|
|
.
|
\
|
=
0
0
1 1
exp
T T
R R |
dimana;
Ro adalah hambatan termistor pada suhu To,
adalah konstanta yang ditentukan melalui eksperimen.Termistor adalah piranti
yang sangat peka dan dengan kalibrasi yang baik dapat memberikan keluaran
yang konsisten dengan ketelitian 0,01. Thermistor terbagi menjadi dua jenis, yaitu
NTC dan PTC. NTC thermistor adalah salah satu yang nol-daya tahan menurun
dengan peningkatan suhu. Suhu koefisien negatif (NTC) thermistor merupakan
penghambat semiconducting keramik yang dihasilkan oleh sintering bahan pada
suhu tinggi, dan menggunakan logam oksida sebagai utama component.
NTC karakteristik thermistor berpendapat bahwa penurunan nilai perlawanan
dengan suhu naik. Membuat penggunaan dari karakteristik, dan suhu NTC
thermistor probe dapat diterapkan dalam suhu kompensasi, arus masuk sekarang
batas, pengukuran dan pengendalian suhu. PTC thermistor adalah salah satu yang
nol-meningkatkan daya tahan dengan peningkatan suhu. Dengan peningkatan
dramatis hambatan yang tinggi, menjadi sulit untuk elektron melalui penghalang
potensial dan resistivity dari bahan-bahan yang sesuai meningkat drastis. Behaves
ini sebagai PTC kemanjuran dari bahan yang secara makro. Karena properti ini,
PTC thermistor yang banyak digunakan baik di industri elektronik dan peralatan
rumah tangga. Bidang penerapannya diklasifikasikan sehubungan dengan tiga
dasar listrik performance dari PTC critesistors
(http://www.scribd.com/doc/3128969/Termistor).
III. PROSEDUR PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut:
1. Thermistor NTC
2. Wadah tahan panas
3. Es batu
4. Voltmeter/ Ohmmeter
5. Thermometer Hg
6. Heater kecil
7. Catu daya
B. Metode Percobaan
Adapun langkah-langkah ataupun metode yang dilakukan pada percobaan ini
adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan sensor thermistor
2. Menyiapkan wadah tahan panas
3. Menyiapkan es batu
4. Menyiapkan voltmeter dengan sistem catudaya
5. Menyiapkan thermometer Hg dan heater kecil
6. Menghubungkan pin thermistor dengan voltmeter/ ohmmeter
7. Memasukkan es batu pada wadah, kemudian memasukkan heater pada wadah
tersebut.
8. Mengukur temperatur dengan thermometer Hg dan thermistor, lalu mencatat
nilai R dari thermistor di voltmeter dan temperatur dari thermometer Hg secara
bersamaan dengan selang waktu 3 menit. Pada menit ke 15 memulai untuk
mencatu daya heater, sehingga es mulai cepat mencair dan memanas, jika
perubahan suhu cepat mencatat per 5 menit nilai temperaturnya.
9. Membuat tabel percobaan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Pengamatan
Adapun dari percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh data sebagai
berikut:
1. Pada Thermistor NTC
Tabel 4.1 Ketika mengalami kenaikan suhu
No. Temperatur (
0
C) R thermistor (Ohm)
1 50 8,33
2 60 7,30
3 70 4,64
4 80 3,80
2. Pada Thermistor PTC
Tabel 4.3 Ketika mengalami kenaikan suhu
No. Temperatur dg Hg (C) R thermistor (Ohm)
1 50 4,56
2 60 6,61
3 70 13,60
4 80 19,95
B. Pembahasan
Pada kali ini telah dilakukan praktikum percobaan thermistor pada PTC dan NTC,
di mana PTC dan NTC adalah merupakan jenis-jenis dari thermistor. Thermistor
adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk mengukur
suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan
atau werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor
ini berubah. Nilai tahanan pada PTC akan naik jika suhunya naik, sementara NTC
justru kebalikannya. Artinya, PTC (Positive Temperature Coefficient), thermistor
jenis ini mempunyai sifat, jika temperature atau suhunya naik maka hambatannya
naik, sedangkan NTC (Negative Temperature Coefficient), thermistor jenis ini
memiliki resistansi menurun apabila temperaturnya naik, jika resistansinya
berkurang, maka temperaturnya akan bertambah.
Pada percobaan ini baik PTC maupun NTC dilakukan satu kali percobaan, yaitu
menggunakan air dingin dan kemudian di panaskan sampai suhu 80, dan setiap
kenaikan 50,60,70 dan 80 maka resistor dibaca dan diambil datanya. Percobaan
ini dilakukan dengan mengukur temperatur dengan thermometer dan thermistor,
lalu mencatat nilai R dari thermistor di voltmeter dan temperatur dari
thermometer secara bersamaan. Pada suhu 50
0
C memulai untuk pengambilan
data, menggunakan ceret heiter sehingga air mulai memanas, jika perubahan suhu
cepat mencatat 50
0
C nilai temperaturnya sehingga didapatkan nilai temperatur
dan nilai hambatan thermistor. Pada PTC, ketika kita menggunakan air dingin,
semakin lama waktu yang digunakan maka temperatur menurun dan nilai
thermistor yang diperoleh semakin meningkat. Dan ketika air dipanaskan,
semakin lama waktu pemanasan maka temperatur dan hambatan thermistor
meningkat. Pada NTC, ketika kita menggunakan air dingin, semakin lama waktu
yang digunakan maka temperatur menurun dan nilai thermistor yang diperoleh
semakin meningkat. Dan ketika air dipanaskan, semakin lama waktu pemanasan
maka temperatur meningkat dan hambatan thermistor menurun.
Dari data yang telah diperoleh, maka diperoleh grafik hubungan antara R
thermistor (sumbu Y) dengan temperatur (sumbu X) sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik hubungan R thermistor dengan temperatur pada NTC
Gambar 4.2 Grafik hubungan R thermistor dengan temperatur pada PTC
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 20 40 60 80 100
R
e
s
i
s
t
o
r
Temperatur
0
5
10
15
20
25
0 20 40 60 80 100
R
e
s
i
s
t
o
r
Temperatur
Pada grafik NTC dan PTC didapatkan kelinieran garis. Pada grafik NTC, garis
yang diperoleh selalu menurun dan resistansinya berkebalikan dengan kenaikan
suhu. Pada grafik PTC, garis yang diperoleh awalnya tetap, kemudian meningkat
sesuai suhu yang dipanaskan.
Adapun aplikasi dari thermistor PTC dan NTC ini adalah termistor NTC banyak
dipakai pada peralatan elektronik yang digunakan di berbagai bidang seperti
kesehatan, otomotif, teknologi informasi, komunikasi dan nuklir sebagai pengukur
suhu yang sangat sensitif. Sedangkan termistor PTC banyak digunakan juga pada
berbagai peralatan terutama pemanas sebagai pengontrol suhu otomatis (self
temperature control) atau sebagai pemanas yang mengatur suhu secara mandiri
(self regulating heater).
V. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan
atau werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai
termistor ini berubah.
2. NTC thermistor adalah salah satu yang nol-daya tahan menurun dengan
peningkatan suhu.
3. PTC thermistor adalah salah satu yang nol-meningkatkan daya tahan dengan
peningkatan suhu.
4. Pada PTC, ketika kita menggunakan air dingin ke suhu yang panas, semakin
lama waktu yang digunakan maka temperatur menurun dan nilai thermistor
yang diperoleh semakin meningkat. Dan ketika air dipanaskan, semakin lama
waktu pemanasan maka temperatur dan hambatan thermistor meningkat.
5. Pada NTC, ketika kita menggunakan air dingin, semakin lama waktu yang
digunakan maka temperatur menurun dan nilai thermistor yang diperoleh
semakin meningkat. Dan ketika air dipanaskan, semakin lama waktu
pemanasan maka temperatur meningkat dan hambatan thermistor menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2009. http://id.wikipedia.org/wiki/thermistor
http://id.wikipedia.org/wiki/Termistor
http://www.scribd.com/doc/3128969/Termistor
http://2.bp.blogspot.com /termo.bmp
L A M P I R A N