Anda di halaman 1dari 2

Tema yang saya angkat untuk poster ini adalah Etika Batuk dan Bersin

Merupakan tema yang sangat sederhana memang. Namun, tanpa kita sadari, topic sederhana ini justru
menjadi hal yang luput dari perhatian masyarakat.
Sebagai seseorang yang akrab dengan dunia medis, mungkin kita sudah mengetahui etika batuk dan
bersin ini, terlebih karena posternya yang sering kita temui di lingkungan rumah sakit. Mungkin lho ya,
bisa saja nih di antara orang disini ada yang belum tau bagaimana etika yang benar. Nah sekarang,
bagaimana dengan masyarakat awam?
Pembuatan poster ini didasari dengan latar belakang bahwa ternyata penyakit-penyakit yang
ditrasnmisikan melalui udara memiliki prevalensi yang tinggi di Indonesia.
Dengan adanya poster ini, singkatnya, saya harap kita masing2 individu dapat berkontribusi dalam
menurunkan prevalensi penyakit-penyakit tersebut.
Adapun sasaran dari poster ini adalah masyarakat awam dari seluruh kalangan, mengingat baik
masyarakat dari golongan bawah sampai golongan atas pun masih sama-sama memiliki pengetahuan
yang kurang mengenai etika batuk dan bersin. Saya harap dengan semakin luas sasaran yang saya
targetkan, semakin besar pula manfaatnya bagi masyarakat.
Dari survey kecil-kecilan yang saya lakukan, dengan sampel acak dari berbagai jenis masyarakat,
diperoleh kesimpulan setidaknya 2 dari 7 orang belum mengetahui etika batuk dan bersin yang benar.
Atas dasar inilah saya semakin yakin untuk mengangkat topic ini agar lebih menjadi concern publik.
Nah sekarang kita coba masuk ke konten.
Droplet infection adalah infeksi yang ditularkan dari orang ke orang melalui percikan air liur saat batuk
atau bersin.
Contoh: ispa, TB
Penyakit-penyakit ini menular dengan mudah dan cepat di kawasan ramai dan padat. Droplet yang
keluar dari orang sakit yang batuk atau bersin bisa terbang menuju hidung atau mulut orang lain dengan
jarak beberapa meter dan pada akhirnya menyebabkan penyakit. Selain itu, virus juga dapat menyebar
dari orang satu ke orang lain via kontak langsung seperti bersentuhan atau berjabat tangan. Nah yang
lebih canggihnya lagi, droplet dapat bertahan dalam jangka waktu pendek di beberapa objek misalnya
kasur, gagang pintu, kursi roda, dan lain-lain yang dapat tersentuh oleh orang lain dan menjadi
perantara penularan infeksi juga.
Nah, walaupun ada juga orang yang batuk dan bersin bukan karena infeksi pernapasan, tapi tetap saja
kita tidak tahu kan siapa saja yang infeksius atau tidak. Untuk itu, memahami etika batuk dan bersin
merupakan hal yang penting untuk melindungi tubuh dari penyakit dan mencegah penularan penyakit
ke orang lain pula.
Etika batuk dan bersin yang selama ini banyak ada di masyarakat kita, adalah:
1. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum
2. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung saat batuk dan
bersin
3. Membuang ludah sehabis batuk di sembarang tempat
4. Membuang atau meletakkan tisu yang sudah dipakai di sembarang tempat
Etika batuk dan bersin merupakan bagian dari respiratory hygiene. Dan kalau kita coba pelajari dari
edukasi-edukasi yang ada di luar negeri, respiratory hygiene ini bisa dibilang mereka anggap satu paket
dengan hand hygiene. Jadi kalau masyarakat Indonesia sudah paham betul mengenai edukasi tentang
cuci tangan, seharusnya mereka pun wajib memahami edukasi mengenai etika batuk dan bersin ini.
Siapa sangka lho, hanya dengan menerapkan hal sederhana ini, kita, masing-masing individu sudah
menjadi pahlawan dalam mewujudkan upaya promotif kesehatan dalam menurunkan angka penyakit di
Indonesia.
Memang belum ada riset yang membahas mengenai efektivitas dari penerapan etika batuk dan bersin
ini dalam mencegah penularan penyakit. Ketika kita ditanya besar/kecilkah manfaatnya di masyarakat,
jawabannya tidak tahu. Namun ketika ditanya adakah manfaatnya di masyarakat, jawabannya pasti ada.
Jadi apa salahnya menerapkan hal yang benar untuk kehidupan kita?
Nah terakhir, menurut saya, edukasi yang paling mudah untuk diwujudkan di masyarakat, adalah
edukasi yang memenuhi syarat 3M; yaitu menarik, mudah dimengerti, dan mudah dilakukan.
Dalam konteks poster
Menarik: cukup dengan desainnya yang baik
Mudah dimengerti: hanya dengan melihat gambarnya saja orang sudah mengerti apa yang ingin
disampaikan oleh poster tersebut
Mudah dilakukan: bisa dilakukan kapan dan dimana saja, sebisa mungkin tidak membutuhkan biaya, dan
untuk melakukannya tidak perlu usaha yang besar
Saya harap poster saya ini dapat memenuhi kriteria tersebut dan dapat berperan dalam meningkatkan
taraf kesehatan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai