Disusun oleh: NAMA : FITRIA MEILIA FATAH NIM : 11/318219/PN/12520
Asisten: Vivi Nur Aini Isnarsela Drabiattiin Dwi Purwanti Fitri Ramadhani N I
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014 I. PENDAHULUAN A. TINJAUAN PUSTAKA Banyak produk baru yang memiliki kesamaan sifat dengan produk yang sudah dikenal. Kadang-kadang diantara produk tersebut ingin diketahui mana yang lebih disukai oleh konsumen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian penerimaan konsumen (preference test). Yang termasuk ke dalam uji penerimaan adalah uji kesukaan (hedonik). Uji penerimaan menyangkut penilaian sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenanginya. Uji penerimaan tidak dapat untuk meramalkan penerimaan dalam pemasaran.Uji penerimaan menyangkut penilaian sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenanginya. Uji penerimaan tidak dapat untuk meramalkan penerimaan dalam pemasaran. Jadi apabila sudah diperoleh hasil pengujian yang meyakinkan, tidak dapat dipastikan bahwa produk akan laku keras di pasaran, sehingga harus digunakan pengujian yang lain dalam tindak lanjutnya, misalnya uji konsumen. Dalam uji hedonik panelis dimintakan tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidak sukaan. Di samping panelis mengemukakan tanggapan senang, suka atau kebalikannya, mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Dalam penganalisisan, skala hedonik ditransformasi menjadi skala numerik dengan angka menaik menurut tingkat kesukaan. Dengan data numerik ini dapat dilakukan analisis statistik. Dengan adanya skala hedonik ini sebenarnya uji hedonik secara tidak langsung juga dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. Karena hal ini, maka uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau pengembangan produk secaraorganoleptik (Kartika, B, dkk. 1988) Tingkat kesukaan pada uji hedonik disebut skala hedonik contoh tingkat tersebut adalah seperti sangat suka, suka, agak suka, netral, agak tidak suka, tidak suka, dan sangat tidak suka.Uji hedonik paling sering digunakan untuk menilai komoditi sejenis atau produk pengembangan secara organoleptik. Jenis panelis yang bisa digunakan untuk melakukan uji hedonik ini adalah panelis yang agak terlatih dan panelis tidak terlatih. Penilaian dalam uji hedonik ini bersifat spontan.Ini berarti panelis diminta untuk menilai suatu produk secara langsung saat itu juga pada saat mencoba tanpa membandingkannya dengan produk sebelum atau sesudahnya. (Rahardjo, J. T. M. 1998) Prinsip pada uji ini adalah Panelis diminta untuk mencoba suatu produk tertentu, kemudian setelah itu panelis diminta untuk memberikan tanggapan dan penilaian atas produk yang baru dicoba tersebut tanpa membandingkannya dengan yang lain.Sedangkan secara umum, Tujuan dari uji hedonic ini adalah untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk dan untuk menilai komoditi jenis atau produk pengembangan secara organoleptik. Skala hedonik dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang dikehendakinya. Skala hedonik dapat juga diubah menjadi skala numerik dengan angka mutu menurut tingkat kesukaan. Dengan data numeric ini dapat dilakukan analisis secara statistik. Penggunaan skala hedonik pada prakteknya dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan. Sehingga uji hedonik sering digunakan untuk menilai secara organoleptik terhadap komoditas sejenis atau produk pengembangan. Uji hedonik banyak digunakan untuk menilai produk akhir.(Michael J.Gibney,dkk. 2009).
B. TUJUAN Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih mahasiswa mengenai cara penyelenggaraan uji hedonik serta menganalisis hasil berdasarkan uji tersebut.
II. METODE PRAKTIKUM A. ALAT DAN BAHAN 1. Nugget tepung ganyong 2. Nugget tepung ubi 3. Scoresheet 4. Alat tulis 5. Air mineral B. CARA KERJA 1. Penyaji menyiapkan tempat dan nugget tepung ubi dan ganyong untuk uji kesukaan. 2. Uji kesukaan dilakukan di empat tingkatan umur yaitu TK, SD, Mahasiswa, dan Umum. 3. Masing-masing panelis menentukan tingkat kesukaan masing-masing sampel tersebut sesuai dengan scoresheet. 4. Data yang telah didapatkan kemudian diolah dan penyusunan laporan.
III. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS DATA Kruskal-Wallis Test Ranks
perlakuan N Mean Rank kenampakan dimension1 544 61 186,95 726 61 196,88 449 61 188,73 679 61 184,52 495 61 182,84 267 61 161,08 Total 366
Kenampakan Tekstur Aroma rasa Chi-square 4,116 3,648 11,316 7,598 df 5 5 5 5 Asymp. Sig. ,533 ,601 ,045 ,180 Tabel 1. Data statistik nugget ubi Tabel 1 diketahui adalah tabel data statistik nugget tepung ubi yang dianalisis dengan menggunakan uji Annova. Panelis yang melakukan pengujian sebanyak 61. Tingkat signifikansi didapatkan berdasar : Kenampakan : 0,533 Tekstur : 0,61 Aroma : 0,45 Rasa : 0,180 Kesimpulan dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi data tepung ubi >0,05 jadi hasil tersebut tidak beda nyata.
Kruskal-Wallis Test
Ranks
perlakuan N Mean Rank kenampakan dimension1 247 60 168,00 471 60 184,08 714 60 175,39 496 60 195,89 967 60 166,34 672 60 193,29 Total 360
kenampakan Tekstur Aroma rasa Chi-square 4,663 25,538 11,058 5,492 df 5 5 5 5 Asymp. Sig. ,458 ,000 ,050 ,359 Tabel 2. Data statistik nugget tepung ganyong Tabel 1 diketahui adalah tabel data statistik nugget tepung ganyong yang dianalisis dengan menggunakan uji Annova. Panelis yang melakukan pengujian sbanyak 61. Tingkat signifikansi yang didapatkan berdasar : Kenampakan : 0,458 Tekstur : 0,000 Aroma : 0,50 Rasa : 0,359 Kesimpulan dari data diatas menunjukkan bahwa tingkat signifikansi data tepung ubi terkecuali tekstur >0,05 jadi hasil tersebut tidak beda nyata dan tingkat signifikansi pada tekstur diperoleh <0,05 maka hasil tersebut beda nyata.
B. PEMBAHASAN Banyak produk baru yang memiliki kesamaan sifat dengan produk yang sudah dikenal. Kadang-kadang diantara produk tersebut ingin diketahui mana yang lebih disukai oleh konsumen. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian penerimaan konsumen (preference test). Yang termasuk ke dalam uji penerimaan adalah uji kesukaan (hedonik). Uji penerimaan menyangkut penilaian sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenanginya. Uji penerimaan tidak dapat untuk meramalkan penerimaan dalam pemasaran.Uji penerimaan menyangkut penilaian sifat atau kualitas suatu bahan yang menyebabkan orang menyenanginya. Uji penerimaan tidak dapat untuk meramalkan penerimaan dalam pemasaran. Jadi apabila sudah diperoleh hasil pengujian yang meyakinkan, tidak dapat dipastikan bahwa produk akan laku keras di pasaran, sehingga harus digunakan pengujian yang lain dalam tindak lanjutnya, misalnya uji konsumen. (Kartika, B, dkk. 1988). Praktikum kali ini yaitu menyiapkan sampel berupa nugget tepung ganyong dan tepung ubi yang akan diujikan di kalangan umum yaitu dengan menggoreng terlebih dahulu nugget tersebut. Setelah itu menyiapkan scoresheet yang telah diberi kode-kode dan langsung diujikan ke kalangan sekitar UGM dan masyarakat umum. Tujuan dari pengujian yang dilakukan pada beberapa panelis dari berbagai kalangan ini adalah untuk mengetahui produk tersebut disukai atau tidak untuk semua kalangan. Prosedur pengujian adalah panelis diminta untuk melakukan pengujian hedonik berdasarkan atribut sensori bentuk, aroma, tekstur dan rasa. Tujuan dari dilakukannya pengujian terhadap berbagai atribut sensori tersebut adalah untuk mengetahui atribut sensori yang yang mana saja yang disukai konsumen dan atribut mana saja yang tidak disukai oleh konsumen. Setiap panelis yang telah melakukan pengujian, hasilnya dituliskan pada lembar scoresheet yang telah disediakan dengan menuliskan hasil sesuai dengan atribut sensori yang diujikan. Data hasil pengujian dari berbagai panelis tersebut dilakukan pengolahan data dengan menggunakan Uji Kruskall Wallis. Dimana hasil yang dibaca adalah berdasar tingkat signifikansi yang dihasilkan mulai dari aroma, kenampakan, tekstur dan rasa.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN B. SARAN V. DAFTAR PUSTAKA VI. LAMPIRAN