Anda di halaman 1dari 11

GREEN CONCRETE

DISUSUN OLEH :

ABDUL HALIM
MIFTAKHUL HUDA
FERRY SANDRIAN
DEKY EKA ARIFIN
PRASTIKA WAHID S.
Pengertian green concrete

Green concrete artinya adalah beton yang ramah lingkungan, disebut demikian
Karena bahan bahan campuran beton ini dari limbah yang mengandung silika
Yang tinggi. Sehingga dapat disimpulkan green concrete adalah beton yang
bahan bahan pembuatannya dari limbah yang dapat menghemat biaya dan juga
pelestarian lingkungan dan pembuatan beton menggunakan limbah lingkungan
untuk menghasilkan beton bermutu tinggi.
Sifat green concrete
Sifat green concrete ialah dapat mengikat CO2, seperti halnya yang terjadi di
PLTU yg selama ini CO2 dibuang keudara dan menimbulkan polusi. dengan
menggunakan green concrete polusi tersebut dapat diProses pengikatan yang
terjadi di PLTU tersebut adalah green concrete menangkap flue gas buangan
PLTU batubara dan digelembungkan via air laut yg menjadikan timbulnya
reaksi kimia seperti terjadi pada produksi semen, sekaligus menangkap CO2
untuk disimpan dalam beton.

Setiap satu ton beton dapat mengikat 0.5 ton CO2
Macam macam bahan - bahan yang digunakan
Fly ash (abu terbang)
Fly ash merupakan material yang memiliki ukuran butiran
yang halus, berwarna keabu-abuan dan diperoleh dari hasil
pembakaran batubara biasanya terdapat pada pembangkit listrik.
Unsur kimia yang terkandung dalam inti fly ash adalah silika (SiO2),
alumina(Al2O3), fero oksida (Fe2O3) dan kalsium oksida (CaO), juga
mengandung unsur tambahan lain yaitu magnesium oksida (MgO),
titanium oksida (TiO2), alkalin (Na2O dan K2O), sulfur trioksida
(SO3), pospor oksida (P2O5) dan carbon.

Fly ash dibagi menjadi 2 yaitu: fly ash kelas F dan kelas C
Perbedaan utama dari kedua ash tersebut adalah banyaknya calsium, silika,
aluminium dan kadar besi di ash tersebut
Fly ash kelas F: merupakan fly ash yang diproduksi dari pembakaran
batubara anthracite atau bituminous, mempunyai sifatpozzolanic dan untuk
mendapatkan sifat cementitious harus diberi penambahan hydrated lime, atau
semen. Fly ash kelas F ini kadar kapurnya rendah (CaO < 10%).

Fly ash kelas C: diproduksi dari pembakaran batubara lignite atau
sub-bituminous selain mempunyai sifat pozolanic juga mempunyai sifat
self-cementing (kemampuan untuk mengeras dan menambah strength apabila
bereaksi dengan air) dan sifat initimbul tanpa penambahan kapur. Biasanya
mengandung kapur (CaO) > 20%.

Pemanfaatan fly ash
A. Pengganti Portland Cement
B. Bahan Batu Bata
C. Bahan Beton Ringan
D. Material Konstruksi Jalan
E. Material Pekerjaan Tanah
f. Stabilisasi Tanah

Copper slag

Copper slag adalah hasil limbah industri peleburan tembaga, berbentuk pipih
dan runcing (tajam) dan sebagian besar mengandung oksida besi dan silikat
serta mempunyai sifat kimia yang stabil dan sifat fisik yang sama dengan pasir.
Sifat Kimia Copper Slag

Berdasarkan brosur dari PT. Smelting, Gresik, Jawa Timur, copper slag
mempunayai susunan kimia dari prosentase terhadap massanya, adalah
sebagai berikut :

Komponen Prosentase
SiO
2
30 -36
Al
2
O
3
3 6
CaO 2 7
FeO 45 - 55
Tabel Komposisi Kimia Copper Slag
Keuntungan menggunakan copper slag dalam campuran beton yaitu :
Meningkatkan kekuatan beton.
Meningkatkan ketahanan terhadap sulfat dalam air laut.
Mengurangi panas hidrasi dan memperkecil porositas.

kelemahan dari copper slag adalah beton yang dihasilkan akan berwarna
kehitam-hitaman dan tidak semua daerah mempunyai copper slag sehingga
sulit didapat.
Copper slag dapat digunakan sebagai cementitious tetapi butirannya harus
dihaluskan seperti semen karena semakin halus terak tembaga, semakin
bagus kontribusinya untuk peningkatan mutu beton
Phyropilit
Phyropilit adalah material hasil dari tambang yang kandungan silika yang
tinggi dan memiliki ketersediaan cukup banyak (jutaan ton) dan berada pada
kawasan luas (ratusan hektar) di Indonesia.

Penggunaan material ini dapat mewujudkan green concrete karena dapat
pelepasan CO2 ke udara sebagai salah satu penyebab rusaknya ozone.
Setiap penambahan 15 persen phyropilit menghasilkan kenaikan kuat tekan
terbesar dari pada variasi lain mencapai 42 persen. Hasil ini menunjukan
penambahan phyropolit terhadap beton erat hubungannya dengan
peningkatan kekuatan tekan beton,
Dengan meningkatnya kuat tekan beton terlihat pada indikasi penghematan
penggunaan semen dimana pada beton fc` target 25 Mpa dengan variasi
15 persen phyropilit mampu menghasilkan beton dengan kekuatan fc`36 Mpa.
Dengan begitu, penggunaan phyropilit bisa menurunkan fc` target yang bisa
berdampak pada pengurangan penggunaan semen bahkan menurunkan biaya
produksi beton dan mengurangi emisi gas CO2.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai