KELAS/SEMESTER : X/I
PETUNJUK UMUM :
2. tuliskan identitas Anda pada Lembar Jawab sesuai kolom yang yang
tersedia
Pengawas Ulangan
5. Gunakan waktu secara efisien dengan cara mengerjakan soal yang Anda
anggap mudah.
Buatlah flash slide presentation minimal 10 slide, setiap slide terdapat effect
animasi singkat dan continue beserta memakai buttons effect yang difungsikan
oleh behaviors.....
Sinopsinya:
(sinosis di halaman 2)
PROSES KEBANGKITAN NASIONAL
Proses pembentukan bangsa dan negara Indonesia bukan karena didasarkan faktor
sosial politik saja, tetapi juga didasarkan pada aspek psikologis rakyat Indonesia, yaitu adanya
perasaan yang sama, nasib yang sama serta cita-cita yang sama dalam upaya mewujudkan
kemerdekaan dan meningkatkan kesejahteraan hidup bersama.
Kolonialisme dan imperialisme negara-negara barat ke Indonesia sejak abad ke-16,
yang dipelopori oleh Portugis dengan cara monopoli perdagangan rempah-rempah dan
penguasaan wilayah Malaka oleh Portugis tahun 1511, dan dilanjutkan dengan menguasai
Maluku.
Kedatangan Portugis yang membawa keberhasilan itu diikuti bangsa-bangsa-bangsa lain
diantaranya Belanda. Kedatangan bangsa barat ke wilayah Indonesia, tidak terlepas dari
pengaruh berkembangnya imperialisme di Eropa yaitu untuk mendapatkan “gold, gospeld dan
glory” yang menjadi ciri khas dari praktek imperialisme kuno, dimana penguasaan wilayah lain
sebagai tujuan untuk mendapatkan kekayaan dalam bentuk emas, mendapatkan kejayaan karena
memperluas wilayah kekuasaan dengan cara menguasai daerah lain, serta penyebaran agama
nasrani sebagaimana permintaan gereja.
Dalam upaya menguasai jalur perdagangan rempah-rempah di nusantara serta agar
terjadi persaingan yang sehat diantara pedagang Belanda, pemerintah Belanda mendirikan
badan perniagaan “kongsi dagang” yang bernama Vereenigne Oost Indische Compagnie (VOC)
pada 1602.
Perusahaan dagang ini diberikan hak-hak istimewa oleh Pemerin-tah Belanda. Hak-hak
yang diberikan kepada VOC itu disebut hak octrooi, yang isinya memberikan hak kepada VOC
dalam hal:
(1) memperoleh hak monopoli perdagangan;
(2) memperoleh hak untuk mencetak dan mengeluarkan uang sendiri;
(3) dianggap sebagai wakil pemerintah Belanda di Asia;
(4) berhak mengadakan perjanjian;
(5) berhak memaklumkan perang dengan negara lain;
(6) berhak menjalankan kekuasaan kehakiman;
(7) berhak mengadakan pemungutan pajak;
(8) berhak memiliki angkatan perang sendiri; dan
(9) berhak mengadakan pemerintahan sendiri.
Pada dasarnya nasionalisme atau semangat kebangsaan yang muncul di banyak negara
memiliki tujuan untuk:
(1) menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan
musuh-musuh dari luar negara, sehingga melahirkan semangat rela berkorban;
(2) menghilangkan ekstremisme (tuntutan yang berlebih-lebihan) dari warga negara
(individu dan kelompok).
Pergerakan nasional adalah suatu bentuk perlawanan bangsa Indonesia kepada kaum
penjajah yang dilaksanakan tidak dengan menggunakan kekuatan bersenjata, tetapi
menggunakan organisasi yang bergerak di bidang sosial, budaya, ekonomi dan politik.
Organisasi-organisasi ini pada dasarnya didirikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
rakyat yang mengalami penderitaan akibat penjajahan, namun pada akhirnya bertujuan untuk
mewujudkan kemerdekaan. Pergerakan nasional melawan penjajahan Belanda di Indonesia
diawali pada permulaan abad ke-20, dengan berdirinya Budi Utomo, sarikat Islam dan berbagai
macam organisasi lainnya.
Faktor pendorong utama munculnya semangat kebangsaan adalah munculnya kesadaran
tentang pentingnya semangat kebangsaan, semangat nasional, perasaan senasib sebagai bangsa
terjajah, serta keinginan untuk mendirikan negara berdaulat lepas dari cengkeraman
imperialisme di seluruh negara-negara jajahan di Asia, Afrika, dan Amerika Latin pada akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20. Selain itu juga karena penjajahan mengakibatkan terjadinya
penderitaan rakyat Indonesia yang tidak terkira. Sistem penjajahan Belanda yang eksploitatif
terhadap sumber daya alam dan manusia Indonesia serta sewenang-wenang terhadap warga
pribumi telah menyadarkan penduduk Indonesia tentang adanya sistem kolonialisme dan
imperialisme Barat yang menerapkan ketidaksamaan dan perlakuan yang membeda-bedakan
(diskriminatif).
Identitas Nasional adalah ciri khas yang menandai keberadaan suatu bangsa. Setiap
bangsa yang menegara (nation state) memiliki identitas nasionalnya sendiri-sendiri, berbeda
dengan identitas nasional bangsa lain. Identitas nasional bangsa Indonesia berasal dari sejarah
panjang pembentukan bangsa Indonesia dan kondisi sosio-kultural yang melingkupi bangsa
Indonesia. Wujud identitas nasional bangsa Indonesia berupa lambang atau simbol kenegaraan
yang sudah diterima dalam kehidupan negara Indonesia. Identitas nasional itu berupa bahasa
Indonesia, bendera negara, lagu kebangsaan, lambang negara, dan Pancasila sebagai dasar
negara.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia,
meliputi primordial, sakral, tokoh, bhineka tunggal ika, konsep sejarah, perkembangan
ekonomi, dan kelembagaan.
Pada saat ini, kesadaran nasional bangsa Indonesia mengalami perkembangan dalam
perwujudannya, bukan lagi diarahkan pada upaya perwujudan kemerdekaan terlepas dari
penjajahan, tetapi diwujudkan dalam kemerdekaan untuk mampu memenuhi segala kebutuhan
bangsa dan negara secara mandiri, tidak tergantung kepada bangsa dan negara lain.
Ketidaktergantungan pada bangsa dan negara lain dalam memenuhi kebutuhan hidup ini
secara tidak langsung bermakna peningkatan kesejahteraan bangsa. Kemandirian dalam
pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat bangsa menuntut adanya prestasi dari anak bangsa.
Prestasi inilah perjuangan atau pergerakan nasional yang harus dilakukan oleh generasi bangsa
Indonesia saat ini. Prestasi unggul anak bangsa seperti ini secara tidak langsung bisa
mengembangkan identitas nasional bangsa Indonesia.