terperinci ketika berekreasi, mulai dari waktu belajar, istirahat, dan waktu bebas untuk
menikmati objek wisata.
Mendidik anak di tempat rekreasi tidak boleh disamakan dengan belajar di dalam
kelas. Anak didik harus benar-benar merasa senang berada di tempat wisata dan jangan
sampai terlalu banyak larangan yang akan menimbulkan rasa bosan. Yang terpenting adalah
tujuan pendidikan tercapai, anak dapat belajar dengan cara yang menyenangkan, dapat
mengekspresikan dirinya, mampu berinteraksi dengan lingkungan barunya dan anak
memperoleh informasi pengetahuan serta pengalaman baru yang berharga dalam hidupnya.
2.3 Definisi Pariwisata
Ditinjau dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang
terdiri dari dua suku kata. Pari yang berarti keliling, berputar-putar, berkali-kali, dan Wisata
yang berarti perjalanan, bepergian. Dengan demikian pariwisata adalah perjalanan berkeliling
ataupun perjalanan yang dilakukan berkali-kali, berputar-putar dari satu tempat ke tempat
lainnya ataupun perjalanan yang sempurna.
Pada tanggal 12-14 J uni 1958, diselenggarakan musyawarah Nasional Tourisme di
Tretes-J awa Timur yang menghasilkan suatu istilah baru bagi kata tourisme menjadi kata
pariwisata oleh Bapak Prof. Prijono yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan
dan kebudayaan serta diresmikan pemakaiannya oleh Presiden Soeharto. Dan atas dasar
itulah maka pada tahun 1960, istilah Dewan Tourisme Indonesia diganti menjadi Dewan
Pariwsata Nasional.
Universitas Sumatera Utara
Menurut TAP MPRS NO. I-II/1960 disebutkan bahwa Kepariwisataan dalam dunia
modern pada hakikatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
memberi hiburan jasmani dan rohani, setelah beberapa saat bekerja serta mempunyai modal
untuk melihat-lihta daerah lain/pariwisata dalam negeri (Depdikbud, 1998).
Mr. Herman V. Schulalard (1910), seorang ahli ekonomi Australia, mendefinisikan
kepariwisataan merupakan penjumlahan kegiatan terutama yang berkaitan dengan kegiatan
perekonomian, secara langsung berhubungan dengan keluar masuknya orang-orang asing ke
suatu Negara, daerah, maupun kota tertentu (Koentjaraningrat, 1998).
Menurut prof. Hunzieker dan Prof. Krapf (1892), kepariwisataan merupakan
keseluruhan gejala-gejala yang dirtimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang
asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman tersebut tidak bersifat
menetap dan todak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersisfat sementara itu
(Yoety,1996).
Prof. Salah Wahab (seorang berkebangsaan Mesir) dalam bukunya berjudul An
Introduction on Tourism Teory mengemukakan bahwa:
Pariwisata adalah aktifitas manusia yang dilakuka secara sadar, yang mengadakan
pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau
di luar negara (meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain, daerah tertentu suatu
negara atau suatu benua) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang
beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya diaman ia memperoleh
pekerjaan tetap (Yoety, 1996).
Universitas Sumatera Utara
Dalam mengambil batasan ini, Prof. Salah Wahab berfokus pada 3 unsur, yaitu:
1. Manusia (Man), ialah orang yang melakukan pekerjaan
2. Ruang (Space), yaitu daerah atau ruang lingkup tempat dimana perjalanan wisata
tersebut dilakukan.
3. Waktu (Time), yaitu waktu yang dipergunakan selama dalam perjalanan dan
tinggal di daerah tujuan wisata.
Definisi pariwisata memang tidak dapat persis sama di antara para ahli, hal ini
memang jamak terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga bias ditemukan pada
berbagai disiplin ilmu lain.
Meskipun ada variasi batasan, ada beberapa komponen pokok yang secara umum
disepakati di dalam batasan pariwisata (khususnya pariwisata internasional), yaitu sebagai
berikut:
1. Traveler, yaitu orang yang melakukan perjalanan antar dua atau lebih lokalitas.
2. Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan merupakan
tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan perjalanannya bukanlah untuk
terlibat dalam kegiatan untuk mencari nafkah, pendapatan, atau penghidupan di
tempat tujuan.
3. Tourist, yaitu bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak satu
malam (24 jam) di daerah yang dikunjungi (WTO,1995).
Universitas Sumatera Utara
yang melakukan perjalanan jauh dari tempat tinggalnya untuk mengunjungi tempat lain dari
negaranya, atau beberapa negara lain.
Kedua, setiap perjalanan wisata memiliki durasi atau jangka waktu minimum tetapi
bersifat sementara, tidak untuk tujuan menetap di tempat baru yang dituju. J angka waktu
minimum semalam cukup beralasan untuk membedakan untuk membedakannya dengan
penglaju (commuter), yang berpergian dari rumah kurang dari 24 jam.
Ketiga, perilaku wisata muncul dalam waktu luang (leisure time). Wisatawan
merupakan seseorang yang di saat senggang berada jauh dari tempat tinggal tetapnya.
Pengalaman saat leisure time ini bias berupa beragam rekreasi (jalan-jalan, rileks di pantai,
sosialisasi, dan sebagainya) dan/atau bias juga beragam aktivitas kreatif lainnya.
Keempat, perbedaan mendasar dan esensial dari perilaku wisatawan, yang dikenal
sebagai touristic leisure, melibatkan hubungan emosional antara wisatawan dengan beberapa
karakteristik tempat yang dikunjungi.karakteristik yang dimaksud dapat berupa
pemandangan alam ang menakjubkan dan terkenal, objek atau event,karakterisdtik kualitas
alam dan lingkungan setempat seperti iklim, asosiasi romantic, keanehan dan keganajilan,
atau sesuatu yang berkaitan dengan status jika tempat tersebut dikunjunginya.
3. Definisi Teknikal Wisatawan
Pendefisian wisatawan dalam kategori ini biasanya berada dalam perspektif
kepentingan suatu wilayah atau negara.pendefinisian seceara teknikal mencerminkan
beragam kepentingan, mulai dari tujuan bisnis, organisasi, statistic, dan sebagainya, yang
berhubungan dengan peramalan suatu kawasan destinasi pariwisata. Beragam variasi definisi
Universitas Sumatera Utara
teknikal digunakan sebagai alat pengukuran yang diapakai berbagai negara untuk berbagai
kepentingan, seperti pengawasan aliran wisatawan domestic dan internasional. Leiper (1990)
memberikan contoh bahwa Australia dan New Zealand memberikan definisi teknikal
wisatawan dalam negeri (domestici) sebagai berikut:
A (domestic) tourist is a person who has travelled away from their nowmal
residence to visit some other place(s) at least fourty kilometer distant, within their
home country, for a period of at least one night or not mora than three months.
Menurut pengertian teknikal diatas, pengertian wisatawan domestik di Australia dan
New Zealand haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Perjalanan tersebut dilakukan lebih dari 40 km.
2. Masih dalam wilayah negaranya sendiri.
3. Paling tidak perjalanan tersebut dilakukan semalam, tetapi tidak melebihi tiga bulan.
Menurut UN-WTO, visitor adalah orang yang mengunjungi Negara lain untuk
beragam tujuan selain untuk bekerja/kegiatan yang dibayar dari negara yang dikunjungi.
Definisi ini mencakup hal-hal di bawah ini:
1. International tourist (wisatawan internasional)
Pelancong sementara (temporary visitors) yang tinggal paling tidak 24 jam di negara yang
dikunjungi dengan tujuan perjalanan yang dapat diklasifikasikan di antara: (a) leisure
Universitas Sumatera Utara
(rekreasi, liburan, kesehatan, studi, agama, dan olah raga) atau (b) business (family, misi
tertentu, pertemuan).
2. Excursionists
Pelancong sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjungi,
termasuk di dalamnya penumpang kapal pesiar/ penyebrangan.
2.4.2. Industri Pariwisata
Ruang lingkup industry pariwisata menyangkut berbagai sector ekonomi. Adapun
aspek-aspek yang tercakup dalam industry pariwisata antara lain:
Restoran. Di dalam bidang restoran, perhatian antara lain dapat diarahkan pada
kualitas pelayanan, baik dari hjenis makanan maupun teknik pelayanannya. Di
samping itu, dari segi kandungan gizi, kesehatan makanan dan lingkungan restoran
serta penemuan makanan-makanan baru dan tradisional baik resep, bahan maupun
penyajiannya yang bias dikembangkan secara nasional, regional bahkan internasional.
Penginapan. Penginapan atau home stay, yang terdiri dari hotel, motel, resort,
kondominium, time sharing, wisma-wisma dan bed and breakfast, merupakan aspek-
aspek yang dapat diakses dalam pengembangan bidang kepariwisataan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pengembangan penginapan ini dapat berupa; strategi
pemasaran, pelayanan saat penginapan, integrasi dan restoran atau biro perjalanan, dan
sebagainya. Penelitian juga dapat diarahkan pada upaya memperkecil limbah dari
industry pariwisata tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Site attraction, adalah hal-hal yang dimiliki suatu objek wisata sejak objek
tersebut sudah ada, atau daya tarik objek wisata bersamaan dengan adanya
obje wisata tersebut.
Event attartions, adalah daya tarik yang dibuat oleh manusia.
2. Assesibilitas, yakni kemudahan untuk mencapai objek wisata.
3. Amenitas, yaitu tersedianya fasilitas-fasilitas di objek wisata.
4. Organisasi (Tourist Organizationi), yaitu adanya lembaga atu badan yang mengelola
objek wisata sehingga tetap terpelihara.
Objek dan daya tarik wisata sangat erat hubungannya dengan travel motivaton dan
travel fashion, karena wisatawan ingin mengunjungi serta mendapatkan suatu pengalaman
tertentu dalam kunjungannya.
Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya
daya tarik suatu area/daerah tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Pariwisata
biasanya akan lebih berkembang atau dikembangkan, jika di suatu daerah terdapat lebih dari
satu jenis objek dan daya tarik wisata.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam pengembangan suatu daya tarik
wisata yang berpotensial haru dilakukan penelitian, inventarisasi, dan dievaluasi sebelum
fasilitas wisata dikembangkan di suatu kawasan tertentu. Hal ini penting agar perkembangan
Universitas Sumatera Utara
daya tarik wisata yang ada dapat sesuai dengan keinginan pasar potensial dan untuk
menentukan pengembangan yang tepat dan sesuai.
2.5.2 Jenis-jenis Objek dan Daya Tarik Wisata
Terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam sistem
klasifikasi. Secara garis besar daya tarik wisata dibagi ke dalam 3 jenis:
a. Daya tarik alam
b. Daya tarik budaya
c. Daya tarik buatan manusia
Objek dan daya tarik wisata berupa alam, budaya, tata hidup, dan lainnya yang
memiliki nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan, sekaligus juga
merupakan sasaran utama wisatawan dalam mengunjungi suatu daerah atau Negara. Dalam
pengertian luas bahwa apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik minat bagi
wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
Pada literatur-literatur luar negeri tidak pernah ditemukan objek wisata dan daya tarik
wisata seoerti yang ktia kenal di Indonesia, namun mereka hanya menggunakan istilah
Tourist Attraction saja, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik untuk mengunjungi
daerah tertentu, diaman Tourist Attraction itu juga merupakan salah satu unsure pokok dalam
pembangunan kepariwisataan yang keberadaannya akan mendorong wisatawan untuk
mengunjunginya.
Universitas Sumatera Utara
Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup yang memiliki
daya tarik untuk dikunjungi atau menjadi sasaran bagi wisatawan. Hal ini juga diungkapkan
oleh Drs. Oka A. Yoeti, dimana ada bebereapa hal yang menjadi daya tarik bagi orang yang
mengunjungi suatu daerah. Hal-hal tersebut adalah:
1. Benda-benda yang tersedia di alam semesta, yang dalam istilah pariwisata disebut
natural amenities. Termasuk dalam kelompok ini adalah:
Iklim
Bentuk tanah dan pemandangan
Hutan belukar
Flora dan fauna
Pusat kesehatan
2. Hasil ciptaan manusia dalam istilah pariwisatanya disebut man made supply yang
berupa benda-benda sejarah, kebudayaan dan keagamaan.
3. Tata hidup masyarakat (way of life)
Membicarakan objek dan atraksi wisata baiknya dikaitkan dalam pengertian produksi
dan industry pariwisata itu sendiri. Hal ini dianggap perlu karena sampa sekarang ini masih
dijumpai perbedaan pendapat antara para ahli mengenai pengertian produk industry
pariwisata dari satu pihak dan atraksi wisata pihak lain.
Universitas Sumatera Utara
2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggal
purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, agrowisata, taman rekreasi, dan tempat
hiburan.
Undang-undang No.9 tahun 1990 ini juga menjelaskan bebrapa istilah mengenai
kepariwisataan, diantaranya sebagai berikut:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang bersifat sementara waktu untuk menikmati
keindahan objek maupun daya tarik wisata.
2. Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan keiatan wisata dari tempat
kediamannya tanpa menetap ditempat yang didatanginya.
3. Pariwisata adalah suatu kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan
wisatawan baik mengenai perusahaan objek dan daya tarik serta usaha-usaha yang
terkait dalam usaha wisata.
Kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan wisata.
Perencanaa dan pengolahan objek dan daya tarik wisata alam maupun sosial budaya harus
berdasarkan pada kebijakan regional. J ika kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun
tim perencana mengembangkan objek dan daya tarik wisata harus mampu mengasumsikan
rencana kebijakan yangs esuai dengan are yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
b. Occational Tourism, yaitu kegiatan pariwisata ini dihubungkan dengan kegiatan atau
occation maupun suatu event, seperti galungan, atau kuningan di Bali.
3. Menurut objeknya
a. Cultural Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang untuk
melakukan perjalanan disebabkan Karen adanya daya tarik dari seni budaya suatu
tempat atau daerah.
b. Recurrentional Tourism, biasanya disebut juga pariwisata kesehatan. Adapuntujuan
prang-orang melakukan perjalanan ini adalah untuk menyembuhkan penyakit, seperti
mandi di sumber air panas, mandi lumpur seperti banyak dijumpai di negara-negara
Eropa atau mandi susu, mandi kopi di J epang yang kabarnya bias membuat awet
muda.
c. Sport Tourism, kegiatan pariwisata ini bertujuan untuk atau menyaksikan suatu pesta
olah raga di suatu tempat atau Negara tertentu seperti Olympiade, All England,
Europe cup.
d. Commercial Tourism, disebut juga dengana pariwisata perdagangan karena
perjalanan wisata ini dikaitkan dengan perdagangan internasional dimana sering
diadakan kegiatan Expo, Fair Exibition.
e. Religion Tourism, kegiatan pariwisata ini dilakukan untuk menyaksikan upacara-
upacara keagamaan seperti kunjungan Lourder bagi yang beragama Katolik atau
Universitas Sumatera Utara
muntilan pusat agama Kristen di J awa Tengah, ibadah Haji dan Umroh bagi umat
Islam dan upacara Hindu di Bali.
Universitas Sumatera Utara