..v
2
(2)
(E.H.Leysen, 1983:16)
Tip Speed Ratio adalah perbandingan
antara kecepatan ujung sududengan
kecepatan angin yang melewatinya.
(3)
(Eric Hau, 2005 :94)
Keterangan :
= tip speed ratio
d = Diameter Rotor ( m )
n = Putaran Rotor( rpm )
v = Kecepatan angin ( m/s )
Daya generator dapat dibedakan menjadi 2
dilihat dari fasanya:
a. Daya generator satu fasa
P
generator
= V
P
x I
P
x cos (4)
b. Daya generator tiga fasa
P
generator
= 3 x V
p
x I
p
x cos (5)
Keterangan :
V
p
= tegangan kelauaran generator (V)
I
p
= arus keluaran generator (Ampere)
cos = beda fasa antara V
p
dengan I
p
Sehingga untuk efisiensi sistem dapat
dicari dengan persamaan berikut:
sistem
=
x 100 % (6)
5. DESAIN TURBIN ANGIN
Turbin Savonius banyak
mengalami pengembangan desain. Salah
satunya adalahdesain rotor Savonius tipe
L. Bentuk dari rotor Savonius L
merupakan kombinasiprofil datar dan
lengkungan yang umumnya berbentuk
seperempat lingkaran.Rotor Savonius L ini
memiliki kelebihan dari Savonius U, yaitu
pada Savonius Langin yang menumbuk
rotor lebih banyak mengalir ke bilah rotor
lainnya melaluicelah di pusat turbin,
sehingga memberikan energi tambahan
pada bilah rotor ini (Soelaiman, 2006)
karena profil sudu savonius tipe L
merupakan kombinasi profil datar serta
lengkungan, sehingga profil sudu tersebut
juga menyerupai bentuk elips. Dalam
tugas akhir ini diuji cobakan pembuatan
model pembangkit listrik tenaga angin
dengan turbin angin tipe savonius sudu
berbentuk elips.
Ukuran sudu yang digunakan adalah
diameter sudu (d) = 0,75 m dan tinggi sudu
(h) = 0,85 m. Dapat dilihat pada gambar 1.
d
h
Gambar 1. Dimensi sudu turbin
Desain akhir turbin tersebut adalah seperti
pada gambar 2.
Gambar 2. Desain akhir turbin angin sudu
elips
6. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data pengujian turbin angin savonius sudu tipe elips untuk pembangkit listrik
tenaga angin sebagai berikut :
Pengujian dilakukan pada : 15 Juli 2014
Tempat : Laboratorium Teknik Konversi Energi.
Waktu : 08:00 WIB
Luas Sapuan Angin : 0,637m
2
(A = d . h= 0,75m . 0,85m)
Beban lampu : 7,9,11,15,18 Watt
Kecepatan Angin : 10-13 m/s
Kondisi Lingkungan : Temperatur udara kering : 28C
Temperatur udara basah : 24,5 C
Tabel 1 Data hasil pengujian pengisian pada baterai dengan variasi kecepatan angin
Tabel 2 Data hasil pengujian turbin dengan variasi kecepatan angin dan variasi beban.
Berdasarkan data hasil pengujian yang diperoleh seperti pada tabel 1, maka dapat
dihitung harga dari daya kinetik
, daya generator (P
gen
), dan efisiensi sistem.
Pada sampel perhitungan mengambil data sebagai berikut :
= 10 m/s
udara
= 1,187 kg/m
3
n
poros
= 90,7 rpm
n
generator
= 326,8 rpm
V
generator
= 9,1 volt
vangin udara n poros n gen v out gen t pengisian v pengisian I pengisian
m/s kg/m3 kg/s rpm rpm volt sekon volt ampere
1 600 7.32
2 1200 7.8
3 1800 8.02
4 2400 8.06
5 3000 8.12
1 600 7.46
2 1200 7.88
3 1800 8.04
4 2400 8.12
5 3000 8.16
1 600 7.59
2 1200 7.98
3 1800 8.04
4 2400 8.14
5 3000 8.18
1 600 7.47
2 1200 8.14
3 1800 8.16
4 2400 8.19
5 3000 8.22
0.054
0.12
0.25
N0
124
444
472
496
9.26
9.5
10.3
90.7 362.8 9.1 0.02
1.187
1.187
8.317
9.073
111
119
10
11
12
13
1.187 7.561
1.187 9.830
v angin Beban V dc V ac I ac n poros n gen
m/s (watt) (volt) (volt) (ampere) rpm rpm
7 0.2
9 0.2
11 0.22
15 0.24
18 0.26
7 0.2
9 0.2
11 0.22
15 0.24
18 0.26
7 0.2
9 0.2
11 0.22
15 0.24
18 0.26
7 0.2
9 0.2
11 0.22
15 0.24
18 0.26
362.8
444
472
496
220
220
220
220
90.7
111
119
124
10
11
12
13
8
8
8
8
I
generator
= 0,02 Ampere
Penyelesaian :
P
Kin
=
A v
3
=
1,187
. 0,637 m
3
. (10
)
3
= 378,05 Watt
P
gen
= V. I. Cos
= 9,1 V. 0,02 A . 1
= 0,182 Watt
sistem
=
x 100%
=
x 100%
= 0,0481 %
Data hasil perhitungan daya kinetik
, daya generator (P
gen
), Coefficient of
Power
, efisiensi turbin dan efisiensi sistem. selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3 Data hasil perhitungan
, (P
gen
), dan efisiensi sistem.
Grafik hubungan tegangan pengisian baterai dengan waktu pengisian baterai dapat
dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 Grafik hubungan tegangan pengisian baterai dengan waktu pengisian baterai
Vangin Pkin Pgen sistem
m/s watt watt %
10 378.06 0.18 0.047612
11 503.197 0.5 0.099365
12 653.287 1.14 0.174502
13 830.597 2.57 0.309416
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
7.2 7.4 7.6 7.8 8 8.2 8.4
W
a
k
t
u
P
e
n
g
i
s
i
a
n
(
s
e
k
o
n
)
Tegangan Pengisian (volt)
v angin 10 m/s v angin 11 m/s v angin 12 m/s v angin 13 m/s
Berdasarkan gambar grafik hubungan tegangan pengisian baterai dengan waktu
pengisian dengan kecepatan angin 10
s
m
, 11
s
m
, 12
s
m
, dan 13
s
m
menujukan bahwa waktu
pengisian pada saat angin berkecepatan 10
s
m
dengan waktu 3000 detik dapat menaikan
tegangan baterai dari 7 volt menjadi 8,12 volt. Dan waktu pengisian pada saat angin
berkecepatan 11
s
m
dengan waktu 3000 detik dapat menaikan tegangan baterai dari 7 volt
menjadi 8,16 volt. Untuk kecepatan angin 12
s
m
dengan waktu 3000 detik dapat menaikan
tegangan baterai dari 7 volt menjadi 8,18 volt. Dan waktu pengisian pada saat angin
berkecepatan 13
s
m
dengan waktu 3000 detik dapat menaikan tegangan baterai dari 7 volt
menjadi 8,22 volt. Dapat dilihat bahwa semakin besar kecepatan angin, maka nilai tegangan
pengisian baterai akan semakin besar.
Grafik hubungan kecepatan angin dengan efisiensi sistem dapat dilihat pada
gambar 4.
Gambar 4 Grafik hubungan kecepatan angin dengan efisiensi sistem
Dari grafik hubungan kecepatan angin dengan efisiensi sistem dapat dilihat bahwa
semakin besar kecepatan angin, maka nilai efisiensi sistem akan semakin besar. Hal ini
terlihat pada gambar grafik, pada titik kecepatan angin 13 m/s adalah titik tertinggi efisiensi
sistem yaitu sebesar 0,3094 %. Nilai efisiensi sistem terendah yaitu sebesar 0,04761 % dan
pada kecepatan angin 10 m/s.
Grafik hubungan kecepatan angin dengan daya kinetik dapat dilihat pada gambar 5.
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
8 9 10 11 12 13 14
s
i
s
t
e
m
(
%
)
v angin (m/s)
Gambar 5
Grafik hubungan kecepatan angin dengan daya kinetik
Untuk grafik hubungan kecepatan angin dengan daya kinetik terlihat bahwa
semakin besar nilai kecepatan angin maka nilai daya kinetik akan semakin besar pula. Hal
tersebut juga ditunjukkan garis pada grafik tersebut yang semakin naik. Untuk nilai daya
kinetik tertinggi yaitu pada kecepatan angin 13 m/s, yaitu sebesar 830,597 watt, sedangkan
nilai daya kinetik terendah yaitu pada kecepatan angin 10 m/s sebesar 378,06 watt.
Grafik hubungan hubungan kecepatan angin dengan daya generator dapat dilihat
pada gambar 6.
Gambar 6 Grafik hubungan kecepatan angin dengan daya generator
Gambar 6 yaitu untuk grafik hubungan hubungan kecepatan angin dengan daya
generator, dari grafik tersebut juga tampak bahwa semakin besar kecepatan angin maka nilai
daya generator yang dihasilkan akan semakin besar, terlihat dari garis yang semakin
meningkat.Nilai daya generator tertinggi yaitu pada kecepatan angin 13 m/s sebesar 2,57
watt, sedangkan daya generator terendah yaitu pada kecepatan angin 10 m/s sebesar 0,18
watt.
300
400
500
600
700
800
900
9 9.5 10 10.5 11 11.5 12 12.5 13 13.5
P
k
i
n
(
w
a
t
t
)
v angin (m/s)
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
9 10 11 12 13 14
D
a
y
a
G
e
n
e
r
a
t
o
r
(
w
a
t
t
)
Kecepatan Angin (m/s)
7. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengujian
pada turbin angin savonius dengan sudu
elips atau sudu tipe L, maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Semakin tinggi kecepatan angin maka
efisiensi sistem, daya kinetik dan daya
generator akan meningkat. Hal ini
berarti turbin angin mengalami trend
peningkatan kinerja apabila kecepatan
angin semakin tinggi.
2. Pada proses pengisian baterai dengan
turbin ini, dengan kecepatan angin
dari 10-13 m/s maka tagangan yang
paling tinggi dihasilkan oleh generator
pada kecepatan angin 13 m/s yaitu
10,3 v dengan waktu pengisian 3000
detik dan putaran poros turbin 124
rpm.
DAFTAR PUSTAKA
1. Leysen E. H, 1983. Introduction to
Wind Energy, Basic and Advance
Introducing to Wind Energy with
Emphasisi on Water Pumping
Wingmills : Netherland, By
Development Coorporation.
2. Lustia Dewi, Marizka. Analisis Kinerja
Turbin Angin Poros Vertikal dengan
Modifikasi Rotor Savonius L untuk
Optimasi Kinerja Turbin.Juli 2010.
Diunduh pada 13 Januari 2014.
http://eprints.uns.ac.id/8109/1/1444013082
01009461.pdf
3. Patabang, Daud. Rancang Bangun
Kincir Angin Savonius Untuk
Membangkitkan Energi Listrik Skala
Kecil.1 Januari 2010.Diunduh pada 8
Oktober 2013.
http://www.ebookspdf.org/download/desai
n-kincir-angin.html
4. Priyanto, Guntur, T.A, dkk. 2012.
Rancang Bangun Unjuk Kerja Tubin
Angin VAWT Tipe Savonius Multiblade
dengan Variasi Rumah Rotor, Jumlah
Sudu dan Sudut Sudu. Semarang :
Politeknik Negeri Semarang.
5. Putranto, Adityo, T.A, dkk.2011.
Rancang Bangun Turbin Angin Vertikal
Untuk Penerangan Rumah
Tangga.Semarang : Universitas
Diponegoro. Diunduh pada 13 Januari
2014.
http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/1
1733541.pdf
6. Siswanto, Arif, T.A, dkk. 2010.
Rancang Bangun Turbin Angin
Savonius Tipe L Satu Tingkat terhadap
Variasi Sudut Sudu untuk Penggerak
Mula Pompa Torak. Semarang :
Politeknik Negeri Semarang.
7. Sularso, Ir, MSME dan Kiyakatsu Suga,
Prof, 1994. Dasar Perancangan dan
Pemilihan Elemen Mesin : Jakarta,
Pradnya paramita.