Anda di halaman 1dari 12

15

BAB 3
LAPORAN KASUS

3.1 Identitas Penderita
Nama : Ny. S
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Pucangluwuk, Bojong, Tegal, Jawa tengah
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Masuk RS : 29 Juni 2014
No CM : C482996

3.2 Data Dasar
3.2.1 Anamnesis
Keluhan Utama : Perdarahan pervaginam
Riwayat Penyakit Sekarang :
1 bulan yang lalu pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir selama 10
hari, kemudian pasien dibawa ke RS di Tegal. Lalu dilakukan pemeriksaan
biopsi pada rahim. Hasil dari biopsi adalah Ca Epidermoid cervix Uteri stad.
IIIb. Pasien lalu dirujuk ke RSDK Semarang, bagian radioterapi untuk
mendapat terapi eksternal radiasi. Pasien sudah menjalani terapi eksternal
radiasi sampai ke-1.
Riwayat Haid :
o HPHT : Tidak jelas
o Haid pertama : 13 tahun
o Siklus Haid : 30 hari
o Lama haid : 8 hari
Riwayat Perkawinan : menikah 1x selama 40 tahun.
Riwayat Obstetri : P4A1, anak terkecil umur 22 th
Riwayat KB : -
Riwayat Penyakit Dahulu :
- hipertensi (+)
- diabetes melitus (-)
- asma (-)
- penyakit jantung (-)
- riwayat operasi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang sakit seperti ini
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, suami telah meninggal 5 tahun
yang lalu. Biaya pengobatan ditanggung BPJS.
Kesan : sosial ekonomi kurang.

3.2.2 Pemeriksaan Fisik
Tanggal 4 Juli 2014 pukul 13.00 WIB.
Keadaan Umum : Pasien sadar penuh dan baik. GCS = 15.
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Tensi : 140/80 mmHg
Nadi : 85 x/menit
RR : 22 x/menit.
Suhu : 37
o
C (aksiler)
Kulit : turgor kulit cukup, lainnya dalam batas normal.
Kepala : mesosefal, muka simetris.
Mata : edema (-/-), injeksi konjungtiva (-/-), konjungtiva ikterik
(-/-), eksoftalmus (-/-), gerakan mata normal.
Telinga : discharge (-/-), kelainan anatomis (-/-)
Hidung : discharge (-/-), epistaksis (-/-), nafas cuping hidung (-/-),
saddle nose (-)
Mulut : bibir kering (-), bibir sianosis (-), gusi, palatum, lidah dalam
batas normal
Leher

: pembesaran nnll (-), deviasi trachea (-)
Thorax :
I : paru simetris saat statis dan dinamis, retraksi (-)
Pa : stem fremitus kanan = kiri
Pe : sonor di seluruh lapangan paru
Au : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-)
Jantung :
I : ictus cordis tidak tampak
Pa : ictus cordis teraba di spatium intercostalis V 2 cm medial
linea mid clavicula sinistra
Pe : batas jantung dalam batas normal
Au : bunyi jantung I-II normal, irama reguler, bising (-), gallop (-)
Abdomen
I : datar, venektasi (-)
Au : bising usus (+) normal
Pe : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Pa : supel, hepar dan lien tak teraba
Genitalia : wanita
Ekstremitas : Superior Inferior
Akral dingin (-/-) (-/-)
Sianosis (-/-) (-/-)
Edema (-/-) (-/-)
Capillary refill <2/<2 <2/<2


3.2.3 Pemeriksaan Ginekologi
Tanggal 21 November 2013.
Fluxus : (+)
Fluor : (-)
Vulva : dalam batas normal
Vagina : infiltrat (+), 1/3 proksimal
Uterus : sebesar telur ayam
Portio : berbenjol benjol mudah berdarah
Param : infiltrat +/+

3.2.4 Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan 29 Juni 2014 02 Juli 2014
Hematologi Paket
Hb 8,9 g/dL 11,9 g/dL
Ht 34,3 % 33,2 %
Eritrosit 2,8 x 10
6
/uL 3,9 x 10
6
/uL
MCH 32,4 pg 30,2 pg
MCV 84,6 fl
MCHC 35,7 g/dL
Leukosit 7,5 x 10
3
/uL 7,2 x 10
3
/uL
Trombosit 292 x 10
3
/uL 241 x 10
3
/uL
RDW 14,4 %
MPV 7,3 fl

Kimia Klinik
Glukosa sewaktu
SGOT 17 U/L
SGPT 21 U/L
Ureum 151 mg/dL
Kreatinin 8,59 mg/dL
Natrium
Kalium
Klorida

b. Pemeriksaan USG
Tanggal 17 Juni 2014.













Hepar : ukuran normal, struktur parenkim homogen,
eksogenitas parenkim normal, permukaan reguler, liver
tip lancip, tak tampak nodul, v. Porta tak melebar, v.
Hepatika tak melebar.
Duktus biliaris : intra dan ekstrahepatal tak melebar.
Vesika felea : dinding tak menebal, tak tampang batu / massa
Pankreas : ukuran dan parenkim normal, tak tampak kalsifikasi.
Lien : parenkim homogen, ukuran normal, v.lienalis tak
melebar.
Ginjal kanan : bentuk dan ukuran normal, batas kortikomeduler jelas,
tak tampak penipisan korteks, tak tampak batu, PCS
tampak melebar. Ureter proksimal tak melebar.
Ginjal kiri : bentuk dan ukuran normal, batas kortikomeduler jelas,
tak tampak penipisan korteks, tak tampak batu, PCS
melebar. Ureter proksimal tampak melebar
Aorta : tak tampak pembesaran kelenjarl imfe para aorta.
Vesika urinaria : dinding normal, permukaan rata, tak tampak batu, tak
tampak massa.
Uterus : Tampak massa cervix uteri dengan desrupsi dinding
posterior
Tak tampak cairan bebas pada intrabdomen.
Tak tampak cairan bebas supradiafragma kanan kiri.

Kesan :
- Moderat hidronefrosis kanan.
- Severe hidronefrosis kiri dan hidroureter proksimal kiri.
- Suspek ginjal kanan letak rendah
- Massa servix uteri dengan desrupsi dinding posterior
- Tak tampak nodul pada hepar, lien dan paraaorta yang mencurigakan
metastasis

c. Pemeriksaan X Foto Thorax.
Tanggal 14 Juni 2014.

COR : CTR > 50%
Apeks jantung bergeser ke laterokaudal
PULMO : Corakan vaskuler tampak normal
Tak tampak bercak maupun nodul pada kedua lapangan paru
Hemidafragma kanan setinggi costa 10 posterior
Sinus kostofrenikus kanan kiri lancip
Tak tampak lesi litik, sklerotik maupun destruksi pada os costae, scapula
dan clavicula kanan kiri yang tervisualisasi

Kesan :
- Kardiomegali (LV)
- Tak tampak infiltrat pada kedua lapangan paru
- Tak tampak gambaran metastasis pada pulmo dan tulang yang
tervisualisasi.

d. Biopsi jaringan
Tanggal 13 Mei 2014.
Jaringan Diagnostik
Makroskopik : Jaringan compang camping sebanyak 1cc, coklat,
kehitaman, lunak
Mikroskopik : Diantara massa nekrotik & beku darah tampak
beberapa keping kecil yang dilapisi epitel gepeng
berlapis yang proliferatif & mengandung sedikit massa
keratin dengan inti pleomorfi, hiperkromatis, mitosis
ditemukan. Subepitel tampak jaringan ikat
fibrokolagen yang bersebukan sel radang MN & PMN
serta diinfiltrasi sel tumor seperti di atas. Tampak pula
sekeping jaringan endometrium dalam batas normal
Memberi kesan : Keratinizing epidermoid carcinoma cervix,
moderately differentiated.
3.3 Diagnosis
a. Assesment
Ca Epidermoid cervix Uteri stad. IIIb
b. Tatalaksana
IP Rx :
Radiasi eksterna 25x dengan dosis 1x200 cGy perminggu dengan posisi AP-
PA menggunakan sumber
60
Co.











c. Monitoring
Keadaan umum, tanda vital, tanda perdarahan pervagina.
d. Edukasi
1. Menjelaskan kepada pasien tentang tahapan terapi yang akan dilakukan.
2. Menjelaskan efek samping terapi radiasi.
3. Edukasi dan motivasi pasien untuk melanjutkan terapi.
4. Pemantauan penyebaran dan perkembangan tumor akan dilakukan oleh
bagian ginekologi setelah terapi selesai.


BAB 4
PEMBAHASAN

Kanker servik uteri merupakan keganasan ginekologik yang terbanyak
ditemukan di Indonesia. Faktor risiko kanker servik uteri berhubungan dengan
aktivitas seksual, umur pertama kali berhubungan seksual, jumlah hubungan seksual
dan jumlah partner seksual. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa insiden kanker servik
uteri berkaitan dengan Human Papiloma Virus (HPV). Keluhan yang sering dijumpai
pasien kanker servik adalah perdarahan abnormal, contact bleeding, fluor abnormal,
gangguan kencing (disuria), gangguan defekasi dan nyeri perut di bagian bawah atau
menyebar.
Pada kasus ini sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluh keluar darah dari
jalan lahir selama 10 hari, kemudian pasien dibawa ke RS di Tegal. Lalu dilakukan
pemeriksaan biopsi pada rahim. Hasil dari biopsi adalah Ca Epidermoid cervix Uteri
stad. IIIb. Pasien lalu dirujuk ke RSDK Semarang, bagian radioterapi untuk mendapat
terapi eksternal radiasi. Pasien akan menjalani terapi eksternal radiasi ke-1 pada
tanggal 4 Juli 2014 dengan dosis 5000 cGy, fraksinasi 200 cGy, 1x perminggu, dan
akan dilakukan sebanyak 25 kali penyinaran. Terapi menggunakan 2 lapangan
radiasi.
Saat ini pasien datang untuk menjalani terapi radiasi externa yang pertama.
Dari pemeriksaan ginekologi didapatkan fluxus dan nodul (+) pada proksimal vagina,
portio yang berbenjol dan mudah berdarah, dan inflitrat pada parametrium. Dari
pemeriksaan penunjang laboratorium dapatkan anemia ringan. Dari pemeriksaan
fungsi hepar didapatkan SGPT dan SGOT dalam batas normal. Pada pemeriksaan
foto Thorax tidak tampak metastasis pada paru dan tulang. Pada pemeriksaan USG
abdomen diperoleh anormalitas pada ginjal berupa dicurigai adanya moderat
hidronefrosis kanan, severe hidronefrosis kiri dan hidroureter proksimal kiri , Suspek
ginjal kanan letak rendah dan kondisi servix didapatkan massa servix uteri dengan
desrupsi dinding posterior.
Pasien akan diberikan radiasi externa 2 posisi AP-PA menggunakan sumber
60
Co dengan dosis 50 Gy dosis per fraksi 1,8-2 Gy. Program terapi yang dilakukan
pada pasien ini sudah sesuai dengan pedoman penatalaksanaan kanker servik uteri
stadium IIIb.


























BAB 5
KESIMPULAN

Kanker servik uteri merupakan keganasan ginekologik yang terbanyak
ditemukan di Indonesia. Diagnosis kanker serviks uteri dapat ditegakkan dengan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Keluhan yang sering
dijumpai pasien kanker serviks adalah perdarahan abnormal, contact bleeding, fluor
abnormal, gangguan kencing (disuria), gangguan defekasi dan nyeri perut di bagian
bawah atau menyebar.
Modalitas terapi kanker servik adalah pembedahan, radioterapi, kemoterapi
atau kombinasi ketiganya. Radioterapi dalam pengobatan kanker serviks diberikan
dengan tujuan kuratif dan paliatif tergantung dari stadiumnya. Radioterapi kanker
serviks dapat berupa radiasi eksterna dan brakiterapi. Kombinasi pembedahan dan
radioterapi pada kanker servik stadium I dan II merupakan tindakan radikal dan dapat
memberikan hasil yang memuaskan. Namun Pada stadium IIB, III, dan IV tidak
dilakukan tindakan bedah sehingga radioterapi merupakan terapi utama. Pada stadium
IVA dan IVB penyinaran bersifat paliatif sehingga dapat dipertimbangkan pemberian
kemoterapi, kombinasi yang sinergis yaitu kemoradiasi. Pengobatan pada kanker
servix dibutuhkan pengawasan lebih lanjut mengenai keberhasilan dan efek samping
terapi.

Anda mungkin juga menyukai