
bisa mendengar dongeng bahwa dulu di dalam terdapat ikan yang
beraneka ragam.
Dengan demikian pengelolaan sumberdaya alam laut secara terpadu dan
berkelanjutan dalam pembangunan berkelanjutan. Dalam hal untuk
mengembalikan kondisi lingkungan laut yang sudah terdegradasi perlu
dilakukan upaya-upaya signifikan untuk mencegah SDAL dan lingkungan
diambang kehancuran.
IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN DLM PENGELOLAAN SDAL
LINGKUNGAN
BIOFISIK
EKOSISTEM
SDI KAPAL NELAYAN
LINGKUNGAN
BIOFISIK
EKOSISTEM
PENANG-
KAPAN
PASAR
BENEFIT
SOSIAL
BUDAYA
EKONOMI
BIODIV.
DINAMIKA
POPULASI
DINAMIKA
BURUH
DINAMIKA
MODALI
PASCA
PANEN
KONDISI
PASAR
SISTEM PERIKANAN TANGKAP (CHARLES, 2001)
INTITUTIONAL
SUSTAINABILITY
ECOLOGICAL
SUSTAINABILITY
SOCIOECONOMIC
SUSTAINABILITY
COMMUNITY
SUSTAINABILITY
SEGITIGA KEBERLANJUTAN BERDASARKAN EMPAT KOMPONEN DASAR :
EKOLOGI, SOSIAL EKONOMI, MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN
(CHARLES, 2001)
Ocean
Policy
Ocean-
omic
Ocean
Gover-
nance
Membangun
Perikanan &
Kelautan
Berkelanjutan
PILAR-PILAR KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
PERIKANAN DAN KELAUTAN
ARAH PEMBANGUNAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
Rekonstruksi sosial (social enginering) kelembagaan pola patron-klien
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
Mengarahkan pengelolaan sumberdaya perikanan yang bertumpu pada
kekuatan lokal dan berbasis masyarakat lokal;
Memperkuat industri perkapalan nasional untuk menunjang kegiatan tranportasi
Laut dan penangkapan;
Menyoal masalah masuknya komoditi perikanan dalam list Word Trade
Organization (WTO);
Rehabilitasi lingkungan pesisir yang rusak untuk menunjang produksi perikanan;
Pengembangan industri penunjang perikanan untuk membuka lapangan
kerja baru;
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang mengelola kegiatan perikanan;
Mengembangkan teknologi kelautan untuk menunjang pengolahan hasil;
Mengembangkan strategi ekonomi nasional pembangunan perikanan;
Mengelola pulau-pulau kecil yang terletak di perbatasan;
Mempertegas yuridiksi nasional tentang perbatasan wilayah laut Indonesia
Pengawasan dan akuntabilitas publik dana konpensasi BBM yang diperuntukkan
dengan untuk nelayan;
Meningkatkan posisi tawar politik dalam struktur politik nasional;
Penataan pengelolaan perikanan dalam rangka otonomi daerah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai