Anda di halaman 1dari 11

PERUBAHAN PADA LANSIA

Posted by: santirinjani on: December 21, 2010


In: Uncategorized
Leave a Comment
PERUBAHAN FISIOLOGIS LANSIA
a. Sistem pernafasan pada lansia.
1. Otot pernafasan kaku dan kehilangan kekuatan, sehingga volume udara inspirasi
berkurang, sehingga pernafasan cepat dan dangkal.
2. Penurunan aktivitas silia menyebabkan penurunan reaksi batuk sehingga potensial
terjadi penumpukan sekret.
3. Penurunan aktivitas paru ( mengembang & mengempisnya ) sehingga jumlah udara
pernafasan yang masuk keparu mengalami penurunan, kalau pada pernafasan yang
tenang kira kira 500 ml.
4. Alveoli semakin melebar dan jumlahnya berkurang ( luas permukaan normal 50m),
menyebabkan terganggunya prose difusi.
5. Penurunan oksigen (O2) Arteri menjadi 75 mmHg menggangu prose oksigenasi dari
hemoglobin, sehingga O2 tidak terangkut semua kejaringan.
6. CO2 pada arteri tidak berganti sehingga komposisi O2 dalam arteri juga menurun
yang lama kelamaan menjadi racun pada tubuh sendiri.
7. kemampuan batuk berkurang, sehingga pengeluaran sekret & corpus alium dari
saluran nafas berkurang sehingga potensial terjadinya obstruksi.

1. b. Sistem persyarafan.
2. Cepatnya menurunkan hubungan persyarafan.
3. Lambat dalam merespon dan waktu untuk berfikir.
4. Mengecilnya syaraf panca indera.
5. Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium &
perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap
dingin.

Perubahan panca indera yang terjadi pada lansia.
1. 1. Penglihatan
1. Kornea lebih berbentuk skeris.
2. Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
3. Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa).
4. Meningkatnya ambang pengamatan sinar : daya adaptasi terhadap kegelapan
lebih lambat, susah melihat dalam cahaya gelap.
5. Hilangnya daya akomodasi.
6. Menurunnya lapang pandang & berkurangnya luas pandang.
7. Menurunnya daya membedakan warna biru atau warna hijau pada skala.
2. 2. Pendengaran
1. Presbiakusis (gangguan pada pendengaran) :
- Hilangnya kemampuan (daya) pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
bunyi suara, antara lain nada nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata
kata, 50 % terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
- Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
- Terjadinya pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya kreatin.
1. 3. Pengecap dan penghidu.
1. Menurunnya kemampuan pengecap.
2. Menurunnya kemampuan penghidu sehingga mengakibatkan selera makan
berkurang.
2. 4. Peraba.
1. Kemunduran dalam merasakan sakit.
2. Kemunduran dalam merasakan tekanan, panas dan dingin.

1. c. Sistem Cardiovaskuler
1. Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
2. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % pertahun sesudah
berumur 20 tahun. Hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
3. Kehilangan elastisitas pembuluh darah.
4. Kurangnya efektifitasnya pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan
posisi dari tidur keduduk ( duduk ke berdiri ) bisa menyebabkan tekanan darah
menurun menjadi 65 mmHg ( mengakibatkan pusing mendadak ).
5. Tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer (normal 170/95 mmHg ).
6. Rasa panas (Hot flash)
Perubahan sistem jantung dan pembuluh darah terjadi karena adanya perubahan metabolisme,
menurunnya estrogen dan menurunnya pengeluaran hormon paratiroid. Hubungan emosi
dengan sistem ini menimbulkan jantung mudah berdebar. Meningkatnya hormon FSH
(Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone) dan rendahnya estrogen dapat
menimbulkan perubahan pembuluh darah. Melebarnya pembuluh darah pada wajah, leher dan
tengkuk menimbulkan rasa panas yang disebut hot flash (Manuaba, 1999).

1. d. Sistem genito urinaria.
1. Ginjal, Mengecil dan nephron menjadi atropi, aliran darah ke ginjal menurun
sampai 50 %, penyaringan diglomerulo menurun sampai 50 %, fungsi tubulus
berkurang akibatnya kurangnya kemampuan mengkonsentrasi urin, berat jenis
urin menurun proteinuria ( biasanya + 1 ) ; BUN meningkat sampai 21 mg % ;
nilai ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
2. Vesika urinaria / kandung kemih, Otot otot menjadi lemah, kapasitasnya
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekwensi BAK meningkat, vesika
urinaria susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga meningkatnya
retensi urin.
3. Pada Vesica Urinaria (kandung kencing) tampak aktivitas kendali spincter dan
detrusor hilang, sehingga sering kencing tanpa sadar (Goggle. Com, 2006).

1. e. Sistem endokrin / metabolik pada lansia.
1. Produksi hampir semua hormon menurun.
2. Fungsi paratiroid dan sekesinya tak berubah.
3. Pituitary, Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya ada di
pembuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
4. Menurunnya aktivitas tiriod BMR turun dan menurunnya daya pertukaran
zat.
5. Menurunnya produksi aldosteron.
6. Menurunnya sekresi hormon bonads : progesteron, estrogen, testosteron.
7. Defisiensi hormonall dapat menyebabkan hipotirodism, depresi dari sumsum
tulang serta kurang mampu dalam mengatasi tekanan jiwa (stess).

1. f. Perubahan sistem pencernaan pada usia lanjut.
1. Kehilangan gigi, Penyebab utama adanya periodontal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang
buruk dan gizi yang buruk.
2. Indera pengecap menurun, Adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir,
atropi indera pengecap ( 80 %), hilangnya sensitivitas dari syaraf pengecap
dilidah terutama rasa manis, asin, asam & pahit.
3. Esofagus melebar.
4. Lambung, rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun ), asam lambung
menurun, waktu mengosongkan menurun.
5. Peristaltik lemah & biasanya timbul konstipasi.
6. Fungsi absorbsi melemah ( daya absorbsi terganggu ).
7. Liver ( hati ), Makin mengecil & menurunnya tempat penyimpanan,
berkurangnya aliran darah.
8. Sembelit (obstipasi)
Menurunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat.
Kemampuan mengabsorpsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus dan usus besar
yang lambat menimbulkan gangguan buang air besar berupa sembelit (obstipasi) (Manuaba,
1999).


1. g. Sistem muskuloskeletal.
1. Tulang kehilangan densikusnya rapuh.
2. resiko terjadi fraktur.
3. Kyphosis.
4. Persendian besar & menjadi kaku.
5. Pada wanita lansia > resiko fraktur.
6. Pinggang, lutut & jari pergelangan tangan terbatas.
7. Pada diskus intervertebralis menipis dan menjadi pendek ( tinggi badan
berkurang).
8. Gerakan volunter gerakan berlawanan.
9. Gerakan reflektonik Gerakan diluar kemauan sebagai reaksi terhadap
rangsangan pada lobus.
10. Gerakan involunter Gerakan diluar kemauan, tidak sebagai reaksi terhadap suatu
perangsangan terhadap lobus
11. Gerakan sekutu Gerakan otot lurik yang ikut bangkit untuk menjamin efektifitas dan
ketangkasan otot volunter.
12. Pengeroposan Tulang (osteoporosis)
Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon estrogen dan
hormon paratiroid. Tulang mengalami diklasifikasi (pengapuran), artinya kalium menurun
sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang. Patah tulang terutama terjadi pada
persendian paha (Manuaba,1999). Untuk mencegah terjadinya osteoporosis selain minum
hormon estrogen dan progesteron selama 5 10 tahun pertama setelah menopause. Langkah
berikut dapat membantu mengurangi terjadinya osteoporosis :
- Meningkatkan pemasukan kalsium ke dalam makanan atau tablet kalsium yang
diminum setiap sore, untuk menghasilkan pemasukan total sekitar 1,5 gram kalsium setiap
hari.
- Berhenti merokok.
- Latihan olah raga teratur, memilih bentuk olah raga yang disukai. Jalan cepat selama 1
jam 3 kali seminggu sama efektif dengan program olah raga yang lebih kompleks (Jones,
1997)

1. h. Perubahan sistem kulit & karingan ikat.
Seorang wanita pada masa menopause akan mengalami perubahan kulit. Lemak dibawah
kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendor. Kulit mudah terbakar sinar matahari
menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam. Pada kulit timbul bintik hitam. Otot bawah kulit
muka mengendor sehingga jatuh dan lembek. Kelenjar kulit kurang berfungsi, sehingga kulit
menjadi kering dan keriput (Manuaba, 1999).
1. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2. Kulit kering & kurang elastis karena menurunnya cairan dan hilangnya jaringan
adipose
3. Kelenjar kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan
terhadap panas dengan temperatur yang tinggi.
4. Kulit pucat dan terdapat bintik bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan
menurunnya sel sel yang meproduksi pigmen.
5. Menurunnya aliran darah dalam kulit juga menyebabkan penyembuhan luka luka
kurang baik.
6. Kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh.
7. Pertumbuhan rambut berhenti, rambut menipis dan botak serta warna rambut kelabu.
8. Pada wanita > 60 tahun rambut wajah meningkat kadang kadang menurun.
9. Temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
10. Keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
rendahnya akitfitas otot.

Langkah untuk menghambat proses penuaan kulit :
- Jangan terlalu gemuk, sehingga hilangnya lemak bawah kulit tidak terlalu kentara.
- Hindari sebanyak mungkin sinar matahari, karena ultraviolet dapat merusak kulit dan
menimbulkan kanker kulit.
- Kelancaran peredaran darah kulit dengan mengurangi kulit keriput melalui aktivitas
fisik dan melakukan pengurutan (massage) diri sendiri atau ke salon kecantikan.
- Memberikan pelembab kulit, sehingga kulit tampak terpelihara (Manuaba, 1999).

1. h. Perubahan sistem reproduksi dan kegiatan sexual.
1. 1. Perubahan sistem reprduksi.
1. Kekeringan liang senggama (vagina)
Perubahan yang terjadi pada alat genitalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel
liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi infeksi (infeksi kandung kencing,
infeksi liang senggama). Daerah sensitif makin sulit untuk dirangsang. Saat hubungan seksual
dapat terjadi nyeri (dispareunia), sulit mencapai orgasme. Lemahnya penyangga alat kelamin
bagian dalam menyebabkan terasa kurang enak sekitar liang senggama, liang senggama
terasa turun (menonjol) dalam bentuk tonjolan dinding bagian belakang (retrokel), dan mulut
rahim terbuka. Kepuasan berkemih dan buang air besar semakin berkurang, seolah-olah
masih terdapat sisa (Manuaba, 1999). Jika seorang wanita mengalami panas yang sangat
parah sehingga menekannya, tersedia pengobatan. Biasanya, tablet hormon estrogen
diberikan. Estrogen juga akan menyembuhkan wanita yang menderita vagina kering
menyakitkan. Dalam kasus ini, biasanya dokter meresepkan krim vagina mengandung
estrogen (Jones, 1997).
menciutnya ovarium dan uterus

1. Uterus
Uterus mengecil, selain disebabkan atrofi endometrium juga disebabkan hilangnya cairan dan
perubahan bentuk jaringan ikat intersisial. Serabut otot miometrium menebal, pembuluh
darah miometrium menebal dan menonjol.
1. Tuba falloppii
Lipatan-lipatan tuba menjadi lebih pendek, menipis dan mengkerut, endosalpingo menipis
dan mendatar, dan cilia menghilang.
1. Cervix
Cervix akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding vagina, crypta cervical menjadi
atropik, canalis servikalis memendek sehingga menyerupai ukuran cervix fundus sampai
masa adolesens.
1. Vagina
Terjadi penipisan liang vagina menyebabkan hilangnya ruggae, berkurangnya vaskuralisasi,
elastic yang berkurang, secret vagina menjadi encer, indeks kariopignotik menurun. PH
vagina meningkat karena terhambatnya pertumbuhan basil doderleins yang menyababkan
glikogen seluler meningkat sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Uretra ikut memendek
dengan pengerutan vagina sehingga meatus eksternus melemah timbul uretritis dan
pembentukan caruncula.
1. Dasar panggul
Kekuatan dan elastitisitas menghilang karena atrofi dan lemahnya daya sokong disebabkan
prolapsus uterovaginal.
1. Perineum dan anus
Lemak sub kutan menghilang, atrofi otot sekitarnya menghilang yang menyebabkan tonus
spinkter melemah dan menghilang sering terjadi inkotensia alvi vagina.
1. Vesica Urinaria
Tampak aktivitas kendali spinkter dan detrusor menghilang sehingga sering kencing tanpa
sadar.
1. Kelenjar payudara
Diserapnya lemak sub kutan, atrofi jaringan parenkim, lobules menciut, stroma jaringan ikat
fibrosa meningkat, putting susu mengecil dan kurang erektil, pigmentasi berkurang sehingga
payudara menjadi datar dan mengendor
1. Ketidak teraturan Siklus Haid
Di usia pertengahan, ovarium yang menua berhenti merespon terhadap FSH dan LH,
meskipun sekresi dari ini meningkat. Akibatnya lebih sedikit folikel terbentuk dan lebih
sedikit melepaskan telur, keluaran estrogen dan progesteron dari ovarium menurun, lapisan
rahim berhenti menebal dan perdarahan menstruasi berganti pula dan pada akhirnya berhenti,
rahim dan ovarium mulai mengerut (Hardjana. 2000).
Menurut Jones (1997), wanita yang mendekati masa menopause mempunyai tiga pola haid
yaitu :
- Haid tetap teratur dan kemudian tiba-tiba berhenti.
- Haid menjadi jarang, intervalnya menjadi lebih panjang sampai akhirnya berhenti.
Haid menjadi tidak teratur. Haid kadang-kadang banyak, kadangkadang sedikit dan jarak
waktu antara setiap periode haid tidak dapat diramalkan dengan baik. Wanita yang
mempunyai pola haid seperti ini sebaiknya memeriksakan ke dokter. Dokter mungkin
menganjurkan kuret untuk memastikan rahim normal agar perawatan bisa diberikan. Pada
banyak wanita berhentinya menstruasi merupakan satu-satunya tanda menopause (Hardjana,
2000).

1. 2. Kegiatan sexual.
Sexualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan
dengan alat reproduksi. Daya sexual, Frekwensi sexsual intercouse cendrung menurun tapi
kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus.
Setiap orang mempunyai kebutuhan sexual, disini kita bisa membedakan dalam tiga sisi :
1. Fisik, Secara jasmani sikap sexual akan berfungsi secara biologis melalui organ
kelamin yang berhubungan dengan proses reproduksi,
2. Rohani, Secara rohani tertuju pada orang lain sebagai manusia, dengan tujuan
utama bukan untuk kebutuhan kepuasan sexualitas melalui pola pola yang baku
seperti binatang dan
3. Sosial, Secara sosial kedekatan dengan suatu keadaan intim dengan orang lain yang
merupakan suatu alat yang apling diharapkan dalammenjalani sexualitas.
Sexualitas pada lansia sebenarnya tergantung dari caranya, yaitu dengan cara yang lain dari
sebelumnya, membuat pihak lain mengetahui bahwa ia sangat berarti untuk anda. Juga
sebagai pihak yang lebih tua tampa harus berhubungan badan, msih banyak cara lain unutk
dapat bermesraan dengan pasangan anda. Pernyataan pernyataan lain yang menyatakan rasa
tertarik dan cinta lebih banyak mengambil alih fungsi hubungan sexualitas dalam pengalaman
sex.

Pada pria
Gejala jasmaniah Pada umur lima puluhan, seorang pria sebenarnya secara berangsur-
angsur telah mulai menurun kemampuan seksualnya, hanya saja kurang dirasakan. Dengan
berubahnya hormon, tampang pria itupun mulai berubah sedikit demi sedikit. Ciri-ciri
kejantanannya mulai berkurang, lalu berganti dengan cirri kewanitaan. Suaranya berubah
menjadi agak halus, tidak seberat dan setegas usia muda. Rambut yang semula tumbuh lebat
pada bagian-bagian tubuh seperti kepala muka, kaki, dada, dsb. Mulai berkurang.
Beberapa perubahan masalah seksualitas yang terjadi pada pria lansia adalah :
1. Produksi testoteron menurun secara bertahap. Penurunan ini mungkin juga akan
menurunkan hasrat dan kesejahteraan . Testis menjadi lebih kecil dan kurang
produktif. Tubular testis akan menebal dan berdegenerasi. Perubahan ini akan
menurunkan proses spermatogenesis, dengan penurunan jumlah sperma tetapi tidak
mempengaruhi kemampuan untuk membuahi ovum
2. Kelenjar prostat biasanya membesar, di mana hipertrofi prostate jinak terjadi pada
50% pria diatas usia 40 tahun dan 90% pria diatas usia 80 tahun. Dan hipertrofi
prostat jinak ini memerlukan terapi. Namun hal ini dibahas lebih lanjut dalam
pembahasan sistem traktus urinarius.
3. Respon seksual terutama fase penggairahan, menjadi lambat dan ereksi yang
sempurna mungkin juga tertunda. Elevasi testis dan vasokongesti kantung skrotum
berkurang, mengurangi intensitas dan durasi tekanan pada otot sadar dan tak sadar
serta ereksi mungkin kurang kaku dan bergantung pada sudut dibandingkan pada usia
yang lebih muda. Dan juga dibutuhkan stimulasi alat kelamin secara langsung untuk
untuk menimbulkan respon. Pendataran fase penggairahan akan berlanjut untuk
periode yang lebih lama sebelum mencapai osrgasme dan biasanya pengeluaran pre-
ejakulasi berkurang bahkan tidak terjadi.
4. Fase orgasme, lebih singkat dengan ejakulasi yang tanpa disadari. Intensitas sensasi
orgasme menjadi berkurang dan tekanan ejakulasi serta jumlah cairan sperma
berkurang. Kebocoran cairan ejakulasi tanpa adanya sensasi ejakulasi yang kadang-
kadang dirasakan pada lansia pria disebut sebagai ejakulasi dini atau prematur dan
merupakan akibat dari kurangnya pengontrolan yang berhubungan dengan miotonia
dan vasokongesti, serta masa refrakter memanjang pada lansia pria. Ereksi fisik
frekuensinya berkurang termasuk selama tidur.
5. Penurunan tonus otot menyebabkan spasme pada organ genital eksterna yang tidak
biasa. Frekuensi kontaksi sfingter ani selama orgasme menurun.
6. Kemampuan ereksi kembali setelah ejakulasi semakin panjang, pada umumnya 12
sampai 48 jam setelah ejakulasi. Ini berbeda pada orang muda yang hanya
membutuhkan beberapa menit saja.
7. Ereksi pagi hari (morning erection) juga semakin jarang terjadi. Hal ini tampaknya
berhubungan dengan semakin menurunnya potensi seksual. Oleh karena itu, jarang
atau seringnya ereksi pada pagi hari dapat menjadi ukuran yang dapat dipercaya
tentang potensi seksual pada seorang pria. Penelitian Kinsey, dkk menemukan bahwa
frekuensi ereksi pagi rata-rata 2,05 perminggu pada usia 31-35 tahun dan hal ini
menurun pada usia 70 tahun menjadi 0,50 perminggu






PERUBAHAN PSIKOLOGIS
Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah tersinggung,
sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang (tension), cemas dan depresi. Ada
juga lansia yang kehilangan harga diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual,
mereka merasa tidak dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan
femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang. Beberapa keluhan psikologis yang
merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
1. Ingatan Menurun
Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun
sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat, bahkan sering lupa
pada hal-hal yang sederhana, padahal sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
1. Kecemasan
Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa menjadi
pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran
dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan. Misalnya
kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota sendiri, namun sekarang merasa cemas
dan khawatir, hal itu sering juga diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya.
Kecemasan pada Ibu-ibu lansia yang telah menopause umumnya bersifat relatif,
artinya ada orang yang cemas dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan
semangat/dukungan dari ornag di sekitarnya; namun ada juga yang terus-menerus
cemas, meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi
banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami perubahan
yang berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau sama juga dengan
masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal berfungsinya alat-alat
reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada yang khawatir namun ada juga yang
biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan gejolak.
Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari beberapa aspek,
menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai berikut :
Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah
marah, perasaan sangat tegang.
Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi,
pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif,
merasa tidak berdaya.
Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi,
ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.
Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan
yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing,
berdebar-debar, mual, mulut kering.
Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann diri yang dipilih
secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi sesuatu yang mengancam dan
berbahaya.Kecemasan yang dialami dalam situasi semacam itu memberi isyarat kepada
makhluk hidup agar melakukan tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau
mengurangi bahaya atau ancaman.Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap
sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari.Bagaimana juga, bila
kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal itu dianggap sebagai
hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis.
1. Mudah Tersinggug
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan.Wanita lebih mudah tersinggung dan
marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak menggangu. Ini mungkin
disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses
mana yang sedang berlangsung dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap
sikap dan perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku tersebut
dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang terjadi dalam dirinya.
1. Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para
lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu beredar dalam lingkungan
pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur.
Kalau tidak ditanggulangi stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan
menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat menggerogoti tubuh
secara diam-diam.
Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa juga memberikan
dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau negatif, tergantung pada
bagaimana individu memandang dan mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau
tantangan yang kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat
individual sifatnya.
Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu bisa tiba-tiba jadi
pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga bersifat kronis misalnya konflik keluarga.
Reaksi kita terhadap pencetus stress dapat digolongkan dalam dua kategori psikologis dan
fisiologis.
Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa diramalkan,
sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat menimbulkan beragam reaksi,
mulai dari hanya ekspresi marah sampai akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk
dikendalikan. Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada
beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang itu dalam menanggapi
stress tersebut.
1. Depresi
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa diperkirakan 9% s/d
26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita penyakit depresi yang gawat di dalam
kehidupan mereka. Setiap saat, diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2%
pria akan menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat dikatakan
bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita depresi daripada pria.
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk
bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena
kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai
wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi merupakan respon
terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali dialami dalam fase kehidupan tertentu,
akan tetapi beberapa wanita mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak
sesuai atau proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit dihindarkan.
Simton-simton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa aspek, menurut Marie
Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai berikut :
Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.
Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir,
menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.
Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan
kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.
Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis,
mengeluh.
Sintom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang
hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.

Anda mungkin juga menyukai