Anda di halaman 1dari 17

1

PENATALAKSANAAN DAN PERAWATAN LUKA


Dalam manajemen perawatan luka, ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu evaluasi
luka, tindakan antiseptik, pembersihan luka, penjahitan luka, penutupan luka, pembalutan,
pemberian antibiotik, dan pengangkatan jahitan.
a. Evaluasi luka meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik (lokasi dan eksplorasi)
b. Tindakan Antiseptik, prinsipnya untuk mensucihamakan kulit. Untuk melakukan
pencucian/pembersihan luka biasanya digunakan cairan atau larutan antiseptik.
c. Penutupan Luka adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka
sehingga proses penyembuhan berlangsung optimal.
d. Pembalutan , pertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat tergantung
pada penilaian kondisi luka. Pembalutan berfungsi sebagai pelindung terhadap
penguapan, infeksi, mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam proses
penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek penekanan yang mencegah berkumpulnya
rembesan darah yang menyebabkan hematom.
e. Pemberian Antibiotik, prinsipnya pada luka bersih tdak perlu diberikan antibiotik dan
pada luka terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan antibiotik.
f. Pengangkatan Jahitan, jahitan diangkat bila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi.
Waktu pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti lokasi, jenis
pengangkatan luka, usia, kesehatan, sikap penderita dan adanya infeksi (Mansjoer,
2000: 398; Walton, 1990:44).

Tabel. Waktu pengangkatan jahitan
No Lokasi Waktu
1. Kelopak mata 3 hari
2. Pipi 3-5 hari
3. Hidung, dahi, leher 5 hari
4. Telinga, kulit kepala 5-7 hari
5. Lengan, tungkai, tangan, kaki 7-10 + hari
6. Dada, punggung, abdomen 7-10 + hari
Sumber. Walton, 1990:44

2

LUKA AKUT DAN KRONIK
LUKA AKUT
Apabila kulit mengalami injuri, maka fungsi normal bariernya menjadi terhalang. Luka akut
dapat dikategorikan; karena pembedahan, bukan pembedahan, dan atau trauma, dan proses
penyembuhan kira-kira sampai satu bulan. Luka akut pembedahan seperti insisi, eksisi dan
skin graf. Luka akut yang bukan pembedahan misalnya luka bakar. Luka akut dapat juga
dikatakan bila individu yang sehat mengalami luka seperti abrasi, laserasi, dan atau injuri
pada lapisan kulit superfisial dan jaringan lunak kemudian penyembuhannya akan spontan
tanpa mengalami kompllikasi.
LUKA KRONIK
Pada luka kronik proses penyembuhannya mengalami keterlambatan. Lazarus dkk, 1992
mendefinisikan luka kronik adalah kegagalan suatu perkembangan normal, keteraturan dan
rangkaian waktu perbaikan atau luka yang melewati proses perbaikan namun tanpa
memulihkan integritas anatomi dan fungsinya (Schilling J, 1983). Contoh luka kronik seperti;
dekubitus, luka diabetik, dan atau leg ulcer (luka pada kaki), dan luka pada tungkai. Kalau
luka pembedahan kronik seperti dehisced atau luka bedah yang terbuka dan mengaami
infeksi.










3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN LUKA

I. Pengertian
Perawatan luka adalah perawatan pada luka yang bertujuan untuk mencegah
komplikasi dan meningkatkan proses penyembuhan luka

II. Tujuan
1. Meningkatkan hemostatis luka
2. Mencegah infeksi
3. Mencegah cidera jaringan yang lebih lanjut
4. Mempertahankan integritas kulit
5. Mencegah terjadinya komplikasi pada luka
6. Meningkatkan proses penyembuhan luka
7. Mendapatkan kembali fungsi normal
8. Memperoleh rasa nyaman

III. Indikasi
a. Indikasi perawatan luka basah atau lembab
1. Mencegah, membatasi, atau mengontrol infeksi
2. Mengangkat jaringan nekrotik untuk meningkatkan penyembuhan luka
3. Menyerap drainase (eksudat)
4. Mempertahankan llingkungan luka yang lembab
5. Membantu menarik kelembaban dari luka kedalam balutan
b. Indikasi perawatan luka kering
1. Mencegah infeksi sekunder
2. Luka bersih dan kering
3. Meminimalkan mikroorganisme
4. Meningkatkan penyembuhan luka
5. Perlindungan dari cedera lebih lanjut
6. Pencegahan penyebaran mikroorganisme
7. Pengendalian perdarahan
4

IV. Persiapan Perawat dan Lingkungan
1. Mengatur lingkungan dengan nyaman dan aman untuk pasien
2. Mempersiapkan alat-alat dan mendekatkan ke pasien
3. Memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga
4. Menjelaskan maksud dan tujuan
5. Memberitahu pasien bahwa pasien perlu diberikan obat analgesik untuk mencegah
sakit saat dirawat lukanya, kurang lebih 34 menit sebelum dilakukan perawatan.
V. Persiapan Klien
1. Pastikan identitas dan kondisi klien
2. Ucapkan salam, panggil pasien sesuai nama kesukaan dan sebutkan nama perawat
3. Jelaskan tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan
4. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya dan jawab seluruh pertanyaan
pasien
5. Posisikan pasien yang nyaman: supinasi
6. Jaga privasi klien

VI. Persiapan Alat
A. Alat dan Bahan steril
1. Bak Instrument
2. Pinset Anatomi 1 buah
3. Pinset Chirurgis 1 buah
4. Gunting 1 buah
5. Handschoon 1 pasang
6. Kasa, deppers
7. Korentang dalam tempatnya
B. Alat dan Bahan tidak steril
1. Skort
2. Bengkok
3. Handschoon tidak steril
4. Tempat sampah
5. Plester


5

A. Obat
1. Antiseptik
2. Analgesik
3. Tulle
4. Cairan

VII. Cara Kerja
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya.
2. Tanyakan keluhan klien.
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada klien.
4. Beritahu lamanya tindakan.
5. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya sebelum kegiatan dimulai.
6. Pertahankan privasi klien selama tindakan dilakukan.
7. Atur posisi yang nyaman bagi klien dan tutupi bagian tubuh selain bagian luka.
Beritahu klien untuk tidak menyentuh area luka atau paralatan steril.
8. Pasang perlak dan pengalasnya di bawah area luka. Letakkan bengkok di atas
perlak.
9. Latakkan kantong sampah pada area yang mudah dijangklau. Lipat bagian atasnya
membentuk mangkuk.
10. Cuci tangan.
11. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai.
12. Lepaskan plester, balutan atau ikatan. Lepaskan plester dengan melepas ujungnya
dan menarik dengan perlahan, sejajar dengan kulit dan ke arah balutan.
13. Observasi kulit klien untuk reaksi terhadap plester. Jika perekatmasih di kulit,
dapat dibersihkan dengan penghilang perekat atauaseton.
14. Dengan menggunakan tangan bersarung tangan atau dengan pinset angkat balutan
kasa secara hati-hati. Jaga kotoran-kotoran pada lukaagar tidak terlihat oleh klien.
Peringatkan klien tentang rasa tidak nyaman yang mungkin timbul dan angkat
balutan dengan perlaha.
15. Observasi karakter, jumlah drainase pada balutan.
16. Buang balutan yang kotor ke dalam kantong sampah.
17. Lepaskan sarung tangan dengan bagian dalamnya berada di luar.Buang pada
tempat yang tepat.
18. Cuci tangan.
6

19. Siapkan plester baru, perban atau pengikat bila diperlukan.
20. Letakkan set balutan steril pada meja tempat tidur atau sisi pasien. Buka set
balutan steril. Balutan, gunting dan pinset harus tetap pada tempat set steril.
21. Buka botol larutan dan tuangkan ke dalam baskom steril.
22. Gunakan sarung tangan steril.
23. Inspeksi luka. Peerhatikan kondisinya, tempat drain, integritas jahitan atau
penutupan kulit dan karakter drainase.
24. Bersihkan luka dengan larutan antisptik yang diresepkan atau salinnormal. Jika
tidak ada bisa diganti dengan larutan steril seperti air hangat. Pegang kasa yang
basah dengan pinset. Gunakan kasa lainuntuk tiap usapan. Bersihkan dari area
yang kurang terkontaminasi ke area yang paling terkontaminasi. Gerakan dalam
tekanan progresif menjauh dari insisi atau tepi luka. Ulangi membilas luka2-3x,
sampai luka terlihat bersih.
25. Keringkan dengan menggunakan kassa.
26. Jika ada obat topikal yang sesuai dengan indikasi, maka oleskan tipis obat topikal
secara merata pada luka sesuai dengan indikasi obat. Misalnya untuk penyakit
skabies, dapat diberikan salep topikal Scabimite dengan kandungan permethrin
5% (harus dengan resep dokter).
Cara penggunaan :
a.Bersihkan luka dan keringkan.
b.Oleskan secara menyeluruh secara merata pada permukaan kulit,termasuk
daerah luka pada malam hari sebelum tidur.
c.Biarkan selama 8-12 jam.d.Bilas sampai bersih dengan mandi.
27. Pasang kasa langsung pada tepi luka. Bila luka dalam, kemas kasa secara perlahan
dengan menekuk tepi kasa dengan pinset. Secara bertahap, masukkan kasa
sedalam luka hingga seluruh permukaan luka bersentuhan dengan kasa basah.
Berikan kasa steril kering(4x4) di atas kasa basah.
28. Pasang plester, perban atau pengikat.
29. Rapikan peralatan.
30. Lepas sarung tangan dan buang ke tempat sampah.
31. Kembalikan klien ke posisi
32. Cuci tangan

7

VIII. Evaluasi
a. Pasien:
1. Luka terawat dengan aseptik
2. Pasien tidak kesakitan
3. Pasien mengatakan puas dengan perawatan yang dilakukan
b. Lingkungan:
1. Sketsel dikembalikan ke tempat semula
2. Lingkungan kembali rapi, tidak terdapat kassa tercecer di ruang perawatan
c. Peralatan dan Bahan:
1. Alat dan bahan dikembalikan ke tempat semula
2. Peralatan siap dikirim ke CSSD untuk disterilkan

IX. Hal- hal yang perlu diperhatikan:
1. Pertahankan teknik steril selama perawatan luka.
2. Pantau tanda dan gejala infeksi lokal atau sistemik.
3. Perhatikan kenyamanan klien selama perawatan luka, perhatikan adanya nyeri.
4. Jika drainase luka meningkat, tingkatkan frekuensi pergantian balutan.
5. Jika drai lepas, jangan memasang ulang drain











8

PROSEDUR MENGGANTI BALUTAN
Prosedur mengganti balutan yang harus menjadi perhatian adalah memperhatikan
kondisi luka, dan tipe luka
Persiapan alat:
1. Macam dressing untuk luka yang dibutuhkan
2. Plester dengan ukuran besar dan kecil
3. Alat atau korentang steril dan atau sarung tangan steril untuk mengambil alat-alat atau
bahan steril.
4. Sarung tangan bersih untuk mengangkat balutan
5. Sarung tangan steril
6. Dressing set berisi : gunting tajam, pinset anatomi besar dan kecil, pinset chirurgis,
arteri klem bila perlu dan bisturi
7. Kasa steril yang lembut
8. Obat luka bila ada atau dressing kemasan
9. Bahan larutan normal salin atau NaCl
10. Larutan antiseptik untuk pembersih luka
11. Air hangat steril dalam tempatnya
12. Spuit besar untuk irigasi atau alat khusus untuk irigasi, selang yang akan dimasukkan
dalam kantong, fistula atau rongga
13. Gunting plester
14. Kantong plastik untuk tempat kotoran
15. Pengalas
Prosedur
1. Mencuci tangan
2. Persiapkan alat yang dibutuhkan sesuai hasil identifikasi luka
3. Identifikasi pasien dan jelaskan prosedur
4. Pengaturan posisi pasien
5. Bila luka pada area lengan atau kaki, tempatkan pengalas
6. Ingatkan untuk tidak menyentuh area luka dan berbicara di atas area luka
7. Buka set dressing
8. Gunakan alat steril untuk mengambil bahan dan alat yang dibutuhkan
9

9. Siapkan kantong plastik
10. Bila menggunakan antiseptik yang belum siap pakai, tuangkan pada tempat yang steril
11. Siapkan plester agar siap pakai
12. Buka balutam dengan sarung tangan atau pinset (pastikan tidak ada kontaminasi),
hindari rasa nyeri pasien, dengan menekan kulit..
13. Masukkan gunting yang terkontaminasi dalam cairan antiseptik ( Seperti:
chlorhexidine atau yang lainnya )
14. Kaji balutan luka dan kemudian masukkan dalam kantong plastik
15. Observasi kondisi luka
16. Lakukan pemeriksaan swab bila perlu untuk kultur dan ditempatkan pada tabung steril
17. Bersihkan dengan larutan antiseptik atau sabun mulai dari luar kemudian bagian
dalam atau pusat luka
18. Lakukan irigasi dengann air hangat steril
19. Ganti sarung tangan steril
20. Lakukan irigasi dengan NaCl
21. Keringkan luka dengan kasa lembut
22. Lekatkan dressing steril dan atau obat
23. Plester balutan
24. Buka sarung tangan dan masukkan dalam kantong
25. Mengatur posisi pasien
26. Beri label pada tabung pemeriksaan
27. Mencuci tangan
28. Tempatkan alat dan bahan pada tempatnya










10

TEKNIK YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENGGANTI BALUTAN
Mengangkat balutan :
Mengenakan sarung tangan bersih
Lepaskan plester; hindari rasa nyeri pasien, dengan menekan kulit, bila perlu
memakai gunting dan gunakan gunting yang tidak steril.
Masukkan gunting yang terkontamiasi dalam cairan antiseptik (Seperti: chlorhexidine
atau yang lainnya)
Angkat balutan dan hindari kontaminasi
Masukkan balutan dalam kantong plastik
Lepaskan sarung tangan

Bila ada tindakan debriment:
Kenakan sarung tangan bersih kalai debriment mekanik atau kimia.
Kenakan sarung tangan steril bila tindakan debriment bedah
Catatan: intrumen tetap steril

Bila ada tindakan debriment:
Kenakan sarung tangan bersih kalai debriment mekanik atau kimia.
Kenakan sarung tangan steril bila tindakan debriment bedah
Catatan: intrumen tetap steril
Dressing pada luka
Letakkan dressing steril pada luka dan yakin tidak ada kontaminasi.
Agar dressing penempatannya paten, harus diplester.
Angkat alat dan bahan yang telah digunakan kemudian masukkan ke dalam kantong
plastik, gunting dan alat lainnya yang terkontaminasi dengan luka dimasukkan ke
dalam tempat yang ada disinfektanya.
Lepaskan sarung tangan.
Mencuci tangan.

Aseptik universal precaution:
Teknik dan sikap provider adalah peran utama dalam kontaminasi luka.
Teknik aseptik menurunkan risiko bertambahnya jumlah mikroba pada luka.
11

Teknik bersih/steril adalah tidak sepenting dengan penggunaan teknik aseptik yang
tepat.
Asepsis universal adalah sesuai dan esensial untuk perawatan luka.

Teknik perawatan luka kronik

Intervensi Cuci
tangan
Sarung tangan Bahan persediaan
(termasuk dressing dan
larutan)
instrument
Pembersihan luka Ya Bersih Normal salin atau larutan
lainnya, bahan untuk
pencuci luka; steril dan
memperhatikan standard;
tanggal kadaluarsa, biaya
rekomendasi seperti
penggunaan
Steril, dan
memperhatikan
standard;
tanggal
kadaluarsa,
biaya,
rekomendasi
seperti
penggunaan
Mengganti balutan
secara rutin tanpa
debriment
Ya Bersih Memperhatikan standard;
tanggal kadaluarsa, biaya,
rekomendasi seperti
penggunaan
Steril, dan
memperhatikan
standard;
tanggal
kadaluarsa,
biaya,
rekomendasi
seperti
penggunaan
Mengganti balutan
dengan debriment;
mekanik, kimia, dan
atau enzim
Ya Bersih Memperhatikan standard;
tanggal kadaluarsa, biaya,
rekomendasi seperti
penggunaan
Steril, dan
memperhatikan
standard;
tanggal
kadaluarsa,
biaya,
rekomendasi
seperti
penggunaan
Mengganti balutan
dengan debriment;
bedah
Ya Bersih Steril Steril





12

PROSEDUR MELAKUKAN DEBRIDEMENT CARA BEDAH
Definisi:
Metode debridement dan pembersihan pada luka adalah suatu prosedur untuk pembasmian
luka terhadap kontaminasi.
Persiapan alat
1. Normal salin
2. Kasa steril
3. Set instrumen steril
4. Bisturi atau gunting tajam steril
5. Arteri klem
6. Set pengangkat jahitan
7. Sarung tangan steril
8. Sarung tangan bersih
9. Pinset anatomi/ chirugis
10. Spuit besar
Prosedur
1. Verifikasi order
2. Jelaskan prosedur ke pasien
3. Pemberian obat untuk nyeri ;
- Lidokain topikal (xylocain spray atau larutan)
- Benzocain spry
(lidocain spray dapat dikompres selama 10 menit. Dapat pula dengan anastesi
lokal, juga dengann pemberian obat oral, intramuskular atau intravena)
4. Siapkan instrumen
5. Perlu ada asisten
6. Penerangan yang cukup
7. Mengatur posisi pasien
8. Mencuci tangan
9. Setting tempat yang bersih dan peralatan
10. Gunakan sarung tangan bersih
11. Angkat balutan yang kotor dan letakkan dalam kantong plastik
13

12. Bersihkan luka dengan larutan pencuci luka yang hangat kuku, gunakan spuit dan
jarum yang besar untuk pembersihan luka langsung ke luka atau alat lainnya,
kemudian bersihkan dengan NaCl
13. Evaluasi keadaan luka
14. Lepaskan sarung tangan
15. Gunakan sarung tangan steril
16. Gunakan gunting tajam atau bisturi dan vinset, kemudian lakukan debridement dan
perhatikan jaringan yang sehat. Tanda nyeri dan perdarahan adalah jaringan sehat
17. Angkat semua jaringan yang nekrosis dan atau tidak berguna, ingat waktu perlu
diperhitungkan 15-30 menit
18. Perlu direevaluasi bila ada, peningkatan suhu tubuh, tidak ada perbaikan luka lebih
dari beberapa minggu, selulitis atau infeksi purulen, area abses, luasnya rongga.
19. Agresif debridement bila terjadi, jumlah nekrotik yang berlebihan, nyeri pasien dapat
ditolerir, namun perlu perhatikan kondisi pasien
20. Lakukan penghentian debridement bila, hingga hampir mengenai tulang atau tendon,
dekat dengan fascia atau struktur lainnya, anda merasa tremor
21. Pembersihan luka setelah debridement, bersihkan luka dengan normal salin,
pemberian dressing atau obat luka pilihan
22. Letakkan alat-alat yang dipakai ke kantong plastik
23. Lakukan dokumentasi









14



MANAJEMEN KOMPLIKASI LUKA BAKAR

Fokus pada penangan luka adalah pencegahan terjadinya infeksi. Hal yang akan menjadi
fokus pertimbangan adalah debriment luka, penggunaan antibakterial tropikal dan dressing
biologic dan penutupan luka. Hal penting dalam penanganan luka :
Luka harus dibersihkan normal salin atau bahan pembersih antibakterial.
Eskar harus diangkat dapat dengan metoda enzimatik, mekanik, dan debriment secara
bedah.
Apabila pada saat akan melakukan pembersihan luka dan ternyata didapatkannya
adanya perlengketan balutan, perlu di basahi dengan normal salin.
Hindari pengompresan basah pada luka bakar luas karena dapar menurunkan secara
drastis suhu tubuh.
Eskar pada luka bakar akan mulai memisahkan dengan proses alami oleh
pertumbuhan bakteri yang menyebabkan lisis protein antar rongga jaringan hidup
dengan jaringan mati. Eskar juga terangkat melalui penggantian dressing ataupun
pada saat pembersihan luka.
Pengangkatan eskar sampai dengan dasar jaringan hidup kemudian ditutup dengan
dressing bilogic, heterograft, homoterograf atau autograph. Mungkin dressing ini
sering digunakan oleh negara-negara maju atau di Indonesia hanya di rumah sakit
tertentu.
Tropikal antimikorbial (silver sulphadiazine) diberikan untuk menutup luka dalam
rangka menurunkan jumlah mokroorganisme. Perlu diingat pula bahwa beberapa
gram negative dapat resisten terhadapi antimikrobial.
Antibiotik spektrum luas diperlukan untuk melawan infeksi oleh gram negative dan
positif dan beberapa infeksi akibat jamur.

Perawatan pada pasien dengan luka bakar akan tergantung pada tipe dan berat ringannya
luka bakar. Pada umumnya perawatan luka bakar akan memperhatikan faktor penyebab dan
faktor lain yang mungin akan memperberat kondisi pasien seperti; penyakit. Dalam
15

melakukan penanganan luka bakar secara umum pengobatan yang diberikan adalah;
mengurangi nyeri, mengangkat benda kotor, debris, dan jaringan yang mati.


MANAJEMEN LUKA VENOUS

Pengkajian
Diagnosa pasien dengan luka venous tergantung pada riwayat dan pemeriksaan fisik.
Data-data yang perlu dikumpulkan dapat sesuai dengan penyebabnya. Lakukan pengkajian
dengan menyanyakann tentang riwayat penyakit, vena, trombosis, kehamilan, gagal jantung,
faktor kegemuka, dan usia. Karakterisitik klinik dapat dilihat pada manifestasi luka pada
venous.

Dalam venous infusesiensi, sel darah merah, cairan dan fibrin keluar dala jaringan.
Catat warna kulit pada pasien, hiperpigmentasi adalah sering pada pasien dengan luka
venous. Perubahan warna ini karena timbulnya hemosiderin dalam jaringan interstisial hasil
dari sel darah merah yang rusak dan keluar ke dalam jaringan. Fibrin menyebabkan kulit dan
jaringan subkuteneus menebal dan menjadi fibrotik, kondisi ini disebut lipodermatosclerosis.

Adapun komplikasi kemungkinan yang terjadi, seperti dermatis dan luka yang
mengalami infeksi. Kemudian perhatikan sekeliling luka yang mungkin terdapat
hemosiderin pada jaringan.

I ntervensi:
1. Meningkatkan integritas kulit dan mencegah infeksi.
2. Kaji kondisi luka.
3. Manajemen edema; elastis verban, stoking, dan lain lain .
4. Ganti balutan dengan teknik steril.
5. Bersihkan luka dengan larutan normal salin.
6. Bila terdapat jaringan yang nekrotik lakukan debriment.
7. Lakukan terapi kompresi. Tujuannnya adalah untuk memperlancar aliran limpatik,
reduksi tekanan vena superfisial dan mengurangi aliran balik ke pembuluh vena
yang dalam.
16

8. Pemberian obat tropikal tergantung pada jumlah eksudat dan ukuran luka, ada
tidaknya infeksi dan karakteristik sekeliling luka.
9. Pemberian antibiotik sistemik diperluka, pada klien dengan infeksi luka pemberian
antibiotik lokal biasanya kurang efektif.
10. Apabila menggunakan balutan untuk kelembaban lingkungan luka dapat
menggunakan hidrokoloid, transparant film, dan foam. Dan bila luka terdapat eksudat
dari ringan sampai berat dapat menggunakan foam dressing, dan alginates.
Mungkin obat ini tidak semua rumah sakit memiliki karena mahal. Bila tidak ada
dapat menggunakan yang lain yang sifatnya menyerap eksudat.
11. Lakukan peninggian posisi pada daerah kaki, hal yang dapat meingkatkan sensivitas
pada sekeliling luka; hindari larutan antimikrobial, hindari bahan-bahan yang sifatnya
lengket.
12. Prinsif; yaitu meningkatkan pengisian kembali ke venous, menurunkan statis venous,
verban elastis yang sesuai dan kondisi lingkungan luka.
13. Nyeri akan berkurang bila kaki ditinggikan.
14. Latiha yang dianjurkan; berjalan, mengendarai sepeda, renang bila tidak ada risiko.
15. Manajemen pada kulit yang kering.











17




DAFTAR PUSTAKA

Suriadi, MSN. 2007. Manajemen Luka. STIKEP MUHAMMADIYAH PONTIANAK:
Pontianak
Morison, J.M. 2004. Manajemen Luka. EGC: Jakarta
Uliyah M, dan Aziz A.H.A. 2008. Praktikum Keterampilan Dasar Praktik Klinik: Aplikasi
Dasar-dasar Praktik Kebidanan. . Salemba Medika: Jakarta
Stevens, P.J.M, Bordui .F, dan Van der Weyde J.A.G. 1999. Ilmu Keperawatan jilid 2, Edisi
2. . EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai