Anda di halaman 1dari 27

Manajemen Kasus I

Disusun Oleh :

Puri Dwi Andina (0711030)
IDENTITAS
Identifikasi
Nama : An. I
Umur : 15 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan

Tanggal masuk RSUD : 18 Agustus 2014



IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ayah : Tn. S
Usia : 32 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Agama : Islam

Nama Ibu : Ny R
Usia : 25 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : geneng, Ngawi







Sejak 2 hari SMRS, pasien BAB cair 5- 7 kali perhari, terdapat ampas, feses berwarna
kekuningan, lendir (-) darah (-) berbau busuk (-) warna kuning kehijauan banyaknya sekitar 1
gelas.
Pasien mau minum air putih ,ASI,Susu Formula, Tampak seperti kehausan. nafsu makanya
sedikit berkurang.
Pasien muntah sebanyak 3 kali. Akivitas pasien sedikit menurun biasanya pasien aktif namun 3
hari ini terlihat sedikit lemas. Menangis masih mengeluarkan air mata . Bak terakhir 3jam SMRS,
air kencing tidak pekat.
Pasien mengalami panas bersamaan dengan munculnya diare, panas tidak terlalu tinggi muncul
secara mendadak dan naik turun , tidak mengigil, tidak ada kejang. Belum diberikan penurun
panas. Panas mulai dari 3 hari yang lalu. Kejang (-)
Dirumah tidak ada yang terserang bab cair , tidak ada wabah diare pada tempat pasien tinggal.
Penderita DHF sekitar rumah (-)

Riwayat penyakit dahulu
Riwayat diare sebelumnya (-) riwayat demam
tyfoid (-) riwayat kejang (-)
Riwayat mondok
Tidak ada riwayat mondok
Tidak ada penyakit serupa pada keluarga
Riwayat DHf pada keluarga (-)
Riwayat kejang (-)

PEMERIKSAAN
TTV PX FISIK
KU : Sakit Sedang
KS : Compos mentis
Nadi : 120 x/menit Reguler
Pernafasan: 28 x/menit Reguler
Suhu : 38
0
C

Kepala : normocephal, uub tidak
cekung
Mata : Konjungtiva Anemis (-
/-) Sklera Ikterik (-/-) cekung (-)
Mulut : Mukosa mulut agak
kering
Jantung : Bunyi Jantung I-II
Reguler, Murmur (-) dan Gallop (-
).
Paru : Suara Nafas Vesikuler,
Rhonki (-), Wheezing (-).
Abdomen : supel, bu (+)
turgor kulit kembali lambat < 2
detik
Ekstremitas : Akral
hangat, tidak ditemukan edema
dan varises.

Pemeriksaan lab
Hematologi dan Elektrolit
Hb : 12,7 g/dL
Ht : 36,5 vol%
Leukosit : 15.830 uL
Trombosit : 437.000 uL
GDS : 85 mg/dL
Natrium : 136,4 mmol/l
Kalium : 4,63 mmol/l
Klorida : 108,1 mmol/l
Status Gizi

Klinis : edema (-),
tampak kurus (+)
Antropometri :
Berat badan : 6 Kg
BB/U : 6/7 x100%
= 85 %
(gizi baik)
Kesimpulan : Gizi baik
Diagnosis banding
Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang
Tatalaksana :
IVFD RL 10 tpm makro
Ampicilin 4x150 mg
Ranitidin 2x6 mg
Paracetamol drop 3x 0,6cc / 4 jam jika demam
Oralit 50-100ml setiap habis mencret atau muntah
Zinc 1x20mg
Prognosis :
Quo ad Vitam : ad Bonam
Quo ad Functionam : ad Bonam
Quo ad Sanationam : ad Bonam
Diagnosis Kerja
Diare akut dengan dehidrasi ringan-sedang
Buang air besar dengan peningkatan
frekuensi tiga kali atau lebih dalam 24 jam
dengan konsistensi lembek atau bahkan
dapat berupa air saja, dengan atau tanpa
darah dan lendir ,dan dapat disertai gejala
lain seperti mual, muntah, demam, atau
nyeri perut
Neonatus - frekuensi buang air besar > 4 kali,
sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan
dan anak - frekuensinya > 3 kali
DIARE AKUT

American Academy of Pediatrics (AAP)
mendefinisikan diare akut dengan karakteristik
peningkatan frekuensi dan atau perubahan
konsistensi, dapat disertai atau tanpa gejala dan
tanda seperti mual, muntah, demam atau sakit
perut yang berlangsung selama 3 7 hari

EPIDEMIOLOGI

Diare merupakan penyebab kematian bayi dan
balita di Indonesia.
Berdasarkan hasil survey morbiditas dari diare
yang dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI,
angka morbiditas diare meningkat dari tahun
1996 hingga tahun 2006 lalu kemudian
menurun pada tahun 2010

Infeksi bakteri (10-20%): vibrio, E.coli, salmonella, shigella,
campylobacter, yersenia, aeromonas
Infeksi virus (70%) : enterovirus , adenovirus, rotairus, astrovirus
Infeksi parasit : cacing (ascaris , trichiuris, oxyuris, strongyloides
Protozoa (10%) : entamoeba histolytica, giardia lamblia,
trichomonas homonis
Jamur : candida albicans
Gangguan
motilitas usus
Gangguan
osmotik
Gangguan
sekresi
Manifestasi
klinis

Gejala klinik Rotavirus Shigella Salmonella E .coli entero
sigenik
E . coli entero
invasif
cholera
Mual muntah Sering Jarang Sering + - Sering
Panas + ++ ++ - ++ -
Nyeri perut Tenesmus Tenesmus
kolik
Tenesmus
kolik
Kadang Tenesmus
kolik
Kolik
Gejala lain Sering distensi
abdomen
Pusing ,dapat
ada kejang
Hipotensi Pusing
bakterimia
toksemia
sistemik
Volume Sedang Sedikit Sedikit Banyak Sedikit Banyak
frekuensi 5-10 kali >10kali Sering Sering Sering Terus-menerus
Konsistensi Cair Lembek Lembek Cair Lembek Cair
Darah - Sering Kadang - + -
Bau - - Busuk Tdk spesifik - Amis
Warna Kuning hijau Merah hijau Hijau Tdk berwarna Merah hijau Seperti cucian
beras
Leukosit - + + - - -
Sifat lain anoreksia Kejang Sepsis Meteorismus Infeksi
sistemik
-
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
penunjang
Lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan
konsistensi tinja, lendir atau darah dalam tinja
Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun,
buang air kecil terakhir, demam, sesak, kejang, kembung
Jumlah cairan yang masuk selama diare
Jenis makanan dan minuman yang diminum sebelum dan
selama diare, mengkonsumsi makanan yang tidak biasa
Penderita diare di sekitarnya dan sumber air minum

Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
Tanda utama : keadaan umum gelisah/cengeng atau
lemah/letargi/koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun
Tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata,
mukosa bibir, mulut dan lidah
Berat badan dan status gizi (antropometri)
Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit seperti
napas cepat dan dalam (asidosis metabolik), kembung
(hipokalemia), kejang (hipo atau hipernatremia)
Penilaian derajat dehidrasi

1. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis.
Biakan kuman untuk mencari kumam penyebab.
Tes resistensi terhadap berbagai antibiotika.
pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus , bila diduga terdapat intoleransi
glukosa.
2. Pemeriksaan darah
Darah lengkap.
pH, cadangan alkali dan elektrolit untuk menentukan gangguan keseimbangan asam
basa.
Kadar ureum untuk mengetahui adanya gangguan faal ginjal.
3. Pemeriksaan Elektrolit, terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam
serum (terutama pada penderita yang disertai kejang).

TATALAKSANA
Rehidrasi cairan dan
elektrolit
Antibiotik sesuai
penyebab
Pemberian zinc
Nutrisi
Edukasi
Prebiotik
DEHIDRASI
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih
banyak daripada pemasukan air (input).
Klasifikasi Tanda atau gejala Pengobatan
Dehidrasi berat Terdapat dua atau lebih dari tanda dibawah ini :
Letargis/tidak sadar
Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas minum
Cubitan kulit perut kembali sangat lambat
(>2 detik)
Beri cairan untuk diare dengan dehidrasi
berat ( Rencana terapi C )
Dehidrasi ringan-sedang Terdapat dua atau lebih tanda dibawah in :
Rewel, gelisah
Mata cekung
Minum dengan lahap, haus
Cubitan kulit kembali lambat
Beri cairan dan makanan untuk dehidrasi
ringan ( Rencana terapi B )
Setelah rehidrasi, nasihati ibu untuk
penanganan di rumah dan kapan kembali
segera
Kunjungan ulang dalam waktu 5 hari jika
tidak membaik
Tanpa dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda untuk
diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan atau
berat
Beri cairan dan makanan untuk menangani
diare di rumah ( Rencana terapi A )
Nasihati kapan kembalik segera
Kunjungan ulang dalam waktu 5 hari jika
tidak membaik
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai