Program Studi Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung 2014/2015 Tujuan Kegiatan Sebagai upaya menyelesaikan permasalahan lingkungan Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Meningkatkan peran aktif masyarakat dalam menjaga lingkungan
Kondisi Eksisting Kp. Tanggulan Dago Pojok Bandung merupakan sebuah daerah di kawasan Bandung Utara Dago Gambar 1. pemanfaatan sungai sebagai kolam pancing bagi warga sekitar Gambar 2. tangki septik komunal yang digunakan warga Aplikasi Floating Treatment Wetlands (FTWs) Untuk Pengolahan Air Sungai dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Kp. Tanggulan Rofiq Iqbal, Tiasani Sundari KK Rekayasa Air & Limbah Cair, FTSL ITB M. Denny Fardhan PT. Aspros Binareka Consultant Latar Belakang Ruas anak Sungai Cikapundung di Kampung Tanggulan, Dago Pojok, mengalami degradasi dan pendangkalan karena sedimentasi dan pencemaran limbah rumah tangga. Padahal sungai tersebut masih digunakan sebagai sumber air untuk sarana MCK (mandi cuci kakus) bagi masyarakat setempat (Gambar 1). ITB bersama UN-ESCAP (United Nations Economic and Social Commission for Asia and Pacific) menjalin kerjasama untuk melaksanakan kegiatan Restorasi Sungai pada lokasi tersebut dalam program Application of the integrated rainwater and wastewater system with public participation in the context of river restoration and climate change. Kegiatan tersebut berupa pipanisasi air limbah domestik menuju unit pengolahan septik tank dan biofilter sebelum dialirkan ke sungai. Sebagai pengolahan tingkat akhir untuk lebih memperbaiki kualitas air serta untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membentuk lingkungan berkelanjutan , dilaksanakan pengembangan rencana restorasi berbasis masyarakat dengan kegiatan pembuatan Floating Treatment Wetlands (FTWs). Kegiatan ini dilaksanakan secara sinergi dengan program bersama UN-ESCAP untuk menghasilkan sistem restorasi sungai yang efektif dan berkelanjutan dengan partisipasi masyarakat. Waktu Pelaksanaan Kegiatan restorasi sungai dengan aplikasi FTWs ini dilaksanakan sejak Juni hingga November 2013. Gambar 1. Pendangkalan (a), limbah domestik (b), dan MCK (c) menggunakan sumber air tercemar di Kp. Tanggulan (a) (b)
MCK
(c) Aplikasi FTWs
Restorasi sungai dilaksanakan berdasar teknologi bio-eco engineering yang dikombinasikan dengan pengolahan air limbah konvensional untuk meningkatkan efek self- purification dan daya dukung ekosistem terhadap dampak kegiatan rumah tangga. Teknologi bio-eco engineering yang digunakan adalah FTWs, dimana akar tanaman yang menggantung dibawah media tanam akan menyediakan luas permukaan yang besar untuk pertumbuhan biofilm dan entrapment dari partikel tersupensi. Karena tanaman tidak berakar dalam sediment, maka tanaman akan dipaksa untuk memperoleh nutrisi langsung dari kolom air yang merupakan mekanisme pengolahan air oleh FTWs (Gambar 3). Teknologi ini dipilih karena: Ketersediaan sumber daya di Indonesia. Penyisihan BOD dan padatan (SS) yang tinggi. Biota air tumbuh dengan cepat dan menarik, Beaya modal rendah-moderat, biaya operasi dapat diimbangi oleh pendapatan. Potensi untuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan dari pemanenan. Dapat dibangun dan dipelihara dengan bahan yang tersedia secara lokal. Gambar 3. Mekanisme pengolahan air oleh FTWs Lokasi Kegiatan dilaksanakan di Kampung Tanggulan, Dago Pojok, Bandung (Gambar 2) Gambar 2. Lokasi Kegiatan Metodologi Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Kegiatan masyarakat: Lomba pembuatan kebun terapung Pemeliharaan dan Monitoring Evaluasi Kegiatan
Bambu/ pipa PVC/ Sambungan botol bekas sebagai pengapung Kegiatan 1. FGD bersama masyarakat untuk menerangkan desain FTWs (Gambar 4) Gambar 4. FGD dan desain FTWs 2. Lomba pembuatan kebun terapung (Gambar 5). Sumber Pendanaan Kegiatan restorasi sungai dengan aplikasi FTWs ini dibiayai dengan dana Program Pengabdian Masyarakat ITB 2013
(b)
(a)
(c) (d) Gambar 5. Lomba pembuatan kebun terapung (a) Sambungan botol bekas sebagai media apung (b) Kegiatan Lomba (c) Penyerahan hadian kepada Juara Lomba (d) Media tanam apung yang telah siap. 3. Pemeliharaan dan Monitoring (Gambar 6). Gambar 6. Kebun Terapung yang telah siap dipanen. 4. Monitoring kondisi sungai dan apresiasi masyarakat (Gambar 7). Gambar 7. Sungai yang telah dimanfaatkan oleh anak-anak sebagai tempat bermain dan tempat pemancingan oleh masyarakat Aplikasi Floating Treatment Wetlands (FTWs) Untuk Pengolahan Air Sungai dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat di Kp. Tanggulan Rofiq Iqbal, Tiasani Sundari KK Rekayasa Air & Limbah Cair, FTSL ITB M. Denny Fardhan PT. Aspros Binareka Consultant Latar Belakang Ruas anak Sungai Cikapundung di Kampung Tanggulan, Dago Pojok, mengalami degradasi dan pendangkalan karena sedimentasi dan pencemaran limbah rumah tangga. Padahal sungai tersebut masih digunakan sebagai sumber air untuk sarana MCK (mandi cuci kakus) bagi masyarakat setempat (Gambar 1). ITB bersama UN-ESCAP (United Nations Economic and Social Commission for Asia and Pacific) menjalin kerjasama untuk melaksanakan kegiatan Restorasi Sungai pada lokasi tersebut dalam program Application of the integrated rainwater and wastewater system with public participation in the context of river restoration and climate change. Kegiatan tersebut berupa pipanisasi air limbah domestik menuju unit pengolahan septik tank dan biofilter sebelum dialirkan ke sungai. Sebagai pengolahan tingkat akhir untuk lebih memperbaiki kualitas air serta untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membentuk lingkungan berkelanjutan , dilaksanakan pengembangan rencana restorasi berbasis masyarakat dengan kegiatan pembuatan Floating Treatment Wetlands (FTWs). Kegiatan ini dilaksanakan secara sinergi dengan program bersama UN-ESCAP untuk menghasilkan sistem restorasi sungai yang efektif dan berkelanjutan dengan partisipasi masyarakat. Waktu Pelaksanaan Kegiatan restorasi sungai dengan aplikasi FTWs ini dilaksanakan sejak Juni hingga November 2013. Gambar 1. Pendangkalan (a), limbah domestik (b), dan MCK (c) menggunakan sumber air tercemar di Kp. Tanggulan (a) (b)
MCK
(c) Aplikasi FTWs
Restorasi sungai dilaksanakan berdasar teknologi bio-eco engineering yang dikombinasikan dengan pengolahan air limbah konvensional untuk meningkatkan efek self- purification dan daya dukung ekosistem terhadap dampak kegiatan rumah tangga. Teknologi bio-eco engineering yang digunakan adalah FTWs, dimana akar tanaman yang menggantung dibawah media tanam akan menyediakan luas permukaan yang besar untuk pertumbuhan biofilm dan entrapment dari partikel tersupensi. Karena tanaman tidak berakar dalam sediment, maka tanaman akan dipaksa untuk memperoleh nutrisi langsung dari kolom air yang merupakan mekanisme pengolahan air oleh FTWs (Gambar 3). Teknologi ini dipilih karena: Ketersediaan sumber daya di Indonesia. Penyisihan BOD dan padatan (SS) yang tinggi. Biota air tumbuh dengan cepat dan menarik, Beaya modal rendah-moderat, biaya operasi dapat diimbangi oleh pendapatan. Potensi untuk penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan dari pemanenan. Dapat dibangun dan dipelihara dengan bahan yang tersedia secara lokal. Gambar 3. Mekanisme pengolahan air oleh FTWs Lokasi Kegiatan dilaksanakan di Kampung Tanggulan, Dago Pojok, Bandung (Gambar 2) Gambar 2. Lokasi Kegiatan Metodologi Kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Kegiatan masyarakat: Lomba pembuatan kebun terapung Pemeliharaan dan Monitoring Evaluasi Kegiatan
Bambu/ pipa PVC/ Sambungan botol bekas sebagai pengapung Kegiatan 1. FGD bersama masyarakat untuk menerangkan desain FTWs (Gambar 4) Gambar 4. FGD dan desain FTWs 2. Lomba pembuatan kebun terapung (Gambar 5). Sumber Pendanaan Kegiatan restorasi sungai dengan aplikasi FTWs ini dibiayai dengan dana Program Pengabdian Masyarakat ITB 2013
(b)
(a)
(c) (d) Gambar 5. Lomba pembuatan kebun terapung (a) Sambungan botol bekas sebagai media apung (b) Kegiatan Lomba (c) Penyerahan hadian kepada Juara Lomba (d) Media tanam apung yang telah siap. 3. Pemeliharaan dan Monitoring (Gambar 6). Gambar 6. Kebun Terapung yang telah siap dipanen. 4. Monitoring kondisi sungai dan apresiasi masyarakat (Gambar 7). Gambar 7. Sungai yang telah dimanfaatkan oleh anak-anak sebagai tempat bermain dan tempat pemancingan oleh masyarakat Gambar 3. MCK Gambar 4. sampah di sekitar DAS sungai Analisis Masalah Kesadaran warga kurang akan kebutuhan air bersih Warga gemar memancing Debit sungai cukup besar dan selalu dialiri air Akses air bersih sulit Clean Water Project Penyediaan Air Bersih dan Penyaluran Air Bersih ke Rumah Warga Perbaikan Floating Treatment Wetland Sumur sebagai tempat menampung air bersih Pemasangan pipa distribusi ke rumah warga THANK YOU