Anda di halaman 1dari 1

Bintang & Sexophone

Pasmina itu terus menari, mengikuti


lembut sentuhan angin, dan alunan
merdu saxophone. Bintang, dengan
balutan pashmina ungu soft yang senada
dengan gamis ungu pekat, dan sebuah
cicin perak mini berliontinkan mutiara
putih yang melingkar manis dijari kirinya,
terus menatap luasnya laut lepas
dihadapannya, dengan tenang memainkan
jari-jemarinya pada ruang-ruang udara
saxophone, melantunkan nada klasik,
lembut.
Bintang, sapaan seorang gadis yang
kini genap berumur 22 tahun, seorang
mahasiswi tingkat akhir disebuah
university yang bisa terbilang nomer satu
dinegerinya. Sebagai seorang mahasiswi
yang berkutat di fakultas teknik, Bintang
termasuk kedalam jajaran mahasiswi yang
cukup cuek, namun tak tomboy. Bintang,
seperti namanya, ia hanya dapat
dipandang, namun begitu sulit untuk
tersentuh. Sinarnya begitu misterius.
Sejatinya ia tak memiliki cahaya apapun.
Hanya saja, ia slalu bersinar karena
adanya pantulan cahaya dari
lingkungannya. Dialah Bintang, cahaya
senyum yang sederhana, syahdu bagi yang
memandang, meski ia tak mencapai
kriteria cantik yang dipatok oleh
berbagai majalah dan media. Bintang,
selalu hidup dengan kreativitas-
kreativitasnya yang sederhana, tanpa
harus mendunia. Bintang, sosok yang
masih begitu misterius dibenak penulis
sekalipun.
Bersambung,,,

Anda mungkin juga menyukai