Dalam melakukan praktik kedokteran, dokter memiliki hak dan kewajiban
dalam hubungannya dengan pasien. Hak dan kewajiban yang esensial diatur di dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Selain itu masih ada hak dan kewajiban umum lainnya yang mengikat dokter. Suatu tindakan yang dilakukan dokter secara material tidak bersifat melawan hukum, apabila memenuhi syarat-syarat berikut secara kumulatif : tindakan itu mempunyai indikasi medik dengan tujuan perawatan yang sifatnya konkret; dan dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku di dalam bidang ilmu kedokteran; serta diizinkan oleh pasien. Dua norma yang pertama timbul karena sifat tindakan tersebut sebagai tindakan medis. Adanya izin pasien merupakan hak dari pasien. Hak tersebut menyebabkan timbulnya kelompok norma-norma yang lain yaitu norma untuk menghormati hak-hak pasien sebagai individu dan norma yang mengatur agar pelayanan kesehatan dapat berfungsi di dalam masyarakat untuk kepentingan orang banyak, dalam hal ini pasien sebagai anggota masyarakat. Beberapa hak dokter adalah : 1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang ia melakukan praktik kedokteran sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. Standar profesi menurut Penjelasan Pasal 50 Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004 adalah batasan kemampuan (knowledge, skill dan professional attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi. PB IDI, PB PDGI dan para pakar berpendapat bahwa standar profesi tersebut terdiri dari standar pendidikan, standar kompetensi, standar pelayanan dan pedoman perilaku sesuai dengan kode etik kedokteran dan kedokteran gigi. Menurut penjelasan Pasal 50 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004, standar prosedur operasional adalah suatu perangkat instruksi atau langkah- langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu. Standar Prosedur Operasional memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi. Dokter yang melakukan praktik sesuai dengan standar tidak dapat disalahkan dan bertanggung jawab secara hukum atas kerugian atau cidera yang diderita pasien karena kerugian dan cidera tersebut bukan diakibatkan oleh kesalahan atau kelalaian dokter. Perlu diketahui bahwa cedera atau kerugian yang diderita pasien dapat saja terjadi karena perjalanan penyakitnya sendiri atau karena resiko medis yang dapat diterima (acceptable) dan telah disetujui pasien dalam informed consent. 2. Melakukan praktik kedokteran sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. Dokter diberi hak untuk menolak permintaan pasien atau keluarganya yang dianggapnya melanggar standar profesi dan atau standar prosedur operasional. 3. Memperoleh informasi yang jujur dan lengkap dari pasien atau keluarganya. Dokter tidak hanya memerlukan informasi kesehatan dari pasien, melainkan juga informasi pendukung yang berkaitan dengan identitas pasien dan faktor-faktor kontribusi yang berpengaruh terhadap terjadinya penyakit dan penyembuhan penyakit. 4. Menerima imbalan jasa. Hak atas imbalan jasa adalah hak yang timbul sebagai akibat hubungan dokter dengan pasien, yang pemenuhannya merupakan kewajiban pasien. Dalam keadaan darurat atau dalam kondisi tertentu, pasien tetap dapat dilayani dokter tanpa mempertimbangkan aspek finansial. Selain itu dokter juga memiliki hak-hak yang berasal dari hak azasi manusia, seperti : hak atas privasinya hak untuk diperlakukan secara layak hak untuk beristirahat hak untuk secara bebas memilih pekerjaan hak untuk terbebas dari intervensi, ancaman dan kekerasan, dan lain-lain sewaktu menolong pasien. http://inamc.blogspot.com/2008_11_28_archive.html
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan Kewajiban Dokter: HAK 1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur. 2. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur. 3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya. 4. Menerima imbalan jasa. KEWAJIBAN 1. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar operasional prosedur serta kebutuhan medis. 2. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan/pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter/sarana kesehatan lain yang mempunyai kemampuan lebih baik. 3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien itu meninggal dunia. 4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang mampu melakukannya. 5. Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran. UU No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 52 dan 53, Hak dan Kewajiban Pasien: HAK 1. Mendapatkan penjelasan lengkap tentang rencana tindakan medis yang akan dilakukan dokter. 2. Bisa meminta pendapat dokter lain (second opinion). 3. Mendapat pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan. 4. Bisa menolak tindakan medis yang akan dilakukan dokter bila ada keraguan. 5. Bisa mendapat informasi rekam medis. KEWAJIBAN 1. Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan dipahami tentang masalah kesehatannya. 2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter. 3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan. 4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima. http://lamongankab.go.id/instansi/rsud-soegiri/hak-dan-kewajiban-dokter-dan- pasien/ , http://www.cicendoeyehospital.org/index.php/beranda/informasiaartikel/34- informasi/72-hak-dan-kewajiban-dokter-dan-pasien.html
Kompetensi Pasien, Hak dan Kewajiban Dokter dan Pasien Ada 6 sifat dasar yang harus ditunjukkan oleh seorang dokter: 1. Sifat ketuhanan 2. Kemurnian niat 3. Keluruhan budi 4. Kerendahan hati 5. Kesungguhan kerja 6. Integritas ilmiah dan social Yang mana nantinya 6 sifat dasar ini akan teraplikasi dalam beberapa sikap seorang dokter terhadap pasiennya, antara lain: 1. Munculnya profesionalisme seorang dokter Terbuka, yaitu mau memeberika informasi yang dibutuhksan seorang pasien baik diminta maupun tidak. Dokter juga harus mampu memberikan penjelasan yang akurat dan jujur. Menjadi pendengar yang baik, yaitu dokter hendaknya mau mendengarkan keluhan dan menaggapi pertanyaan pasien sehingga komunikasi yang terjalin tidak hanya satu arah dan disini dokter tidak hanya berperan dalam memberikan instruksi, tapi alangkah baiknya apabila mampu menampung dan memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi pasien. Punya waktu yang cukup, yaitu seorang dokter harus bisa menyediakan waktu yang cukup dalam melayani pasiennya, sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan yang telah diberikan oleh dokter. 2. Mempunyai minat yang besar untuk menolong 3. Tumbuhnya sikap empati dokter terhadap pasien yang dihadapinya 4. Peka terhadap situasi dan kondisi lingkungan pada saat itu 5. Mampu mengaenal dan mengatasi masalah
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan seorang dokter apabila akan menyampaikan kabar buruk kepada pasien, antara lain: 1. Bukalah komunikasi dengan membangun kepercayaan pasien terhadap dokter 2. Lihat situasi dan kondisi yang terjadi pada pasien 3. Tariklah perhatian pasien untuk mendengarkan informasi yang akan dokter sampaikan 4. Berilah fakta/berita yang sebenarnya terjadi pada pasien 5. Tunjukkan sikap empati dokter 6. Jadilah seorang pendengan yang baik dan tetap tenang terhadap reaksi yang akan diberikan oleh pasien 7. Bangun terus motivasi pasien 8. Tenangkan pasien dan beri terus harapan dan semangat kepada pasien untuk tetap kuat dalam menghadapi berita buruk yang telah disampaikan Sikap dokter terhadap pasien : 1. Mempunyai minat besar untuk menolong 2. Terbuka 3. Pendengar yang baik: listening with the third ear 4. Empati 5. Peka/pengamat tajam 6. Mampu mengenal dan mengatasi masalah. Pedoman pelayanan : 1. Memberi ketenangan yang realistik 2. Menghindari sikap negatif 3. Membantu pasien mengeksplorasi perasaannya 4. Memberi izin pasien mengekspresikan emosi secara konstruktif 5. Evaluasi status mental pasien 6. Pasien mendapat kemudahan mendapatkan dampingan 7. Memperbarui pengetahuan penyakit pasien 8. Memberi informasi tentang penyakit pasien 9. Diskusi masalah penyakit pasien secara terbuka dan bertanggung jawab 10. Mengindari pemecahan masalah yang merugikan seperti karantina pasien.
Hubungan Pengetahuan Dan Tindakan Dalam Menjaga Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap Karies Dan Tingkat Kebersihan Rongga Mulut Pada Masyarakat Desa Tegalsari