Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebelum melakukan pengamatan terhadap bakteri dan jamur di laboratorium, telebih
dahulu kita harus menumbuhkan atau membiakan bakteri/jamur tersebut. Mikroorganisme dapat
berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang
dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan
hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrisi yang diisyaratkan oleh bakteri atau jamur dan juga
macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut
medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti
gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu
berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.
Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi bakteri, fungi
atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan penampakan koloninya. Karena itu,
untuk melihat dengan jelas penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan
atau piaraan organisme. Sebelumnya, bahan serta peralatan harus dalam keadaan steril, artinya
pada bahan dan peralatan yang ingin dipergunakan tidak terdapat mikroba lain yang tidak
diharapkan. Proses dari kegiatan steril disebut sterilisasi.
Sementara itu, untuk menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni)
digunakan media. Media merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk
pertumbuhan mikroba dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media dibedakan
berdasarkan fase (sifat fisik media), yaitu media padat, media setengah padat, media cair, dan
berdasarkan komposisinya, yaitu media sintesis, media semi sintesis, dan media non sintesis.
Dari media tersebut, maka kita dapat mengetahui sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.

2

B. Tujuan
Tujuan dari Praktikum Isolasi, purifikasi dan Identifikasi Bakteri dan jamur, antara lain :
Mahasiswa mampu mengisolasi dan menghitung jumlah koloni jamur
Mahasiswa mampu membedakan jamur dan bakteri bedasar kenampakan
mofologi koloninya.




















3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroorganisme. Medium agar merupakan salah satu tehnik yang sangat baik
untuk memisahkan mikroba sehingga dapat diketahui masing-masing. Menurut Pelczar (1988)
dasar makanan yang paling baik bagi pemeliharaan dan pembiakan bakteri adalah medium yang
mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa makanan atau ramuan-
ramuan yang dibuat oleh manusia.
Dalam pembuatan medium harus memenuhi syarat-syarat berikut :
Medium harus memenuhi semua kebutuhan nutrien yang mudah digunakan oleh
mikroorganisme.
Medium tidak mengandung zat pengahambat pertumbuhan.
Medium harus steril.
Medium harus memiliki tekanan osmose, pH dll.
Mikroorganisme tersebar di alam dengan berbagai macam jenis dan sifat fisiologis yang
beragam, dimana mikroorganisme tersebut mempunyai kebutuhan akan nutrien yang berbeda-
beda pula. Namun demikian susunan kimia selnya hampir sama atau lebih sama, yaitu terdiri atas
air yang merupakan bagian terbesar, yaitu 80-90%, sedangkan sisanya berupa komponen lainnya
seperti protoplasma, dinding sel, membran sitoplasma, cadangan makanan (lemak, polisakarida,
polifosfat, protein, dan lain-lain) yang berat keringnya kurang lebih 0-20%
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula yang
hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang
menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang
dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada
beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi
makanan tersebut sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler.
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai
aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya
4

bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor
elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu, secara umum nutrient
dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis
biologik oranisme baru.
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat sederhana yang
ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa makanan dalam bentuk
suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air selokan (gorong), atau
bahan-bahan organik lain yang mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika
dari habitat ini menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan itu.
Zat-zat tidak menghasilkan energi pada sel tetapi mutlak diperlukan untuk pertumbuhan
dan untuk menjalankan fungsi sel diberi bermacam-macam nama seperti nutrilit esensial, faktor
tumbuh, atau mikronutrien.
Ada yang dikenal dengan mikronutrin anorganik. Beberapa unsur logam berat (Co, Mo,
Cu, Zn) sangat dibutuhkam untuk kehidupan sel meskipun jumlah yang digunakan sangat sedikit.
Kadang-kadang jumlah itu demikian kecilnya sehingga sukar dideteksi, atau bila ditemukan tidak
mudah dapat dipastikan apakah zat itu bersifat fungsional atau hanya kotoran belaka. Ada pula
yang dikenal dengan mikronutrin organik. Contoh yang baik adalah vitamin. Banyak bakteri
yang tidak membutuhkannya, sedangkan ada pula yang hampir selalu memerlukannya seperti
halnya manusia.
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan pula
untuk osilasi, memperbnayak, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan mikroba.





5


BAB III
METODE KERJA
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan mulai hari senin pada tanggal 25 November. Waktu praktikum
dibagi menjadi tiga kelompok dan kelompok praktikum yang kami lakukan adalah kelompok jam
siang yaitu pukul 13.00 WIB selesai.
Tempat praktikum dilakukan adalah di Laboratorium kesuburan tanah, Fakultas
Pertanian, Universitas Tanjungpura
B. Alat dan bahan
1. Alat
Cawan Petri,
Inkubator,
Lampu Spritus,
Ose Bulat,
Ose Lurus,
Rak Tabung,
Kapas
Pipet
Kertas label
Hand Colony Counter
Spidol
Tabung Reaksi
2. Bahan
Media NA (Nutrient Agar
Media TEA (Tauge Ekstract Agar),
TBTE = control
75% TBTE + 10% PK + 10% LP + 5% LC
60% TBTE + 15% PK + 15% LP + 10% LC
*Keterangan
TBTE = Tanah Bekas Tambang Emas
PK = Pupuk Kandang (Sapi)
6

LP = Limbah Padat (fly ash, fly wood)
LC = Limbah Cair

C. Cara kerja
1. Pemindahan/Inokulasi Bakteri : Medium NA (Nutrien Agar)
Disiapkan alat dan bahan
Dikerjakan secara aseptis di dekat lampu spritus
Ose lurus dipijarkan dari pangkal sampai ujungnya pada lampu spritus
Diambil biakan mikroba dengan menggunakan ose lurus dan ditusukkan pada tabung
reaksi yang berisi medium NA (Nutrient Agar). Diinkubasi dalam inkubator pada suhu
37 C selama 1 x 24 jam.
Diamati bentuk koloni dari mikroba dan digambar.
2. Isolasi : Media TEA (Tauge Extract Agar )
Disiapkan alat dan bahan
Medium TEA (Tauge Estract Agar) dipanaskan sampai mencair
Dikerjakan secara aseptis di dekat lampu spritus
Diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 C selama 1 x 24 jam dalam posisi terbalik
Diamati bentuk koloni dari mikroba dan digambar.










7

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil pengamatan
No Media U Foto Hasil pengamatan Jumlah
koloni
Keterangan
1 TEA 1

Gbr. TEA 10-4
Ukuran : kecil
Bentuk : irregular
Elevasi : timbul
Tepian : berlekuk
Permukaan :
berkontur
Warna : buram
Chormognesis :
putih kecoklatan

4 Tidak
terkontaminasi
2 TEA 2

Gbr. TEA 10-5
Ukuran : besar
Bentuk : melingkar
Elevasi : umbonate
Tepian : endulate
Permukaan : halus
Warna : buram
Chormognesis :
putih

5 Tidak
terkontaminasi
3 NA 1

Gbr. NA 10-4
- - Gagal
4 NA 2

Gbr NA 10-5
Ukuran : besar
Bentuk : melingkar
Elevasi : timbul
Tepian : lekukan
Permukaan :
berkontur
Warna : buram
Chormognesis :
putih kecoklatan

6 Tidak
terkontaminasi
Laporan sementara

8

B. Pembahasan
Isolasi adalah cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan sehingga
diperoleh biakan yang sifatnya murni. Tujuan isolasi adalah untuk memperlihatkan
keanekaragaman mikroorganisme dalam lingkungan di sekitar kita. Inokulasi adalah proses
memindahkan mikroorganisme dari medium yang lama ke medium yang baru.
Pada praktikum yang telah kami lakukan yaitu pertama-tama medium dimasukkan ke
dalam cawan Petri, ditunggu hingga setengah memadat. Lalu sampel disebar . Setelah itu, cawan
Petri tersebut dibungkus dan diinkubasi secara terbalik. Diamati pertumbuhan koloni
mikrobanya.
1. Medium TEA
Medium TEA (Tauge Extract Agar) merupakan medium organik semi alamiah atau semi
sintetis Mengandung agar yang memadatkan medium. Merupakan medium umum yang dapat
ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum baik bakteri, jamur, kapang maupun khamir
karena medium TEA (Tauge Extract Agar) terdiri dari tauge yang berfungsi sebagai sumber
energi, nitrogen organik, karbon dan vitamin, sukrosa sebagai sumber karbon, agar sebagai
bahan pemadat medium dan aquadest sebagai pelarut untuk menghomogenkan medium dan
sumber O2.
Medium TEA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TEA
ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium) dan termasuk dalam
medium semi alamiah karena tersusun dari bahan-bahan alamiah dan bahan sintetik. Serta
termasuk dalam medium non-sintetik karena tersusun dari bahan-bahan organik dan susunan
kimianya tidak dapat ditentukan secara pasti. Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium
penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino,
dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan
jamur. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium ini, antara lain:
Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi
vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.
9

Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber energi bagi
mikroba.
Agar, sebagai bahan pemadat medium.
Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.

2. Nutrien Agar (NA)
Medium NA berdasarkan konsistensinya merupakan medium yang berbentuk padat (solid
medium), karena dapat dipadatkan dengan adanya agar, yang dibuat miring atau tegak.
Berdasarkan susunan kimianya, medium ini merupakan medium organik non-sintetik karena
disusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya belum ditentukan secara pasti.
Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan
sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat dalam 2 jenis, yaitu NA
miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk membiakkan mikroba sedangkan NA tegak
digunakan untuk menstimulir pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen.
NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan
beberapa jenis bakteri. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya adalah:
Pepton, sebagai sumber utama nitrogen dan protein bagi mikroba.
Beef ekstrak, sebagai sumber makanan, sumber karbon organik, nitrogen, vitamin, dan
garam mineral sebagai tempat pertumbuhan mikroba.
Agar, berfungsi sebagai pemadat medium.
Akuades, sebagai bahan pelarut dan untuk menghomogenkan larutan.
Pada inokulasi bakteri dilakukan dengan menggunakan medium padat dengan metode
agar yang dilakukan dengan meratakannya pada cawan petri yang telah dipadatkan. Inokulasi ini
menggunakan ose lurus dengan cara menusukkan ose yang telah disentuhkan dengan biakan
bakteri yang telah disediakan di laboratorium tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Tanjungpura. Kemudian diinkubasikan selama 1 x 24 jam dalam inkubator .Pada inokulasi
dengan medium NA dalam cawan Petri, medium dipadatkan dalam cawan. Lalu medium tersebut
digores dengan biakan bakteri pada suhu 37C.
10

Pada inokulasi dengan medium NA dalam cawan Petri, medium dipadatkan dalam
cawan. Lalu medium tersebut digores dengan biakan bakteri. Lalu cawan dibungkus dengan
kertas putih dan diinkubasi secara terbalik selama 1 x 24 jam dalam inkubator.
Untuk memindahkan sel-sel mikroba dari satu medium ke medium lainnya digunakan
jarum ose yang disterilkan melalui pemijaran dari pangkal sampai ke ujungnya sampai berwarna
merah sesaat sebelum dan setelah digunakan. Lamanya inkubasi bakteri dan jamur berbeda. Ini
dikarenakan perbedaan waktu yang dibutuhkan bakteri dan jamur untuk bereprodiksi (melakukan
pembelahan) berbeda. Bakteri membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 1 - 2 hari
sedangkan jamur membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 3 - 5 hari. Inkubasi dilakukan
dengan membalik cawan Petri. Hal ini dimaksudkan agar uap air yang terjadi selama proses
inkubasi, tidak jatuh ke dalam medium yang dapat mengganggu petumbuhan mikroba.
Bakteri bersifat transparan dan berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Salah satu cara untuk mengetahui struktur, morfologi, dan sifat kimia
bakteri sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan.
Zat warna yang biasa dijadikan untuk mengecat bakteri adalah methylene blue, basic fuchsin, dan
crystal violet. Zat warna ini menghasilkan in warna (chromophore) yang bermuatan positif
sehingga bakteri yang bermuatan negatif menarik chromophore kationik (Feitriani 2008). Media
adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk
membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan
isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba (Sutedjo
1996). Media yang digunakan dalam praktikum adalah TEA dan NA karena pada media NA
digunakan ekstrak daging karena daging sebagai sumber vitamin B, mengandung nitrogen
organik, dan senyawa karbon. NA adalah nutrient agar. Pada media TEA (Tauge Extract Agar)
digunakan ekstrak sayur karena kentang sebagai sumber karbon (karbohidrat), vitamin, dan
energi.
Pada praktikum ini bakteri diisolasi dengan menggunakan media NA dengan
pengenceran 10-5. Setelah dibiarkan tiga hari, terlihat koloni mikrobia (bakteri) pada medium
NA ulangan pertama gagal akibat terjadi kontaminasi. Pada ulangan kedua berhasil dengan
menunjukan cirri-ciri Ukuran : large, Bentuk irregular, Elevasi : timbul, Tepian: lekukan,
Permukaan : berkontur, Opacity : buram, Chormognesis : putih kecoklatan. Pada praktikum yang
11

telah dilaksanakan, fungi diisolasi dengan menggunakan media TEAdengan pengenceran 10-5 .
Setelah dibiarkan tiga hari, terlihat koloni fungi pada medium dengan pengenceran 10-5 ulangan
pertama dengan Ukuran kecil (small), Bentuknya irregular, Elevasinya timbul, Tepian berbentuk
lekukan, Permukaan berkontur, Opacitynya buram, Chormognesis menunjukkan warna putih
kecoklatan. Pada ulangan kedua juga menunjukan Ukurannya besar (large), Bentuknya circular,
Elevasinya umbonate, Tepian berbentuk endulate, Permukaannya halus, Opacitymya buram,
Chormognesis menunjukkan warna .putih
















12

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum isolasi, purifikasi dan identifikasi
bakteri dan fungi adalah :
a) Jamur adalah organisme multiseluler yang mempunyai filamen, dan mudah
dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti kapas.
b) Bakteri diisolasi dengan menggunakan media TEA dan NA dengan pengenceran
10-4 dan 10-5.
c) Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada koloni yang tumbuh dipermukaan
medium yaitu : besar kecilnya koloni, bentuk, kenaikan permukaan, halus
kasarnya permukaan, wajah permukaan, warna,kepekaan.
B. Saran
Terdapat banyak mikrobia di alam ini, peranannya pun berbeda-beda. Setelah
mengetahui karakteristik dari beberapa kelompok mikrobia, hendaknya diberdayakan
penerapan mikrobia bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dalam budidaya
tanaman dan untuk menjaga kestabilan lingkungan.











13

DAFTAR PUSTAKA
Djide, Natsir, 2006, Penuntun Praktikum Instrumentasi Mikrobiologi Farmasi Dasar, Jurusan
Farmasi Universitas Hasanuddin , Makassar
Waluyo, Lud, 1998, Mikrobiologi Umum, MM-Press, Jakarta
Hadioetomo, Ratna S., 1990, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, PT. Gramedia , Jakarta
Day, Bibiana, (1994), Analisi Mikroba di Laboratorium, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Djide, Natsir, 2006, Mikrobiologi Farmasi Dasar, Jurusan Farmasi Universitas Hasanuddin :
Makassar
http//:www.blogspot.rosida/html.com

Anda mungkin juga menyukai