Anda di halaman 1dari 31

1

Nyeri Pada Perut Bagian Bawah Sesaat Dan Sesudah


Buang Air Kecil
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat
Mathyas Thanama | 102011222 | C3
mathyas_091109@yahoo.com
Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan utama setiap makhluk hidup. Tanpa adanya air, setiap
makhluk hidup tidaklah dapat bertahan hidup, termasuk manusia. Tubuh kita terdiri sebagian
besar atas cairan, dan keseimbangan cairan dalam tubuh kita menjaga kelangsungan hidup
kita, maka dari itu tubuh mempunyai satu mekanisme untuk mempertahankan keseimbangan
cairan tubuh yang dijalankan oleh ginjal. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi nilai PBL
(problem Based Learning) dan juga untuk menambah pengetahuan pembaca, tentang
bagaimana proses proses urogenital dan juga bagaimana pemecahan tentang skenario yang
diberikan.
Pelvis
1
Tulang-tulang yang membentuk panggul adalah :
1. Os coxae, yang membentuk dinding anterior dan lateral panggul serta terdiri dari tiga
tulang, yaitu: os ilium, os ischium, dan os pubis.
2. Os sacrum dan ossa coccyges yang membentuk dinding dorsal panggul.

Gambar 1. Tulang-tulang penyusun pelvis
2

Sumber : http://70sbig.com/wp-content/uploads/2010/10/pelvis.jpg
Dipisahkan oleh linea terminalis menjadi pelvis mayor dan pelvis minor.
Diaphragma pelvis
Adalah sekat pada dasar panggul yang berfungsi untuk menahan alat-alat rongga
panggul dan membagi rongga panggul menjadi 2, yaitu rongga panggul utama, dan perineum.
Diaphragma pelvis dibentuk oleh:
1. Pars muscularis, terdiri dari:
a. M. Levator ani , berfungsi untuk :
- Menahan dan memfiksasi alat-alat rongga panggul pada tempatnya.
- Menahan tekanan intra abdomen yang mendadak meninggi.
- Bekerja sebagai sphincter, terutama pada wanita sebagai sphincter vagina.
M.levator ani dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu:
- M.pubococcygeus
Terletak di belakang vesica urinaria dan berfungsi mengontrol proses miksi.
Pada laki-laki disebut juga m. Levator prostata, sedangkan pada wanita disebut m.
Pubovaginae.
- M.puborectalis
Terletak dorsal terhadap m.pubococcygeus dan berfungsi membantu proses
defekasi.
- M.iliococcygeus
Merupakan otot paling caudal dari m.pubococcygeus dan pada umumnya
sudah menjadi apneurosis.
b. M.coccygeus
Terletak dorsal terhadap m.levator ani dan diselubungi fascia diaphragmatica
pelvis superior dan fascia diaphragmatica pelvis inferior.
2. Pars membranacea
Disebut juga diaphragma pelvis atau diaphragma urogenitale, yang terdiri dari 2
lembar fascia :
a. Fascia diaphragmatica urogenitale superior
3

b. Fascia diaphragmatica urogenitale inferior
Berdasarkan penjelasan diatas, nyeri yang dirasakan wanita dalam skenario pada perut
bagian bawahnya bisa saja disebabkan karena adanya gangguan pada tulang maupun
otot-otot di pelvis.
Sistem Urinaria
1
Alat-alat saluran kemih (tractus urinarius) terdiri atas, a) ren; b) ureter; c) vesica urinaria; dan
d) urethra.
A. Ren
Makroskopis
Ren atau ginjal merupakan organ ekskresi utama. Ren terletak retroperitoneal,
yaitu diantara peritoneum parietale dan fascia transversa abdominis, pada sebelah
kanan dan kiri columna vertebralis. Ren sinistra terletak setinggi costa XI atau
vertebra lumbal 2-3, sedangkan ren dextra terletak setinggi costa XII atau vertebra
lumbal 3-4. Jarak antara extremitas superior ren dextra dan sinistra adalah 7cm,
sedangkan jarak extremitas inferior ren dextra dan sinistra adalah 11cm.
Sedangkan jarak extremitas inferior ke crista iliaca adalah 3-5cm.

Gambar 2. Struktur makroskopis ginjal
Sumber : http://obatalami.kankerotak.info/wp-content/uploads/2012/08/gagal-ginjal-2.jpg
Ren berbentuk seperti kacang dan memiliki:
1. Dua ekstremitas, yaitu ekstremitas superior dan inferior.
4

2. Dua margo, yaitu margo medialis yang berbentuk konkaf dan margo lateralis
yang berbentuk konveks. Pada margo medialis inilah terdapat suatu pintu yang
disebut hilus renalis yang merupakan tempat masuknya pembuluh-pembuluh
darah, limfe, saraf, dan ureter.
3. Dua facies, yaitu facies anterior yang berbentuk cembung dan facies posterior
yang agak datar.
Ginjal dibungkus oleh :
1. Capsula fibrosa
Capsula fibrosa melekat pada ren dan mudah dikupas. Capsula fibrosa hanya
menyelubungi ginjal dan tidak membungkus gl. supra renalis.
2. Capsula Adiposa
Capsula adiposa banyak lemak dan membungkus ginjal dan glandula
suprarenalis. Capsula adiposa di bagian depan relatif tipis dibandingkan di
bagian belakang.
Capsula adiposa berfungsi untuk mempertahankan posisi ginjal. Pada keadaan
tertentu, capsula adiposa sangat tipis sehingga jaringan ikat yang membungkus
capsula fibrosa dan capsula renalis kendor sehingga ginjal menjadi turun, yang
disebut nephroptosis. Nephroptosis ini sering terjadi pada ibu yang sering
melahirkan.
3. Fascia renalis
Fascia renalis terletak di luar capsula fibrosa dan terdiri dari 2 lembar yaitu
fascia prerenalis di bagian depan ginjal dan fascia retrorenalis di bagian
belakang ginjal. Kedua lembar fascia renalis ke caudal tetap terpisah, ke
cranial bersatu, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah, oleh karena itu
sering terjadi ascending infection.
Bagian-bagian ginjal :
1. Cortex renalis
Cortex renalis terdiri dari glomerulus dan pembuluh darah. Di dalam
glomerulus, darah disaring dan disalurkan ke dalam medulla. Pada medulla,
saluran-saluran tersebut akan bermuara pada papilla renalis sehingga tampak
garis-garis pada medulla yang disebut processus medullaris (Ferheini).
2. Medulla renalis
5

Pada medulla renalis dapat dijumpai :
a. Papilla renalis yang berbentuk segitiga sehingga disebut pyramid renalis.
b. Saluran-saluran yang menembus papilla disebut ductulli papillares
(Bellini).
c. Papilla renalis menonjol ke dalam calix minor.
d. Di antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis.
e. Beberapa calyx minor (2-4) membentuk calyx major.
f. Beberapa calyx major bergabung menjadi pyelum atau pelvis renalis,
kemudia menjadi ureter.
g. Ruangan tempat calyx disebut sinus renalis.
Pendarahan ginjal
Ginjal diperdarahi oleh A.renalis. Perjalanan vaskularisasi ginjal dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Arteri renalis
Arteri renalis dipercabangkan dari aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal
1-2. Arteri renalis kanan lebih panjang dari arteri renalis kiri karena harus
menyilang vena cava inferior di belakangnya. A.renalis masuk ke dalam ginjal
melalui hillus renalis dan bercabang menjadi 2 cabang besar. Cabang yang
pertama berjalan ke depan bagian depan ginjal dan mendarahi ginjal bagian
depan. Sedangkan cabang yang kedua berjalan ke arah belakang ginjal dan
memperdarahi ginjal bagian belakang. Cabang yang menuju bagian depan
ginjal lebih panjang dibandingkan cabang yang menuju ke belakang ginjal.
Kedua cabang ini akan bertemu di lateral pada garis tengah ginjal atau disebut
dengan garis broedel. Pembedahan ginjal dilakukan pada garis broedel karena
pendarahannya minimal.
Arteri renalis berjalan diantara lobus ginjal dan bercabang lagi menjadi
a.interlobaris.
2. Arteri interlobaris
Arteri interlobaris pada perbatasan cortex dan medula akan bercabang menjadi
arteri arcuata yang akan mengelilingi cortex dan medulla.
3. Arteri arcuata
6

Arteri arcuata mempercabangkan A.interlobularis dan berjalan sampai tepi
ginjal (cortex).
Pembuluh balik pada ren mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai
kapiler dan kemudian berkumpul ke dalam v.interlobaris. Dari v.interlobularis
akan ke v.arcuata, v.interlobaris, v.renalis, dan kemudian akan ke v.cava inferior.
Mikroskopis
2

Gambar 3. Struktur mikroskopis ginjal
Sumber: http://xamthoneplus.witono.biz/wp-content/uploads/2012/08/Gagal-ginjal.jpg
Ginjal tersusun atas nefron. Nefron merupakan unit fungsional ginjal, yang terdiri
atas:
1. Korpus renalis (glomerulus, sinus capsula bowman, dan capsula bowman)
2. Tubulus konkortus proksimal
3. Ansa henle:
a. Segmen tebal desenden (tubulus rektus proksimal)
b. Segmen tipis ansa henle
c. Segmen tebal asenden (tubulus rektus distal)
4. Tubulus kontortus distalis, yang nantinya akan berlanjut ke duktus koligens
Glomerulus
7

Bentuknya khas bundar dengan warna yang lebih gelap dari sekitarnya karena
susunan selnya yang padat. Paling luar diliputi epitel selapis gepeng dan disebut
kapsula bowman lapis parietal. Kadang ditemukan kapsula bowman lapis parietal
yang bersambung dengan kontortus proksimal membentuk kutub urinari. Di
bawah kapsula bowman lapis parietal terdapat ruangan kosong yang dalam
keadaan hidup terisi cairan ultrafiltrat.
Pada arah yang berlawanan dari kutub urinari terdapat kutub vaskular,
tempat masuk dan keluarnya arteriol pada glomerulus. Arteriol yang masuk
disebut vasa aferen yang kemudian bercabang-cabang menjadi kapiler yang
bergelung-gelung di dalam glomerulus. Kapiler ini sebenarnya diliputi oleh
podosit yang membentuk kapsula bowman lapis viseral.kapiler kemudian
bergabung menjadi satu lagi membentuk arteriol keluar dari glomerulus dan
disebut vasa eferen.
Tubulus kontortus proksimal
Tubulus kontortus proksimal diliputi oleh epitel kuboid rendah dan berinti bulat.
Lumen tubulus kontortus proksimal tidak terlihat jelas karena terdapat brush
border. Fungsi dari tubulus ini adalah absorbsi makromolekul dari filtrat
glomerulus.
Ansa Henle
Ansa henle terletak di berkas medula dan di medula ginjal. Pada tubulus rektus
proksimal, penampakannya menyerupai tubulus kontortus proksimal. Pada
segmen tipis ansa henle, penampakannya mirip kapiler namun tetap tidak terdapat
darah di dalam lumennya. Sedangkan tubulus rektus distal, penampakannya
serupa dengan tubulus kontortus distal.
Tubulus kontortus distal
Tubulus ini diliputi oleh epitel selapis kuboid rendah. Jarak antar inti selnya
berdekatan. Berbeda dengan tubulus kontortus proksimal, pada tubulus kontortus
distalis lumennya terlihat jelas karena tidak terdapat brush border. Ukuran
lumennya pun lebih lebar daripada tubulus kontortus proksimal.

8



B. Ureter
Makroskopis
1



Gambar 4. Ureter
Sumber : http://www.daviddarling.info/images/ureter.jpg
Ureter merupakan lanjutan pelvis renalis, panjangnya 25-30cm berjalan ke
arah distal untuk bermuara di vesica urinaria. Menurut letaknya, ureter dibedakan
menjadi :
1. Pars abdominalis ureteris
Perjalanan ureter dalam cavum abdomen (pars abdominalis ureteris) pada laki-
laki dan wanita tidak berbeda.
2. Pars pelvina ureteris
Perjalanan ureter dalam cavum pelvis (pars pelvina uterus) pada wanita
berbeda dengan laki-laki karena perbedaan alat-alat panggul wanita dan laki-
laki.
9

Sepanjang perjalanannya, ureter mengalami penyempitan di beberapa tempat,
yaitu pada:
a. Uteropelvic junction
b. Saat ureter menyilang vassa iliaca communis (flexura marginalis)
c. Saat ureter masuk ke dalam vesica urinaria
Di bagian-bagian ureter yang sempit tersebut dapat menyebabkan sangkutan
batu ureter.
Mikroskopis
2

Gambar 5. Lapisan muskularis ureter
Sumber: http://medsci.indiana.edu/a215/virtualscope/images/ureter_vd_1.jpg
Lapisan mukosa ureter diselubungi oleh epitel transisional dengan lamina propia
di bawahnya. Lapisan ototnya terdiri atas tiga lapisan yaitu:
1. Lapisan otot memanjang
2. Lapisan otot melingkar
3. Lapisan otot memanjang
10

4. Lapisan adventisia merupakan jaringan ikat panjang


C. Vesica urinaria
Makroskopis
1
Vesica urinaria disebut juga bladder atau kandung kemih dan berfungsi
sebagai resevoir urine dengan kapasitas 200-400cc.
Pada anak-anak, vesica urinaria terletak di atas apertura pelvis superior.
Setelah dewasa, rongga panggul akan membesar dan vesica urinaria turun ke
dalam rongga panggul. Bila terisi, bagian atas vesica urinaria akan terletak di
daerah hypogastricus dan berbentuk ovoid atau menyerupai telur. Sedangkan
vesica urinaria yang kosong, seluruhnya terletak di belakang symphisis ossis pubis
dalam rongga panggul dan berbentuk seperti limas, sehingga dapat dibedakan
menjadi :
1. Apex vesica urinaria
Apex atau puncak vesica urinaria terletak tepat di tepi belakang tepi atas
symphisis ossis pubis. Semasa janin, apex dihubungkan ke umbilicalis
oleh urachus (sisa kantong allantois). Setelah lahir, urachus menutup dan
berubah menjadi lig. Umbilicalis medialis. Apex ditutupi oleh peritoneum
dan berbatasan langsung dengan ileum dan colon sigmoideum.
2. Dasar vesica urinaria
Dasar vesica urinaria dibentuk oleh permukaan dorsal dan berbentuk
segitiga. Pada sudut laterosuperior dextra dan sinistra dapat dijumpai
muara ureter,sedangkan pada sudut inferior dapat dijumpai orificium
urethrae internum.
3. Dinding vesica urinaria
Dinding vesica urinaria terdiri dari satu dinding superior dan dua dinding
lateroinferior. Dinding lateroinferior berhubungan dengan m.obturator
internus di sebelah cranial dan m.levator ani di sebelah distal. Pertemuan
kedua dinding lateroinferior di sebelah cauda disebut dengan cervix
vesicae.
4. Collum vesica urinaria
11

Callum vesica urinaria pada laki-laki berbatasan dengan permukaan atas
gl. prostata. Collum vesica urinaria difiksasi oleh lig. Puboprostatica pada
laki-laki atau lig. Pubovesicale pada wanita.
Namun secara anatomis, vesica urinaria dapat dibedakan menjadi Apex,
fundus, dan corpus. Fundus berbentuk segitiga dan menghadap ke cauda dorsal
dan berhadapan dengan rectum. Pada laki-laki, dinding posterior vesica urinaria
dilekati oleh vesicula seminalis dan ampulla ductus deferens, sedangkan di antara
vesica urinaria dan rectum dapat dijumpai lekukan peritoneum yang disebut
excavatio recto vesicalis. Pada wanita, fundus vesica urinaria dipisahkan dari
rectum oleh fornix posterior dan portio vaginalis cervicis uteri.
Vesica urinaria diperdarahi oleh :
1. Arteriae vesicales superior
Merupakan cabang dari a.umbilicalis bagian proximal. Aa.vesicales
superior mendarahi bagian fundus vesica urinaria dan akhirnya
beranastomosis dengan a.epigastrica inferior.
2. Arteriae vesicales inferior
Memperdarahi bagian caudal dan lateral permukaan depan vesica urinaria,
serta glandula prostata.
3. Arteri vesiculodeferentialis
Merupakan cabang dari a. iliaca interna dan mendarahi 1/3 permukaan
posterior vesica urinaria, glandula vesiculosa, dan ductus deferentialis.
Pada wanita, a. vesiculodeferentialis disebut a. uterina dan mendarahi
ovarium dan vagina.
Mikroskopis
2
Lapisan mukosa dari vesica urinaria dilapisi epitel transisional dengan lamina
propia dibawahnya. Lapisan muskular terdiri atas berkas-berkas serat otot polos
yang tersusun berlapis-lapis secara tidak beraturan. Lapisan adventisianya terdiri
atas jaringan ikat fibroelastis.

D. Urethra
1

Urethra pada laki-laki (masculina) berbeda dengan wanita (femina). Urethra
masculina merupakan pipa fibromusculair dengan panjang 18-22cm dan
12

mempunyai fungsi menyalurkan urine sampai ke dunia luar dan tempat
melewatnya semen/sperma.

Gambar 6. Urethra masculina dan urethra femina
Sumber : http://www.prostatitis.org/stricturesimages/1.jpg dan
http://img.webmd.com/dtmcms/live/webmd/consumer_assets/site_images/media/medical/hw/
h9991322_004.jpg
Urethra masculina terdiri dari 4 bagian, yaitu:
1. Urethra pars preprostatica
Panjang bagian ini adalah 0,5-1,5cm.
2. Urethra pars prostatica
Panjangnya sekitar 3cm, membentang dari collum vesica urinaria sampai
sedikit ventral apex gl.prostata. Urethra pars prostatica merupakan pertemuan
saluran urine dan reproduksi.
3. Urethra pars membranacea
Merupakan bagian paling pendek, sepanjang 1-2cm, dan bagian paling sempit
karena dikelilingi oleh m.sphincter urethrae. Selain pendek dan sempit, urethra
bagian ini susah diregangkan dan sangat tipis di bagian distalnya sehingga
mudah robek pada keteterisasi.
4. Urethra pars spongiosa
Merupakan bagian terpanjang yaitu sekitar 15cm dan membentang dari bulbus
penis sampai ujung glans penis. Seluruh bagian ini dikelilingi corpus
spongiosum maupun corpus cavernosum.
13

Berdasarkan penjelasan diatas, rasa nyeri yang dirasakan oleh wanita dalam skenario
pada perut bagian bawah bisa saja disebabkan karena adanya gangguan pada sistem urinaria
yang kemungkinan terbesar karena adanya sumbatan oleh batu pada saluran urinaria,
terutama pada bagian penyempitan dari ureter.
Genitalia Femina
Dibagi menjadi genitalia eksterna dan genitalia interna:
1. Alat reproduksi eksterna (vulva)
3
:
a. Mons veneris (pubis)
b. Labia mayora
c. Labia minora
d. Klitoris
e. Vestibulum
f. Vagina
g. Perineum
2. Alat reproduksi interna:
a. Uterus
b. Serviks uteri
c. Korpus uteri
d. Tuba fallopii
e. Sisa-sisa pertumbuhan embrional

Gambar 7. Genitalia Feminina interna dan eksterna
14

Sumber : http://curlygirl4.no.sapo.pt/sistemafeminino.jpg
Alat reproduksi eksterna
3
a. Mons veneris (pubis)
Mons pubis atau mons veneris merupakan bantalan jaringan lemak
mulai dari sinfisis pubis sampai ke vulva. Bagian ini tertutup oleh rambut
berbentuk segitiga dengan dasar segitiga di simfisis. Distribusi rambut makin
ke bawah makin tipis dan sebagian rambut menutupi labium mayus.
b. Labium mayora
Labium mayora merupakan jaringan lemak yang tertutup kulit mulai
darai mons veneris menuju bawah dan ke belakang. Secara embriologi,
pembentukannya sebanding dengan skrotum pada pria. Ligamentum rotundum
tertambat di labia mayora sehingga tarikan ligamentum ini dapat dirasakan
pada saat terjadi kontraksi rahim. Setelah bersalin beberapa kali atau pada usia
lanjut, jaringan lemak di labia mayora semakin berkurang.
Organ ini mempunyai panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm dan tebal 1- cm.
Pada gadis atau anak kecil keduanya tampak menyatu. Di bagian atas, labia
mayora langsung berbatasan dengan mons veneris, sedangkan bagian
bawahnya bersatu membentuk komisura posterior. Setelah dewasa, sebagian
labia mayora tertutup oleh rambut. Organ ini mengandung banyak kelenjar
lemak dan di bawahnya terdapat jaringan elastik dan jaringan lemak, banyak
pleksus venosus yang dapat mengembangkan atau menciutkan labia mayora.
Jika terjadi trauma, pleksus ini menimbulkan hematoma.
c. Labia minora
Labius minus (nimphae) merupakan jaringan mendatar yang terletak di
antara kedua labium mayus. Bagian ini berwarna merah karena di lapisi oleh
mukosa. Bentuknya bervariasi pada masing-masing perempuan. Organ ini
tidak berbulu, tetapi banyak mengandung kelenjar lemak.
Bagian anteriornya terdiri dari jaringan ikat yang kaya pembuluh darah
dengan sedikit otot polos, banyak ujung serabut saraf sehingga sangat sensitif.
Bagian ini merupakan jaringan erektil. Di ujung anterior masing-masing
labium membelah dua :
1) Pasangan bawah membentuk frenulum klitoris
2) Pasangan atas membentuk preputium klitoris
15

Kedua labium minus kanan-kiri bertemu di bagian bawah membentuk
fourchette.
d. Klitoris
Secara embrional, klitoris sama dengan penis pada pria. Organ ini
terletak di ujung dari vulva di antara dua pelipatan dari labia minus. Klitoridis
terbentuk dari korpus klitoris, glans (ujung) klitoris, dua krura klitoris.
Korpus berisikan korpus kavernosum klitoris yang merupakan jaringan
erektil dan dinding mengandung otot polos. Dua krura klitoris berorigo di
permukaan inferior ramus ischiopubis dan menyatu di bagian tengah simfisis
pubis membentuk korpus klitoris. Panjang korpus klitoris sekita 2 cm.
Organ ini ditarik kuat oleh labia minus sehingga ujungnya mengarah ke bawah
dan sedikit ke arah liang vagina.
Glans klitoridis besarnya sekitar cm dan kaya akan ujung saraf
sehingga sangat sensitif.
Pembuluh darah klitoris sama dengan pembuluh darah yang mendarahi
vestibulum vulva. Organ ini merupakan bagian yang paling erotik pada
perempuan.
e. Vestibulum
Vestibulum berbentuk oval merupakan daerah yang dibatasi kedua
labia minora, klitoris di bagian atas, dan fourchette di bagian bawah.
Pada vestibulum terdapat enam muara/lubang, yaitu orificium uretrae,
vagina, sepasang muara kelenjar bartholin, dan sepasang muara kelanjar
skene. Di antara vagina dan fourchette terdapat fossa navikulare.
f. Kelenjar bartholini
Kelenjar ini berpasangan di kanan dan kiri. Besarnya - 1 cm.
Letaknya di bawah mukosa dan muskulus konstriktor vagina atau di bawah
bulbus vestibulum. Kelenjar bartholin merupakan kelenjar utama pada
vestibulum. Salurannya kira-kira sepanjang 1 - 2 cm dan bermuara di bagian
bawah lumen vagina. Kelenjar ini mengeluarkan lendir pada saat hubungan
seksual dan paling sering terinfeksi oleh Neisseria gonorrhoeae.
g. Orificium uretra
Uretra berada di 2/3 bagian posterior dinding vagina. Saluran ini
bermuara di tengah vestibulum, sekitar 1 1 cm di bawah arkus pubis.
16

Orificium uretra berjarak pendek dari lubang vagina dan berbentuk celah
vertikal dengan diameter 4.5 mm.
Di kanan kirinya, terdapat kelenjar paraurethral skene yang bermuara
pada uretra atau ke vestibulum. Saluran kelenjar skene berkaliber sekitar 0,5
mm dengan panjang bervariasi.
h. Bulbus vestibuli
Di bawah membrana vestibularis, terdapat bulbus vestibuli yang
merupakan kumpulan pembuluh darah, dengan ukuran panjang 3-4 cm, tebal
- 1 cm dan lebar 1-2 cm.
Bulbus vestibuli terletak di dekat ramus ishiopubis. Sebagian di tutupi
oleh m.ishiokavernosus. dan m.konstriktor vaginae. Bagian anteriornya
berhubungan dengan klitoris, sedangkan bagian bawahnya bertemu dibagian
tengah vagina. Secara embriologis bulbus vestibuli sama dengan korpus
kavernosum penis pria. Bagian ini rentan terhadap luka dan hematoma.
i. Vagina
Vagina merupakan bagian alat genitalia yang berhubungan langsung
dengan dunia luar, sehingga organ dapat dianggap sebagai pintu masuknya
infeksi dari luar menuju ke alat genitalia interna. Vagina merupakan tubulo-
muskulomembran yang terbentang mulai dari vulva ke arah uterus dan berada
di antara vesika urinaria dan rektum. Vagina merupakan alat saluran sekret
dari uterus, khususnya saat menstruasi, serta merupakan bagian dari jalan lahir
lunak.
Secara embrional, bagian atas vagina dibentuk oleh duktus mulleri,
sedangkan bagian bawahnya berasal dari sinus urogenitalis. Dinding depannya
langsung berhubungan dengan vesika urinaria dan uretra, hanya di pisahkan
oleh jaringan ikat(septum vesikovaginal).
Bagian belakang vagina berhubungan langsung dengan rektum dan
disekat oleh septum rektovaginal. Ujung atas vagina dipisahkan dengan
rektum oleh kantong rekto-uterin.
Umumnya, dinding vagina saling menempel dan hanya sebagian
lateralnya terbuka, sehingga pada potongan melintang membentuk H.
Panjang vagina bagian depan adalah 6-8 cm, sedang bagian
belakangnya 7-19 cm. Ujung atasnya dibagi menjadi empat forniks. Plika
17

memanjang terdapat pada vagina mulai dari pertengahan ke atas di bagian
posteriornya/anteriornya.
Rugal transversal dapat dijumpai pada perempuan virgin. Rugae ini
penting untuk memberikan kesempatan memperluas ruang vagina saat
persalinan untuk menjadi jalan akhir lunak. Pada multipara dan wanita
monopause rugae makin menghilang.
Mukosa vagina terdiri dari epitel bertatah dan tanpa kelenjar. Jika
terdapat kistam biasanya merupakan sisa berkas luka yang tertanam. Epitel
vagina mengandung glukosa. Pelepasan epitel di pengaruhi hormonal.
j. Perineum
Perineum dibentuk oleh dua jaringan penting. Diafragma pelvis dan
diafragma urogenital
1) Diafragma pelvis terbentuk oleh M. Levator ani, M. Koksigeus dan
fascia yang membungkusnya.
2) Diafragma urogenital terletak di bagian luar diafragma pelvis.
Bentuknya segitiga di tuberositas ossis Ishii dan simfisis pubis.
Diafragma urogenitale terbentuk dari M.transversus perinei dalam,
M.konstriktor urethra, dan fascia penutup bagian luar dan dalam.
Perineum mendapat perdarahan dari A.pudenda interna dan cabangnya
a.rektalis inferior, dan a.labialis posterior. Persarafan di lakukan oleh nervus
pudendus yang berasal dari S2, S3, dan S4.
Badan perineum adalah terdiri dari raphe mediana m.levator ani yang
terletak antara vagina dan rektum. Organ ini diperkuat oleh tendo perineum
yang merupakan tempat bertemunya M.bulbokavernosus, M.transversus
perinei superfisialis, dan M.sfingter ani eskternus.
Alat reproduksi interna
a. Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi
konseptus. Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan
pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan. Terdiri dari corpus, fundus,
cornu, isthmus dan serviks uteri.

18

b. Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus
dinding dalam vagina) dan pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama:
otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan glikosamin) dan elastin. Bagian luar
di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan lubang ostium
uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks,
dan ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan
(nullipara/primigravida) lubang ostium externum bulat kecil, setelah
pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis melintang.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar
mukosa serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein
kaya karbohidrat (musin) dan larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan
mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi siklus haid.
c. Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada
ligamentum latum uteri di intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium
berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah serabut otot longitudinal,
anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-
hormon ovarium. Posisi corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior,
fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama
pertumbuhan dan perkembangan wanita (gambar).
d. Ligamenta penyangga uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale,
ligamentum ovarii, ligamentum sacrouterina propium, ligamentum
infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentum rectouterina.
e. Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta
arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
f. Salping / Tuba Falopii
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-
kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium
sampai cavum uteri.
19

Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular)
serta mukosa dengan epitel bersilia.Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica,
pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia
dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya (gambar).
- Pars isthmica (proksimal/isthmus)
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba
pengendali transfer gamet.
- Pars ampularis (medial/ampula)
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula /
infundibulum, dan pada hamil ektopik (patologik) sering juga terjadi
implantasi di dinding tuba bagian ini.
- Pars infundibulum (distal)
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada
ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fimbriae berfungsi
menangkap ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan
membawanya ke dalam tuba.
g. Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
h. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum,
sepasang kiri-kanan. Dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan
pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari i. i. i. korteks dan medula.Ovarium
berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel
epitel germinal primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi
(pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid (estrogen oleh
teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi). Berhubungan
dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae
menangkap ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi.Ovarium terfiksasi oleh
ligamentum ovarii proprium, ligamentum infundibulopelvicum dan jaringan ikat
20

mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior terhadap arteri
renalis.
Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, terdapat organ genitalia di dalam perut
bagian bawah. Apabila terjadi infeksi maupun gangguan di salah satu bagian genitalia
tersebut, bisa saja menyebabkan sakit pada perut bagian bawah seperti yang dirasakan oleh
wanita dalam skenario.
Colon
Colon atau intestinum crassum terbentang dari ileum sampai anus. Intestinum
crassum terbagi menjadi caecum, appendix vermiformis, colon ascendens, colon transversum,
colon descendens, dan colon sigmoideum. Fungsi utama intenstinum crassum adalah
mengabsorpsi air dan elektrolit dan menyimpan bahan yang tidak dicerna sampai dapat
dikeluarkan dari tubuh sebagai feses
4-7
.

Gambar 8. Colon
Sumber : http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/27/kolon-pict/
21

1. Caecum
Caecum adalah bagian intestinum crassum yang terletak di perbatasan ileum
dan intestinum crassum. Caecum merupakan kantong buntu yang terletak pada fossa
iliaca dextra. Caecum mudah bergerak, walaupun tidak mempunyai mesenterium.
Adanya lipatan peritoneum di sekitar caecum membentuk recessus ileocecalis
superior, inferior, dan recessus retrocaecalis.
2. Appendix vermiformis
Organ sempit berbentuk tabung yang mempunyai otot dan mengandung
banyak jaringan limfoid. Panjang appendix vermiformis bervariasi dari 8-13 cm.
Dasarnya melekat pada permukaan posteromedial ceacum di bawah junctura
ileocaecalis.
3. Colon ascendens
Colon ascendens membentang ke atas dari caecum sampai permukaan inferior
lobus hepatis dexter. Colen ascendens kemudian membelok ke kiri membentuk
flexura coli dextra dan melanjutkan diri sebagai colon transversum. Peritoneum
meliputi bagian depan dan samping colon ascendens dan menghubungkan colon
ascendens dengan dinding posterior abdomen. Colon ascendens diperdarahi oleh
arteria ileocolica dan arteria colica dextra yang merupakan cabang arteria mesenterica
superior.
4. Colon transversum
Berjalan menyilang abdomen, menempati regio umbilicalis. Colon
transversum mulai dari flexura coli dextra di bawah lobus hepatis dexter dan
tergantung ke bawah oleh mesocolon transversum dari pankreas. Kemudia colon
transversum berjalan ke atas sampai flexura coli sinistra di bawah lien. Flexura coli
sinistra lebih tinggi daripada flexura coli dextra dan digantung ke diaphragma oleh
ligamentum phrenicocolicum. Dua per tiga bagian proksimal colon transversum
diperdarahi oleh arteria colica media cabang arteria mesenterica superior. Sepertiga
bagian distal diperdarahi oleh arteria colica sinistra cabang arteria mesenterica
inferior.
5. Colon descendens
Colon descendens terletak di kuadran kiri atas dan bawah. Colon ini berjalan
ke bawah dari flexura coli sinistra sampai pinggir pelvis, di sini colon transversum
melanjutkan diri menjadi colon sigmoideum. Peritoneum meliputi permukaan depan
dan sisi-sisinya serta menghubungkannya dengan dinding posterior abdomen. Colon
22

descendens diperdarahi oleh arteria colica sinistra dan arteriae sigmoideae merupakan
cabang arteria mesenterica inferior.
Sama seperti saluran pencernaan lainnya, dinding kolon tersusun atas empat lapisan
dinding yaitu mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa. Tidak ditemukan vili
pada kolon. Mukosanya berlekuk-lekuk oleh kelenjar intestinal tubular panjang yang
menerobos lamina propria sampai muskularis mukosa. Epitel pelapis kolon adalah selapis
silindris dengan sedikit mikrovili dan banyak sel goblet. Lamina propria seperti pada usus
halus mengandung banyak jaringan limfoid difus. Fungsi utama usus besar adalah menyerap
air dan mineral dari sisa makanan dan membentuk feses. Sehubungan dengan fungsi ini,
epitel usus besar mengandung sel absorptif silindris dan sel goblet penghasil mukus yang
menghasilkan mukus untuk melumasi lumen usus besar agar feses mudah lewat dan mulai
memadat saat itu.
2,5,8
Seperti yang kita ketahui, di colon terjadi proses pembusukan oleh bakteri bakteri
pembusuk yang terdapat di dalam colon. Bisa jadi di colon terjadi infeksi sehingga si wanita
dalam skenario mengalami sakit pada perut bagian bawahnya.
Mekanisme kerja ginjal
Dalam berkemih ginjal memiliki peranan yang sangat penting dalam menghasilkan
urine. Disamping itu ginjal memiliki fungsi sebagai :
a) Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh ( urea,
asamurat,kreatinin )
b) Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan/senyawa asing ( obat, aditif,
pestisida,dan bahan non nutritif )
c) Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh
bagiantubulus ginjal
d) Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh ( H+, Hco3-)
e) Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel
darahmerah (SDM) di sumsum tulang, pengatur tekanan darah.
f) Mempertahankan suasana keseimbangan cairan.

Terdapat 3 proses dasar Ginjal, yaitu :
1. Filtrasi
2. Reabsorpsi
23

3. Sekresi
Ketiga proses dasar diatas berperan didalam pembentukan urin.

Gambar 9. Proses mekanisme filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi ginjal
Sumber : http://1.bp.blogspot.com/_4IwHTsRufBg/S9wQLj74lEI/AAAAAAAADCU/9Q-
tQAxDJgs/s400/11+kulit+nefron+ginjal.bmp
1) Filtrasi
Filtrasi di dalam ginjal terjadi didalam Glomerulus, sehingga disebut Filtrasi
Glomerulus. Filtrasi Glomerulus merupakan langkah pertama didalam pembentukan
Urin pada manusia. Membran Glomerulus seratus kali lipat lebih permeabel daripada
kapiler-kapiler di tempat lain. Tekanan darah kapiler glomerulus adalah gaya
pendorong utama yang berperan untuk menginduksi filtrasi glomerulus.

Mekanisme kerja Filtrasi Glomerulus
Pada saat darah mengalir melalui glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas-
proteinmenembus kapiler glomerulus kedalam kapsul Bowman. Cairan yang difiltrasi
dariglomerulus ke dalam kapsul Bowman harus melewati 3 lapisan yang membentuk
membrane glomerulus :
i. Dinding kapiler Glomerulus
ii. Lapisan gelatinosa aseluler = Membran basal ( basement membrane ).
iii. Lapisan dalam kapsul Bowman.
24

Secara kolektif, ketiga lapisan ini berfungsi sebagai saringan molekul halus
yang menahansel darah merah dan protein plasma, tetapi melewatkan H2O dan zat
terlarut lain yg memilikiukuran molekul lebih kecil. Melalui Filtrasi Glomerulus,
setiap hari terbentuk rata-rata 180liter ( sekitar 47,5 galon ) filtrat glomerulus. Pada
saat filtrat mengalir melalui tubulus, zat-zatyang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan
ke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan bahan bahan yang bersifat selektif dari
bagian dalam tubulus ( lumen tubulus ) ke dalam darah inidisebut reabsorpsi tubulus.
5

2) Reabsorpsi
Reabsorpsi ini terjadi di tubulus, reabsorpsi tubulus bersifat sangat selektif,
bervariasi, dan sangat luar biasa. Zat-zat yang direabsorpsi tidak keluar dari tubuh
melalui urin, tetapi diangkut oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke
jantung untuk kembali diedarkan. Dari 180 liter plasma yang difiltrasi setiap hari,
rata-rata 178,5 liter diserapkembali dengan 1,5 liter sisanya terus mengalir ke pelvis
ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin. Semua konstituen plasma, kecuali protein,
secara nondiskriminatif difiltrasi bersama-sama melintasi kapiler glomerulus.
9

Mekanisme Reabsorpsi Tubulus :
Reabsorpsi tubulus melibatkan transportasi Transepitel. Ada 5 langkah yang
terjadi didalam reabsorpsi tubulus transepitel, yaitu :
I. Bahan-bahan yang akan direabsorpsi kecuali H2O harus meninggalkan
cairan tubulus dengan melintasi membran luminal sel tubulus.
II. Bahan tersebut harus berjalan melewati sitosol dari satu sisi sel tubulus
ke sisi lainnya.
III. Bahan tersebut harus menyeberangi membran basolateral sel tubulus
untuk masuk kecairan interstisium.
IV. Bahan tersebut harus berdifusi melintasi cairan intertisium.
V. Bahan tersebut harus menembus dinding kapiler untuk masuk ke
plasma darah.

Terdapat 2 jenis reabsorpsi tubulus yaitu :
1) Reabsorpsi Aktif : memerlukan energi.
25

2) Reabsorpsi Pasif : Tidak memerlukan energi. Secara umum, zat-zat yang perlu
disimpan oleh tubuh akan secara selektif direabsorpsi,sedangkan zat-zat yang tidak
dibutuhkan dan perlu dieliminasi akan tetap berada didalam urin.

Reabsorpsi Natrium, Fosfor, Glukosa, pada Ginjal
9
Reabsorpsi Natrium
Reabsorsi Natrium unik dan kompleks. Natrium (Na+) direabsorpsi sepanjang
tubulus. Reabsorpsi natrium berperan penting dalam segmen-segmen yang berbeda.
Reabsorpsi natrium pada segmen tubulus proksimal berperan dalam mereabsoprsi
glukosa, asam amino, H2O dan Cl-serta urea. Reabsorpsi natrium dari pars asendens
dari lengkung Henle, bersamaan dengan reabsorpsi Cl-, berperan dalam kemampuan
ginjal dalam memproduksi urin yang bervariasi konsentrasi dan volumenya.
Reabsorpsi natriumdalam tubulus contortus distal dan duktus kolligentes berperan
dalam mengontrolvolume ECF.
Natrium direabsorpsi sepanjang tubulusdengan pengecualian pars desendens
dari lengkung Henle. Sepanjang segmen yangmereabospsi Natrium, terjadi reabsorpsi
Natrium aktif yang melibatkan karierNa+-K+ ATPase yang terletak dalam membrane
basolateral sel tubular. ReabsorpsiNatrium menyediakan energi untuk melakukan
reabsorpsi substansi lain. KanalNatrium pada lumen dan/atau karier transport yang
membiarkan pergerakan dari Natriumdari lumen menuju ke dalam sel bervariasi tiap
tubulus, tapi pergerakan Natriummenyeberangi membrane lumen selalu secara pasif.
Misalnya pada tubulus contortus proksimal(TCP), Natrium menyebrangi
dinding lumen lewat karier kotranspor yang secara bersamaanmembawa Natrium dan
nutrient organik seperti glukosa ke dalam sel. Pada duktuskolligentes, Natrium
menyebrangi dinding lumen lewat kanal Natrium. KetikaNatrium masuk ke dalam sel
melewati dinding lumen, ia direabsorpsi ke ruanglateral (cairan interstisial) oleh
pompa Natrium-Kalium. Natrium kemudian berdifusisearah dengan gradient
konsentrasi dari konsentrasi tinggi ke cairaninterstisial hingga akhirnya menuju ke
kapiler darah.

Regulasi Reabsorpsi Na+
Pada tubulus proksimal dan lengkung Henle,sejumlah Na direabsorpsi tanpa
memandang muatan Na+ atau dikenal sebagai Na+Load (jumlah total Na+ di dalam cairan
26

tubuh, bukan kosentrasinya). Pada bagiandistal, reabsorpsinya di bawah kendali hormonal,
sehingga tidak terlalu banyakNa yang tereabsorpsi maupun hilang di urin.
Na+ Load pada tubuh berdasarkan darivolume ECF (Extracelullar FluidCairan
Ekstraseluler). Jika Na+ load di atasnormal dan osmotik dari ECF meningkat, kelebihan Na+
akan menahan kelebihan H2Osehingga volume ECF bertambah. Sebaliknya ketika Na+ load
di bawah normal,sehingga mengurangi aktivitas osmotik ECF, H2O lebih sedikit yang berada
padaECF sehingga volume ECF berkurang. Hal ini berkaitan dengan tekanan darah.Untuk
itu, perlu adanya mekanisme yang mengaturnya.

1. Aktivasi SistemRenin-Angiotensin-Aldosteron
(Renin-Angiotensin-Aldosterone System). Sel granular pada apparatusjuks taglomerular
mensekresikan hormone enzim, renin. Renin menyebabkanreabsorpsi Na+, mengapa? Karena
ketika disekresikan ke darah, renin bekerjasebagia enzim yang mengaktifkan angiotensinogen
menjadi angiotensin I. Kemudianoleh Angiotensin-Converting Enzyme (ACE), akan diubah
menjadi angiotensin II.Angiotensin II adalah rangsang penting untuk sekresi dari aldosteron
darikorteks adrenal.
RAAS ini berperan penting dalampeningkatan reabsorpsi Na+.Aldosteron meningkatkan
reabsorpsi Na+ pada tubulusdistal dan duktus kolligentes. Dilakukan dengan menambahkan
kanal Na+ padamembrane lumen dan pembawa Na+-K+ ATPase ke membrane basolateral
dari seldistal dan tubular. SemeNtara, angiotensin II merupakan konstriktor (penyempit)yang
meningkatkan resistensi total.Ia juga menyebakan haus dan merangsangvasopressin
(meningkatkan retensi H2O dari ginjal).
Nah, jika sebaliknya Na+ Load tinggi,volume ECF dan plasma serta tekanan darah arterial di
atas normal, sekresirenin dihambat.

2. Atrial Natriuretic Peptide (ANP)
,menghambat reabsorpsi Na+. Berkebalikan dengan RAAS, ANP ini meningkatkannatriresis
dan juga dieresis, mengurangi volume plasma dan juga mempengaruhisistem kardiovaskular
dalam mengurangi tekanan darah. Kerja ANP adalahmenghambat reabsorpsi Natrium pada
bagian distal dari nephron, sehinggameningkatkan eksresi urin. ANP juga meningkatkan GFR
dengan meningkatkantekanan darah kapiler, dan dengan merelaksasi sel mesangial
glomerular akanmeningkatkan Kf.

Reabsorpsi Na+ akan menyebabkan reabsorpsi:
27

1. Air lewat osmosis,
2. Kation dan substansi larut lemak dengandifusi,
3. Nutrien organik dan kation tertentudengan transport aktif sekunder.

Reabsorpsi GLUKOSA
Sejumlah besar molekul organik seperti glukosa dan asam amino difiltrasi tiap
hari.Karena normalnya subtansi inidireabsorpsi ke dalam darah dengan energi dan Na+-
dependent mekanisme yang terletak pada tubulus proksimal, tidak ada satupun dari bahan-
bahan ini yangdisekresikan dalam urin. Glukosa dan asam amino ditransfer lewat
transportaktif sekunder. Dengan proses ini, karier khusus pada tubulus proksimal mentransfer
baik Na+ dan molekul organik tersebut ke dalam sel. Semua substansiyang tereabsorpsi
secara aktif berikatan denagan karier membrane plasmamelewati membrane dengan melawan
gradient konsentrasi. Tiap kotranspor danmolekulnya adalah spesifik, namun jumlahnya pun
terbatas.Tingkatan maximumreabsorpsi tercapai ketika semua karier telah digunakan (jenuh).
Transpormaximum ini dikenal sebagai tubular maximum, atau Tm. Setiap jumlah substansi
yang melebihi Tmnya tidak akan tereabsorpsi.
Glukosa merupakan contoh substansi yang tereabsorpsi secara aktif tapi tidak
diregulasi ginjal. Glukosa merupakan substansi yang secara bebas dapat difiltrasi pada
glomerulus, melewati kapsula Bowman dengan konsentrasi sama pada plasma (karena 100
mg glukosa/100 ml plasma).Artinya jika 125 ml cairan difiltrasi per menit (GFR = 125
ml/min), 125 mgglukosa melewati kapsula Bowman dan terfiltrasi. Jumlahsubstansi
yangterfiltrasi per menit dikenal sebagai muatan terfiltrasi (filtered load).
Filtered load = Konsentrasi substansitertentu dalam plasma X GFR
Pada GFR konstan, filtered load dariglukosa sama dengan konsentrasi glukosa plasma.

Ginjal memiliki Tm pada glukosa (375mg/menit). Konsentrasi plasma dimana Tm
suatu substansi dicapai dan substansimuncul pada urin disebut ambang ginjal (renal
threshold). Pada glukosa idealnyasekitar 300 mg/100 ml. Katakanlah glukosa plasma sebesar
300 mg/100 ml,filtrasi masih akan terus terjadi. Namun, karena Tm Glukosa telah
terlewati(375 mg/menit), maka reabsorpsi tidak terjadi. Selain itu, karena konsentrasiglukosa
plasma sebesar 300 mg/100 ml telah mencapai renal threshold, muncullahglukosa pada urin.



28

Reabsorsi FOSFAT
Karier transport dari elektrolit ini terletak pada tubulus proksimal. Renalthreshold dari
ion inorganik ini samadengan kosentrasi plasma mereka secara normal. Kelebihan fosfat
dalam makananakan terbuang di urin. Dikendalikan oleh hormone parathyroid yang
dapatmengubah renal threshold dari fosfat (dan Ca2+).

Reabsorpsi Klorida (Cl-)
Ion klorida yang bermuatan negativedireabsorpsi secara pasif searahdengan gradient
elektrik yang disebabkan olehreabsorpsi aktif dari ion natrium.Kebanyakan, ion klorida
direabsorpsi melaluiantara, bukan melewati, sel tubular.

Reabsorpsi AIR
Air direabsorpsi secara pasif di sepanjang tubulus selama mengikuti secara osmotik
dari Na+ yang tereabsorpsi. Delapanpuluh persen dari air yang terfiltrasi di reabsorpsi pada
tubulus proksimal danLengkung Henle.Sejumlah air kemudian juga direabsorpsi pada bagian
distaltubulus dan di bawah kendali hormone.Selama direabsorpsi, H2O melewati aquaporin,
atau kanal air, dibentuk dari membrane protein spesifik dari seltubular.Kanal pada bagian
akhir tubulus diregulasi oleh hormone vasopressin. Penyebabutama air tereabsorpsi pada
tubulus proksimal adalah karena adanya hipertonispada ruang lateral di antara sel tubular dan
pompa basolateral dari Na+(menyebabkan perubahan gradient osmotik).

3) Sekresi
Sekresi tubulus, mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler
peritubulus ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk
masuk kedalam tubulus ginjal. Proses sekresi terpenting adalah sekresi H+, K+, dan
ion-ion organik.Sekresi tubulus dapat dipandang sebagai mekanisme tambahan yang
meningkatkan eliminasizat-zat tersebut dari tubuh. Semua zat yang masuk ke cairan
tubulus, baik melalui fitrasiglomerulus maupun sekresi tubulus dan tidak direabsorpsi
akan dieliminasi dalam urin.

Mekanisme Kerja sekresi Tubulus :
5
Sekresi tubulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang
dilakukanreabsorpsi tubulus, tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Seperti
reabsorpsi, sekresi tubulus dapat aktif atau pasif. Bahan yang paling penting yang
29

disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen(H+), ion kalium (K+), serta anion dan
kation organik, yang banyak diantaranya adalah senyawa senyawa yang asing bagi
tubuh.
Sekresi Ion Hidrogen.
Sekresi hidrogen ginjal sangatlah penting dalam pengaturan keseimbangan asam-basa
tubuh.
Sekresi ion Kalium
Ion kalium adalah contoh zat yang secara selektif berpindah dengan arah berlawanan
di berbagai bagian tubulus; zat ini secara aktif direabsorpsi di tubulusproksimal dan
secara aktif disekresidi tubulus distal dan pengumpul.
Sekresi anion dan kation
Organik Tubulus proksimal mengandung duajenis pembawa sekretorik yang terpisah,
satu untuk sekresi anion organik dan suatu sistem terpisah untuk sekresi kation
organik.
Pembentukan batu ginjal
Batu ginjal merupakan benda padat yang dibentuk oleh presipitasi berbagai zat
terlarut dalam urin pada saluran kemih. Batu dapat berasal dari kalsium oksalat
(60%), fosfat (30%), asam urat (5%) dan sistin (1%).
10
Batu ginjal dapat disebabkan oleh peningkatan pH urin (batu kalsium
bikarbonat) atau penurunan urin (batu asam urat). Konsentrasi bahan-bahan
pembentuk batu yang tinggi dalam darah dan urin juga dapat merangsang
pembentukan batu. Segala sesuatu yang menghambat aliran urin dan menyebabkan
statis (tidak ada pergerakan) urin di bagian mana saja di saluran kemih, meningkatkan
kemungkinan pembentukan batu. Apabila terdapat batu dalam saluran kemih, dapat
menimbulkan rasa sakit tergantung dimana batu itu berada.
11

Sindrom Pramenstruasi
12
Siklus menstruasi wanita umumnya dibagi ke dalam 3 fase:
Fase menstruasi, terjadi hari ke 1-4
Fase proliferasi, terjadi hari ke 5-14, pada hari ke 14 terjadi proses ovulasi
Fase sekretorik, terjadi pada hari ke 15-28

30

Menjelang fase menstruasi, umumnya wanita mengalami sindrom pramenstruasi.
Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku yang
umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala biasanya
tidak dimulai sampai 13 hari sebelum siklus, dan selesai dalam waktu 4 hari setelah
perdarahan dimulai.
Beberapa gejala PMS yang sering dirasakan:
Payudara menjadi lembut dan bengkak
Depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing)
Tidak tertarik seks (libido menurun)
Jerawat berkala
Perut kembung atau kram
Sakit kepala atau sakit persendian
Sulit tidur
Sulit buang air besar (BAB)
Gejala dari sindrom menstruasi inilah yang memungkinkan membuat wanita pada
skenario mengeluh sakit pada perut bagian bawahnya.
Daftar Pustaka
1. Kasim YI. Buku ajar traktus urogenitalis. Jakarta: Bagian Anatomi FK UKRIDA;
2012.h.2-32.
2. Bloom, Fawcett.Buku ajara histologi. Edisi 12. Jakarta:ECG;2002.h.650-77.
3. Manuaba IBG,C,F. Pengantar kuliah obstetri.Jakarta.EGC.2007.h.63-80.
4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6 , Sistem digestivus.
Jakarta: EGC ; 2006.h.148-52.
5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.286.
6. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004.h.39-43.
7. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.49-
88.
8. Fiore M. Atlas histologi: Di Fiore dengan korelasi fungsional. Edisi ke-9. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.147-229.
9. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC; 2011.
10. Grace PA, Borley NR. At a glance ilmu bedah. Jakarta: Erlangga; 2007.h.171.
31

11. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2007.h.715.
12. Di unduh dari http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/09/09/anatomi-dan-fisiologi-
sistem-reproduksi-wanita-2/. 24 september 2012.

Anda mungkin juga menyukai