4.7.1 Penatalaksanaan Diagnostik Penatalaksanaan diagnostik Menunjang penegakan diagnosis gout. Pemeriksaan ini juga digunakan untuk memantau pengobatan pasien pada masing-masing manifestasi klinis dari Arthritis Gout.
1. Arthritis Gout Akut Penatalaksanaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien Arthritis Gout Asimptomatik Yaitu berupa ; a. Pemeriksaan rutin seperti : Asam Urat Glukosa darah Blood Urea Nitrogen (BUN) Kreatinin serum / urin tampung 24 jam b. Pemeriksaan cairan sendi atau synovial c. Pemeriksaan radiologis untuk menemuka kristal monosodium urat.
2. Arthritis Gout Interkritikal dan kronis Penatalaksanaan diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien Arthritis Gout Interkritikal dan Kronis yaitu berupa pemeriksaan Radiologi untuk melihat tofus pada tulang ketika pemeriksaan fisik tidak dirasakan adanya tofus.
4.7.2 Penatalaksanaan Edukasi Edukasi diberikan sebagai bentuk pengobatan non medika-mentosa. Tujuannya adalah untuk mengurangi serangan, menurunkan kadar asam urat darah dan memperbaiki kesehatan pasien sambil mencegah perburukan penyakit. Macam- macam edukasi bisa berupa :
1. Anjuran pola makan sehat dan diet pada beberapa makanan. penderita gout dianjurkan untuk melakukan diet sebagai berikut: Pembatasan purin Kalori sesuai kebutuhan Tinggi karbohidrat Tinggi glukosa Rendah protein Rendah lemak Minum 8 16 gelas (sekitar 2 4 liter) sehari Hindari alcohol
2. Menjaga berat badan untuk mencegah obesitas 3. rajin berolahraga yang tidak memberatkan bagian extremitas seperti berenang 4. istirahat sendi agar tidak terjadi trauma terus menerus yang memacu Arthritis Gout muncul.
4.7.3 Penatalaksanaan Therapeutic Tujuan utama pengobatan gout adalah menghilangkan rasa sakit dan peradangan, mencegah terjadinya serangan kembali, dan menghindari komplikasi. Beberapa jenis obat yang biasa diberikan, diantaranya: analgesik, anti-inflamasi non-steroid, kolkisin, agen uricosic, allopurinol, dan kortikosteroid. Pentalaksaan theurapeutic dilaksanakn ketika usaha dari penatalaksanaan edukasi tidap meringankan penyakit Arthritis Gout. Pengobatan khusus untuk pasien dengan arthritis gout tergantung pada tahap penyakit (yaitu akut, periode interkritikal dan kronis).
Pengobatan penderita arthritis pirai dibagi atas : Pengobatan fase akut; untuk menghilangkan keluhan nyeri sendi dan peradangan Kolkisin Indikasi : penyakit gout (spesifik) Mekanisme kerja : Menghambat migrasi granulosit ke tempat radang menyebabkan mediator berkurang dan selanjutnya mengurangi peradangan. Kolkisin juga menghambat pelepasan glikoprotein dari leukosit yang merupakan penyebab terjadinya nyeri dan radang sendi pada gout. Dosis : 0,5 0,6 mg tiap satu jam atau 1,2 mg sebagai dosis awal dan diikuti 0,5 0,6 mg tiap 2 jam sampai gejala penyakit hilang atau mulai timbul gejala saluran cerna, misalnya muntah dan diare. Dapat diberikan dosis maksimum sampai 7 8 mg tetapi tidak melebihi 7,5 mg dalam waktu 24 jam. Untuk profilaksis diberikan 0,5 1,0 mg sehari. Pemberian IV : 1-2 mg dilanjutkan dengan 0,5 mg tiap 12 24 jam dan tidak melebihi 4 mg dengan satu regimen pengobatan. Indikasi pemberian secara intravena : Terjadi komplikasi saluran cerna Serangan akut pada pasca operatif Bila pemberian oral pasca akut tidak menunjukkan perubahan positif Untuk mencegah iritasi akibat ekstravasasi sebaiknya larutan 2 ml diencerkan menjadi 10 ml dengan larutan larutan garam faal. Hati-hati untuk pemberian kepada pasien manula, lemah atau pasien dengan gangguan ginjal, kardiovaskular, dan saluran cerna. Efek samping : muntah, mual, diare dan pengobatan harus dihentikan bila efek samping ini terjadi walaupun belum mencapai efek terapi. Bila terjadi ekstravasasi dapat menimbulkan peradangan dan nekrosis kulit dan jaringan lemak. Pada keracunan kolkisin yang berat terjadi koagulasi intravascular diseminata. Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) Indometasin o Indikasi : penyakit arthritis reumatid, gout, dan sejenisnya. o Mekanisme kerja : efektif dalam pengobatan penyakit arthritis reumatid dan sejenisnya karena memiliki efek anti-inflamasi dan analgesik-antipiretik yang sebanding dengan aspirin. Indometasin dapat menghambat motilitas leukosit polimorfonuklear (PMN). Absorpsi indometasi cukup baik dengan pemberian oral dengan 92 99% terikat pada protein plasma. Metabolismenya terjadi di hati dan diekskresi dalam bentuk asal maupun metabolit lewat urin dan hempedu. Waktu parah plasma kira-kira 2 4 jam. o Dosis : 2 4 kali 25 mg sehari o Kontra indikasi : anak, wanita hamil, pasien gangguan psikiatri, pasien dengan penyakit lambung o Efek samping : amat toksik sehingga dapat menyebabkan nyeri abdomen, diare, pendarahan lambung, pancreatitis, sakit kepala yang hebat disertai pusing, depresi, rasa bingung, halusinasi, psikosis, agranulositosis, anemia aplastik, trombositopena, hiperkalemia, alergi
Fenilbutazon o Dosis : bergantung pada beratnya serangan. Pada serangan berat : 3 x 200 mg selama 24 jam pertama, kemudian dosis dikurangi menjadi 500 mg sehari pada hari kedua, 400 mg pada hari ketiga, selanjutnya 100 mg sehari sampai sembuh. o Pemberian secara suntikan adalah 600 mg dosis tunggal. Pemberian secara ini biasanya untuk penderita dioperasi.
Kortikosteroid o Indikasi : penderita dengan arthritis gout yang recurrent, bila tidak ada perbaikan dengan obat-obat lain, dan pada penderita intoleran terhadap obat lain. o Dosis : 0,5 mg pada pemberian intramuscular. Pada kasus resisten, dosis dinaikkan antara 0,75 1,0 mg dan kemudian diturunkkan secara bertahap samapi 0,1 mg. Efek obat jelas tampak dalam 3 hari pengobatan. o (ii) Golongan urikosurik; untuk menurunkan kadar asam urat
Allopurinol o penggunaan jangka panjang dapat mengurangi frekuensi serangan, menghambat pembentukan tofi, memobilisasi asam urat dan mengurangi besarnya tofi. o dapat juga digunakan untuk pengobatan pirai sekunder akibat polisitemia vera, metaplasia myeloid, leukemia, limfoma, psoriasis, hiperurisemia akibat obat dan radiasi. o Mekanisme kerja : menghambat xantin oksidase agar hipoxantin tidak dikonversi menjadi xantin dan selanjutnya menjadi asam urat. o mengalami biotransformasi oleh enzim xantin oksidase menjadi aloxantin yang mempunyai masa paruh yang lebih panjang. o Efek allopurinol dilawan oleh salisilat, berkurang pada insufficient ginjal, dan tidak menyebabkan batu ginjal. o Dosis : o (i) pirai ringan : 200 400 mg sehari o (ii) pirai berat : 400 600 mg sehari o Pasien dengan gangguan fungsi ginjal : 100 200 mg sehari o Anak (6 10 tahun) : 300 mg sehari o Anak <>
Probenesid o Indikasi : penyakit gout stadium menahun, hiperurisemia sekunder o Mekanisme kerja : mencegah dan mengurangi kerusakan sendi serta pembentukan tofi pada penyakit gout, tidak efektif untuk mengatasi serangan akut. Probenasid tidak efektif bila laju filtrasi glomerulus <> o Dosis : 2 x 250 mg/hari selama seminggu diikuti dengan 2 x 500 mg/hari. o Kontra indikasi : adanya riwayat batu ginjal, penderita dengan jumlah urin yang berkurang, hipersensitivitas terhadap probenesid. o Efek samping : gangguan saluran cerna yang lebih ringan, nyeri kepala, reaksi alergi.
Sulfipirazon o Mekanisme kerja : mencegah dan mengurangi kelainan sendi dan tofi pada penyakit pirai kronik o berdasarkan hambatan reabsorpsi tubular asam urat. Kurang efektif untuk menurunkan asam urat dan tidak efektif untuk mengatasi serangan pirai akut, meningkatkan frekuensi serangan pada fase akut. o Dosis : 2 x 100 200 mg sehari, ditingkatkan sampai 400 800 mg kemudian dikurangi sampai dosis efektif minimal o Kontra indikasi : pasien dengan riwayat ulkus peptik o Efek samping : gangguan cerna yang berat, anemia, leukopenia, agranulositosis