Anda di halaman 1dari 35

DOKTER PEMBIMBING:

drg. ANSELMA, Sp. Ort.


KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI DAN MULUT
RSD MARDI WALUYO
2013

REFERAT
Maloklusi menjadi salah satu masalah utama dalam bidang
kedokteran gigi di Indonesia, khususnya dalam kesehatan
gigi dan mulut anak.
Prevalensi maloklusi di Indonesia sekitar 80% dan
merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang cukup
besar setelah karies gigi dan penyakit periodontal
Faktor etiologi memiliki pengaruh yang cukup signifikan
terhadap terjadinya maloklusi oleh karena penting sekali
mengetahui pengaruh etiologi terhadap terjadinya maloklusi
Suatu keadaan kedudukan gigi geligi yang
menyimpang dari oklusi normal
Oklusi dalam bidang Kedokteran Gigi
mencakup penutupan lengkung gigi rahang
atas dan bawah, serta gerakan fungsional yang
menyebabkan gigi-geligi rahang atas dan
rahang bawah tetap berkontak
Maloklusi bisa meliputi ketidakteraturan lokal
dari gigi geligi seperti gigi berjejal, protrusif,
malposisi atau hubungan yang tidak harmonis
dengan gigi lawannya
1. Protrusi
2. Intrusi dan Ekstrusi
3. Gigitan Silang
4. Gigitan Dalam
5. Gigitan Terbuka
6. Berdesakan

Protrusi adalah gigi
yang posisinya maju ke
depan.
Dapat disebabkan oleh
faktor keturunan dan
kebiasaan buruk

Intrusi= pergerakan gigi
menjauhi bidang
oklusal.
Pergerakan intrusi
membutuhkan kontrol
kekuatan yang baik.
Ekstrusi= pergerakan
gigi mendekati bidang
oklusal
gigitan silang adalah
keadaan jika rahang
dalam keadaan relasi
sentrik terdapat
kelainan-kelainan dalam
arah transversal dari
gigi geligi maksila
terhadap gigi geligi
mandibula yang dapat
mengenai seluruh atau
setengah rahang,
sekelompok gigi, atau
satu gigi saja
gigitan dalam adalah
suatu keadaan
dimana jarak
menutupnya bagian
insisal insisivus
maksila terhadap
insisal insisivus
mandibula dalam
arah vertikal
melebihi 2-3 mm
Gigitan terbuka adalah keadaan adanya ruangan
oklusal atau insisal dari gigi saat rahang atas dan
rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik
a. Anterior open bite Kelas I Angle anterior open bite
terjadi karena rahang atas yang sempit, gigi depan
inklinasi ke depan, dan gigi posterior supra oklusi,
sedangkan klas II Angle divisi I disebabkan karena
kebiasaan buruk atau keturunan.
b. Posterior open bite pada regio premolar dan molar
c. Kombinasi anterior dan posterior (total open bite)
terdapat baik di anterior, posterior, dapat unilateral
atau bilateral.


6. Berdesakan adalah
keadaan berjejalnya
gigi di luar susunan
yang normal.
Penyebab crowded
adalah lengkung
basal yang terlalu
kecil daripada
lengkung koronal

Diastema adalah suatu
keadaan adanya
ruang di antara gigi
geligi yang
seharusnya
berkontak
Secara garis besar etiologi atau penyebab
maloklusi dapat digolongkan menjadi faktor
herediter dan faktor lokal.
Kadang suatu maloklusi sulit ditentukan faktor
etiologinya karena adanya banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuh kembangan
Faktor Herediter
Pengaruh herediter dapat bermanifestasi dalam
dua hal yaitu :
1) disproporsi ukuran gigi dan rahang yang
menghasilkan maloklusi berupa gigi
berdesakan atau maloklusi diastema multiple
meski jarang.
2) disproporsi ukuran, posisi, dan bentuk rahang
atas dan bawah yang menghasilkan relasi
rahang yang tidak harmonis
3) Penelitian pada anak kembar monozigot
menunjukkan bahwa maloklusi dipengaruhi
oleh faktor herediter autosomal yang dominan
tetapi bersifat poligenik.
Kekurangan jumlah gigi (hipodontia)
1. Anodentia adalah keadaan tidak terbentuk gigi sama
sekali, kelainan ini sangat jarang sekali ditemukan.
2. hipodontia yaitu keadaan beberapa gigi mengalami
agenesis (sampai dengan 4 gigi) sedangkan
3. oligodontia adalah gigi yang tidak terbentuk lebih dari 4
gigi.

Gigi yang agenis biasanya adalah gigi yang sejenis
tetapi letaknya lebih distal yaitu lebih sering pada
molar ketiga, premolar ke dua dan insisivi lateral


Kelebihan jumlah gigi (hiperdontia)
1. paling sering ditemukan adalah kelebihan pada
garis median rahang atas yang biasanya disebut
mesiodens.
2. Jenis lainnya yaitu laterodens yang terletak di sekitar
insisivi lateral.
3. Premolar tambahan bisa sampai dua premolar
tambahan pada satu sisi sehingga pasien memiliki 4
premolar pada satu sisi

Disharmoni dentomaksiler adalah suatu keadaan
disproporsi antara besar gigi dan rahang dalam
hal ini lengkung gigi
Keadaan yang sering dijumpai adalah gigi-gigi
yang besar pada lengkung gigi yang normal
atau gigi yang normal pada lengkung yang
kecil sehingga gigi berdesakan
Tidak ada diastema fisiologis pada fase geligi
sulung
Pada saat insivi sentral permanen akan erupsi,
gigi ini akan meresorbsi akar insisivi sentral
sulung dan insisivi lateral sulung secara
bersamaan sehingga insisivi sulung tanggal
prematur.
Insisivi sentral permanen tumbuh dalam posisi
normal karena mendapat tempat yang cukup.
Jika gigi ini letaknya tidak normal berarti
penyebabnya bukan disharmoni dentomaksiler.
Pada saat insisivi lateral akan erupsi terdapat
dua kemungkinan yaitu :
1. insisivi lateral meresorpsi akar kaninus sulung
sehingga tanggal prematur dan insisivi lateral
permanen tumbuh dengan normal sementara
kaninus permanen akan tumbuh diluar lengkung
gigi karena tidak terdapat cukup tempat untuk
tumbuh biasanya di bukal.
2. insisivi lateral permanen tidak meresorpsi akar
kaninus sulung tetapi tumbuh di palatal sesuai
dengan letak benihnya sementara gigi kaninus
tumbuh dengan normal
Gigi Sulung Tanggal
Prematur
Persistensi Gigi
Trauma
Pengaruh Jaringan Lunak
Kebiasaan Buruk
Faktor Iatrogenik


Insisisivi sentral dan lateral sulung tidak terlalu
berdampak tetapi jika gigi kaninus sulung yang
tanggal akan berdampak pada pergeseran garis
median
peneliti menganjurkan pencabutan kaninus sulung
kontralateral agar tidak terjadi pergeseran garis
median dan kemudian di pasang space maintainer.
Molar pertama tanggal premature juga dapat
menyebabkan perpeseran garis median.
Molar kedua paling sering tanggal prematur
terutama di rahang bawah juga dapat
menyebabkan asimetri lengkung geligi, gigi
berdesakan dan kemungkinan terjadi supra erupsi
gigi antagonis.

Persistensi gigi berarti gigi sulung yang
melewati waktu tanggalnya tetapi tidak
tanggal-tanggal
Jika tidak didapatkan gigi sulung perlu
ditanyakan pada pasien apa dulu ada gigi
bertumpuk pada tempat tersebut

Trauma yang mengenai gigi sulung dapat
dapat menggeser benih gigi permanen.
Bila terjadi trauma saat mahkota gigi sedang
terbentuk dapat terjadi gangguan
pembentukan enamel
Jika sudah terbentuk enamel dapat terjadi
diselarasi, yaitu akar gigi yang mengalami
distorsi bentuk ( biasanya bengkok)
Tekanan dari otot bibir, pipi dan lidah member
pengaruh yang besar terhadap letak gigi.

Menurut penelitian tekakan yang berlangsung
selama 6 jam dapat mengubah letak gigi
kebiasaan buruk yang berdurasi selama lebih
dari 6 jam sehari, berfrekuensi tinggi dan dengan
intensitas yang cukup dapat menyebabkan
maloklusi
Contohnya menghisap benda-benda selama
lebih dari 6 jam
Tidak mempunyai dampak pada gigi permanen
bila kebiasaan tersebut telah berhenti sebelum
gigi permanen erupsi
Tanda-tanda maloklusi pada kebiasaan ini
berupa insisivi atas proklinasi dan terdapat
diastema, gigitan terbuka, lengkung atas sempit
serta retroklinasi insisivi bawah

kata iatrogenik adalah
berasal dari suatu
tindakan professional
contohnya bisa dari
Perawatan ortodontik

Kesimpulan
Maloklusi adalah bentuk hubungan rahang atas dan
bawah yang menyimpang dari bentuk standar yang
diterima sebagai bentuk yang normal
Secara garis besar etiologi penyebab maloklusi dapat
diklasifikasikan menjadi dua garis besar yaitu faktor
herediter dan faktor lokal
Kebanyakan maloklusi merupakan hasil interaksi
dari berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya
maloklusi
Perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai
maloklusi dan faktor
etiologinya.



Perlunya dilakukan
penatalaksanaan
ortodontik pada pasien-
pasien yang memiliki
faktor resiko etiologi
maloklusi agar dapat
mencegah terjadinya
maloklusi lebih lanjut

Contoh paling jelas dan terkenal adanya
pengaruh genetic adalah prognati mandibula
pada dinasti habsburg di kerajaan Austria yang
diturunkan secara autosomal dominan. maloklusi
kelas III dapat terjadi karena faktor skelet,
yaitu maksila yang kurang tumbuh sedangkan
mandibula normal atau maksila normal dan
mandibula tumbuh berlebihan atau kombinasi
keduanya

Anda mungkin juga menyukai