Anda di halaman 1dari 12

Oleh :

Daisy Cynthia Dewi E. (10334715)


Alin Nailul Muna (12334748)
Nur Fitriani (09334052)


Latar belakang
Penyakit infeksi merupakan salah satu penyakit yang
menjadi permasalahan utama di negara- negara
berkembang seperti di Indonesia. Salah satu infeksi
yang paling umum tersebar di dunia yaitu infeksi
cacing. Penyakit cacing merupakan salah satu penyakit
rakyat umum dan diperkirakan lebih dari 60%
menyerang anak-anak di Indonesia (Tjay dan
Rahardja, 2002).

Biji pinang dikenal sebagai obat tradisional yang
berkhasiat sebagai antelmintik. Obat antelmintik
digunakan untuk mengurangi atau membunuh cacing
dalam tubuh manusia atau hewan.



Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan pengetahuan Araceae Semen, seperti
taksonomi, nama lain, morfologi tumbuhan serta
manfaatnya, khususnya sebagai antelmintik.


Taksonomi Tumbuhan Pinang

Kerajaan Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Ordo Arecales
Famili Arecaceae
Genus Areca
Spesies Areca catechu L.
Sinonim
Areca Catechu Burman, A. faufel Gaertner, A. hortensis Loureiro,
A. himalayana H. Wendland, A. nigra H. Wendland (Staples,
2006).

Nama Daerah
Sumatera: Pineng, pineung, pianang, batang mayang, batang
bangkah, batang pingang, pining, boni; Jawa: Jambe, penang,
wohan; Kalimantan: Gahat, gehat, kahat, taan, pinang; Nusa
Tenggara: Buah jambe, gua, winu, pua, wenji, keu, ua, ehu, glok,
wua, tilade (Anonim, 1989).

Nama Asing
Inggris: Betel nut, amaska, areca catechu, areca quid, areca nut;
Perancis: Arquier; Jerman: Pinang palmae (Gruenwald, 2004).

Bagian Tanaman yang Digunakan
Biji (Arecae Catechu Semen)

Kandungan Kimia
Biji mengandung 0,3-0,6% alkaloid, seperti arekolin,
arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan
isoguvasine. Selain itu juga mengandung red tanin
15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic,
caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin.

Khasiat dan Cara Pemakaian
Mengatasi Cacingan
Bahan : Serbuk biji pinang 30 g, air 2 gelas.
Pemakaian : Serbuk biji pinang direbus dengan 2 gelas
air, didihkan perlahan- lahan selama 1 jam. Setelah
dingin disaring, minum sekaligus sebelum makan
pagi
Penelitian jurnal
Uji Efek Antelmintik Ekstrak Etanol Biji Pinang
(Areca catechu) Terhadap Cacing
Ascaris lumbricoides dan Ascaridia galli Secara In
Vitro
Telah dilakukan penelitian oleh Debra Tiwow dkk untuk
mengetahui daya antelmintik ekstrak etanol biji pinang
terhadap cacing Ascaris lumbricoides dan Ascaridia galli,
serta mengetahui konsentrasi efektif dari ekstrak etanol
biji pinang sebagai antelmintik. Penelitian ini bersifat
eksperimental in vitro. Pengujian menggunakan ekstrak
etanol biji pinang dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 30%.
Persentasi kematian dan paralisis cacing dinilai setiap jam
sampai batas waktu penelitian dan selanjutnya data
dianalisis menggunakan ANOVA. Analisis regresi
dilakukan untuk mengetahui PC50 (Paralisis
Concentration 50%) dan LC50 (Lethal Concentration
50%).
Hasil pengujian menunjukkan ekstrak etanol biji
pinang mempunyai daya antelmintik terhadap cacing
Ascaris lumbricoides dan Ascaridia galli secara in vitro.
Dari hasil pengujian didapatkan nilai PC50 pada
cacing Ascaris lumbricoides sebesar 27,12 %. dan LC50
sebesar 27,11 % pada cacing Ascaridia galli selama 12
jam.
Sumber :
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT, Vol.
2 No. 02 Mei 2013, ISSN 2302 2493
Debra Tiwow, Widdhi Bodhi, Novel S.Kojong
(Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT
Manado)

Efek Antelmintik Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu
L.) Terhadap Ascaris sp
In Vitro
Yuri (2006) telah melakukan penelitian ini untuk
mengetahui efek antelmintik dari ekstrak biji pinang
terhadap Ascaris sp secara in vitro. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan
rancangan penelitian purposive sampling. Hewan uji yang
digunakan adalah cacing Ascaris suum sebanyak 30 ekor
yang diperoleh dari Pusat Penyembelihan Babi di Jagalan,
Surakarta. Sedangkan ekstrak biji pinang diperoleh dari
Balai Penelitian Obat, Karang Anyar. Untuk membuktikan
adanya efek dari perlakuan, peneliti memberikan
perlakuan kepada subjek penelitian dan observasi. Teknik
pengujian efek antelmintik yang digunakan adalah efek
perendaman. Hasil analisis dengan uji anava didapatkan
hasil bahwa Fo > Ft, sehingga dilanjutkan dengan uji LSD
(Least Significant Difference).
Hasil analisis uji LSD menunjukkan adanya perbedaan
yang bermakna antara kelompok kontrol negatif
dengan kelompok kontrol positif maupun dengan
kelompok uji. Kesimpulan dari penelitian ini adalah,
ekstrak biji pinang (Areca catechu L) mempunyai efek
antelmintik yang bermakna terhadap Ascaris sp in
vitro.
Sumber : Yuri Novaga, 2006 (Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta).






Kesimpulan

Biji pinang memiliki kandungan kimia arekolin yang
berkhasiat sebagai antelmintik, khususnya terhadap
cacing Ascaris sp.

Anda mungkin juga menyukai