mobilku ketepi jalan tepat didepan sebuah danau yang diselubungi kabut. Saraf-saraf ditubuhku menggetarkan yang satu dan yang lainnya sehingga membentuk keselarasan dan begitulah kakiku berjalan, selangkah.. dua langkah. Mata ini bergerak kesegala penjuru, dan tak kutemukan seorang pun disitu. Hanya ada kabut dan gejolak rontaan batinku, pikiranku membisikan suara Hidupmu tak berguna, akhiri saja semua ini, sayang. Kau sudah cukup lelah menghadapi semua ini, tak ada yang perlu kau khawatirkan. Semua akan baik-baik saja. Kucoba tuk benar-benar mengabaikannya, tetapi suara itu berhasil bersatu padu dengan kewarasanku sehingga aku sendiripun menanyakan apakah aku sudah gila! "tau dunia ini memang telah menunjukan tanduknya! Kutepis udara dihadapanku dengan kedua tangan dan sekelumit jemari kecil, bulu-bulu berdiri tegak seakan menyambut dan bercinta dengan sang kabut. Ku berjalan masuk menerobos kabut itu, dan membiarkan tersesat didalamnya. #aktu sudah lama sekali mati bagiku, aku tak lagi memperdulikan kesinambungan antar ruang dan waktu, keseimbangan pikir dan khayalku, aku tak bisa lagi menentukan yang benar menurutku dan benar menurut orang lain, ya.. mungkin kami telah berada dijalan yang berbeda sekarang, satu-satunya perbedaan yang terbentang diantara kami adalah aku terlanjur memilih jalan tak mau dipilih orang lain, sehingga itulah yang membuatku berbeda. $iarlah nyata menjadi nyata, fana menjadi fana, dan titik yang menjadi pembatas keduanya melebur mengilusi menjadi satu, menjadi khayalan, menjadi titik yang tak ada yang memang tak seharusnya dicari. %an biarkan aku berada didalamnya, tak perlu diikuti, aku hanya perlu dimengerti, alasanku memilih hal yang kutau mungkin merugikan banyak orang, bahkan diriku sendiri. &anpa terasa aku pergi terlalu jauh kedalam kabut dan kehilangan jalan untuk kembali.. ke suatu tempat yang dulu pernah kusebut rumah, dimana orang-orang bilang rumah adalah dimana hati kamu berada tetapi sekarang aku tak yakin rumah itu benar-benar rumah karena tak terasa seperti itu lagi, ataukah hanya diriku! 'ang tak mampu merasa! Karena mungkin dan bisa jadi telah menghilangkan hatiku disuatu tempat dijalan pulang. "ku melayang, perlahan tapi pasti, bagian-bagian tubuhku menjadi hologram cahaya yang berkilauan dan tembus dari sentuhan, dan kunang- kunang menyeruak keluar entah darimana dan mengelilingiku, mengepungku dan membawaku terbang jauh, lebih jauh kedalam kabut, kesuatu tempat dimana aku bisa melihat dengan jelas ada sebuah gubuk reot kecil nan sendu terletak tepat disebelah sungai berarus berkilauan.