Anda di halaman 1dari 5

Menjadi Kritis

Ini bukanlah hal yang lumrah bagi seorang supervisor untuk mendorong
penelitian mahasiswanya agar lebih kritis ketika mereka mereview literature pada
penelitiannya. Bagaimanapun, ini tidak selalunya tertuju pada suatu pemahaman
tentang pentingnya menjadi kritis. Bab ini menyuguhkan beberapa masukan untuk
membantu anda dalam mengadopsi beberapa pendekatan kritis dalam cara membaca
dan menulis anda, dan memberikan contoh dari disertasi dan tesis yang telah dibuat
oleh para peneliti dalam berbagai disiplin keilmuan.
Secara keseluruhan, kita akan membahas :
- Perbedaan antara membaca kritis dan menulis kritis
- Cara membedakan bahwa kita telah menulis dengan kritis dalam tulisan kita
- Intisari dari tesis dan disertasi, serta bagaimana mereka mengambarkan
tentang beragam cara untuk menjadi kritis

Perbedaan antara membaca kritis dan menulis kritis
Ketika berdiskusi mengenai apa sih makna dari jadi kritis, ini adalah hal
utama yang paling penting dalam membedakan kedua hal diatas. Pada bagian 4, arti
dari membaca kritis sudah disinggung dan beberapa pertanyaan singkat telah
disajikan untuk menekankan pendekatan kritis ketika kita membaca sebuah teks.
Untuk mereview kembali sejenak, berikut adalah hal yang perlu dilakukan agar
membaca secara kritis :
1. Idetifikasi argumen dari penulis dan kesimpulan terlihat jelas pada sebuah
teks.
2. Evaluasi kekuatan data dari si penulis sebagai pendukung dari argumen dan
kesimpulannya tadi, kenudian berikan beberapa pertanyaan berikut:
- Apakah bukti yang dimiliki itu penting dan berkaitan ?
- Apakah kutipan yang dimuat cukup terpercaya
- Apakah data dan interpretasi dari data dapat diterima untuk mendukung
sebuah justifikasi dan kesimpulan yang tergambar pada tulisannya
- Jika statistik digunakan sebagai sebuah bukti, darimana hal itu didapatkan dan
kenapa mereka digunakan ? Seberapa relevannya mereka dengan argument
yang ada ? Apakah test statistik yang digunakan sudah cocok dan bagaimana
statistika tadi diinterpretasikan ?
3. Identifikasi asumsi inplisit yang menguatkan tulisannya dan tentukan
bagaimana asumsi ini mempengaruhi argument dan kesimpulan yang telah
disajikan. Sebagai contoh, faktor politis apa, moral dan penilaian apa yang
terlihat yang ingin dipegang oleh penulis.


Untuk menulis dengan kritis, anda harus :
1. Menampilkan argumentasi yang logis yang mengarahkan pada kesimpulan
kita
2. Paparkan data/ bukti dan alasan yang menguatkan argument kita
3. Dalam review literatur tesis atau disertasi, kita harus mengevaluasi, memilih,
mengorganisir dan mengkategorikan teori kemudian menemukan paparan
yang sejalan dengan kerangka pikir yang kuat sebagai dasar atau basis dari
penelitian kita.

Sebagai sebuah pendekatan agar menjadi pembaca yang kritis telah diulas pada
bagian 4, kini fokusnya adalah pada Menulis dengan Kritis.

Kritis Saat Menulis
Dalam memulai penulisan sebuah teks pada suatu bidang tertentu, mngkin saja
itu menghanyutkan kita untuk menyertakan juga kesimpulan ataupun kritik dari tiap
bahan bacaan yang pernah kit abaca. Dengan kata lain, ini justru akan membuat anda
malu mengingat apa yang telah anda intisarikan dari kritik-kritik kita saat membaca.
Bagaimanapun, menulis kritis yang efektif adalah selektif, dan kita harus
memasukkan informasi yang relevan saja dengan penelitian kita. Ini bukanlah sebuah
masukan bahwa kritik mendetail pada tiap bagian tulisan akhirnya menjadi tidak
penting. Lebih lanjut justru, tahapan yang sangat penting dalam proses penelitian
adalah membaca dengan kritis atas bahan literature yang berhubungan. Peneliti yang
efektif menuliskan simpulan dan kritik dari tiap tulisan yang mereka baca, seperti
yang menjadi masukan pada bab 4, kemudian digambarkan dengan kritik mulai dari
awal hingga menjadi draft review literature. Sebagaimana yang kita rencanakan dan
bangun dalam membuat sebuah argument (lihat bab 6), kita secara selektif mengambil
point dari literature yang berhubungan yang dapat mendukung pernyataan kita.
Strategi utama yang kita bisa ikuti dalam mencapai pendekatan yang kritis dalam
menuliskan review literature diringkas seperti dibawah ini. Penggambaran ini
berdasarkan karakteristik yang pada awalnya diajukan oleh Taylor (1989) kemudian
di formulasi ulang oleh Hart (1998). Dalam review literature kita dapat menggunakan
berbagai strategi berbeda atau kombinasi dari beberapa strategi berikut, yang
digunakan pada beberapa point berbeda dalam review kita. Jadi, untuk memberikan
sebuah ulasan, menulis kritis mengenai iteratur yang berhubungan dengan apa yang
kita teliti berarti :
- Membandingkan dan menegaskan perbedaan teori-teori, konsep dan
terminology dari literature yang berhubungan dan mengindikasikan dimana
sudut pandang posisi dari penelitian kita berada
- Strategis dan pemilihan referensi yang tepat untuk mendukung dasar dari
argument yang menjadi bentuk dari basis peneliian kita
- Mensintesa dan reformula argument dari dua atau lebih sumber untuk
membuat sebuah point of view yang baru
- Menyetujui, mengkonfirmasi atau mempertahankan temuan yang ada atau
point of view melalui kualitas analisa itu sendiri atau unsur keterbatasannya.
- Membuat ruang kemungkinan dari point of view yang ada bahwa selain
memiliki kekuatan ternyata menggaris bawahi/ menyertai kelemahan yang ada
juga dapat mendukung sebuah point of view
- Menolak sebuah point of view dan memberikan alasan atas penolakan
tersebut, sebagai contoh, kegagalan, kekurangan bahan bukti, kesalahan
keyakinan atas argumen atau penelitian.

Dalam hubungannya dengan teknik ini, berikut beberapa point tambahan yang
penting untuk mengingat kapan sebuah pendekatan Kritis dalam menulis digunakan:
1. Ketika merujuk atas pekerjaan milik orang lain, hal tersebut haruslah jelas
mengapa kita memilih sebuah penelitian/ tulisan dalam review literature kita
dan suatu simpulan yang dapat diterima dari tulisan mereka atau beberapa
aspek dari tulisan mereka yang kita diskusikan perlu untuk dipaparkan. Tipe
dan panjang dari kesimpulan akan tergantung pada point dari rujukan (lihat
Bab 4 untuk melihat diskusi mengenai perbedaan tipe dari kesimpulan)
2. Menjadi kritis bukan berarti menghancurkan pekerjaan/ tulisan orang lain.
Dalam beberapa bidang, hanya sedikit saja orang yang berkritik negatif atas
karya orang lain. Kita dapat menunjukkan bahwa kita kritis dengan cara,
pertama memilih apa yang relevan dari literature tersebut untuk kemudian
menjadi pengetahuan dasar dalam mengkritik dan menjadi argumen yang
beralasan bagi penelitian kita, dan kedua dengan membuat hubungan antara
kedua sumber referensi yang berbeda dan antara referensi dari karya yang ada
dengan penelitian kita sendiri.
3. Kritik negatif dari pekerjaan sebelumnya secara umumnya muncul ketika
penelitian yang kita lakukan menunjukkan bahwa kita mampu mengisi
kekurangan yang ada di lapangan, sebagai contoh bagaimana keterbatasan
pada pekerjaan sebelumnya menciptakan tempat bagi penelitian kita. Ini dapat
berarti mempertegas pekerjaan yang ternyata tidak terselesaikan di lapangan,
menggambarkan bahwa pekerjaan sebelumnya memiliki keterbatasan atau
kesalahan, atau menjelaskan bagaimana kita ingin melihat sesuatu pada
konteks yang berbeda dengan menggunakan metodologi yang berbeda pada
pekerjaan sebelumnya.
4. Dalam review literature tesis atau disertasi kita dapat mengikuti debat kritis
yang sesuai dengan bidang kita, ini melibatkan kritik yang penuh rasa hormat
dan memperhatikan asas kemanusiaan, saling memberikan respon yang
mungkin saja kita yang akan didebat selanjutnya. Ini penting agar kritik kita
focus pad aide, teori atau temuan dan bukan pada si pengarang/ penulis;
tentunya gunakanlah bahasa secara bijaksana.


Bagaimana Membedakan Peneliti yang Menggunakan Pendekatan Kritis dalam
Tulisannya
Bagian ini menggunakan beberapa seri percontohan dan intisari untuk
mengilustrasikan berapa banyak peneliti yang menggunakan pendekatan Kritis
ketika menulis. Contoh-contoh datang dari ruang ligkup disiplin yang luas dan tidak
terbantahkan bahwa jumlah yang signifikan pada perbedaan disiplin ilmu juga
membuat perbedaan pada cara mereka menggunakan pendekatan kritis dalam
penulisan. Bagaimanapun, analsisi detail mengenai perbedaan ini bukanlah menjadi
yang utama dalam bagian ini. Selanjutnya ada gambaran dimana ketika sebuah
penelitian sebelum menggunakan pendekatan kritis dalam penulisan.
Dalam bentuk yang sangat umum, dalam sains, medis dan teknik lapangan
menjadi kritis itu memiliki arti kecenderungan bahwa melihat pekerjaan-pekerjaan
sebelumnya yang berhubungan yang kemudian secara kumulatif membangun
pengetahuan mengenai apa yang dikerjakan saat ini. Di sudut pandang lain, Humanis
dan Ilmu Sosial, peneliti lebih terbuka untuk melihat tantangan dan pertanyaan dari
sudut pandang orang lain mengenai tulisannya, dan disitu akan ada debat mengenai
perbedaan interpretasi sebagai bukti. Pada bab 7, beberapa disiplin ilmu memiliki
perbedaan dalam membuat sebuah referensi teks yang ditulis dan karakter inilah yang
mengindikasikan perbedaan disiplin ilmu dapat disatukan dalam sebuah hubungan
agar menjadi Kritis. Tugas 8.1 pada bagian akhir bab ini, selanjutnya mendorong
kita untuk mencerminkan secara khusus pada bidang mana kita sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai