Anda di halaman 1dari 21

NUTRITIONAL TREATMENT

OF RESPIRATORY
DISEASES
SYARIF HUSIN
MEDICINE FACULTY
SRIWIJAYA UNIVERSITY
TUJUAN PEMBELAJARAN
MAMPU MENJELASKAN EFEK NUTRISI
TERHADAP SISTIM PERNAFASAN
MAMPU MENETAPKAN DUKUNGAN
NUTRISI PADA PENYAKIT SALURAN
PERNAFASAN
MAMPU MEMBERIKAN EDUKASI
NUTRISI UNTUK PENCEGAHAN DAN
PROMOTIF TERHADAP PENYAKIT
SALURAN PERNAFASAN
PENDAHULUAN
Penyakit saluran nafas akut dan kronik
merupakan risiko terjadinya malnutrisi.
Malnutrisi pada COPD khususnya
empisema dan infeksi berisiko terjadinya
penurunan BB, TB, TLBK, LOLA,
Creatinine/height indexs.
Malnutrisi pada COPD: Tinggi REE,
meningkatnya upaya bernafas, asupan
rendah, berefek terhadap terapi.
PENDAHULUAN
Penurunan BB berkorelasi penurunan
spirometri.
COPD: Kegagalan ventilasi, dengan
dukungan nutrisi yang tepat dapat
memberikan perbaikan klinis.
Gangguan ventilasi: terjadi defisiensi
protein dan energi.


NUTRISI DAN KESEHATAN PARU
Vitamin C,E, Beta karoten dan Se
berkorelasi terhadap kesehatan paru.
Oksidan seperti rokok dan polutan lainnya
berdampak pada proses inflamasi.
Karotenoid, lutein berkorelasi terhadap
kekuatan FEV dan FEV 1.
Asupan yang rendah Vitamin C dan A
berkorelasi terhadap berkurangnya FEV
dan FEV 1.
Lanjutan
Rokok berhubungan dengan kadar
antioksidan seperti Vitamin C, E, beta
karoten dan Se.
Metanalisis: ada hubungan merokok
dengan tinggi asupan kalori, total fat,
saturated fat, koleseterol dan alkohol serta
rendah antioksidan dan serat dibanding
yang tidak merokok.
Turnover Vitamin C 35 mg/hr lebih besar
pada perokok.

DAMPAK PENYAKIT PARU
TERHADAP GIZI
Asupan makanan rendah
Anorexia
Kehilangan BB

Akhirnya
MEMPENGARUHI STATUS GIZI
EFEK NUTRISI PADA SISTIM
PERNAFASAN
Ventilasi : Metabolisme rate meningkat,
level oksigen jaringan turun
kompensasinya peningkatan ventilasi.
Fungsi respirasi: BB menurunkan
kekuatan otot pernafasan dan diafragma
fungsinya ikut menurun.
Malnutrisi: berkurangnya fungsi diafragma,
otot intercostal, katabolise membuat
berkurangnya kapasitas inspirasi.
Lanjutan
Metabolisme, O2 Konsumsi dan CO2
produksi: Total energi dan makronutrien
O2 dan CO2.
Asupan Energi: Metabolisme meningkat
(hipermetabolik) berpengaruh pada O2
dan CO2.
Karbohidrat/Lemak: Respiratory quotient
(RQ) rasio mol produksi CO2 dan mol O2
konsumsi
Lanjutan
Karbohidrat RQ= 1. Fat = 0,7, Protein =
0,8
Hipopospatemia: Komplikasi dari gagal
pernafasan ( pembentukan ATP kurang).
Fungsi Imun: Malnutrisi kemampuan
menekan bakteri terganggu. Penurunan
Cell mediated immunity dan produksi Ig
memudahkan terjadinya infeksi.

DUKUNGAN NUTRISI PADA PENYAKIT
PARU OBSTRUKSI KRONIK
Tujuan penatalaksanaan:
1. Mengendalikan anoreksia.
2. Memperbaiki fungsi paru.
3. Mengendalikan penurunan BB

Penatalaksanaan
Subjektif
1. Anamnesis:
a. Identitas Pasien
b. Riwayat penyakit umum
c. Riwayat Gizi
OBJEKTIF
Objektif
2. Pemeriksaan Fisik; Keadaan Umum
3. Antropometri: TB dan BB
4. Laboratorium: Disesuaikan dengan faktor
risiko: Darah rutin, penunjang (gas darah).
5. Pemeriksaan fungsional: Spirometri dan
tes fungsi kekuatan otot
Lanjutan
6. Analisis Asupan: Dietary assessment:
Dietary history.
7. Pemeriksaan Penunjang: Radiologi

Assessment:
8. Diagnosis Kerja: Status Gizi: Normal/KEP
(Ringan, sedang/berat). Status Metabolik:
Asidosis respiratorik.
Perencanaan Nutrisi
Planning:
Pelaksanaan terapi nutrisi
Komposisi Nutrisi
Cairan: Panduan perhitungan caira
Energi: Panduan kebutuhan energi
Formula Harris Benedict (Untuk Basal)
Laki: 66,5+13,7 BB+5,0 TB - 6,8U
Perempuan: 655+9,7 BB+1,7TB-4,7U
Kebutuhan Kalori
KET = KEB + FS + AF
Untuk Hal Praktis Kebutuhan Kalori
Kondisi stabil : 20-25 kkal/KgBB/hr
Fase akut : 25-35 kkal/KgBB/hr
Fase Pemulihan : 35-50 kkal/KgBB/hr
Makronutrien dan Mikronurien
Karbohidrat : 35 50%
Protein : 15 20%
Lemak : 30 40%

Mikronutrien: P,K,Ca, Mg, Omega 3 dan
Vitamin C.
Non Nutrien: Likopen
Metode Pemberian Nutrisi
Cara: Parenteral, oral, enteral
Oral: porsi kecil dan sering


Bentuk Nutrisi: Bentuk Makanan
Oral: Makanan lunak
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring: Pemberian sesuai keadaan
pasien. Jika tdk adekuat modifikasi
komposisi nutrien dan bentuk makanan.
Evaluasi: Penilaian Keadaan Umum
Analisis Asupan
Penilaian Status Gizi
Penilaian Status Gastrointestinal
Edukasi
Bentuk makanan lunak
Porsi kecil dan sering
Istirahat sesudah makan
Motivasi penderita mengkonsumsi
makanan sesuai anjuran

Anda mungkin juga menyukai