Anda di halaman 1dari 22

Referat

PTERYGIUM
Disusun Oleh :
Puput Indah Pratiwi
1102009224
Pembimbing :
dr. Diantinia, p.!
"epaniteraan "lini# Departemen Ilmu Pen$a#it !ata
Rumah a#it %mum Daerah &reang "ab 'andung
(a#ultas "ed&#teran %ni)ersitas *+RI
2014
KATA PENGANTAR
Pu,i s$u#ur sa$a pan,at#an #ehadirat -uhan *ang !aha .sa, sehingga sa$a
dapat memper&leh #esempatan dan #emampuan untu# men$elesai#an referat $ang
ber,udul Pter$gium. Referat ini dia,u#an untu# meleng#api tugas/tugas dan
pers$aratan dalam men$elesai#an Pr&gram Pendidi#an Pr&fesi D&#ter Departemen
Ilmu Pen$a#it !ata Rumah a#it %mum Daerah &reang "ab 'andung.
Dengan segala #erendahan hati, sa$a menga#ui bahwa rererat ini masih ,auh
dari sempurna dan ban$a# #e#urangan, sehingga sa$a membu#a hati untu# menerima
segala bentu# #riti# dan saran $ang membangun dari semua piha# demi
#esempurnaan referat ini.
+#hir #ata, sa$a berharap sem&ga referat ini dapat memberi#an manfaat
berupa tambahan ilmu pengetahuan bagi seluruh pemba0a, #hususn$a untu#
mahasiswa #ed&#teran dan mas$ara#at pada umumn$a.
&reang, 21 eptember 2014
Penulis
2
DAFTAR ISI
2alaman
"ata Pengantar 1
'+' I Pendahuluan 33333333333333333.. 4
'+' II Pembahasan 333333333333333...335
+nat&mi 33333333333333333. 5
Pter$gium 33333333333333333.. 6
'+' III "esimpulan 33333333333333333.. 21
Daftar Pusta#a 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pter$gium merupa#an pertumbuhan fibr&)as#ular #&n,ungti)a $ang bersifat
degeneratif dan in)asif. eperti daging, berbentu# segitiga $ang tumbuh dari arah
temp&ral maupun nasal #&n,ungti)a menu,u #&rnea pada arah intrapalpebra. +sal #ata
pter$gium dari bahasa *unani, $aitu pter&n $ang artin$a wing atau sa$ap. 2al ini
menga0u pada pertumbuhan pter$gium $ang berbentu# sa$ap pada #&n,ungti)a bulbi.
-emuan pat&l&gi# pada #&n,ungti)a, lapisan b&wman #&rnea diganti#an &leh ,aringan
hialin dan elasti#.
"eadaan ini diduga merupa#an suatu fen&mena iritatif a#ibat sinar ultra)i&let,
daerah $ang #ering dan ling#ungan $ang ban$a# angin, #arena sering terdapat pada
&rang $ang sebagian besar hidupn$a berada di ling#ungan $ang berangin, penuh sinar
matahari, berdebu atau berpasir. "asus Pter$gium $ang tersebar di seluruh dunia
sangat ber)ariasi, tergantung pada l&#asi ge&grafisn$a, tetapi lebih ban$a# di daerah
i#lim panas dan #ering. (a#t&r $ang sering mempengaruhi adalah daerah de#at
e#uat&r. Pre)alensi ,uga tinggi pada daerah berdebu dan #ering. Insiden pter$gium di
Ind&nesia $ang terleta# di daerah e#uat&r, $aitu 11,17. Insiden tertinggi pter$gium
ter,adi pada pasien dengan rentang umur 20 8 49 tahun. Pasien dibawah umur 14
tahun ,arang ter,adi pter$gium. Re#uren lebih sering ter,adi pada pasien $ang usia
muda dibanding#an dengan pasien usia tua.
9i#a pterigium membesar dan meluas sampai #e daerah pupil, lesi harus
diang#at se0ara bedah bersama sebagian #e0il #&rnea superfisial di luar daerah
perluasann$a. "&mbinasi aut&graft #&n,ungti)a dan e#sisi lesi terbu#ti mengurangi
resi#& #e#ambuhan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Anatomi
1.1. Konjungtiva
"&n,ungti)a merupa#an membran $ang menutupi s0lera dan #el&pa# mata
bagian bela#ang. 'erbagai ma0am &bat mata dapat diserap melalui #&n,ungti)a.
"&n,ungti)a ini mengandung sel musin $ang dihasil#an &leh sel g&blet.
"&n,ungti)a terdiri atas tiga bagian, $aitu :
/ "&n,ungti)a tarsal $ang menutupi tarsus, #&n,ungti)a tarsal ini su#ar
digera##an dari tarsus.
/ "&n,ungti)a bulbi, menutupi s0lera dan mudah digera#an dari s0lera
dibawahn$a.
/ "&n,ungti)a f&rni#s, merupa#an tempat peralihan #&n,ungti)a tarsal dengan
#&n,ungti)a bulbi
"&n,ungti)a bulbi dan f&rni#s berhubungan dengan sangat l&nggar dengan ,aringan di
bawahn$a sehingga b&la mata mudah bergera#
:ambar 1. +nat&mi mata
1.2. Kon!a
5
"&rnea merupa#an dinding depan b&la mata, berupa ,aringan transparan dan
a)as#ular. (a#t&r/fa#t&r $ang men$ebab#an #e,ernihan #&rena adalah leta# epitel
#&rnea $ang tertata sangat rapi, leta# serabut #&lagen $ang tertata sangat rapi dan
padat, #adar air $ang #&nstan, dan tida# adan$a pembuluh darah. "&rnea merupa#an
suatu lensa 0embung dengan #e#uatan refra#si ;41 di&ptri. "&rnea melan,ut#an diri
sebagai s#lera #e arah bela#ang dan perbatasan antara #&rnea dan s#lera ini disebut
limbus.
"&rnea terdiri dari lima lapis, $aitu :
1. .pitel
a. -ebaln$a 40 <m, terdiri atas 4 lapis sel epitel tida# bertandu# $ang
saling tumpang tindih= satu lapis sel basal, sel p&lig&nal dan sel
gepeng.
b. Pada sel basal sering terlihat mit&sis sel, dan sel muda ini terd&r&ng #e
depan men,adi lapis sel sa$ap dan sema#in ma,u #e depan men,adi sel
gepeng, sel basal beri#atan erat dengan sel basal di sampingn$a dan sel
p&lig&nal di depan$a melalui desm&s&m dan ma#ula &#luden= i#atan
ini menghambat pengaliran air, ele#tr&lit, dan glu#&sa $ang merupa#an
barrier.
0. .pitel berasal dari e#t&derm permu#aan.
2. !embran '&wman
a. -erleta# dibawah membran basal epitel #&rnea $ang merupa#an
#&lagen $ang tersusun tida# teratur seperti str&ma dan berasal dari
bagian depan str&ma.
b. >apisan ini tida# mempun$ai da$a regenerasi.
1. tr&ma
!erupa#an lapisan paling tebal, terdiri atas lamel $ang merupa#an susunan
#&lagen $ang se,a,ar satu dengan lainn$a, pada permu#aan terlihat an$aman
$ang teratur sedang di bagian perifer serat #&lagen ini ber0abang=
terbentu#n$a #embali serat #&lagen mema#an wa#tu $ang lama $ang #adang/
#adang sampai 14 bulan. "erat&sit merupa#an sel str&ma #&rnea $ang
merupa#an fibr&blas terleta# di antara serat #&lagen str&ma. Diduga #erat&sit
membentu# bahan dasar dan serat #&lagen dalam per#embangan embri& atau
sesudah trauma.
4. !embrana des0ement
6
a. !erupa#an membran aselular dan merupa#an batas bela#ang str&ma
#&rnea dihasil#an sel end&tel dan merupa#an membran basaln$a.
b. 'ersifat sangat elasti# dan ber#embang terus seumur hidup,
mempun$ai tebal 40?m.
4. .nd&tel
'erasal dari mes&tellium, berlapis satu, bentu# he#sag&nal, besar 20/40?m.
end&tel mele#at pada membrane des0ement melalui hemidesm&s&m dan
@&nula &#luden.
"&rnea dipersarafi &leh ban$a# saraf sens&ris terutama berasal dari saraf siliar
l&ngus, saraf nas&siliar, saraf #e A saraf siliar l&ngus ber,alan supra#&r&id, masu# #e
dalam str&ma #&rnea, menembus membrane b&wman melepas#an selubung
s0hwann$a. eluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada #edua lapis terdepan tanpa
ada a#hir saraf. 'ulbus "rause untu# sensasi dingin ditemu#an di daerah limbus.
Da$a regenerasi saraf sesudah dip&t&ng di daerah limbus ter,adi dalam wa#tu 1 bulan.
-rauma atau pen$a#it $ang merusa# end&tel a#an menga#ibat#an s$stem
p&mpa end&tel terganggu sehingga de#&mpensasi end&tel dan ter,adi edema #&rnea.
.nd&tel tida# mempun$ai da$a regenarasi.
"&rnea merupa#an bagian mata $ang tembus 0aha$a dan menutup b&la mata
di sebelah depan. Pembiasan sinar ter#uat dila#u#an &leh #&rnea, dimana 40 di&ptri
dari 40 di&ptri pembiasan sinar masu# #&rnea dila#u#an &leh #&rnea.
:ambar 2. >apisan #&rnea
7
2. Pt!"gium
2.1. D!#ini$i
Pterygium adalah suatu penebalan #&n,ungti)a bulbi $ang berbentu# segitiga,
mirip daging $ang men,alar #e #&rnea, pertumbuhan fibr&)as#ular #&n,ungti)a $ang
bersifat degeneratif dan in)asif .
!enurut I)an R. 0hwab dan Bhandler R. Daws&n C1994D dalam General
Ophthalmology, pterygium merupa#an suatu pelanggaran batas suatu pingui0ula
berbentu# segitiga berdaging #e #&rnea, umumn$a di sisi nasal, se0ara bilateral.
edang#an menurut idharta Il$as, Pterygium merupa#an suatu pertumbuhan
fibr&)as#ular #&n,ungti)a $ang bersifat in)asif dan degeneratif. Pertumbuhan ini
biasan$a terleta# pada 0elah #el&pa# bagian nasal maupun temp&ral #&n,ungti)a $ang
meluas #e daerah #&rnea. Pter$gium berbentu# segitiga dengan pun0a# di bagian
sentral atau di daerah #&rnea. +sal #ata pterygium dari bahasa *unani, $aitu pteron
$ang artin$a wing atau sa$ap. 2al ini menga0u pada pertumbuhan pterygium $ang
berbentu# sa$ap pada #&n,ungti)a bulbi.
:ambar 1. !ata dengan pter$gium
2.2. E%i&!mio'ogi
"asus pterygium $ang tersebar di seluruh dunia sangat ber)ariasi, tergantung
pada l&#asi ge&grafisn$a, tetapi lebih ban$a# di daerah i#lim panas dan #ering. (a#t&r
$ang sering mempengaruhi adalah daerah de#at e#uat&r. Pre)alensi ,uga tinggi pada
daerah berdebu dan #ering.
Di +meri#a eri#at, #asus pterigium sangat ber)ariasi tergantung pada l&#asi
ge&grafisn$a. Di daratan +meri#a seri#at, Pre)alensin$a ber#isar #urang dari 27
untu# daerah di atas 40
&
lintang utara sampai 4/147 untu# daerah garis lintang 26/
8
15
&
. ebuah hubungan terdapat antara pening#atan pre)alensi dan daerah $ang ter#ena
paparan ultra)i&let lebih tinggi di bawah garis lintang. ehingga dapat disimpul#an
penurunan ang#a #e,adian di lintang atas dan pening#atan relatif ang#a #e,adian di
lintang bawah.
Di Ind&nesia $ang melintas di bawah garis #hatuliswa, #asus/#asus pterygium
0u#up sering didapati. +palagi #arena fa#t&r risi#&n$a adalah paparan sinar matahari
C%A+ E %A'D, dan bisa dipengaruhi ,uga &leh paparan alergen, iritasi berulang
Cmisal #arena debu atau #e#eringanD.
Insiden tertinggi pterygium ter,adi pada pasien dengan rentang umur 20 8 49
tahun. Pasien dibawah umur 14 tahun ,arang ter,adi pterygium. Re#uren lebih sering
ter,adi pada pasien $ang usia muda dibanding#an dengan pasien usia tua. >a#i/la#i
lebih beresi#& 2 #ali daripada perempuan.
2.(. Mortalitas/Morbiditas
Pter$gium bisa men$ebab#an perubahan $ang sangat berarti dalam fungsi
)isual atau penglihatan pada #asus $ang #r&nis. !ata bisa men,adi inflamasi
sehingga men$ebab#an iritasi &#uler dan mata merah.
'erdasar#an beberapa fa#t&r diantaran$a :
1. 9enis "elamin
Pter$gium dilap&r#an bisa ter,adi pada g&l&ngan la#i/la#i dua #ali lebih
ban$a# dibanding#an wanita.
2. %mur
9arang se#ali &rang menderita pter$gium umurn$a di bawah 20 tahun. %ntu#
pasien umurn$a diatas 40 tahun mempun$ai pre)alensi $ang tertinggi,
sedang#an pasien $ang berumur 20/40 tahun dilap&r#an mempun$ai insidensi
pter$gium $ang paling tinggi.
2.). Fa*to R!$i*o
(a#t&r resi#& $ang mempengaruhi pterygium adalah ling#ungan $a#ni radiasi
ultra)i&let sinar matahari, iritasi #r&ni# dari bahan tertentu di udara dan fa#t&r
herediter.
1. Radiasi ultra)i&let
(a#t&r resi#& ling#ungan $ang utama timbuln$a pterygium adalah paparan
sinar matahari. inar ultra)i&let diabs&rbsi #&rnea dan #&n,ungti)a
9
menghasil#an #erusa#an sel dan pr&liferasi sel. >eta# lintang, laman$a wa#tu
di luar rumah, penggunaan #a0amata dan t&pi ,uga merupa#an fa#t&r penting.
2. (a#t&r geneti#
'eberapa #asus dilap&r#an se#el&mp&# angg&ta #eluarga dengan pter$gium
dan berdasar#an penelitian case control menun,u##an riwa$at #eluarga dengan
pter$gium, #emung#inan diturun#an se0ara aut&s&m d&minan.
1. (a#t&r lain
Iritasi #r&ni# atau inflamasi ter,adi pada area limbus atau perifer #&rnea
merupa#an pendu#ung ter,adin$a te&ri #eratitis #r&ni# dan ter,adin$a limbal
defisiensi, dan saat ini merupa#an te&ri baru pat&genesis dari pterygium. *ang
,uga menun,u##an adan$a Fpter$gium angi&genesis fa0t&rF dan penggunaan
farma#&terapi antiangi&genesis sebagai terapi. Debu, #elembapan $ang
rendah, dan trauma #e0il dari bahan parti#el tertentu, dry eye dan )irus
papill&ma ,uga pen$ebab dari pterygium.
2.+. Etio'ogi &an %ato#i$io'ogi
"&n,ungti)a bulbi selalu berhubungan dengan dunia luar. "&nta# dengan
ultra)i&let, debu, #e#eringan menga#ibat#an ter,adin$a penebalan dan pertumbuhan
#&n,ungti)a bulbi $ang men,alar #e #&rnea
.ti&l&gi pterygium tida# di#etahui dengan ,elas. "arena pen$a#it ini lebih
sering pada &rang $ang tinggal di daerah beri#lim panas, ma#a gambaran $ang paling
diterima tentang hal tersebut adalah resp&n terhadap fa#t&r/fa#t&r ling#ungan seperti
paparan terhadap sinar ultra)i&let dari matahari, daerah #ering, inflamasi, daerah
angin #en0ang dan debu atau fa#t&r iritan lainn$a. Diduga pelbagai fa#t&r risi#&
tersebut men$ebab#an ter,adin$a degenerasi elastis ,aringan #&lagen dan pr&liferasi
fibr&)as#ular. Dan pr&gresi)itasn$a diduga merupa#an hasil dari #elainan lapisan
'&wman #&rnea. 'eberapa studi menun,u##an adan$a predisp&sisi geneti# untu#
#&ndisi ini.
-e&ri lain men$ebut#an bahwa pat&fisi&l&gi pterygium ditandai dengan
degenerasi elasti# #&lagen dan pr&liferasi fibr&)as#ular dengan permu#aan $ang
menutupi epitel. 2al ini disebab#an #arena stru#tur #&n,ungti)a bulbi $ang selalu
berhubungan dengan dunia luar dan se0ara intensif #&nta# dengan ultra)i&let dan
debu sehingga sering mengalami #e#eringan $ang menga#ibat#an ter,adin$a
penebalan dan pertumbuhan #&n,ungti)a bulbi sampai men,alar #e #&rnea. elain itu,
10
pengeringan l&#al dari #&rnea dan #&n,ungti)a $ang disebab#an #elainan tear film
menimbul#an fibr&plasti# baru. -inggin$a insiden pterygium pada daerah beri#lim
#ering mendu#ung te&ri ini.
-e&ri terbaru pterygium men$ata#an #erusa#an limbal stem cell di daerah
interpalpebra a#ibat sinar ultra)i&let. Limbal stem cell merupa#an sumber regenarasi
epitel #&rnea dan sinar ultra)i&let men,adi mutagen untu# p53 tumor supressor gene
pada limbal stem cell. -anpa ap&pt&sis, transforming growth factor-beta dipr&du#si
dalam ,umlah berlebihan dan mening#at#an pr&ses #&lagenase sehingga sel/sel
bermigrasi dan ter,adi angi&genesis. +#ibatn$a, ter,adi perubahan degenerasi #&lagen
dan terlihat ,aringan subepitelial fibr&)as#ular. Pada ,aringan sub#&n,ungti)a ter,adi
perubahan degenerasi elasti# dan pr&liferasi ,aringan )as#ular di bawah epitelium
$ang #emudian menembus #&rnea. "erusa#an pada #&rnea terdapat pada lapisan
membran '&wman &leh pertumbuhan ,aringan fibr&)as#ular $ang sering disertai
inflamasi ringan. .pitel dapat n&rmal, tebal, atau tipis dan #adang ter,adi displasia.
Pada #eadaan defisiensi limbal stem cell, ter,adi pembentu#an ,aringan #&n,ungti)a
pada permu#aan #&rnea.
Pemisahan fibroblast dari ,aringan pterygium menun,u##an perubahan
phenotype, $aitu lapisan fibroblast mengalami pr&liferasi sel $ang berlebihan. Pada
fibroblast pterygium menun,u##an matri#s metalloproteinase, $aitu matri#s
e#straselular $ang berfungsi untu# memperbai#i ,aringan $ang rusa#, pen$embuhan
lu#a, dan mengubah bentu#. 2al ini men,elas#an pen$ebab pterygium 0enderung terus
tumbuh dan berin)asi #e str&ma #&rnea sehingga ter,adi rea#si fibr&)as#ular dan
inflamasi.
Pat&fisi&l&gi pter$gium ditandai dengan degenerasi elastotik #&lagen dan
pr&liferasi fibr&)as#ular, dengan permu#aan $ang menutupi epithelium, 2ist&pat&l&gi
#&lagen abn&rmal pada daerah degenerasi elast&ti# menun,u##an bas&filia bila di0at
dengan hemat&#sin dan e&sin. 9aringan ini ,uga bisa di0at dengan 0at untu# ,aringan
elasti0 a#an tetapi bu#an ,aringan elasti0 $ang sebenarn$a, &leh #arena ,aringan ini
tida# bisa dihan0ur#an &leh elastase.
2ist&l&gi, pterigium merupa#an a#umulasi dari ,aringan degenerasi subepitel
$ang bas&fili# dengan #ara#teristi# #eabu/abuan di pewarnaan 2 E . . 'erbentu# ulat
atau degenerasi elast&ti0 dengan penampilan seperti 0a0ing bergel&mbang dari
,aringan $ang degenerasi. Pemusnahan lapisan '&wman &leh ,aringan fibr&)as0ular
sangat #has. .pitel diatasn$a biasan$a n&rmal, tetapi mung#in a0anth&ti0,
11
hiper#erat&ti#, atau bah#an displasti# dan sering menun,u##an area hiperplasia dari
sel g&blet.
:ambar 4. 2ist&pat&l&gi pada pterigium
2.,. G!ja'a K'ini$
Pterygium biasan$a ter,adi se0ara bilateral, namun ,arang terlihat simetris,
#arena #edua mata mempun$ai #emung#inan $ang sama untu# #&nta# dengan sinar
ultra)i&let, debu dan #e#eringan. "ira/#ira 907 terleta# di daerah nasal #arena daerah
nasal #&n,ungti)a se0ara relatif mendapat sinar ultra)i&let $ang lebih ban$a#
dibanding#an dengan bagian #&n,ungti)a $ang lain. elain se0ara langsung, bagian
nasal #&n,ungti)a ,uga mendapat sinar ultra )i&let se0ara tida# langsung a#ibat
pantulan dari hidung.
Pterygium $ang terleta# di nasal dan temp&ral dapat ter,adi se0ara bersamaan
walaupun pterygium di daerah temp&ral ,arang ditemu#an. Perluasan pterygium dapat
sampai #e medial dan lateral limbus sehingga menutupi sumbu penglihatan dan
men$ebab#an penglihatan #abur.
e0ara #linis mun0ul sebagai lipatan berbentu# segitiga pada #&n,ungti)a $ang
meluas #e #&rnea pada daerah fissura interpalpebra. 'iasan$a pada bagian nasal tetapi
dapat ,uga ter,adi pada bagian temp&ral. Dep&sit besi dapat di,umpai pada bagian
epitel #&rnea anteri&r dari #epala pterygium Cstokers lineD.
:e,ala #linis pterygium pada tahap awal biasan$a ringan bah#an sering tanpa
#eluhan sama se#ali Casimpt&mati#D. 'eberapa #eluhan $ang sering dialami pasien
antara lain:
!ata sering berair dan tampa# merah
!erasa seperti ada benda asing
-imbul astigmatisme a#ibat #&rnea tertari# &leh pertumbuhan pterygium
12
Pada pterygium dera,at 1 dan 4 dapat ter,adi penurunan ta,am penglihatan
Dapat ter,adi dipl&pia sehingga men$ebab#an terbatasn$a pergera#an mata.
2.-. P!m!i*$aan Fi$i*
+dan$a massa ,aringan #e#uningan a#an terlihat pada lapisan luar mata
Cs0leraD pada limbus, ber#embang menu,u #e arah #&rnea dan pada permu#aan
#&rnea. 0lera dan selaput lendir luar mata C#&n,ungti)aD dapat merah a#ibat dari
iritasi dan peradangan.
Pterygium dibagi men,adi tiga bagian $aitu :
Body, bagian segitiga $ang meninggi pada pterygium dengan dasarn$a #e
arah #antus
pe! "head#, bagian atas pterygium
$ap, bagian bela#ang pterygium
subepithelial cap atau hal& timbul pada tengah apeG dan membentu# batas
pinggir pterygium.
Pterigyum terbagi berdasar#an per,alanan pen$a#it men,adi 2 tipe, $aitu :
/ Progressif pterygium : !emili#i gambaran tebal dan )as0ular dengan
beberapa infiltrat di #&rnea di depan #epala
pterygium
/ %egressif pterygium : Dengan gambaran tipis, atr&fi, sedi#it
)as#ularisasi, membentu# membran tetapi tida#
pernah hilang
'erbentu# segitiga $ang terdiri dari #epala CheadD $ang mengarah #e #&rnea
dan badan. Dera,at pertumbuhan pterigium ditentu#an berdasar#an bagian #&rnea
$ang tertutup &leh pertumbuhan pterigium, dan dapat dibagi men,adi 4 C:radasi #linis
menurut *&ungs&nD :
D!ajat 1: 9i#a pterigium han$a terbatas pada limbus #&rnea
D!ajat 2: 9i#a pterigium sudah melewati limbus #&rnea tetapi tida# lebih dari
2 mm melewati #&rnea
D!ajat (: 9i#a pterigium sudah melebihi dera,at dua tetapi tida# melebihi
pinggiran pupil mata dalam #eadaan 0aha$a n&rmal Cdiameter pupil se#itar 1/4
mmD
13
D!ajat ): 9i#a pertumbuhan pterigium sudah melewati pupil sehingga
mengganggu penglihatan.
2... Diagno$i$
Penderita dapat melap&r#an adan$a pening#atan rasa sa#it pada salah satu atau
#edua mata, disertai rasa gatal, #emerahan dan atau beng#a#. "&ndisi ini mung#in
telah ada selama bertahun/tahun tanpa ge,ala dan men$ebar perlahan/lahan, pada
a#hirn$a men$ebab#an penglihatan terganggu, #etida#n$amanan dari peradangan dan
iritasi. ensasi benda asing dapat dirasa#an, dan mata mung#in tampa# lebih #ering
dari biasan$a. penderita ,uga dapat melap&r#an se,arah paparan berlebihan terhadap
sinar matahari atau parti#el debu.
%,i #eta,aman )isual dapat dila#u#an untu# melihat apa#ah )isi terpengaruh.
Dengan mengguna#an slitlamp diperlu#an untu# mem)isualisasi#an pter$gium
tersebut.

Dengan mengguna#an s&nde di bagian limbus, pada pterigium tida# dapat
dilalui &leh s&nde seperti pada pseud&pterigium.
2./. Diagno$i$ Ban&ing
2./.1. Pingue#ula
'entu#n$a #e0il dan meninggi, merupa#an massa #e#uningan berbatasan
dengan limbus pada #&n,ungti)a bulbi di fissura intrapalpebra dan
#adang terinflamasi. -inda#an e#sisi tida# diindi#asi#an pada #elainan
ini. Pre)alensi dan insiden mening#at dengan mening#atn$a umur.
Pingecuela sering pada i#lim sedang dan i#lim tr&pis. +ng#a #e,adian
sama pada la#i la#i dan perempuan. Paparan sinar ultra)i&let bu#an
fa#t&r resi#& pinguecula&
:ambar 4. !ata dengan pingue#ula
14
2./.2. Pseud&pterigium
Pertumbuhann$a mirip dengan pterygium #arena membentu# sudut
miring atau 'erriens marginal degeneration. elain itu, ,aringan parut
fibr&)as#ular $ang timbul pada #&n,ungti)a bulbi pun menu,u #&rnea.
Hamun berbeda dengan pterygium, pseudopterygium merupa#an a#ibat
inflamasi permu#aan &#ular sebelumn$a seperti pada trauma, trauma
#imia, #&n,ungti)itis si#atri#al, trauma bedah atau ul#us perifer #&rnea.
Pada pseudopterigium $ang tida# mele#at pada limbus #&rnea, ma#a
probing dengan muscle hook dapat dengan mudah melewati bagian
bawah pseudopterigium pada limbus, sedang#an pada pterygium ta#
dapat dila#u#an. Pada pseudopteyigium tida# didapat bagian head, cap
dan body dan pseud&pter$gium 0enderung #eluar dari ruang
interpalpebra fissure $ang berbeda dengan true pterigium&
:ambar 5. !ata dengan pseud&pterigium
2.10. T!a%i
2.10.1. Kon$!vati#
Pada pterigium $ang ringan tida# perlu di &bati. %ntu# pterigium dera,at
1/2 $ang mengalami inflamasi, pasien dapat diberi#an &bat tetes mata
#&mbinasi antibi&ti# dan ster&id 1 #ali sehari selama 4/I hari.
Diperhati#an ,uga bahwa penggunaan #&rti#&ster&id tida# dibenar#an
pada penderita dengan te#anan intra&#ular tinggi atau mengalami
#elainan pada #&rnea.
15
2.10.2. B!&a1
Pada pterigium dera,at 1/4 dila#u#an tinda#an bedah berupa a)ulsi
pterigium. edapat mung#in setelah a)ulsi pterigium ma#a bagian
#&n,ungti)a be#as pterigium tersebut ditutupi dengan 0ang#&#
#&n,ungti)a $ang diambil dari #&n,ugnti)a bagian superi&r untu#
menurun#an ang#a #e#ambuhan. -u,uan utama pengang#atan pterigium
$aitu memberi#an hasil $ang bai# se0ara #&smeti#, mengupa$a#an
#&mpli#asi seminimal mng#in, ang#a #e#ambuhan $ang rendah.
Penggunaan !it&m$0in B C!!BD sebai#n$a han$a pada #asus pterigium
$ang re#uren, mengingat #&mpli#asi dari pema#aian !!B ,uga 0u#up
berat.
2.10.2.1. In&i*a$i o%!a$i
1. Pterigium $ang men,alar #e #&rnea sampai lebih 1 mm dari limbus
2. Pterigium men0apai ,ara# lebih dari separuh antara limbus dan tepi
pupil
1. Pterigium $ang sering memberi#an #eluhan mata merah, berair dan
silau #arena astigmatismus
4. "&smeti#, terutama untu# penderita wanita
2.10.2.2. T!*ni* %!m2!&a1an
-antangan utama dari terapi pembedahan pterigium adalah
#e#ambuhan, dibu#ti#an dengan pertumbuhan fibr&)as0ular di
limbus #e #&rnea. 'an$a# te#ni# bedah telah diguna#an, mes#ipun
tida# ada $ang diterima se0ara uni)ersal #arena ting#at #e#ambuhan
$ang )ariabel. -erlepas dari te#ni# $ang diguna#an, e#sisi pterigium
adalah lang#ah pertama untu# perbai#an. 'an$a# d&#ter mata lebih
memilih untu# memisah#an u,ung pterigium dari #&rnea $ang
mendasarin$a. "euntungan termasu# epithelisasi $ang lebih 0epat,
,aringan parut $ang minimal dan halus dari permu#aan #&rnea.
2.10.2.2.1. T!*ni* 2a! $3'!a
16
!elibat#an e#sisi #epala dan tubuh pter$gium, sementara
memung#in#an s0lera untu# epitelisasi. -ing#at #e#ambuhan
tinggi, antara 24 persen dan 69 persen, telah did&#umentasi#an
dalam berbagai lap&ran.
2.10.2.2.2. T!*ni* autoga#t *onjungtiva
Memili#i ting#at #e#ambuhan dilap&r#an serendah 2 persen
dan setinggi 40 persen pada beberapa studi
pr&spe#tif. Pr&sedur ini melibat#an pengambilan aut&graft,
biasan$a dari #&n,ungti)a bulbar super&temp&ral, dan di,ahit
di atas s0lera $ang telah di e#sisi pter$gium
tersebut. "&mpli#asi ,arang ter,adi, dan untu# hasil $ang
&ptimal dite#an#an pentingn$a pembedahan se0ara hati/hati
,aringan -en&nJs dari graft #&n,ungti)a dan penerima,
manipulasi minimal ,aringan dan &rientasi a#urat dari
grafttersebut. >awren0e K. 2irst, !'', dari +ustralia
mere#&mendasi#an mengguna#an sa$atan besar untu# e#sisi
pter$gium dan telah dilap&r#an ang#a #e#ambuhan sangat
rendah dengan te#ni# ini.
2.10.2.2.(. 4ang*o* m!m2an amnion
!en0ang#&# membran amni&n ,uga telah diguna#an untu#
men0egah #e#ambuhan pterigium. !es#ipun #euntung#an dari
penggunaan membran amni&n ini belum teridentifi#asi,
sebagian besar peneliti telah men$ata#an bahwa itu adalah
membran amni&n berisi fa#t&r penting untu# menghambat
peradangan dan fibr&sis dan epithelialisai.a$angn$a, ting#at
#e#ambuhan sangat beragam pada studi $ang ada, diantara 2,5
persen dan 10,I persen untu# pter$gia primer dan setinggi 1I,4
persen untu# #e#ambuhan pter$gia. ebuah #euntungan dari
te#ni# ini selama aut&graft #&n,ungti)a adalah
pelestarian bulbar #&n,ungti)a. !embran +mni&n biasan$a
ditempat#an di atas s#lera , dengan membran basal menghadap
#e atas dan str&ma menghadap #e bawah. 'eberapa studi
17
terbaru telah mengan,ur#an penggunaan lem fibrin untu#
membantu 0ang#&# membran amni&n menempel ,aringan
epis0leral dibawahn$a. >em fibrin ,uga telah diguna#an dalam
aut&grafts #&n,ungti)a.
2.10.(. T!a%i tam2a1an
-ing#at #e#ambuhan tinggi $ang ter#ait dengan &perasi terus men,adi
masalah, dan terapi medis demi#ian terapi tambahan telah dimasu##an #e
dalam pengel&laan pter$gia. tudi telah menun,u##an bahwa ting#at
re#urensi telah ,atuh 0u#up dengan penambahan terapi ini, namun ada
#&mpli#asi dari terapi tersebut.
MM4 telah diguna#an sebagai peng&batan tambahan #arena
#emampuann$a untu# menghambat fibr&blas. .fe#n$a mirip dengan
iradiasi beta. Hamun, d&sis minimal $ang aman dan efe#tif belum
ditentu#an. Dua bentu# !!B saat ini diguna#an: apli#asi intra&perati)e
!!B langsung #e s0lera setelah e#sisi pter$gium, dan penggunaan &bat
tetes mata !!B t&pi#al setelah &perasi. 'eberapa penelitian se#arang
mengan,ur#an penggunaan !!B han$a intra&peratif untu# mengurangi
t&#sisitas.
B!ta ia&ia$i ,uga telah diguna#an untu# men0egah #e#ambuhan, #arena
menghambat mit&sis pada sel/sel dengan 0epat dari pter$gium, mes#ipun
tida# ada data $ang ,elas dari ang#a #e#ambuhan $ang tersedia. Hamun,
efe# buru# dari radiasi termasu# ne#r&sis s0leral , end&phthalmitis dan
pembentu#an #atara#, dan ini telah mend&r&ng d&#ter untu# tida#
mere#&mendasi#an terhadap penggunaann$a.
%ntu# men0egah ter,adi #e#ambuhan setelah &perasi, di#&mbinasi#an dengan
pemberian:
1. !it&m$0in B 0,027 tetes mata Csit&stati#aD 2G1 tetesLhari selama 4 hari,
bersamaan dengan pemberian deGamethas&ne 0,17 : 4G1 tetesLhari #emudian
tappering &ff sampai 5 minggu.
2. !it&m$0in B 0,047 C0,4 mgLmlD : 4G1 tetesLhari selama 14 hari, diberi#an
bersamaan dengan salep mata deGamethas&ne.
1. inar 'eta
18
4. -&pi#al -hi&tepa Ctrieth$lene thi&ph&sphasmideD tetes mata : 1 tetesL 1 ,am
selama 5 minggu, diberi#an bersamaan dengan salep antibi&ti#
Bhl&rampheni0&l, dan ster&id selama 1 minggu.
2.11. Komplikasi
2.11.1. "&mpli#asi dari pterigium meliputi sebagai beri#ut:
/
:angguan penglihatan
/
!ata #emerahan
/
Iritasi
/
:angguan pergera#an b&la mata.
/
-imbul ,aringan parut #r&nis dari #&n,ungti)a dan #&rnea
/
Pada pasien $ang belum di e#sisi ter,adi dist&rsi dan penglihatan
sentral ber#urang
/
-imbul ,aringan parut pada &t&t re#tus medial $ang dapat
men$ebab#an dipl&pia
/
Dr$ .$e sindr&m

/
"eganasan epitel pada ,aringan epitel di atas pterigium
2.11.2. "&mpli#asi p&st/&peratif bisa sebagai beri#ut:
/
Re#urensi
/
Infe#si
/
Perf&rasi #&rne&s#lera
/
9ahitan graft terbu#a hingga ter,adi pembeng#a##an dan perdarahan
/
(orneoscleral dellen
/
:ranul&ma #&n,ungti)a
/
)pithelial inclusion cysts
/
$on*ungti+a scar
/
+dan$a ,aringan parut di #&rnea
/
,isinsersi &t&t re#tus
*ang paling sering dari #&mpli#asi bedah pterigium adalah #e#ambuhan.
.#sisi bedah memili#i ang#a #e#ambuhan $ang tinggi, se#itar 40/607. +ng#a
ini bisa di#urangi se#itar 4/147 dengan penggunaan aut&graft dari
#&n,ungti)a atau transplant membran amni&n pada saat e#sisi
2.12. P!n3!ga1an
19
Pada pendudu# di daerah tr&pi# $ang be#er,a di luar rumah seperti nela$an, petani
$ang ban$a# #&nta# dengan debu dan sinar ultra)i&let dian,ur#an mema#ai #a0amata
pelindung sinar matahari.
2.1(. Pogno$i$
Pterigium adalah suatu ne&plasma $ang benigna. %mumn$a pr&gn&sis bai#.
"e#ambuhan dapat di0egah dengan #&mbinasi &perasi dan sit&tasti# tetes mata atau
beta radiasi.
Penglihatan dan #&smeti# pasien setelah die#sisi adalah bai#. Rasa tida#
n$aman pada hari pertama p&st&perasi dapat dit&leransi. ebagian besar pasien dapat
bera#ti)itas #embali setelah 46 ,am p&st&perasi. Pasien dengan re#uren pterygium
dapat dila#u#an e#sisi ulang dengan con*ungti+a autograft atau transplantasi
membran amni&n. %mumn$a re#urensi ter,adi pada 1/5 bulan pertama setelah &perasi.
Pasien dengan resi#& tinggi timbuln$a pterygium seperti riwa$at #eluarga atau
#arena terpapar sinar matahari $ang lama dian,ur#an mema#ai #a0amata sunblock dan
mengurangi intensitas terpapar sinar matahari.
20
BAB III
KESIMPULAN
Pterigium merupa#an salah satu dari se#ian ban$a# #elainan pada mata dan
merupa#an $ang tersering n&m&r dua di ind&nesia setelah #atara#, hal ini di
#arena#an &leh leta# ge&grafis ind&nesia di se#itar garis #hatulistiwa sehingga ban$a#
terpapar &leh sinar ultra)i&let $ang merupa#an salah satu fa#t&r pen$ebab dari
piterigium. Pterigium ban$a# diderita &leh la#i/la#i #arena umumn$a a#ti)itas la#i/
la#i lebih ban$a# di luar ruangan, serta dialami &leh pasien di atas 40 tahun #arena
fa#t&r degeneratif.
Penderita dengan pterigium dapat tida# menun,u##an ge,ala apapun
Casimpt&mati#D, bisa ,uga menun,u##an #eluhan mata iritatif, gatal, merah, sensasi
benda asing hingga perubahan ta,am penglihatan tergantung dari stadiumnn$a.
-erapi dari pterigium umumn$a tida# perlu di&bati, han$a perawatan se0ara
#&nser)atif seperti memberi#an anti inflamasi pada pterigium $ang iritatif. Pada
pembedahan a#an dila#u#an ,i#a piterigium tersebut sudah sangat mengganggu bagi
penderita semisal gangguan )isual, dan pembedahan ini pun hasiln$a ,uga #urang
ma#simal #arena ang#a #e#ambuhan $ang 0u#up tinggi mengingat tinggin$a
#uantitas sinar %A di Ind&nesia. Kalaupun begitu pen$a#it ini dapat di0egah dengan
mengan,ur#an untu# mema#ai #a0amata pelindung sinar matahari.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. +minlari +, ingh R, >iang D. -anagement of Pterygium. Diunduh dari :
http:LLwww.aa&.&rgLaa&Lpubli0ati&ns Le$enet L201011L pearls.0fmM. 2014
2. Il$as . Ilmu Pen$a#it !ata. .disi 1. 9a#arta : 'alai Penerbit ("%I. 200I.
hal:2/5, 115 8 11I. 200I
1. uhard,& %, 2art&n&. Ilmu "esehatan !ata. .disi 1. 9&g,a#arta : 'agian
Ilmu Pen$a#it !ata (" %:!. 200I
4. (isher 9P, -rattler K'. Pterygium. Diunduh
dari :http:LLemedi0ine.meds0ape.0&mL arti0leL 119242I/&)er)iew. 2014
4. Ri&rdan P, Khit0her 9P. A&ughan E +sburNs :eneral Ophthalm&l&g$ 1I
th
editi&n. Philadelpia : !0:raw2ill. 200I
5. >ang :". Pterygium. In : +tlas Ophthalm&l&g$ a h&rt -eGtb&&#. Hew *&r# :
-hieme. 2000
I. "ans#i 99. Blini0al Ophthalm&l&g$: + $stemati0 +ppr&a0h= .disi 5.
Philadelphia: 'utterw&rth 2einemann .lse)ier. 2005 :242/244.
6. !iller 92. Parsons ,isease of 'he )ye. 16th ed. >&nd&n : Bhur0hill
>i)ingst&ne = 1995. p.142
22

Anda mungkin juga menyukai