Anda di halaman 1dari 33

1

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 2
B. Perumusan Masalah...................................................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................... 5


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Sistem.................................................................................... 7
B. Pengertian Audit.......................................................................................... 12
C. Tujuan dan Jenis Audit............................................................................... 15
D. Pengertian Pengendalian intern.................................................................. 18
E. Tujuan Pengendalian Intern........................................................................ 20
F. Pengertian Penjualan................................................................................... 25















2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak
perushaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal
tersebut mendorong terjadinya persaingan ketat antar perusahaan. Perusahaan adalah
suatu instansi yang terorganisir, berdiri dan berjalan yang tidak dapat terlepas dari hukum
ekonomi dan prinsip dasar perusahaan pada umumnya. Perusahaan didirikan untuk
mencari laba yang sebesar-besarnya dan untuk dipertahankan kelangsungan hidup
usahanya.
Perusahaan banyak melakukan usaha untuk mencapai tujuannya itu. Perusahaan harus
tetap berusaha mempertahankan kelangsungan usahanya di masa yang akan datang.
Usaha yang dilakukan pasti memiliki kemampuan untuk menghasilkan profit dan
keuntungan. Banyak jenis usaha yang didirikan diantaranya dibidang jasa dan
manufaktur. Tentu saja kelangsungan usaha ini dapat terwujud jika barang atau jasa yang
ditawarkan dapat diterima di pasaran, dan dapat menarik pangsa pasar.
Oleh karena itu, penting untuk perusahaan mempelajari sistem penjualan, karena
penjualan merupakan sumber penghasilan bagi perusahaan. Penjualan yang sukses adalah
penjualan yang dapat menguasai pangsa pasar. Dengan peningkatan penjualan maka laba
yang akan diperoleh perusahaan akan meningkat serta perusahaan dapat melanjutkan
kelangsungan hidupnya.
Penjualan merupakan sumber utama penghasilan dalam sebuah perusahaan.
Pengelolaan perusahaan yang kurang baik akan merugikan perusahaan karena akan
berakibat rugi dan pada akhirnya dapat mengurangi pendapatan. Perusahaan yang baik
harus memiliki sistem yang tepat dalam setiap kegiatan yang dijalankannya. Sistem yang
3

baik ini merupakan salah satu kunci dalam pengendalian. Kegiatan operasi perusahaan
dapat dikatakan efektif bergantung pada kebijakan manajemen.
Pihak manajemen mengutamakan adanya pengendalian intern, maka semua bagian
dalam struktur organisasi pun akan mematuhi kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
perusahaan. Pemahaman terhadap pengendalian intern merupakan unsur yang penting,
sebab dengan pemahaman tersebut aplikasi kunci-kunci pengendalian dapat diuraikan
dalam melaksanakan transaksi penjualan.
Dalam aktivitas penjualan tidak hanya pekerjaan menjual saja, tapi adalah dari awal
bagaimana aktivitas penjualan tersebut dapat tercatat baik, bagaimana memperoleh
konsumen, kemudian mengadakan pemesanan, sampai barang tersebut diterima oleh
konsumen dengan puas tanpa adanya keluhan dari konsumen.
Pada perusahaan jasa maupun manufaktur, penjualan sangatlah penting dan
merupakan salah satu roda penggerak dalam kelangsungan hidup usaha perusahaan. Agar
kegiatan penjualan dapat berjalan dengan efektif, tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai
dengan apa yang telah direncanakan, maka perlu adanya pengendalian internal.
Pengendalian ditetapkan agar kegiatan operasi berjalan dengan efektif dan efisien, serta
menjamin adanya keandalan mengenai catatan laporan keuangan. Pengendalian intern
sangat besar pengaruhnya atas laporan keuangan. Dengan adanya pengendalian intern
akan tercipta suatu sarana untuk menyusun, mengumpulkan informasi-informasi yang
berhubungan dengan transaksi perusahaan.
Evaluasi mengenai sistem pengendalian intern penjualan ini akan memberikan
informasi-informasi yang penting bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan
baik, dan dapat meningkatkan penjualannya. Tentu saja aktivitas penjualan akan
menghasilkan produktivitas yang optimal jika diimbangi oleh sistem pengendalian intern
yang baik. (Mulyadi,2002).
4

Banyak cara yang ditempuh oleh pihak manajemen untuk meningkatkan volume
penjualan barang dan jasa, mulai dari variasi produk, pemberian hadiah dan potongan
harga, sampai dengan penjualan secara kredit. Perusahaan menyadari bahwa persaingan
sangat ketat mengharuskan perusahaan terus bertahan dan menghasilkan laba. Oleh
karena itu semakin dirasakan pentinganya suatu strategi pemasaran yang dapat membantu
perusahaan untuk terus mempertahankan pangsa pasarnya. Strategi yang digunakan
perusahaan untuk meningkatkan laba salah satunya adalah penjualan kredit.
Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan
piutang kepada konsumen atau disebut piutang usaha, dan barulah kemudian pada hari
jatuh temponya, terjadi aliran kas masuk (cash inflow) yang berasal dari pengumpulan
piutang tersebut. Sistem pengendalian intern ini dijalankan oleh dewan manajemen dan
personil lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai mengenai pencapaian
tujuan yaitu, keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi. Oleh karena itu diperlukan evaluasi
mengenai sistem pengendalian intern dan sistem informasi terhadap penjualan untuk tetap
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan serta tercapainya tujuan perusahaan.
PT Aquaria Prima merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
penyewaan jasa alat berat lepas pantai (Rig). Maka untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai evaluasi sistem pengendalian intern pada penjualan jasa dalam praktik yang
sebenarnya dalam perusahaan tersebut, maka dilakukan penelitian yang dituangkan dalam
skripsi yang mengangkat judul, EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PENJUALAN JASA PERSEWAAN ALAT BERAT (Rig) STUDI PT. AQUARIA
PRIMA.

5

1.2 Perumusan Masalah
Sistem pengendalian intern dan sistem informasi dalam suatu perusahaan sangatlah
penting, karena pengendalian internal merupakan kebijakan dan prosedur yang
melindungi aktiva dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi akurat dan
memastikan bahwa perundang-undangan serta peraturan dipatuhi sebagaimana mestinya
dan sistem informasi digunakan untuk mendukung kegiatan operasional pada perusahaan
PT Aquaria Prima, penjualan jasa Rig merupakan kegiatan yang paling banyak ditangani
oleh perusahaan dan ujung tombak kelangsungan hidup perusahaan. Sehingga penelitian
ini hanya dibatasi pada sistem pengendalian intern penjualan jasa Rig. Berdasarkan hal
tersebut maka perumusan masalahnya adalah:
1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini, memiliki tujuan untuk:
Manajemen PT. Aquaria Prima sebagai evaluasi penerapan sistem pengendalian
intern penjualan jasa Rig.
a. Untuk menguji struktur pengendalian intern atas penjualan pada PT Aquaria
Prima yang terdiri dari: control environment, risk assessment, control activities,
information and communication, dan monitoring.
b.Untuk memastikan bahwa transaksi penjualan di PT. Aquaria Prima telah
didukung oleh bukti yang terkait.



1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan, diantaranya:
6

a. Bagi PT. Aquaria Prima
Sebagai evaluasi pada sistem pengendalian intern penjualan jasa Rig apakah
dalam sistem penjualan jasa Rig telah efisien dan efektif dan juga untuk dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengendalian pada PT. Aquaria
Prima
b. Bagi Peneliti
Untuk memadukan dan membandingkan teori yang didapat dibangku kuliah
dengan praktek bisnis yang sebenarnya, serta untuk mengetahui apakah teori
tersebut dapat diaplikasikan untuk membantu dalam meningkatkan efisiensi dan
efektivitas dalam PT. Aquaria Prima
c. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
menambah wawasan pengetahuan tentang sistem pengendalian intern penjualan
jasa Rig, khususnya bagi pihak-pihak yang bersangkutan.












7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Sistem
Secara sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan
dari unsur-unsur, komponen-komponen, atau variable-variabel yang terorganisir, saling
berinteraksi, saling ketergantungan satu sama lain dan terpadu. Teori sistem secara umum
yang pertama kali diuraikan oleh Kenneth Boulding (1997) terutama menekankan
pentingnya perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk sebuah sistem.
2.1.1 Pengertian Sistem
Sebelum membangun sebuah sistem perlu diketahui terlebih dahulu apa
pengertian sistem itu. Sistem secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen yang terorganisasi, saling
berinteraksi, saling ketergantungan dan terpadu satu dengan yang lainnya. Model
dasar dari suatu sistem yaitu adanya masukan (input), adanya suatu proses
(process), dan adanya suatu keluaran (output). Sistem terbagi menjadi dua yaitu
sistem tertutup dan sistem terbuka, sistem akuntansi merupakan contoh dari sistem
tertutup karena di dalam prosesnya yang membatasi pengaruh dari lingkungan
luarnya, sedangkan sistem informasi merupakan contoh sistem terbuka yang bisa
menerima masukan dari lingkungan luarnya.
Terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang
lebih menekankan pada prosedurnya dan lebih menekankan pada elemen atau
komponennya. Definisi sistem yang menekankan pada prosedurnya, suatu sistem
adalah Mendefinisikan sebagai jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu (Jogiyanto,2005:1).
8

Definisi sistem yang lebih menekankan pada elemen-elemen atau komponennya
mendefinisikan sistem sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Jogiyanto,2005:2).
Pendekatan sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau komponen-
komponen atau subsistem-subsistem. Suatu sistem terdiri dari beberapa subsistem
atau sistem bagian, sebagai contoh sistem akuntansi dapat terdiri dari beberapa
subsistem yaitu subsistem akuntansi pembayaran, subsistem akuntansi penjualan,
subsistem akuntani penggajian dan sebagainya.
Komponen-komponen dalam suatu sistem tidak dapat lepas sendiri-sendiri,
karena komponen-komponen atau subsistem-subsistem saling berhubungan
membentuk suatu kesatuan untuk mencapai tujuan atau sasaran sistem.
Suatu sistem memandang suatu organisasi sebagai sistem yang menyatu dan
mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling
berhubungan. Maksud dari suatu sistem yaitu mencapai suatu tujuan (goal) dan
untuk mencapai suatu sasaran (objective).
2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem terdiri dari komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.
a. Batasan Sistem (Boundary)
Merupakan daerah yang dibatasi antara satu sistem dengan sistem lainnya.
b. Lingkungan Luar Sistem (Evironment)
Lingkungan luar sistem adalah suatu sistem yang terkait dengan sistem.
Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan.
c. Penghubung Sistem
9

Penghubung (interface) merupakan media pengubung antara satu subsistem
dengan sistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber
daya mengalir dari satu subsistem yang lainnya. Dengan penghubung satu
subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu
kesatuan.
d. Masukan Sistem
Masukan (input) adalah energy yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal
(signal input). Maintenance input adalah energy yang dimasukkan supaya sistem
tersebut dapat beroperasi, sedangkan signal input adalah energy yang diproses
untuk didapatkan keluaran.
e. Keluaran Sistem
Keluaran sistem (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dari sisa pembuangan. Keluaran
dapat merupakan masukan untuk subsistem lain.
f. Pengolah sistem
Pengolah sistem adalah suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan
menjadi keluaran.
g. Sasaran Sistem
Tujuan sistem merupakan karakteristik sistem yang menentukan daerah mana
sistem yang akan berjalan sehingga sangat menentukan masukan yang
dibutuhkan dan keluaran yang dihasilkan.



10

2.1.3 Klasifikasi Sistem
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan
komponen lainnya, oleh karena itu sistem itu dapat diklasifikasikan dari beberapa
sudut pandang, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Sistem abstrak (Abstract system) dan Sistem Fisik (physical System)
Abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak
secara fisik, misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran
tentang hubungan antara manusia dengan tuhan, sedangkan sistem secara fisik
merupakan sistem yang ada secara fisik, misalnya sistem computer, sistem
produksi, sistem penjualan dan lain sebagainya.
b. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia (Human Made
System)
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat
oleh manusia, misalnya sistem peputaran bumi, terjadinya siang dan malam,
pergantian musim, sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang
melibatkan manusia dengan mesin, yang disebut dengan human machine system.
Sistem informasi yang berbasis computer merupakan contoh human machine
system, karena menyangkut penggunaan computer yang berinteraksi dengan
manusia.
c. Sistem Tertentu (Deterministik System) dan Sistem Tak Tentu (Probabilistik
System)
Sistem tertentu adlah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang dapat
diprediksi. Interaksi diantara bagian-bagian dapat dideteksi dengan pasti,
sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan, sedangkan sistem tak tentu
11

adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena
mangandung unsur tak menentu.
d. Sistem Terbuka (Open System) dan Sistem Tertutup (Closed System)
Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan berpengaruh dengan
lingkungan luarnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh
lingkungan luarnya, amak suatu sistem harus mempunyai pengendalian yang
baik, sedangkan sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan
tidak berpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis
tanpa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya.
2.1.4 Siklus Hidup Sistem
Siklus hidup sistem adalah proses evaluasioner yang diikuti dalam menerapkan
sistem atau subsistem informasi berbasis computer. Siklus hidup sistem terdiri dari
serangkaian tugas yang erat mengikuti pola yang teratur dan dilakukan secara top
down. Siklus hidup sering disebut sebagai pendekatan air terjun (waterfall
approach) bagi pembangunan dan pengembangan sistem. Beberapa tahapan dari
daur hidup sistem, yaitu:
a. Mengenali Adanya Kebutuhan
Sebelum segala sesuatunya terjadi, timbul suatu kebutuhan atau problema
yang harus dapat dikenali sebagaimana adanya.
b. Pembangunan Sistem
Suatu proses atau prosedur yang harus diikuti untuk menganalisa kebutuhan
yang timbul dan membangun sistem untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
c. Pemasangan Sistem
12

Merupakan tahap yang penting dalam dasar hidup sistem, dimana dari tahap
pembangunan sampai operasional yang merupakan langkah akhir dari suatu
pembangunan sistem.
d. Pengoperasian Sistem
Program dan prosedur yang membutuhkan suatu sistem yang berbentuk statis.
e. Sistem Menjadi Usang
Kadang-kadang perubahan yang terjadi begitu drastis, sehingga sistem sudah
tidak layak untuk dioperasikan dan sistem yang baru perlu dibangun untuk
menggantikannya.
2.2 Pengertian Audit
Keputusan ekonomi biasanya didasarkan atas informasi yang tersedia bagi para
pengambil keputusan. Untuk memperoleh manfaat terbaik, para pengguna harus memiliki
informasi ekonomi yang relevan dan handal. Informasi yang relevan harus membantu
para pengguna membentuk prediksi mengenai hasil kejadian masa lalu, masa kini dan
masa yang akan datang. Agar informasi menjadi handal maka informasi tersebut harus
menyajikan apa yang semestinya disajikan.
Kebutuhan akan informasi keuangan yang relevan dan handal ini menciptakan
permintaan akan jasa akuntansi dan audit. Pihak-pihak pengguna seperti bank dan
kreditur memerlukan informasi seperti itu untuk membuat keputusan pemberian
pinjaman. Adapun manajemen dan pemerintah memerlukan informasi keuangan yang
handal untuk membuat keputusan sesuai kebutuhan masing-masing, jasa seorang auditor
sangatlah bermanfaat bagi pihak-pihak tadi dalam mengurangi resiko tidak relevan dan
tidak handal suatu informasi.
Banyak pengertian mengenai audit yang dikemukakan beberapa ahli di bidang audit,
diantaranya:
13

Alvin A. Arens dan Mark. S. Beasly, (2003:11) memberikan definisi audit sebagai
berikut:
Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to
determine and report on the degree of correspondence between the information and
established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang
informasi yang dapat di ukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seseorang
yang kompeten dan independensi untuk dapat menetukan dan melaporkan kesesuaian
informasi yang dimaksud dengan criteria yang telah diciptakan. Auditing seharusnya
dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten.
American accounting association committee dalam basic auditing concept yang
dikutip oleh Guy, et. Al, (2002:5) memberikan pengertian auditing sebagai berikut:
Suatu audit yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Agoes (2003:4) memberikan pengertian auditing sebagai berikut:
Suatu audit yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independent,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan
pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Definisi yang sangat terkenal aalah definisi yang berasal dari ASOBAC (A Statement
Of Basic Auditing Concepts) yaitu:
Sebagai proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti secara
objektifmengenasi aseri-asersi tentang sebagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk
menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah
ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang berkepentingan.
Jusup (2001:11) memberikan pengertian auditing sebagai berikut:
Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi buku yang
berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi
secara obyektif untuk menetukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Definisi tersebut dapat diuraikan menjadi tujuh elemen yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan audit, yaitu:
14

a. Proses sistematik
Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur
dan terorganisasi.
b. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara obyektif
Proses sistematis yang dilakukan tersebut merupakan proses untuk menghimpun
bukti-bukti yang mendasari asersi-asersi yang dibuat oleh individu atau entitas.
Auditor kemudian mengevaluasi bukti-bukti yang diperoleh tersebut. Baik saat
penghimpunan maupun pengevaluasian bukti, auditor harus obyektif. Obyektif berarti
mengungkapkan fakta apa adanya yang senyata, tidak bias atau tidak memihak dan
tidak berprasangka buruk terhadap individu atau entitas yang membuat representasi
tersebut.
c. Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi
Asersi merupakan suatu pernyataan, atau suatu rangkaian pernyataan secara
keseluruhan, oleh pihak yang bertanggung jawab atas pernyataan tersebut. untuk audit
laporan keuangan historis, asersi merupakan asersi manajemen melalui laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berhak umum. Asersi-asersi meliputi
informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, laporan operasi internal, dan
laporan biaya maupun pendapatan berbagai pusat pertanggungjawaban pada suatu
perusahaan. Jadi, asersi atau pernyataan tentang tindakan dan kejadian ekonomi
merupakan hasil proses akuntansi. Proses akuntani merupakan proses
pengidentifikasian, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi yang dinyatakan
dalam satuan uang.
d. Menentukan tingkat kesesuaian
Hal ini berarti penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti dimaksudkan untuk
menetukan dekat tidaknya asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
15

Tingkat kesesuaian tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk kuantitatif. Bentuk
kuantitatif contohnya prosentase pencapaian penjualan bila dibandingkan dengan
penjualan yang dianggarkan. Bentuk kualitatif contohnya kewajaran laporan keuangan.
e. Kriteria yang ditentukan
Kriteria yang ditentukan merupakan standar-standar pengukuran untuk
mempertimbangkan asersi-asersi atau representasi-representasi. Kriteria tersebut dapat
berupa prinsip akuntansi yang berlaku umum atau standar akuntansi keuangan, aturan-
aturan spesifik yang ditentukan oleh badan legislatip atau pihak lainnya, anggaran atau
ukuran lain kinerja manajemen.
f. Menyampaikan hasil-hasil
Hal ini berarti hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang
mengidentifikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dan kriteria yang telah
ditentukan. Komunikasi hasil audit tersebut dapat meperkuat ataupun memperlemah
kredilitas representasi atau pernyataan yang dibuat.
g. Para pemakai yang berkepentingan
Para pemakai yang berkepentingan merupaka para pengambil keputusan yang
menggunakan dan mengandalkan temuan-temuan yang diinformasikan melalui laporan
audit dan laporan lainnya. Para pemakai tersebut meliputi investor maupun calon
investor dinpasar modal, pemegang saham, kreditor maupun calon kreditor, badan
pemerintahan, manajemen, dan public pada umumnya.
2.3 Tujuan dan Jenis Audit
Tujuan audit secara umum adalah untuk memberikan informasi yang dapat dipercayai
mengenai suatu hasil audit yang telah dilakukan pada suatu periode tertentu kepada
pihak-pihak yang membutuhkan. Secara khusus, audit dapat dirinci untuk masing-masing
jenis audit sebagai berikut: (Arens dan Lobbecke, 2001:4)
16



a. Financial Statement Audit (audit Laporan Keuangan)
Tujuan audit umum atas laporan jeuangan oleh auditor independen adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, hasil usaha dan
arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
b. Compliace audit (Audit Ketaatan)
Tujuan audit ketaatan adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah
mengikuti prosedur-prosedur, aturan-aturan, dan pedoman-pedoman khusus yang telah
ditetapkan oleh manajemen atau pihak yang mempunyai keenangan.
c. Operasional audit (audit operasional)
Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian maupun dari prosedur dan
metode operasional suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya. Pada
saat audit operasional selesai, auditor akan member sejumlah saran kepada manajemen
untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan.
Menurut Mulyadi, (2002:30), auditing umumnya digolongkan menjadi beberapa jenis,
antara lain

a. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan-laporan
keuangan tersebut secara keseluruhan yang merupakan keterngan-keterangan terukur
yang akan diverifikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Pada
umumnya kriteria-kriteria tersebut adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterima
secara umum. Namun sering pula dilakukan pemeriksaan terhadap laporan-laporan
17

keuangan yang disusun berdasarkan atas asas kas atau asas-asas akuntansi lainnya
yang sesuai bagi organisasi yang bersangkutan.
Asumsi yang mendasari suatu audit dari laporan-laporan keuangan adalah bahwa
laporan-laporan tersebut akan digunakan oleh kelompok-kelompok yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, jauh lebih bermanfaat untuk menggunakan seorang auditor yang
menyelenggarakan suatu pemeriksaan dan menarik kesimpulan-kesimpulan yang dapat
diandalkan oleh semua pihak daripada membiarkan masing-masing pihak
menyelenggarakan pemeriksaannya sendiri.

b. Audit Kepatuhan
Tujuan dari suatu kepatuhan audit adalah untuk mempertimbangkan apakah klien
(nasabah) telah mengikuti prosedur-prosedur atau peraturan-peraturan tertentu yang
telah ditetapkan oleh yang berwenang. Suatu audit ketaatan bagi suatu perusahaan
swasta dapat berupa audit apakah para pelaksana akuntansi telah mengikuti prosedur
yang telah ditetapkan oleh kontroler perusahaan, menunjau sistem upah apakah telah
sesuai dengan undang-undang upah minimum, atau mengaudit surat-surat perjanjian
dengan pihak bank atau kreditor, serta untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut
telah memnuhi serta ketentuan hokum yang berlaku.

c. Audit Operasional
Audit operasional adalah suatu tinjauan terhadap setiap bagian dari prosedur operasi
dan metode-metode suatu organisasi dengan tujuan untuk menilai ketepatan dan
kegunaan serta keberhasilannya. Pada umumnya pada akhir suatu audit operasional
diajukan saran-saran kepada manajemen untuk membenahi jalannya operasi did ala
perusahaannya. Karena luasnya ruang linkup dimana dapat dilakukan evaluasi
18

terhadap tingkat keberhasilan suatu operasi, adalah tidak mungkin untuk menentukan
cirri-ciri pelaksanaan audit operasional secara pasti.
Tujuan audit operasional adalah untuk mengidentifikasikan program atau kegiatan
yang memerlukan perbaikan atau penyempurnaan dalam rangka memberikan
rekomendasi, agar pengelolaan program atau kegiatan organisasi dilaksanakan secara
ekonomis, efisien dan efektif. Tujuan audit operasional diarahkan pada tiga aspek
yaitu: (1) Mengevaluasi kinerja; (2) Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan;
dan (3) Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
2.4 Pengertian Pengendalian Intern
Suatu perusahaan yang telah berjalan harus memonitor kegiatan dan hasil operasinya.
Manajemen harus mempunyai pandangan dan sikap yang profesional untuk memajukan
atau me meningkatkan hasil-hasil yang telah dicapainya.
Dalam usaha mencapai tujuan perusahaan secara efektif sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh manajemen perusahaan dapat dengan segera dicapai, apabila
pengendalian intern yang dijalankan telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan. Tujuan dasar pengendalian intern adalah untuk
meningkatkan efisiensi operasi dari perusahaan. Definisi pengendalian intern menurut
beberapa pengarang sebagai berikut:
Menurut Sawyer, et., al (2003:62) pengendalian internal berdasarkan COSO adalah:
Sebuah perangkat manajemen yang digunakan untuk memberikan keyakinan yang
wajar bahwa tujuan manajemen tercapai, tujuan tersebut terdiri dari: (a) meningkatkan
susunan, keekonomisan, efisiensi dan efektifitas operasi serta kualitas barang dan jasa
sesuai misi organisasi, (b) mengamankan sumber daya terhadap kerugian akibat
pelepasan, penyalahgunaan, kealahan pengolahan, kekeliruan dan kecurangan, (c)
meningkatkan kepatuhan pada hokum dan arahan manajemen, dan (d) membuat data
keuangan dan manajemen yang dapat diandalkan serta pengungkapan yang wajar pada
pelaporan yang tepat waktu.
Definisi pengendalian intern menurut Standar Professional Akuntan Public (SPAP),
SA seksi 319.2 adalah sebagai berikut:
19

Pengendalian intern(dapat juga disebut sebagai struktur pengendalian intern) adalah
suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, dan personil lain entitas dan didesain
untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut
ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi, dan (c)
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketetuan
yang terkoordinsai yang dianut dalam suatu perusahaan untuk menjamin ketiga tujuan
seperti yang disebutkan di atas dapat tercapai.
Pengendalian intern menurut model COSO (The Committee Of Sponsoring
Oganization of the Tradeway Commission) terdiri dari lima komponen, sebagai berikut:
1. Lingkungan control komponen ini meliputi manajemen disemua tingkatan terhadap
operasi secara umum dan konsep control secara khusus. Hal ini mencakup: etika
kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Juga
mencakup struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen.
2. Penentu resiko mencakup penentuan resiko disemua aspek organisasi dan penetuan
kekuatan organisasi melalui evaluasi resiko
3. Aktivitas control komponen ini mencakup aktivitas-aktivitas yang dahuunya
dikaitkan dengan konsep control internal. Aktivitas-aktivitas ini meliputi persetujuan,
rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur , pemeriksaan internal dan audit
internal.
4. Informasi dan komunikasi komponen ini merupakann bagian penting dari proses
manajemen. Manajemen tidak dapat berfungsi tanpa informasi. Komunikasi informasi
tentang operasi control internal memberikan substansi yang dapat digunakan
manajemen untuk mengevaluasi aktifitas control dan untuk mengelola operasinya.
5. Pengawasan pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi
yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemem control.

20

2.5 Tujuan Pengendalian Intern
Perusahaan memepunyai alas an tertentu dalam mengadakan struktur pengendalian
intern. Utamanya untuk membantu pencapaian tujuan perusahaan. Struktur pengendalian
intern antara satu perusahaan dengan yang lainnya tidak sama tergantung dari berbagai
macam faktor, antara lain ukuran perusahaan dan kompliksitas usaha.
Pengendalian intern memiliki beberapa tujuan yaitu:
1. Menjaga dan melindungi harta kekayaan perussahaan
Secara umum berarti bahwa setiap pengeluaran uang untuk pembelian persediaan,
aktiva, pembiayaan operasi, penggunaan atau pemakaian persediaan dan aktiva,
penyimpanan harta kekayaan perusahaan dapat dipertanggung jawabkan sebagaimana
mestinya. Dan dalam pengertian yang lain berarti mencegah usaha-usaha
penyelewengan yang disengaja. Sekarang pengertian diperluas termasuk mencegah
kesalahan-kesalahan administratif yang tidak disengaja. Misalnya salah perkalian,
salah penjumlahan, kurang dalam faktur dan semacamnya.
2. Meneliti kecermatan dan kebenaran data-data akuntansi
Pengendalian intern yang baik memungkinkan pemeriksaan, penelitian, ketelitian
dan kebenaran dari catatan pembukuan. Ini semua dikarenakan data-data akuntansi
diproses secara benar melalui beberapa tahap pengendalian.
3. Meningkatkan efisiensi kerja
Efisiensi kerja akan meningkat jika pengendalian intern atas budget, standar kerja
dan standar lainnya didasarkan pada pengalaman, analisa serta kebijaksanaan dari
pimpinan.
4. Meningkatkan disiplin para pegawai
Suatu kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan diatasi
apabila:
21

a. Adanya pemisahan fungsi yang jelas untuk tiap bagian
b.Adanya tanggung jawab secara organisasi
c. Adanya prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan oleh para pegawai.
Tujuan pengendalian internal menurut Warren Reeve Fess (2008:208) adalah:
1. Asset dilindungi dan digunakan untuk pencapaian tujuan usaha
Pengendalian intern dapat melindungi asset dari pencurian, penggelapan,
penyalahgunaan atau penempatan asset pada lokasi yang tidak tepat. Salah satu
pelanggaran paling serius terhadap pengendalian intern adalah penggelapan oleh
karyawan.
2. Informasi bisnis yang akurat
Informasi bisnis yang akurat diperlukan demi keberhassilan usaha. Penjagaan asset
dan informasi yang akurat sering berjalan seiring. Sebabnya adalah karena karyawan
yang ingin menggelapkan asset juga perlu menutupi penipuan tersebut dengan
menyelesaikan pencatatan akuntansi.
3. Karyawan mematuhi peraturan dan ketentuan
Perusahaan harum mematuhi perundang-undangan dan peraturan yang berlaku serta
standar pelaporan keuangan.
Tujuan utama diselenggarakannya sistem pengendalian adalah untuk menghindarkan
perusahaan dari berbagai kerugian. Kerugian ini dapat disebabkan berbagai hal,
misalnya:
a. penggunaan sumber daya yang berlebihan
b. proses pengambilan keputusan yang tidak tegas
c. kesalahan pencatatan data
d. kerusakan pencatatan data
e. kerusakan berbagai pencatatan
22

f. hilang atau rusaknya aktiva karena kelalaian karyawan
g. ketidakpatuhan karyawan terhadap manajemen
h. penyelewengan yang dilakukan oleh karyawan
berdasarkan tujuannya struktur pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua
macam (mulyadi: 2001:166):
a. pengendalian intern akuntansi (internal accounting control)
pengendalian intern akuntansi yaitu meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama menjaga kekayaan organisasi
dan mengecek ketelitian serta keandalan data akuntansi.
b. pengendalian intern administratif (internal administrative control)
pengendalian intern administratif yaitu meliputi struktur organisasi, metode
dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi
dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
2.5.1 Faktor-faktor Penghambat Pengendalian Intern
Secara teoritis kita menghendaki suatu sistem pengendalian intern yang
sempurna dimana dapat mencerminkan keadaan yang ideal, tetapi secara praktis
sesungguhnya sistem pengendalian intern yang sempurna sulit dicapai.
Menurut Mulyadi ada keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap
pengendalian intern meliputi:
a. Kesalahan dalam pertimbangan
Seringkali, manajemen dan personel lain dapat salah dalam
mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan
tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu atau rekanan
lain.
b. Gangguan
23

Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dalam terjadi karena
personel secara keliru memahami perintah atau mebuat kesalahan karena
kelalaian, tidak adanya perhatian atau kelelahan. Perubahan yang bersifat
sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat
pula mengakibatkan gangguan.
c. Kolusi
Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan
kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian intern yang dibangun
untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau
tidak terditeksinya kecurangan oleh pengendalian intern yang dirancang.
d. Pengabaian oleh manajemen
Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan
untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer. Penyajian
kondisi keuangan yang berlebihan atau kepatuhan semu. Contohnya adalah
manajemen melaporkan laba yang lebih tinggi dari jumlah yang sebenarnya
untuk mendapatkan bonus lebih tinggi bagi dirinya atau untuk menutupi ketidak
patuhannya terhadap peraturan perundangan yang beraku.
e. Biaya lawan manfaat
Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian intern tidak boleh
melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. Karena
pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin
dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan
secarakuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu
pengendalian intern.

24

2.5.2 Alat Untuk Mereview Pengendalian Intern
Aktifitas pengendalian (control activities) merupakan kebijakan dan prosedur
untuk membantu memberikan jaminan bahwa tindakan-tidakan yang dilakukan
benar-benar telah dilaksanakan dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk itu
diperukan suatu alat untuk dapat melakukan aktifitas pengendalian. Sukrisno Agoes
mengemukakan ada tiga cara yang bias digunakan, yaitu:
a. Internal control questionnaires (ICQ)
Cara ini banyak digunakan karena dianggap lebih praktis dan sederhana.
Biasanya auditor sudah memiliki satu set ICQ yang standar, yang bias digunakan
untuk memahami dan mengevaluasi struktur pengendalian intern di berbagai
jenis perusahaan. Pertanyaan-pertanyaan dalam ICQ diminta untuk dijawab Ya
akan menunjukan cirri internal control yang baik, Tidak akan menunjukan cirri
internal control yang lemah, Tidak Relevan berarti pertanyaan tersebut tidak
relevan untuk perusahaan tersebut.
b. Flow Chart
Flow chart menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan prosedur di suatu
unit usaha, misalnya dalam flow chart untuk sistem dan prosedur pembelian,
utang dan pengeluaran kas, digambarkan arus dokumen mulai dari permintaan
pembeliaan (purchase requisition), order pembelian (purchase order) sampai
dengan pelunasan utang yang berasal dari pembelian tersebut.
c. Narrative
Dalam hal ini auditor menceritakan dalam bentuk memo, sistem dan prosedur
akuntansi yang berlaku di perusahaan, misalnya prosedur pengeluaran kas. Cara
ini biasanya digunakan untuk perusahaan kecil yang pembukuan sederhana.

25

2.6 Pengertian Penjualan
Sebelum melakukan pembahasan lebih lanjut tentang penjualan maka terlebih dahulu
akan dibahas mengenai pengertian atau definisi penjualan.
Dalam setiap perusahaan yang bergerak dalam perdagangan barang dan jasa,
penjualan adalah suatu proses penting dalam melaksanakan tujuan perusahaan untuk
meperoleh keuntungan maksimal. Oleh sebab itu, penjualan merupakan suatu kegiatan
menjual barang-barang atau jasa yang menjadi obyek utama dari operasi perusahaan
untuk memperoleh keuntungan yang maksimal.
Penjualan merupakan sumber pendapatan perusahaan yang penting dalam suatu
perusahaan, yang merupakan sumber utama untuk menghasilkan pendapatan. Penjualan
menurut Basu Swastha (2005:8): Menjual adalah ilmu yang mempengaruhi prbadi, yang
dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia member barang dan jasa
yang ditawarkan.
Menurut Warren, et.al, (2005:300) penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada
pelanggan untuk barang atau jasa yang akan dijual, baik secara tunai maupun kredit.
Sedangkan Soemarso (2004:164) memberikan pengertian tentang penjualan sebagai
berikut:
Penjualan barang dagang secara tunai dicatat sebagai debit pada akun kas dan kredit
pada akun penjualan. Dalam praktik, penjualan tunai dicatat dalam buku penerimaan kas.
Penjualan barang secara kredit dicatat sebagai debit pada akun piutang dagang dan kredit
pada akun penjualan.
Pengertian penjulan berdasarkan pendapat Suwardjono (1989:214) adalah Aliran
masuk kas atau aktivitas lain yang timbul karena perusahan menjual barang atau jasa.
Disebut secara khusus dengan penjualan. Secara umum penjualan dapat juga disebut
dengan pendapatan sama seperti perusahaan.
26

Sedangkan menurut pendapat Mulyadi dalam buku sistem akuntansi (2002:199).
Penjualan adalah suatu kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau
jasa secara kredit ataupun secara tunai.
Kegiatan penjualan terdiri dari penjualan barang dan jasa secara kredit maupun secara
tunai.
1. Penjualan tunai adalah penjualan dengan cara melakukan pembayaran langsung saat
diterimanya barang atau jasa yang dibeli.
2. Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan beberapa waktu
kemudian setelah diterimanya barang atau jasa.
Swasta (2001:8) memberikan definisi penjualan yaitu ilmu dan seni mempengaruhi
orang yang dilakukan penjualan untuk mengajak orang lain agar membeli barang atau
jasa yang ditawarkan.
Pengertian penjualan secara umum adalah sebagai berikut:
Penjualan adalah transaksi yang menambah nilai pembeli untuk memnuhi kebutuhan
mereka dan hasil yang diperoleh dapat menguntungkan penjual dan pembeli.
(buchori,2002).
2.6.1 Jenis-jenis Penjualan
Menurut Basu Swastha (2000:29), penjualan dapat dikelompokkan menjadi
empat jenis yaitu:
a. Trade Selling
Merupakan jenis penjualan dengan menggunakan perantara. Jadi penjual tidak
melakukan penjualan barang atau jasa secara langsung kepada pembeli tetapi
melalui perantara.
b. Missionary selling
27

Penjualan berusaha ditingkatkan dengan mendorong pembeli untuk membeli
barang-barang dari penyalur perusahaan.
c. Technical selling
Penjualan secara teknis berusaha meningkatkan penjualan dengan pemberian
saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan jasanya. Dalam hal ini,
tenaga penjual dalam perusahaan bertugas untuk mnegidentifikasikan dan
menganalisis masalah-masalah yang dihadapi pembeli, serta enunjukan
bagaimana produk atau jasa yang ditawarkan dapat mengatasi masalah tersebut.
d. New business selling
Jenis penjualan ini berusaha untuk membuka transaksi baru dengan mengubah
calon pembeli menjadi pembeli.
e. Responsive selling
Setiap tenaga diharapkan member reaksi terhadap permintaan pembeli dengan
pelayanan yang baik serta dapat menyenangkan pelanggan.
2.6.2 Pengakuan pendapatan (Recognition of Revenue)
Permasalahan pertama dalam akuntansi adalah menentukan saat pengakuan
pendapatan. Pada prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognaton principle),
umumnya pendapatan diakui pada saat (1) direalisasikan atau dapat direalsasikan
dan (2) dihasilkan (earned). Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa.
1. Pendapatan dianggap direalisasikan apabila barang dan jasa, barang dagangan,
atau harta lain ditukar dengan kas atau klaim atas kas; Pendapatan dianggap
dapat direalisasikan apabila aktiva yang diterima dalam pertukaran segera dapat
konversi (siap ditukar) menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang
diketahui.
28

2. Pendapatan dikatakan penghasilan apabila entitas bersangkutan pada hakikatnya
telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas
manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilkan
laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai.
Pendapatan yang berhubungan dengan transaksi penjualan jasa yang dapat
diestimasi dengan andal (bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan
material dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai pemakaian yang ditulis dan
jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan) harus diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada
tanggal neraca.
Suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal jika:
a. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh perusahaan.
b. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi dari tanggal neraca dapat diukur
dengan andal.
c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.
Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk penyelesaian
transaksi tersebut dapat diukur secara andal. Bila transaksi yang meliputi penjualan
jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, pendapatan yang diakui hanya berkaitan
dengan beban yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali.
2.6.3 Cara-cara Penjualan
Antara pengusaha yang satu dengan pengusaha yang lainnya sering terdapat
perbedaan dalam cara melakukan penjualannya. Adapun cara penjualan yang umum
dilakukan adalah:
a. Penjualan langsung
29

Penjualan langsung merupakan cara penjualan dimana penjual langsung
berhubungan/berhadapan/bertemu muka dengan calon pembeli atau
langganannya, bahkan terjadi tawar menawar untuk mencapai kesepakatan.
b. Penjualan tidak langsung
Dalam penjualan tidak langsung, penjual tidak langsung berhadapan muka
dengan calon pembeli atau langganannya.
a. Pengertian jasa
Sumarni (1998:303) memberikan pengertian jasa adalah sebagai berikut: Jasa
adalah setiap kegiatan atau manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada
pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak pula berakibat
pemilikan sesuatu. Produksinya dapat atau tidak dapat dikaitkan dengan suatu
produk fisik.
b. Pengakuan Jasa Service (Revenue Recognition)
Pengakuan pendapatan jasa service biasanya menggunakan metode penyelesaian
proporsional atau oleh menyelesaikan metode layanan kontrak. Dengan metode
proporsional kinerja pelaksanaan lebih dari satu tindakan. Pendapatan diakui dengan
metode ini akan ditentukan atas dasar nilai kontrak, biaya yang terkait, jumlah
tindakan atau lainnya yang sesuai dasar. Untuk tujuan praktis, ketika layanan yang
disediakan oleh tak tentu jumlah tindakan over periode waktu tertentu, pendapatan
diakui atas dasar garis lurus selama jangka waktu tertentu kecuali ada bukti bahwa
beberapa metode lain yang lebih baik merupakan pola kinerja. Dengan metode
layanan kontrak kinerja terdiri dari eksekusi tunggal yang act. Altenative, layanan
yang dilakukan di lebih dari satu tindakan, dan pelayanan belum dilakukan adalah
begitu signifikan dalam kaitannya dengan transaksi secara keseluruhan yang kinerja
tidak dapat dianggap telah selesai sampai pelaksanaan tindakan-tindakan. Metode
layanan kontrak selesai adalah relevan dengan pola kinerja dan pendapatan sesuai
30

diakui pada saat tindakan tunggal atau terakhir berlangsung dan layanan menjadi
dikenakan biaya.
c. Kerangka analisa
Pada dasarnya setiap manajemen dalam perusahaan menginginkan kegiatan
operasinya dijalankan dengan baik sesuai dengan kebijakan dan prosedur-prosedur
yang ditetapkan oleh manajemen sebelumnya guna untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai.
Umumnya untuk mengatur atau memastikan bahwa kegiatan operasi telah
dilakukan sesuai dengan kebijakan serta prosedur yang telah ditetapkan, manajemen
melakukan audit pada bagian atau fungsi tertentu dari suatu perusahaan yang
dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independensi untuk dapat menetukan
dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud kriteria yang diciptakan.
Audit yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan umumnya antara lain audit
laporan keuangan, audit operasional dan audit ketaatan.
Selanjutnya, salah satu hal yang paling penting dalam suatu perusahaan adalah
penjualan yang merupakan pendapatan utama bagi perusahaan. Semakin banyak
penjualan yang dilakukan maka semakin banyak pendapatan yang akan diterima
perusahaan. Begitu sebaliknya semakin sedikit penjualan yang dilakukan maka
pendapatan yang diterima akan sedikit. Tentunya untuk melakukan aktivitas
penjualan tersebut perusahaan harus melakukannya secara efektif dan efisien.
Untuk mengukur aktivitas penjualan perusahaan maka manajemen perlu
melakukan audit opeasional atas aktivitas penjualan guna mengetahui apakah
aktivitas penjualan telah dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai. Audit operasional merupakan suatu pemeriksaan
terhadap kegiatan operasi perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan
31

operasional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui aakah
kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien dan ekonomis.
Adapun tahap-tahap audit operasional yang akan dilaksanakan antara lain survey
pendahuluan, penelaah dan pengujian atas sistem pengendalian intern, pengujian
terperinci dan pengembangan laporan.
Survey pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai
bisnis perusahaan yang dilakukan melalui Tanya jawab dengan manajemen dan staff
perusahaan serta penggunaan questionnaires.
Penelaahan dan pengujian atas sistem pengendalian intern untuk mengevaluasi
dan menguji efektivitas dari pengendalian intern yang terdapat diperusahaan,
biasanya menggunakan control questionnaires (ICQ), flow chart dan penjeasan
narrative serta dilakukan pengetesan atas beberapa transaksi.
Pengujian terinci dimaksudkan dengan melakukan pemeriksaan terhadap
transaksi perusahaan untuk mengetahui apakah aktivitas penjualan sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan manajemen, dalam hal ini auditor harus melakukan
observasi terhadap kegiatan dari fungsi-fungsi yang terdapat diperusahaan.
Kemudian tahap yang terakhir adalah pengembangan laporan yaitu auditor
memberikan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan mengenai penyimpangan yang
terjadi terhadap kriteria (standar) yang berlaku yang menimbulkan inefisiensi,
inefektivitas dan ketidakhematan serta kelemahan dalam sistem pengendalian intern
yang terdapat diperusahaan yang di audit.
Efektivitas berarti bahwa produk akhir suatu kegiatan operasi telah mencapai
tujuannya baik ditinjau dari kualitas hasil kerja maupun batas waktu yang
ditargetkan. Sedangkan efisiensi bertindak dengan cara meninimalisasi kerugian
32

atau pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan suatu
kegiatan operasi.
Gambar 2.1.
Kerangka Analisa





























Keterangan:

: Objek yang menjadi fokus penelitian


: Ojek yang tidak menjadi fokus

: Hubungan antar variabel
EFEKTIF
STRUKTUR
PENGENDALI
AN INTERN
PENJUALAN
JASA
PERSEWAAN
Rig
PENAKSIRAN
RESIKO
LINGKUNGA
N
PENGENDALI
AN
PEMANTAUAN SISTEM
INFORMASI
KOMUNIKASI
AKTIVITAS
PENGENDALI
AN


TEST TRANSAKSI
DAN
DOKUMENTASI
TIDAK
EFEKTIF
33

Anda mungkin juga menyukai