Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN

Menjadi guru yang didambakan setiap siswa adalah harapan setiap guru dan murid.
Namun seperti apakah guru yang didambakan siswa ? setiap guru mempunyai karakter masing-
masing yang melekat pada dirinya sehingga menjadi sebuah kepribadian bagi guru tersebut.
Banyak sekali kepribadian guru yang mungkin ada pada guru karena beda orang, beda sifat, beda
karakter ataupun beda kepribadian pada setiap orang. Begitu juga guru,antara guru dengan guru
yang lain belum tentu mempunyai kepribadian yang sama karena mmereka memiliki sifat yang
berbeda.
Setiap siswa pasti menginginkan sosok guru yang didambakan, dan juga menginginkan
pribadi guru yang ia sukai. Berbicara soal keinginan atau yang didambakan, tidak semua siswa
mendambakan pribadi guru yang sama, karena sifat siswa berbeda juga. Siswa A mendambaka
guru X, yang tegas dan disiplin. Karena si A memiliki sifat yang disiplin juga, tidak senang awut-
awutan dan selalu tepat waktu. Sementara si B tidak menyukai guru X karena ia sering telat
masuk sekolah, oleh karena siswa B sering terlambat sehingga ia sering dapat teguran Oleh guru
X. siswa B lebih suka pada guru Y yang cuek walaupun ia sering terlambat di sekolah.





boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu
menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu (Q52:216)

Kepribadian guru berbeda-beda, kepribadian seorang guru X belum tentu didambakan semua
siswa walaupun pada hakikatnya guru harus mempunyai kepribadian yang taat pada aturan dan
disiplin.














2



A. Sosok Guru Idaman

Seorang guru yang professional, adalah guru yang mengabdikan hidupnya untuk
menuangkan ilmu-ilmunya. Yang tak lari dari masalah, tapi menyelesaikannya. Hidupnya kokoh
bagaikan akar pohon yang terus menembus kerasnya tanah. Demi mendapatkan makanan untuk
dedaunan itu adalah anak didiknya. Saat daun iu menjadi sekuntum bunga, itulah saat anak
didiknya dapat menunjukkan kemampuannya. Dan saat bunga itu tlah menjadi buah, itulah saat
anak didiknya telah mencapai puncak prestasi dalam hidupnya. Kuatnya akar dalam
mempertahankan berdirinya pohon itu saat diterpa angin seperti halnya kuatnya guru itu saat
diterpa masalah dan cobaan dalam hidupnya. Pohon itu tetap berusaha berdiri tegak, sama halnya
seperti guru yang tetap berdiri tegak untuk tetap mencurahkan ilmu pada murid-muridnya. Akar
juga tak memikirkan dirinya sendiri, ia rela berkorban agar pohon tercukupi ilmu-Nya. Sosok
seperti itulah yang seharusnya dimiliki oleh seorang guru. Ia tidak memikirkan dirinya sendiri,
namun ia memikirkan bagaimana membuat anak didiknya menjadi sukses.
Ketika guru telah menjadi orang yang sukses. Sukses dalam menafkahi dirinya, sukses
dalam mencetak generasi penerus bangsa, seharusnya ia menjadi seperti lampu. Lampu yang
terus menerangi sekitarnya tanpa henti, ia terus mempertahankannya, walaupun kawatnya panas.
Namun lampu tak kenal menyerah, ia terus bertahan, sampai akhirnya ia benar-benar tidak
mampu. Seperti itulah, disaat orang sukses, yang paling sulit adalah mempertahankannya ibarat
lampu yang memberi manfaat, itulah sosok guru yang di impikan. Ibarat lampu yang menerangi
sekitarnya dengan cahayanya, itulah sosok guru yang menerangi muridnya dengan ilmu yang
dimilikinya. Ibarat lampu yang terus-menerus menyala, itulah sosok guru teladan, yang terus
memberi manfaat dengan menerangi ilmunya tanpa henti dan tak kenal lelah, sampai pada suatu
saat lampu itu telah putus, itulah sosok guru yang tak pernah lelah mencurahkan ilmunya hinggga
akhir hayatnya.

Sosok guru idaman bagaikan lebah.lebah adalah pekerja keras, sosok idaman guru. Lebah
tidak egois tidak mementingkan dirinya. Dan ketika ia mengambil madu dari bunga-bunga itu, ia
membawa serta serbu-serbuk sari yang tertempel dikakinya, kemudian ia beralih ke bunga yang
lain, sebagai malaikat penolong bunga itu, ia tempelkan serbuk sari ke setia bunga yang
dihampirinya, sehingga karena dibuahi, bunga tersebut akhirnya berevolusi menjadi buah, yang
dapat dimanfaatkan oleh makhluk disekitarnya. Sosok guru yang seperti lebah yang menganggap
murid-muridnya sekuntum bunga. Ibarat beralih ke satu bunga ke bunga lain, adalah beralih dari
satu murid ke murid yang lain untuk memberikan perhatiannya.ibarat mendapat madu dari bunga,
adalah mendapat imbalan dari muridnya yang tak seberapa, namun jasanya sangat besar saat sang
lebahmemberikan serbuk-serbuk sari yang tertempel di kakinya kepada sang bunga, sehingga
bunga itu dapat berbuah, sama dengan seorang guru, yang mendapat imbalan tak seberapa,
namun ia menjadi salah satu aktor penting kesuksesan muridnya. Ia menaburkan serbuk-serbuk
ilmu yang ia punyai agar ilmunya nanti dapat berbuah kesuksesan. Dan pada saat buah itu
3

dimanfaatkan oleh makhluk disekitarnya, itulah saat murid-murid seorang guru berada dalam
puncak kesuksesannya, dan saat ia member manfaat serta mengamalkan apa yang telah
dipelajarinya kepada gurunya, memang benar kata pepatah, bahwa seorang guru yang terus
mengamalkan ilmunya sampai akhir hayatnya, maka ilmunya itu tak akan pernah habis digerogoti
waktu dan usianya. Namun justru dengan semakin diamalkan, maka akan semakin ingat bahkan
bertambah dan saat guru telah tiada ilmu-ilmu yang diamalkannya tetap ada dan bahkan telah
berkembang. Namanya akan dikenal dan harum dikalangan orang-orang yang pernah terciprat
akan getah jasanya
Sebenarnya masih banyak sosok guru yang frofesional yang diimpikan oleh generasi
penerus bangsa. Namun mungkin hanya sekian yang dapat terukir dari banyaknya kriteria
tersebut.



B. Kepribadian Guru

Setiap Guru Mempunyai pribadi masing-masing sesuai cirri-ciri pribadi yang mereka
miliki. Cirri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dari guru lainnya. Kepribadian
sebenarnya adalah satu masalah yang abstrak, hanya dapat dilihat dari penampilan, tindakan,
ucapan, cara berpakaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan. Prof.Dr. Zakiah Dradjat (1980)
mengatakan bahwa kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (manawi), sukar dilihat atau
diketahui secara nyata, yang dapat diketahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi
dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya, ucapan, cara bergaul, berpakaian, dan dalam
menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang berat.
Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsure psikis dan fisik.
Dalam makna demikian, seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari
kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar. Dan perbuatan yang baik sering dikatakan
bahwa seseorang itu mempunyai kepribadian yang baik atau berakhlak mulia. Sebaliknya, bila
seorang melakukan suatu sikap dan perbuatan yang tidak baik menurut pandangan masyarakat,
maka dikatakan bahwa orang itu tidak mempunyai kepribadian yang baik atau mempunyai akhlak
yang mulia. Oleh karena itu, masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan
tinggi rendahnya kewajibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik atau masyarakat.
Dengan kata lain, baik tidaknya citra seseorang ditentukan oleh kepribadian. Lebih lagi bagi
seorang guru, masalah kepribadian merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilan
melaksanakan tugas sebagai pedidik. Kepribadian dapat menentukan apakah guru menjadi
pendidik dan Pembina yang baik ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan
anak didik, terutama bagi anak didik yang masih kecil, (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang
sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat remaja)
4

Namun begitu, seseorang yang berstatus guru tidak selamanya dapat menjaga wibawa dan
citra sebagai guru dimata anak didik dan masyarakat. Ternyata masih ada sebagian guru yang
mencemarkan wibawa dan citra guru. Di media massa (cetak maupun elektronik) sering diberikan
tentang oknum-oknum guru yang melakukan suatu tindakan asusila, asosial, dan amoral.
Perbuatan itu tidak sepatutnya dilakukan oleh guru. Lebih fatal lagi bila perbuatan yang tergolong
tindakan criminal itu dilakukan terhadap anak didik sendiri.
Kepribadian adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan guru dengan anak didik.
Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya dalam membina dan
membimbing anak didik.
Jadi, menurut meikeljohn, tidak seorang pun yang dapat menjadi seorang guru yang sejati
(mulia) kecuali bila dia menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didik yang berusaha untuk
memahami semua anak didik dan kata-katanya. Guru yang dapat memahami tentang kesulitan
anak didik dalam hal belajar dan kesulitan lainnya diluar masalah belajar, yang bias menghambat
aktivitas belajar anak didik, maka guru tersebut akan disenangi anak didiknya.
Sebagai teladan, guru harus memiliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola,
seluruh kehidupannya adalah figur yang paripurna. Itulah kesan terhadap guru sebagai sosok
yang ideal.sedikit saja guru berbuar tidak atau kurang baik, akan mengurangi kewajibannya dan
kharisma pun secara perlahan lebur dari jati diri. Karena itu, kepribadian adalah masalah yang
sangat sensitive sekali. Penyatuan kata dan perbuatan, ibarata kata pepatah, pepat diluar runcing
didalam .
Guru adalah mitra anak didik bagi kebaikan. Guru yang baik, anak didik pun menjadi
baik. Tidak ada seorang guru yang bermaksud menjerumuskan anak didiknya ke lembah
kenistaan. Karena kemuliaan guru, berbagai gelar pun disandang nya. Guru adalah pahlawan
tanpa pamri, pahlawan tanpa tanda jasa, pahlawan ilmu, pahlawan kebaikan, pahlawan
pendidikan, makhluk serba bias, atau dengan julukan yang lain seperti interpreter, artis, kawan,
warga Negara yang baik, pembangun manusia, pembawa kultur, pioner, reformer dan terpercaya,
soko guru, bhatara guru, ki ajar, sang guru, sang ajar, ki guru, tuan guru, dan sebagainya.itulah
atribut yang pas untuk guru yang diberikan oleh mereka-mereka pengagum figure guru. Oleh
karena itu, penyair Sjauki telah mengakui pula nilai gurudengan kata-katanya nya, berdiri dan
hormati guru dan berilah ia penghargaan, seorang guru hampir saja merupakan seorang rasul.
Rasul adalah figure yang paripurna. Seluruh aspek kehidupannya adalah uswatun hasanah.
Pribadi guru adalah uswatun hasanah, kendati tidak sempurna seperti rasul. Ingat hanya hampir
mendekati, bukan seluruh pribadi guru sama dengan rasul, kekasih Allah dan penghulu dari
seluruh nabi dan rasul itu. Betapa tingginya derajat seorang guru, sehingga wajar lah bila guru di
beri berbagai julukan yang tidak akan pernah ditemukan pada profesi lain. Semua julukan perlu
dilestarikan dengan pengabdian yang tulus ikhlas, dengan motivasi kerja untuk membina jiwa dan
watak anak didik, bukan segalanya demi uang.

5

Guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi seorang anak didik, ialah yang
memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pendidik akhlaq dan membenarkan nya, maka
menghormati guru berarti menghormati anak didik kita, menghargai guru berarti penghargaan
terhadap anak-anak kita, dengan guru itulah mereka hidup dan berkembang, sekiranya setiap guru
itu menunaikan tugasnya dengan sebaik-baiknya. Abu Dardaa melukiskan pula mengenai guru
dan anak didik itu bahwa keduanya adalah berteman dalam kebaikan dan tanpa keduanya tak
akan ada kebaikan

Profil guru yang ideal adalah sosok yang mengabdikan diri berdasarkan panggilan jiwa,
panggilan hati nurahi, bukan karena tuntutan uang belaka, yang membatasi tugas dan tanggung
jawabnya sebatas dinding sekolah. Tapi, jangan hanya menuntut pengabdian guru, kesejahteraan
juga patut ditingkatkan. Guru yang ideal selalu ingin bersama anak didik di dalam dan diluar
sekolah. Bila melihat anak didiknya menunjukkan sikap seperti sedih, murung, suka berkelahi,
malas belajar, jarang turun ke sekolah, sakit, dan sebagainya, guru merasa prihatin dan tidak
jarang pada waktu tertentu guru harus menghabiskan waktunya untuk memikirkan bagaimana
perkembanga pribadi anak didiknya. Jadi, kemuliaan hati seorang guru tercermin dalam
kehidupan sehari-hari, bukan hanya symbol atau simboyan yang terpampang di kantor dewan
guru. Iri hati, koruptor, munafik, suka menggunjing, suap menyuap, malas dan sebagainya, bukan
lah cerminan kemuliaan hati seorang guru. Semua itu adalah perbuatan tercelah dan harus di
singkirkan dari jiwa guru.

Guru dengan kemuliaannya, dalam menjalankan tugas, tidak mengenal lelah. Hujan dan
panas bukan rintangan bagi guru, yang penuh dedi kasih dan loyalitas untuk turun ke sekolah
agar dapat bersatu jiwa dalam perpisahan raga dengan anak didik. Raga guru dan anak didik
boleh berpisah, tetapi jiwa keduanya tidak dapat dipisahkan. Guru dan anak didik adalah Dwi
Tunggal. Oleh karena itu, dalam benak guru hanya ada satu kiat bagaimana mendidik anak didik
agar menjadi manusia dewasa susila yamg cakap dan berguna bagi agama, nusa, dan bangsa di
masa yang akn datang.

Posisi guru dan anak didik boleh berbeda, tetapi keduanya tetap seiring dan setujuan,
bukan seiring tapi tidak setujuan. Sering dalaam arti kesamaan langkah dalam mencapai tujuan
bersama. Anak didik berusaha mencapai cita-citanya dan guru dengan ikhlas mengantarkan dan
membibing anak didik ke pintu gerbang cita-citanya itulah barang kali sikap guru yang tepat
sebagai sosok pribadi yang mulia. Pendek kata, kewajiban guru adalah menciptakan
khairunnas, yakni manusia yang baik.




6

C. Hakikat Pendidik

seorang guru hendaklah memahami hahikat pendidik sebagai landasan berpijak dalam
melaksanakan pendidikan. Dengan demikian guru dapat melaksanakan peran sebagi pendidik
yang baik. Adapun hakikat pendidik menurut T. Raka Joni (1978) sebagi berikut :
a. Pendidik sebagai agen pembaharuan, artinya ide-ide pembaharuan itu dapat disebar
luaskan oleh pendidik dan lebih jauh lagi pendidik adalah sumber dari ide-ide
pembaharuan.
b. Pendidik adalah pemimpin dan pendukung nilai-nilai masyarakat, maksudnya mendidik
itu harus lebih dahulu menjadi orang yang menhayati dna mengamalkan nilai-nilai
masyarakat. Lebih jauh lagi pendidik di harapkan dapat melanjutkan nilai-nilai tersebut
kepada subjek didiknya, dan masyarakat pada umumnya.
c. Pendidik sebagai fasilitator memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi peserta
didik untuk belajar. Misalnya dalam proses belajar mengajar peserta didik yang aktif
belajar, peranan pendidik menyediakan sumber, bahan dan media yang diperlukan dalam
kegiatan tersebut.
d. Pendidik bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik
e. Pendidik dituntut untuk menjadi contoh dalam pengelolah proses belajar-mengajar
khususnya bagi calon guru yang menjadi peserta didik.
f. Pendidik bertanggung jawab secara professional untuk terus-menerus meningkatkan
kemampuannya. Ini berarti bahwa pendidik adalah pribadi yang selalu harus belajar.
g. Pendidik menjunjung tinggi kode etik professional. Bahwa guru sebagai jabatan
professional tentunya mempunyai kode etik yakni harus dipedomani dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pendidik.


D. Peranan Guru

banyak peranan yang diperlukan dari guru sebagai pendidik, atau siapa saja yang teah
menerjunkan diri mejadi guru. Semua peranan yang diharapkan dari guru. Semua peranan yang
diharapkan dari guru seperti diuraikan dibawah ini.

1. Korektor
Sebagai korektor, guru harus bias membedakan nama nilai yang baik dan nama nilai
yang nuruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul-betul dipahami dalam kehidupan di
masyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan mungkin pula telah
dipengaruhinya sebelum anak didik masuk sekolah.


7

2. Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar
anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru harus dapat
memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti
harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari pengalaman pun bisa dijadikan petunjuk
bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting bukan teorinya, tapi bagaimana cara
melepaskan masalah yang dihadapi oleh anak didik.



3. Informator
sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain jumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang
telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru.
Kesalahan informasi adalah racun bagi anak didik.

4. Organisator
Sebagai organisator, adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dala
bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib
sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya. Semuanya diorganisasikan, sehingga
dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik.

5. Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan
aktif belajar.

6. Inisiator
Dalam peranannya sebagai insiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide
kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang
harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pendidikan.
kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunaan media pendidikan dan
pengajaran harus diperbarui sesuai kemajuan media komunikasi dan informasi abad ini. Guru
harus menjadikan dunia pendidikan, khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari dulu.
Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan
pengajaran.

7. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkunkan
kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan,
8

suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang
kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru
bagaimana menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang
menyenangkan anak didik.

8. Pembimbing
Peranan guru yang tidak kala pentingnya dari semua peran yang telah disebutkan
diatas, adalah sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran
guru disekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia biasa susila yang
cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi
perkembangan dirinya. Kekurangmampuan anak didik menyebabkan lebih banyak
tergantung pada bantuan guru.tetapi semakin dewasa, ketergantungan anak didik semakin
berkurang. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat diperlukan pada saat anak
didik belum mampu berdiri sendiri (mandiri).

9. Demonstrator.
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik pahami.
Apalagi anak didik yang memiliki inteligensi yang sedang.

10. Pengelola kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena
kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan
pelajaran dari guru.

11. Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup
tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media nonmaterial
maupun materil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses
interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua media itu diharapkan dari guru yang
disesuaikan dengan pencapaian tujuan pengajaran. Sebagai mediator, guru dapat diartikan
sebagai penengah dalam proses belajar anak didik. Dalam diskusi, guru dapat berperan,
sebagai penengah , sebagai pengaturr lalu lintas jalannya diskusi. Kemacetan jalannya
diskusi anak didik kurang mampu mencari jalan keluar dari pemecahan masalahnya, dapat
guru tengahi, bagaimana menganalisis permasalahan agar dapat diselesaikan. Guru sebgai
mediator dapat juga diartikan penyedia media.

12. Supervisor
Sebagai suvervisor, guru hendaknya dapat membantu memperbaiki, dan menilai secara
kritis terhadap proses pengajaran.
9


13. evaluator

Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menadi seorang evaluator yang baik dan jujur,
dengan memberikanpenilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsic. Penilaian
terhadap aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian anak didik, yakni aspek
nilai (values).


secara umum dapat disebutkan bahwa setiap pendidik mempunyai peranan sebagai berikut

Peranan Pendidik
Pendidik adalah salah satu factor yang penting dalam pendidikan terutama karena dia
bertugas mengalihkan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik agar mereka mampu
menyerap nilai, dan mengembangkan secara mandiri ilmu yang dipelajarinya.

Secara umum dapat disebutkan bahwa setiap pendidik mempunyai peranan sebagai
berikut :
a. Sebagai komunikator : maksudnya pendidik itu berfungsi mengajarkan ilmu dan keterampilan
kepada peserta didik.
b. Sebagai fasilitator : maksudnya pendidik itu berfungsi sebagai pelancar proses mengajar.
c. Sebagai motivator : maksudnya pendidik itu berperan untuk menimbulkan minat dan
semangat belajar peserta didik yang terus-menerus.
d. Sebagai administrator : maksudnya pendidik itu berfungsi melaksanakan tugas-tugas yang
bersifat : administratif, misalnya melaksanakan administrasi kelas.
e. Sebagai konselor : maksudnya pendidik itu berfungsi untuk membimbing peserta didik yang
mengalami kesulitan, khususnya dalam belajar.


Peranan pendidik menurut Ki Hadjar Dewantara

Menurut Ki Hadjar Dewantara pendidik memiliki peranan seperti berikut ini. Ing ngarso
sungtulodo (jika didepan menjadi contoh); ing madio mangun karso (jika ditengah
membangkitkan hasrat untuk belajar) ; tut wuri handayani (jika ada dibelakang memberikan
dorongan).
Selain peranan pendidik seperti diatas maka pendidik dituntut pula dengan beberapa
persyaratan, yaitu :
a. Menguasai bahan yang akan diajarkan
b. Memiliki kemampuan untuk mengajar : dapat merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi suatu program atau niat pelajaran ; dan
c. Mempunyai minat untuk mengajarkan ilmunya.

10

E. Kemampuan Pribadi Guru Dalam Prosses Belajar Mengajar

Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar masih tetap memegang peran penting.
Peran guru dalam proses belajar mengajar belum dapat digantikan oleh mesin, radio tape
recorder, ataupun oleh computer yang paling aaamodren sekaliapun. Masih terlalu banyak unsure
manusiawi seperti sikap, system nilai perasaan, motivasi, dan kebiasaan yang diharapkan
merupakan hasil dari proses belajar mengajar, yang tidak dapat dicapai melalui alt-alat tersebut.
Disinilah kelebihan manusia dalam hal ini guru dari alt-alt tersebut atau teknologi yang
diciptakan ole,h manusia untuk membantu dan mempermuda kehidupannya.
a. Peka terhadap perubahan dan pembaharuan
Guru harus peka baik terhadap apa yang sedang berlangsung disekolah maupun
yang sedang berlangsung disekitarnya. Ini dimaksud agar apa yang dilakukan disekolah
tetap konsisten dengan kebutuhan dan tidak ketinggalan zaman. Untuk itu, kemampuan
penelitian merupakan karakteristik yang mutlak harus dikuasai oleh guru walaupun dalam
bentuk dan sifat yang sederhana, sebab dewasa ini penggunaan teknologi seperti
computer, satelit, TV dan video sudah sering kita lihat dan alami terutama oleh warga
kota besar.

b. Berfikir alternatif
Sebelum menyajikan bahan pelajaran, guru harus sudah menyiapkan berbagai
kemungkinan permasalahan yang akan dihadapinya beserta alternatif pemecahannya. Ini
dimaksud untuk menghindari verbalisme dan absolutisme. Untuk itu, panduan belajar
untuk setiap pelajaran harus dibuat setiap awal catur wulan atau awal semester.

c. Adil, Jujur dan Objektif
Adil, jujur dan objektif dalam memperlakukan dan juga menilai siswa dalam
proses belajar mengajar merupakan hal yang harus dilaksanakan oleh guru. Sifat-sifat ini
harus ditunjang oleh penghayatan dan pengalaman nilai-nilai moral dan nilai-nilai sosial
budaya yang diperolehnya dari kehidupan masyarakat dan bernegara serta pengalaman
belajar yang diperolehnya.

d. Berdisiplin dalam Melaksanakan Tugas
Disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar yang teratur serta
mencinta dan menghargai pekerjaannya. Disiplin memerlukan proses pendidikan dan
pelatihan yang memadai.

e. Ulet dan Tekun Bekerja.
Keuletan dan ketekunan bekerja tanpa mengenal lelah dan tanpa pamrih
merupakan hal yang harus dimiliki oleh guru;
11

siswa akan memperoleh imbalan dari guru yang menampilkan pribadi utuh yang
bekerja tanpa mengenal lelah dan tanpa pamrih. Guru tidak akan putus asa apabila
menghadapi kegagalan dan akan terus berusaha mengatasinya.
Guru harus ulet dan tekun bekerja sehingga program pendidikan yang telah
digariskan dalam kurikulum yang telah ditetapkan berjalan sebagaimana
mestinya.
Keuletan dan ketekukan bekerja merupakan fgaktor pendorong keberhasilan,
demikian juga dalam proses belajar mengajar, ketekunan dan keuletan yang
dimiliki guru merupakan salah satu pendorong keberhasilan proses belajar
mengajar.

f. Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya
Dalam mencapai hasil kerja, guru diharapkan akan selalu meningkatkan diri,
mencari cara-cara baru agar mutu pendidikan selalu meningkat, pengetahuan umum yang
dimilikinya selaluh bertambah dengan menambah bacaan berupa majalah, harian dan
sebagainya.

g. Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana dan sederhana dalam bertindak.
Sifat-sifat itu memerlukan kematangan pribadi, kedewasaan sosial dan emosional,
pengalaman hidup bermasyarakat dan pengalaman belajar yang memadai khususnya
pengalaman dalam praktek mengajar. Oleh karena itu, guru harus menguasai benar hal
yang berhubungan dengan sifat tersebut diatas.

h. Bersifat Terbuka
kesiapan mendiskusikan apapun dengan lingkungan tempat ia bekerja, baik
dengan murid, orang tua, teman bekerja ataupun dengan masyarakat sekitar sekolah,
merupakan salah satu tuntutan terhadap guru.

i. Kreatif
Proses interaksional tidak terjadi dengan sendirinya, suatu ketika dapat terjadi
ketidak beresan hubunganm antara guru dan murid, untuk membereskannya kembali tidak
ada satu rumus yang berlaku umum, oleh karena itu guru harus kreatif, artinya dia harus
mampu melihat berbagai kemungkinan yang menurut perkiraannya sama-sama jitu.

j. Berwibawa.
Kewajiban harus dimiliki oleh guru sebab dengan kewajiban, proses belajar
mengajar akan terlaksana dengan baik, berdisiplin dan tertib.


12

BAB II
PESERTA DIDIK

A. Hakikat Siswa/Peserta Didik
Adapun hakikat peserta didik sebagai berikut :
a. Peserta didik adalah pribadi yang sedang berkembang
b. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri sesuai dengan wawasan
pendidikan seumur hidup
c. Peserta didik adalah pribadi yang memiliki potensi, baik fisik maupun psikologis yang
berbeda-beda sehingga masing-masing merupakan insane yang unik
d. Peserta didik memerlukan pembinaan individual dan perlakuan yang manusiawi, dan
e. Peserta didik pada dasarnya merupakan insane yang aktif menghadapi lingkungannya.


B. Perbedaan Individual Anak Didik
Untuk menjadi guru yang didambakan siswa, guru harus selau senantiasa mengerti
perbedaan individual anak yang mana dari pengertian guru terhadap siswa yang berbeda-beda
maka setiap siswa merasa andalah guru yang di inginkannya. Disini kami menyertakan faktor-
faktor perbedaan individual siswa.
Faktor kemampuan dasar terdiri atas faktor kemampuan dasar umum yang disebut
inteligensi, dan kemampuan dasar khusus yang disebut aptitude atau bakat.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi perkenbangan individu sangat bervariasi, yakni
lingkungan alam sekitar, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
Faktor kepribadian yang berpengaruh dalam perkembangan meliputi sikap, minat, motivasi,
sosialitas, dan pandangan hidup. Factor-faktor perkembangan ini dialami oleh masing-masing
peserta didik dalam intensitas dan kualitas yang beragam. Selain itu, dapat mengalami perubahan
dari suatu saat ke saat lain. Oleh karena itu, pendidik harus mengetahui perbedaan individual ini
sehingga dapat menyediakan kemungkinan-kemungkinan pendidikan sesuai dengan kebutuhan
peserta didik dalam rangka mengembangkan kepribadiannya secara bulat/integral dan optimal.









13

DAFTAR PUSTAKA

- H. Zahara Idris, pengantar pendidikan Grasindo PT. Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta 1992
- Drs. Daryanto, belajar dan mengajar. Cv Yrama Widia, Bandung 2010
- Drs. Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan anak didik dalam interaksi edukatif, rineka cipta.
Jakarta 2000.
- Blog, internet. Sosok guru idaman
- Al-quran dan terjemahnya, penerbit. Drs. H. Ahmad Toha Putra. Semarang 9 juli 2000

Anda mungkin juga menyukai