Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN UMUM KEPARIWISATAAN


2.1 pengertian Observatorium
Observatorium adalah sebuah lokasi dengan perlengkapan yang diletakka permanen
agar dapat melihat langit dan peristiwa yang berhubungan dengan angkasa. Menurut sejarah,
observatorium bisa sesederhana sextant (untuk mengukur jarak di antara bintang) sampai
sekompleks Stonehenge ( untuk mengukur musim lewat posisi matahari terbit dan terbenam).
Observatorium modern biasanya berisi satu atau lebih teleskop yang terpasang secara
permanen yang berada dalam gedung dengan kubah yang berputar atau yang dapat
dilepaskan. Dalam dua dasawarsa terakhir, banyak observatorium luar angkasa sudah
diluncurkan.
2.2 Pengertian Eduvacation
Eduvacation itu sendiri diambil dari kata Edu yang berasal dari kata Education yang
berarti pelajaran dan Vacation yang berarti liburan. Dengan begitu Eduvacation bisa
diartikan sebagai wisata yang didalam kegiatannya terdapat unsur pembelajaran. Melalui
kegiatan ini tugas guru cukup membimbing, mengarahkan, serta menjelaskan dengan cara
yang mudah dan menyenangkan.
Anak tidak boleh dibiarkan terlena dengan kegiatan bersenang-senang tanpa
diberikan bimbingan dan penjelasan mengenai berbagai hal yang dapat memperkaya
pengetahuan mereka. Meskipun memang caranya tidak boleh kaku dan formal. Di sinilah
peran penting guru sebagai penyelenggara rekreasi mareka harus membuat jadwal yang
Universitas Sumatera Utara

terperinci ketika berekreasi, mulai dari waktu belajar, istirahat, dan waktu bebas untuk
menikmati objek wisata.
Mendidik anak di tempat rekreasi tidak boleh disamakan dengan belajar di dalam
kelas. Anak didik harus benar-benar merasa senang berada di tempat wisata dan jangan
sampai terlalu banyak larangan yang akan menimbulkan rasa bosan. Yang terpenting adalah
tujuan pendidikan tercapai, anak dapat belajar dengan cara yang menyenangkan, dapat
mengekspresikan dirinya, mampu berinteraksi dengan lingkungan barunya dan anak
memperoleh informasi pengetahuan serta pengalaman baru yang berharga dalam hidupnya.
2.3 Definisi Pariwisata
Ditinjau dari segi etimologinya, kata pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang
terdiri dari dua suku kata. Pari yang berarti keliling, berputar-putar, berkali-kali, dan Wisata
yang berarti perjalanan, bepergian. Dengan demikian pariwisata adalah perjalanan berkeliling
ataupun perjalanan yang dilakukan berkali-kali, berputar-putar dari satu tempat ke tempat
lainnya ataupun perjalanan yang sempurna.
Pada tanggal 12-14 J uni 1958, diselenggarakan musyawarah Nasional Tourisme di
Tretes-J awa Timur yang menghasilkan suatu istilah baru bagi kata tourisme menjadi kata
pariwisata oleh Bapak Prof. Prijono yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan
dan kebudayaan serta diresmikan pemakaiannya oleh Presiden Soeharto. Dan atas dasar
itulah maka pada tahun 1960, istilah Dewan Tourisme Indonesia diganti menjadi Dewan
Pariwsata Nasional.
Universitas Sumatera Utara

Menurut TAP MPRS NO. I-II/1960 disebutkan bahwa Kepariwisataan dalam dunia
modern pada hakikatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam
memberi hiburan jasmani dan rohani, setelah beberapa saat bekerja serta mempunyai modal
untuk melihat-lihta daerah lain/pariwisata dalam negeri (Depdikbud, 1998).
Mr. Herman V. Schulalard (1910), seorang ahli ekonomi Australia, mendefinisikan
kepariwisataan merupakan penjumlahan kegiatan terutama yang berkaitan dengan kegiatan
perekonomian, secara langsung berhubungan dengan keluar masuknya orang-orang asing ke
suatu Negara, daerah, maupun kota tertentu (Koentjaraningrat, 1998).
Menurut prof. Hunzieker dan Prof. Krapf (1892), kepariwisataan merupakan
keseluruhan gejala-gejala yang dirtimbulkan oleh perjalanan dan pendiaman orang-orang
asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman tersebut tidak bersifat
menetap dan todak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersisfat sementara itu
(Yoety,1996).
Prof. Salah Wahab (seorang berkebangsaan Mesir) dalam bukunya berjudul An
Introduction on Tourism Teory mengemukakan bahwa:
Pariwisata adalah aktifitas manusia yang dilakuka secara sadar, yang mengadakan
pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau
di luar negara (meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain, daerah tertentu suatu
negara atau suatu benua) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang
beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya diaman ia memperoleh
pekerjaan tetap (Yoety, 1996).
Universitas Sumatera Utara

Dalam mengambil batasan ini, Prof. Salah Wahab berfokus pada 3 unsur, yaitu:
1. Manusia (Man), ialah orang yang melakukan pekerjaan
2. Ruang (Space), yaitu daerah atau ruang lingkup tempat dimana perjalanan wisata
tersebut dilakukan.
3. Waktu (Time), yaitu waktu yang dipergunakan selama dalam perjalanan dan
tinggal di daerah tujuan wisata.
Definisi pariwisata memang tidak dapat persis sama di antara para ahli, hal ini
memang jamak terjadi dalam dunia akademis, sebagaimana juga bias ditemukan pada
berbagai disiplin ilmu lain.
Meskipun ada variasi batasan, ada beberapa komponen pokok yang secara umum
disepakati di dalam batasan pariwisata (khususnya pariwisata internasional), yaitu sebagai
berikut:
1. Traveler, yaitu orang yang melakukan perjalanan antar dua atau lebih lokalitas.
2. Visitor, yaitu orang yang melakukan perjalanan ke daerah yang bukan merupakan
tempat tinggalnya, kurang dari 12 bulan, dan tujuan perjalanannya bukanlah untuk
terlibat dalam kegiatan untuk mencari nafkah, pendapatan, atau penghidupan di
tempat tujuan.
3. Tourist, yaitu bagian dari visitor yang menghabiskan waktu paling tidak satu
malam (24 jam) di daerah yang dikunjungi (WTO,1995).
Universitas Sumatera Utara

Semua definisi yang dikemukakan selalu mengandung beberapa pokok, yaitu:


1. Adanya unsur travel (perjalanan, yaitu pergerakan manusia dari satu tempat ke
tempat lain;
2. Adanya unsure tempat tinggal sementara di tempat yang bukan merupakan
tempat tinggal yang biasanya;dan
3. Tujuan utama dari pergerakan manusia tersebut bukan untuk mencari
penghidupan/pekerjaan di tempat yang dituju (Richardson and Fluker 2004:5).
2.4 Ruang Lingkup Kepariwisataan
2.4.1 Wisatawan
kata wisatawan (tourist) merujuk kepada orang. Secara umum wisatawan menjadi
subset atau bagian dari traveler atau visitor. Untuk dapat disebut sebagai wisatawan, seorang
haruslah traveler atau seorang visitor. Seorang visitor adalah seorang traveler, tetapi ttidak
semua traveller adalah tourist. Traveler memiliki konsep yang lebih luas, yang dapat
mengacu kepada orang yang mempunyai beragam peran dalam masyarakat yang melakukan
kegiatan rutin ke tempat kerja, sekolah dan sebagainya sebagai aktivitas sehari-hari. Orang-
orang menurut kategori ini sama sekali tidak dapat dikatakan sebagai tourist.
Terdapat tiga konsep dasar wisatawan yang umum diaplikasikan saat ini, yaitu
pengertian umum tentang tourist, konsep heuristik, dan definisi teknikal.
1. Pengertian Umum Tentang Wisatawan
Universitas Sumatera Utara

Pengertian umum biasanya dipakai dalam pemikiran dan komunikasi sehari-hari


ketika seseorang mendeskripsikan berbagai perilaku atau perwujudan, baik orang maupun
tempat yang touristy (tempat yang banyak dikunjungi orang sehingga dianggap daerah
wisata) atau touristic (sifat yang mencerminkan seseorang berperilaku seperti seorang
wisatawan).sebagian orang mungkin membatasi pengertiannya tentang wisatawan untuk
orang asing, atau pengunjung dari negara lain. Sebagian lagi membatasi pengertian
wisatawan sebagai anggota dari suatu grup yang terorganisasi, yaitu tour group.
Persoalannya adalah perilaku mana yang busa menyebabkan seseorang disebut sebagai
wisatawan atau bukan sangat mustahil untuk didefinisikan dengan pengertian yang dapat
memuaskan semua pihak. Penyebabnya adalah berbagai atribut yang melekat pada persepsi
seseorang untuk mengartikan apakah seseorang itu wisatawan atau bukan, juga berbeda-beda
2. Konsep Heuristik Tentang Wisatawan
Konsep heuristic adalah konsep yang dipergunakan dalam membantu proses belajar.
Konsep heuristic mengenai wisatawan sangat bermanfaat ketika kita memelajari perilaku
wisatawan dalam setiap konteks formal (perusahaan, akademik, statistic, dan sebagainya).
Contohnya, seorang manajer sebuah perusahaan perjalanan wisata mendefinisikan wisatawan
sebagai seseorang yang membuat atau mempertimbangkan perjalanan wisata yang menjadi
pengguna actual atau potensial paket perjalanan wisata yang ditawarkan, naik secara grup
maupun perseorangan.
Konsep heuristic mengenai wisatawan dalam konteks perilaku yangsecara luas
diterima mengandung empat atribut yang esensial. Pertama, wisatawan adalah seseorang
Universitas Sumatera Utara

yang melakukan perjalanan jauh dari tempat tinggalnya untuk mengunjungi tempat lain dari
negaranya, atau beberapa negara lain.
Kedua, setiap perjalanan wisata memiliki durasi atau jangka waktu minimum tetapi
bersifat sementara, tidak untuk tujuan menetap di tempat baru yang dituju. J angka waktu
minimum semalam cukup beralasan untuk membedakan untuk membedakannya dengan
penglaju (commuter), yang berpergian dari rumah kurang dari 24 jam.
Ketiga, perilaku wisata muncul dalam waktu luang (leisure time). Wisatawan
merupakan seseorang yang di saat senggang berada jauh dari tempat tinggal tetapnya.
Pengalaman saat leisure time ini bias berupa beragam rekreasi (jalan-jalan, rileks di pantai,
sosialisasi, dan sebagainya) dan/atau bias juga beragam aktivitas kreatif lainnya.
Keempat, perbedaan mendasar dan esensial dari perilaku wisatawan, yang dikenal
sebagai touristic leisure, melibatkan hubungan emosional antara wisatawan dengan beberapa
karakteristik tempat yang dikunjungi.karakteristik yang dimaksud dapat berupa
pemandangan alam ang menakjubkan dan terkenal, objek atau event,karakterisdtik kualitas
alam dan lingkungan setempat seperti iklim, asosiasi romantic, keanehan dan keganajilan,
atau sesuatu yang berkaitan dengan status jika tempat tersebut dikunjunginya.
3. Definisi Teknikal Wisatawan
Pendefisian wisatawan dalam kategori ini biasanya berada dalam perspektif
kepentingan suatu wilayah atau negara.pendefinisian seceara teknikal mencerminkan
beragam kepentingan, mulai dari tujuan bisnis, organisasi, statistic, dan sebagainya, yang
berhubungan dengan peramalan suatu kawasan destinasi pariwisata. Beragam variasi definisi
Universitas Sumatera Utara

teknikal digunakan sebagai alat pengukuran yang diapakai berbagai negara untuk berbagai
kepentingan, seperti pengawasan aliran wisatawan domestic dan internasional. Leiper (1990)
memberikan contoh bahwa Australia dan New Zealand memberikan definisi teknikal
wisatawan dalam negeri (domestici) sebagai berikut:
A (domestic) tourist is a person who has travelled away from their nowmal
residence to visit some other place(s) at least fourty kilometer distant, within their
home country, for a period of at least one night or not mora than three months.
Menurut pengertian teknikal diatas, pengertian wisatawan domestik di Australia dan
New Zealand haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Perjalanan tersebut dilakukan lebih dari 40 km.
2. Masih dalam wilayah negaranya sendiri.
3. Paling tidak perjalanan tersebut dilakukan semalam, tetapi tidak melebihi tiga bulan.
Menurut UN-WTO, visitor adalah orang yang mengunjungi Negara lain untuk
beragam tujuan selain untuk bekerja/kegiatan yang dibayar dari negara yang dikunjungi.
Definisi ini mencakup hal-hal di bawah ini:
1. International tourist (wisatawan internasional)
Pelancong sementara (temporary visitors) yang tinggal paling tidak 24 jam di negara yang
dikunjungi dengan tujuan perjalanan yang dapat diklasifikasikan di antara: (a) leisure
Universitas Sumatera Utara

(rekreasi, liburan, kesehatan, studi, agama, dan olah raga) atau (b) business (family, misi
tertentu, pertemuan).
2. Excursionists
Pelancong sementara yang tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjungi,
termasuk di dalamnya penumpang kapal pesiar/ penyebrangan.
2.4.2. Industri Pariwisata
Ruang lingkup industry pariwisata menyangkut berbagai sector ekonomi. Adapun
aspek-aspek yang tercakup dalam industry pariwisata antara lain:
Restoran. Di dalam bidang restoran, perhatian antara lain dapat diarahkan pada
kualitas pelayanan, baik dari hjenis makanan maupun teknik pelayanannya. Di
samping itu, dari segi kandungan gizi, kesehatan makanan dan lingkungan restoran
serta penemuan makanan-makanan baru dan tradisional baik resep, bahan maupun
penyajiannya yang bias dikembangkan secara nasional, regional bahkan internasional.
Penginapan. Penginapan atau home stay, yang terdiri dari hotel, motel, resort,
kondominium, time sharing, wisma-wisma dan bed and breakfast, merupakan aspek-
aspek yang dapat diakses dalam pengembangan bidang kepariwisataan. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam pengembangan penginapan ini dapat berupa; strategi
pemasaran, pelayanan saat penginapan, integrasi dan restoran atau biro perjalanan, dan
sebagainya. Penelitian juga dapat diarahkan pada upaya memperkecil limbah dari
industry pariwisata tersebut.
Universitas Sumatera Utara

Palayanan perjalanan. Meliputi biro perjalanan, paket perjalanan (tour wholesalers),


perusahaan incentive travel dan reception service.
Transportasi. Dapat berupa sarana dan prasarana angkutan wisata seperti mobil/bus,
pesawat udara, kereta api, kapal pesiar, dan sepeda.
Pengembangan Daerah Tujuan Wisata. Dapat berupa penelitian pasar dan pangsa,
kelayakan kawasan wisatawan, arsitektur bangunan, dan engineering, serta lembaga
keuangan.
Fasilitas Rekreasi. Meliputi pengembangan dan pemanfaatan taman-taman Negara,
tempat perkemahan (camping ground), ruang konser, teater, dan lain-lain.
Atraksi wisata. Meliputi taman-taman bertema, museum-museum,hutan lindung,
agrowisata, keajaiban alam, kegiatan seni dan budaya, dan lain sebagainya.
2.5 Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata
2.5.1 Pengertian
Objek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan dan/atau aktifitas dan fasilitas
yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke
suatu daerah/tempat tertentu. Daya tarik yang tidak atau belum dikembangkan semata-mata
hanya merupakan sumber daya potensial dan belum dapat di sebut sebagai daya tarik wisata,
sampai adanya suatu jenis pengembangan tertentu. Misalnya penyediaan aksesibilitas atau
fasilitas. Oleh karena itu suatu daya tarik dapat diamnfaatkan sebagai daya tarik wisata.
Universitas Sumatera Utara

Pengertian objek wisata secara umum menurut Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia No. 24/1979, tentang penyerahan sebagian urusan pemerintah dalam bidang
kepariwisataan pada Daerah Tingkat I adalah sebagai berikut:
1. Objek Wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya,
serta sejarah bangsa dan temoat atu keadaan alam yang mempunyai daya tarik wisata
bagi wisatawan untuk dikunjungi.
2. Atraksi Wisata adalah semua yang diciptakan manusia berupa penyajian kebudayaan
seperti tari-tarian, kesenian rakyat, upacara adat, dan lain-lain.
Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa objek dan atraksi wisata
adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik bagi
wisatawan agar mau berkunjung ke daerah tersebut.
Untuk mengembangkan objek wisata yang telah ada, pemerintah telah melakukan
usaha pembenahan, misalnya di bidang prasarana yaitu dengan membangun dan merhabiliasi
jalan-jalan menuju objek wisata.
Ada beberapa syarat teknis dalam menentukan suatu tujuan wisata atau objek wisata
yang dapat dikembangkan, yaitu:
1. Adanya objek wisaa dan daya tarik wisata yang beraneka ragam (site and event
attractions)
Universitas Sumatera Utara

Site attraction, adalah hal-hal yang dimiliki suatu objek wisata sejak objek
tersebut sudah ada, atau daya tarik objek wisata bersamaan dengan adanya
obje wisata tersebut.
Event attartions, adalah daya tarik yang dibuat oleh manusia.
2. Assesibilitas, yakni kemudahan untuk mencapai objek wisata.
3. Amenitas, yaitu tersedianya fasilitas-fasilitas di objek wisata.
4. Organisasi (Tourist Organizationi), yaitu adanya lembaga atu badan yang mengelola
objek wisata sehingga tetap terpelihara.
Objek dan daya tarik wisata sangat erat hubungannya dengan travel motivaton dan
travel fashion, karena wisatawan ingin mengunjungi serta mendapatkan suatu pengalaman
tertentu dalam kunjungannya.
Objek dan daya tarik wisata merupakan dasar bagi kepariwisataan. Tanpa adanya
daya tarik suatu area/daerah tertentu, kepariwisataan sulit untuk dikembangkan. Pariwisata
biasanya akan lebih berkembang atau dikembangkan, jika di suatu daerah terdapat lebih dari
satu jenis objek dan daya tarik wisata.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa dalam pengembangan suatu daya tarik
wisata yang berpotensial haru dilakukan penelitian, inventarisasi, dan dievaluasi sebelum
fasilitas wisata dikembangkan di suatu kawasan tertentu. Hal ini penting agar perkembangan
Universitas Sumatera Utara

daya tarik wisata yang ada dapat sesuai dengan keinginan pasar potensial dan untuk
menentukan pengembangan yang tepat dan sesuai.
2.5.2 Jenis-jenis Objek dan Daya Tarik Wisata
Terdapat banyak jenis daya tarik wisata dan dibagi dalam berbagai macam sistem
klasifikasi. Secara garis besar daya tarik wisata dibagi ke dalam 3 jenis:
a. Daya tarik alam
b. Daya tarik budaya
c. Daya tarik buatan manusia
Objek dan daya tarik wisata berupa alam, budaya, tata hidup, dan lainnya yang
memiliki nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan, sekaligus juga
merupakan sasaran utama wisatawan dalam mengunjungi suatu daerah atau Negara. Dalam
pengertian luas bahwa apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik minat bagi
wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata.
Pada literatur-literatur luar negeri tidak pernah ditemukan objek wisata dan daya tarik
wisata seoerti yang ktia kenal di Indonesia, namun mereka hanya menggunakan istilah
Tourist Attraction saja, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik untuk mengunjungi
daerah tertentu, diaman Tourist Attraction itu juga merupakan salah satu unsure pokok dalam
pembangunan kepariwisataan yang keberadaannya akan mendorong wisatawan untuk
mengunjunginya.
Universitas Sumatera Utara

Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup yang memiliki
daya tarik untuk dikunjungi atau menjadi sasaran bagi wisatawan. Hal ini juga diungkapkan
oleh Drs. Oka A. Yoeti, dimana ada bebereapa hal yang menjadi daya tarik bagi orang yang
mengunjungi suatu daerah. Hal-hal tersebut adalah:
1. Benda-benda yang tersedia di alam semesta, yang dalam istilah pariwisata disebut
natural amenities. Termasuk dalam kelompok ini adalah:
Iklim
Bentuk tanah dan pemandangan
Hutan belukar
Flora dan fauna
Pusat kesehatan
2. Hasil ciptaan manusia dalam istilah pariwisatanya disebut man made supply yang
berupa benda-benda sejarah, kebudayaan dan keagamaan.
3. Tata hidup masyarakat (way of life)
Membicarakan objek dan atraksi wisata baiknya dikaitkan dalam pengertian produksi
dan industry pariwisata itu sendiri. Hal ini dianggap perlu karena sampa sekarang ini masih
dijumpai perbedaan pendapat antara para ahli mengenai pengertian produk industry
pariwisata dari satu pihak dan atraksi wisata pihak lain.
Universitas Sumatera Utara

Produk industri pariwisata, meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh, dirasakan


atau dinikmati wisatawan, semenjak ia meninggalkan rumah dimana biasanya ia tinggal,
sampai kedaerah tujuan wisata yang dipilihnya dan kembali ke rumah dimana ia berangkat
semula, jadi objek dan atraksi wisata itu sebenarnya sudah termasuk dalam produk industri
wisata karena kalau tidak, motivasi untuk berkunjung ke daerah tujuan wisata tidak ada,
padahal kita yakin pada suatu daerah tujuan wisata sudah pasti ada objek dan atraksi wisata.
Dan ada pula alasan wisatawan akan berkunjung ke daerah tersebut bila mereka merasakan
manfaat kepuasan atau pelayanan yang diberikan.
J adi kita dapat mengatakan suatu objek wisata, bila untuk melihat objek tersebut tidak
ada persiapan terlebih dahulu dimana seorang saja dapat menikmatinya tanpa bantuan orang
lain, karena memang sifat objek wisata tersebut tidak dapat dipindah-pindahkan atau bersifat
monumental, contohnya pemandangan alam dan bangunan bersejarah. Lain halnya dengan
atraksi wisata yang apabila sesuatu itu dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dilihat dan
dinikmati. Atraksi wisata ini sifatnya adalah entertainment atau hiburan yang digerakkan
oleh manusia seperti tari-tarian, upacara adat daan lainnya. Oleh sebab itu, perlu persiapan
khusus untuk dapat menikmatinya.
Menurut undang-undang No.9 tahun 1990 bab III pasal 4 tentang kepariwisataan,
objek dan daya tarik wisata dibagi menjadi dua jenis. Adapun bunyi pasal tersebut adalah:
1. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan
alam serta flora dan fauna.
Universitas Sumatera Utara

2. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggal
purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, agrowisata, taman rekreasi, dan tempat
hiburan.
Undang-undang No.9 tahun 1990 ini juga menjelaskan bebrapa istilah mengenai
kepariwisataan, diantaranya sebagai berikut:
1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang bersifat sementara waktu untuk menikmati
keindahan objek maupun daya tarik wisata.
2. Wisatawan adalah orang-orang yang melakukan keiatan wisata dari tempat
kediamannya tanpa menetap ditempat yang didatanginya.
3. Pariwisata adalah suatu kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan
wisatawan baik mengenai perusahaan objek dan daya tarik serta usaha-usaha yang
terkait dalam usaha wisata.
Kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan wisata.
Perencanaa dan pengolahan objek dan daya tarik wisata alam maupun sosial budaya harus
berdasarkan pada kebijakan regional. J ika kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun
tim perencana mengembangkan objek dan daya tarik wisata harus mampu mengasumsikan
rencana kebijakan yangs esuai dengan are yang bersangkutan.


Universitas Sumatera Utara

2.6 Motif Perjalanan Wisata


Setiap orang yang melakukan suatu perjalanan, biasanya mempunyai alasan tertentu,
demikian pula halnya dengan wisatawan dan secara garis besar alasandan keperluannya juga
dapat dikelompokkan sebagai berikut, yaitu:
1. Berdasarkan alasan dan tujuan perjalanan
a. Business Tourism, yaitu jenis kepariwisataan diaman oengunjung datang untuk dinas,
usaha dagang, atau yang berhubungan dengan pekerjaannya, kongres, seminar,
konvension, symposium, musyawarah kerja.
b. Education Tourism, yaitu jenis pariwisata yang dimana orang-orang melakukan
perjalanan untuk tujuan studi atau memelajari suatu bidang ilmu pengetahuan. Biasa
dikenal juga dengan istilah eduvacation.
c. Vocational Tourism, yaitu jenis pariwisata yang dilakukan hanya untuk sekedar
berlibur saja.
2. Menurut saat waktu berkunjung
a. Seasonal Tourism, kegiatan pariwisata yang berlangsung pada musim-musim tertentu
misalnya summer tourism atau winter tourism, yang biasanya ditandai dengan
kegiatan olah raga ini.
Universitas Sumatera Utara

b. Occational Tourism, yaitu kegiatan pariwisata ini dihubungkan dengan kegiatan atau
occation maupun suatu event, seperti galungan, atau kuningan di Bali.
3. Menurut objeknya
a. Cultural Tourism, yaitu jenis pariwisata dimana motivasi orang-orang untuk
melakukan perjalanan disebabkan Karen adanya daya tarik dari seni budaya suatu
tempat atau daerah.
b. Recurrentional Tourism, biasanya disebut juga pariwisata kesehatan. Adapuntujuan
prang-orang melakukan perjalanan ini adalah untuk menyembuhkan penyakit, seperti
mandi di sumber air panas, mandi lumpur seperti banyak dijumpai di negara-negara
Eropa atau mandi susu, mandi kopi di J epang yang kabarnya bias membuat awet
muda.
c. Sport Tourism, kegiatan pariwisata ini bertujuan untuk atau menyaksikan suatu pesta
olah raga di suatu tempat atau Negara tertentu seperti Olympiade, All England,
Europe cup.
d. Commercial Tourism, disebut juga dengana pariwisata perdagangan karena
perjalanan wisata ini dikaitkan dengan perdagangan internasional dimana sering
diadakan kegiatan Expo, Fair Exibition.
e. Religion Tourism, kegiatan pariwisata ini dilakukan untuk menyaksikan upacara-
upacara keagamaan seperti kunjungan Lourder bagi yang beragama Katolik atau
Universitas Sumatera Utara

muntilan pusat agama Kristen di J awa Tengah, ibadah Haji dan Umroh bagi umat
Islam dan upacara Hindu di Bali.















Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai