Masalah karsinoma colorectal menggambarkan masalah kesehatan masyarakat yang
cukup besar, terutama di negara-negara berkembang. Masalah karsinoma kolorektal melibatkan banyak disiplin ilmu, termasuk epidemiologi, biologi molekular, ilmu gizi, gastroenterologi, ilmu bedah, radiologi, serta onkologi. Frekuensi karsinoma kolorectal menduduki peringkat ke-tiga pada pria dan peringkat ke-dua pada wanita dari semua penyakit karsinoma. Angka kematian pada pria dan wanita dengan karsinoma kolorekti kurang lebih sama, dengan rasio 1.051.00. !erdasarkan sur"eilans epidemiologi, angka bertahan hidup 5 tahun #5-year sur"i"al rate$ di %&A adalah '1(, sedangkan di )ropa *1(, +ndia *,(, serta di -ina dan .egara-negara berkembang sekitar /,( dan /0(. !eberapa 1aktor yang dianggap berperan meningkatkan risiko karsinoma kolorektal adalah 1aktor diet, usia, intake energi berlebihan, kurangnya akti"itas 1isik, tingginya kolesterol darah, kebiasaan merokok, dan obesitas. 1 Anatomi dan Fungsi colon ,,/ -olon, kurang lebih mempunyai pan2ang /-5 kaki #1,5m$, ber2alan dari ileum terminale sampai ke rektum. +leum terminal berlan2ut ke cecum di batas posteromedial pada katup ileocecal. -ecum terletak pada awal dari colon ascenden dan merupakan kantung kosong tanpa mesenterium. 3iameter cecum kurang lebih 4.5 sampai 0.5 cm dan merupakan bagian terlebar dari colon. -olon ber2alan semakin mengecil ke bagian distal sampai ke colon sigmoid yang merupakan bagian tersempit dengan diameter kira-kira ,.5 cm. 5erbedaan ukuran ini menun2ukkan bahwa tumor cecal dapat tumbuh sangat besar sebelum onset ge2ala muncul, sedangkan tumor sigmoid lebih kecil ukurannya dan asymptomatic. -ecum, 2uga karena diameternya yang relati1 besar, 2uga merupakan tempat yang sering mengalami rupture yang disebabkan oleh obstruksi distal. -olon ascending, colon descending, dan 1leksura hepaticus dan 1leksura splenicus biasanya retroperitoneal, sedangkan cecum, colon trans"ersum, dan colon sigmoid berlokasi ntraperitoneal. Meskipun "ol"ulus sering ter2adi pada colon sigmoid, cecum dan, 2arang 1 colon trans"ersum 2uga dapat terlilit dengan mesenteriumnya karena lokasi bagian-bagian colon tersebut berlokasi di intraperitoneal dan tidak ter1iksasi dangan baik. 6ambar 1. Anatomi colon &uplai darah kecolon pro7imal dan distal secara berurut diperoleh dari arteri mesenteric superior #&MA$ dan arteri mesenteric in1erior #+MA$. 5embuluh darah mesenteric in1erior lewat tegak lurus dalam retroperitoneum dan bergabung dengan pembuluh darah splenikus, dalam per2alanan ke pintu gerbang sistem pembuluh darah. &aluran getah bening parallel ke distribusi +MA. -abang - cabangnya dibagi lagi ke dalam empat kelompok epicolic, paracolic, intermediate, dan cabang utama, dengan epicolic tepat pada dinding colon dan cabang utama pada mesenteric in1erior atau mesenteric yang superior. -olon 2uga dikelilingi oleh saluran lim1e yang berlokasi di submukosa dan muskularis mukosa. Mukosa kaya akan "ascular tetapi tidak mempunyai saluran lim1e. 8arena alas an ini, kanker super1icial yang tidak berpenetrasi ke muskularis mukosa tidak dapat bermetastase melalui 2alur lim1e. 5embuluh lim1e mengikuti suplai arteri ke colon. %sus besar atau colon terutama bertanggung 2awab untuk menmyimpan sisa-sisa metabolisme, menyerap air, men2aga keseimbangan air, dan mengabsorbsi beberapa "itamin, sperti "itamin 8. &aat kimus #bentuk makanan yang telah diolah oleh 6+9 di atasnya$, hampir semua nutrien dan :0( air diabsorbsi di sini untuk tubuh. 3i colon , beberapa elektrolit, seperti natrium #.a$, magnesium #Mg$, klorida #-l$ tidak dicerna seperti serat. &etelah kimus bergerak melalui colon, banyak air diabsorbsi, kemudian kimus bercampur dengan mukus dan bakteri usus, dan men2adi 1eses. !akteri menghancurkan serat untuk nutrisi mereka dan membentuk asetat, propionat, dan butirat sebagai produk sisa, yang akan berguna bagi keutuhan sel colon. +ni merupakan hubungan simbiosis dan menyediakan 100 kalori bagi tubuh setiap hari. -olon tidak menghasilkan enzim digesti1 karena pencernaan enzimatik telah berlangsung dengan komplit sebelum kimus sampai ke colon. p; kolon ber"ariasi antara 5.5-4. * 6ambar ,. <askularisasi colon 6ambar /. 8elen2ar lim1e colon. #1$lnn.iliocolica#,$lnn.colica sinistra#/$lnn.mesenterica in1erior#*$lnn.superior rectum#5$lnnn.retrocecal#'$lnn.prececal#4$lnn.paracolica / ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO 5enyebab essensial karsinoma colorectal adalah karena proses perubahan genetik pada sel epitel mukosa colon. Faktor-1aktor epidemiologi seperti usia, ras, gizi, status ekonomi, kebiasaan merokok, makan makanan panas atau yang di bakar terlalu sering, dll telah memberikan bukti-bukti risiko terhadap risiko ter2adinya kanker colon. 9etapi 1aktor-1aktor utama yang kini dipercaya mengawali munculnya karsinoma colon diantaranya adalah e1ek mutagen dari 1eses, intake daging yang berlebihan, asam sempedu yang tinggi dalam colon, gangguan intake "itamin dan mineral. * Mutagen eses 8omponen mutagen seperti 1ecapentaenes, /-ketosteroids, dan heterocyclic amines yang terdapat di dalam 1eses dapat menimbulkan interaksi dari digesti dan produk makanan. 8omponen ini menimbulkan reaksi molekul 3.A yang merugikan men2adi sel karsinoma. &alah satu pengaruh utama dari diet adalah menghasilkan mutagen 1eses dengan diet-diet tertentu. &emakin lama transit 1eses dalam colon maka memperlama kontak mukosa dengan mutagen. 3iet tinggi serat dapat mempercepat transit 1eses dengan mukosa colon, maka dapat menurunkan risiko karsinoma colon. Inta!e daging "e#le"i$an Angka kanker kolorektal di berbagai negara menun2ukkan hubungan yang kuat antara keberadaan lemak hewani dan daging dalam diet. 3i negara seperti =epang, yang dietnya secara tradisional banyak mengandung lemak yang rendah dan telah terganti dengan diet barat, insidensi kanker kolorektal selama lebih dari 50 tahun telah meningkat ,,5 kali lipat. +ntake lemak dalam diet barat sekarang ini diperkirakan sekitar /0-*5( dari total kalori. 3ata dari beberapa penelitian kini telah menun2ukkan konsumsi daging merah yang sering merupakan 1aktor terpenting yang menentukan pada meningkatnya risiko kanker kolorektal. Morris * Armstrong dan 3oll #1:45$ mengemukakan adanya korelasi yang tinggi antara intake daging dan karsinoma kolorectal, terutama intake daging merah berlebihan dan makan daging yang dimasak dengan suhu yang tinggi. 8orelasi ini dipercaya karena tingginya heterocyclic amines yang ditemukan dalam daging. Asam em%edu Asam empedu berhubungan dengan pencernaan lemak yang dapat menginduksi hiperproli1erasi mukosa usus, yang merupakan marker risiko neoplasia. Asam empedu dalam colon menun2ukkan dapat mengakti"asi 1aktor transkripsi A5-1 yang dapat merubah sel colon men2adi sel neoplasia. 8olesistektomi dapat menyebabkan tingginya kadar asam empedu dalam cecum dan colon asenden sehingga meningkatkan risiko karsinoma colon kanan. Renda$n&a inta!e 'itamin dan mine#al 8alsium dapat mencegah proli1erasi mukosa dengan mengikat asam lemak dan asam empedu dalam 1eses, menghasilkan kompleks tidak larut yang kurang mempengaruhi mukosa usus. 8alsium 2uga dapat menurunkan proli1erasi mukosa secara langsung. &elain kalsium, Folat, "itamin A, -, 3, dan ) 2uga memiliki potensi dalam menurunkan risiko karsinoma colon. FAKTOR RISIKO Usia 3alam populasi umum, insiden karsinoma colon mulai meningkat secara bermakna setelah usia *0 sampai *5 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 45 tahun. ;al ini akibat ker2a materi karsinogenetik pada sel colon dalam peningkatan periode. >esiko kira-kira sama bagi pria dan wanita di atas *0 tahun, bila muncul sebelum *0 tahun, maka biasanya ter2adi bersama se2umlah 1actor resiko lain terutama 1amilial. 5 Diet 3iet zat makanan yang kurang mengandung serat telah dilaporkan sebagai 1aktor pokok yang bertanggung 2awab untuk timbulnya karsinoma kolorectal pada orang A1rika 5 asli. ;ipotesisnya adalah bahwa diet serat behubungan waktu transit yang lebih pendek, sehingga hanya menyebabkan kontak pendek dari karsinogen dengan mukosa. ?5@ 5enurunan waktu transit 2uga mengurangi ker2a bakteri dalam isi colon. 8onsentrasi 1ecal asam empedu telah dipela2ari pada pasien karsinoma colon dan cara pengendaliannya. 9elah diketahui bahwa konsentrasi yang lebih tinggi dari asam empedu sudah umum pada pasien yang menderita karsinoma kolorectal dan tidak biasa pada indi"idu normal. Asam empedu dapat meningkat oleh diet lemak dan menurun oleh serat. 3an 2uga disebutkan bahwa bakteri 1ecal diubah men2adi populasi yang beresiko tinggi sebagai hasil dari diet dan asam empedu, seperti halnya sterole netral lainnya yang mungkin dikon"ersi oleh 1ecal yang terpilih men2adi penyebab karsinoma atau karsinogen. * Ras =umlah karsinoma colon proksimal diperkirakan lebih tinggi pada ras kulit hitam dibanding dengan kulit putih. * Pen&a!it Pen&e#ta ;ampir semua pasien polipolis 1amilial, suatu keadaan dengan cara penurunan autosom dominan dengan 00 persen penetrasi, menderita karsinoma colon, kecuali bila dilakukan coectomi. 8elompok beresiko tinggi lain terdiri dari pasien sindrom Gardner tempat polip adenomatosa berkembang di dalam colon serta disertai dengan tumor 2aringan lunak dan paru. 5asien sindrom Turcot #tumor system sara1 pusat$ atau sindrom Oldfield #kista sebasea yang luas$ beresiko tinggi menderita karsinoma colon. 8adang- kadang sindrom Peutzjeghers dapat dihubungkan dengan karsinoma lambung, ileum dan duodenum. 5asien polipolis juvenilis 2uga beresiko tinggi bagi karsinoma, dan keluarganya lebih mungkin menderita polip adenomatosa dan karsinoma colon. Kolitis ulserativa sering disertai kemudian dengan timbulnya karsinoma colon. >esiko mulai naik sekitar 10 tahun setelah mulainya penyakit dan diperkirakan ,0 sampai /0 persen pada ,0 tahun. >esiko dua kali lipat pada pasien yang kolitis dimulai sebelum usia ,5 tahun. 8olitis granulomatosa (penyakit Crohn) umumnya 2uga dianggap premaligna, terutama bila usia mulainya sebelum ,1 tahun, tetapi peringkat besar resiko kurang dan pasien kolitis ulserati"a. 5 Poli% colon ' !erbagai polip colon dapat berdegenerasi maligna dan setiap polip kolon harus dicurigai. .ormalnya kromosom sehat mengontrol pertumbuhan dari sel. =ika kromosomnya rusak, pertumbuhan sel men2asi tisak terkontrol, tumbuh polip. 5olip colon menun2ukkan 2inak, bila bertahun-tahun polip colon 2inak dapat men2adi karsinoma. ' Inlammato#& (o)el Disease 5enyakit in1lamasi pada colon ini yaitu kolitis ulserati1 dan kolitis granulomatosa #-rohnAs disease$ berisiko men2adi karsinoma colon sangat tinggi untuk pasien dengan riwayat penyakit tersebut dalam 2angka waktu yang lama. >isiko dari karsinoma colon sangat 2elas ter2adi setelah 10 tahun menderita colitis. ' Pe#u"a$an dalam mi!#olo#a colon &i1at 1lora bakteri usus dapat ditentukan dengan diet, dan bahwa diet 2uga memberikan substrat bagi perubahan yang diinduksi bakteri apapun pada isi usus normal men2adi karsinogen. 5 Fa!to# geneti! >iwayat keluarga dapat menun2ukkan adanya abnormalitas genetik atau berhubungan dengan 1aktor lingkungan atau bahkan keduanya. 5erubahan gen yang diturunkan secara spesi1ik #e7, adenomatous polyposis coli #A5-$ gen$ dan kelainan genetik yang didapat #e7, mutasi titik gen pada ras tertentu, delesi allel pada lokasi spesi1ik dari kromosom 5, 14, dan 10$ tampaknya dapat men2adi langkah trans1ormasi dari mukosa colon yang normal men2adi mukosa yang malignan secara progresi1. 3ua kondisi yang men2adi predisposisi terhadap sindroma kanker colorectal yang diturunkan adalah 1ibroadenoma polyposis #FA5$ dan hereditary nonpolyposis colorectal cancer syndrome #;.5--$. &elain abnormalitas dari gen, lokasi tumor 2uga dianggap dapat mempengaruhi terhadap kanker colorectal yang diturunkan. 9umor di colon distal menun2ukkan ketidakstabilan genetik yang lebih hebat dibanding dengan tumor di colon proksimal, dengan arti tumor di colon distal mempunyai risiko diturunkan yang lebih besar. * Me#o!o! 4 5ria dan wanita yang merokok selama ,0 tahun mempunyai risiko / 7 lebih tinggi terhadap timbulnya adenoma kecil #B 1 cm$. Merokok lebih dari ,0 tahun mempunyai risiko ,,5 7 terhadap timbulnya adenoma yang lebih besar. * MANIFESTASI KLINIS 0 5asien dengan karsinoma kolorectal mempunyai ge2ala klinis yang cukup ber"ariasi yang dapat diklasi1ikasikan menurut lokasi anatomi primernya. 9umor pada cecum dan colon bagian kanan ditemukan sekitar ,0( dari karsinoma usus besar, 40( ter2adi di bagian distal sampai 1leksura splenikus, dan sekitar *5 ( di bawah rectosigmoid 2unction. 8arsinoma colon kanan ter2adi lebih sering pada wanita, dan umumnya mempunyai ge2ala yang silent atau asymptomatik. , Ka#sinoma cecum dan colon !anan , &eperti yang telah disebutkan, tumor colon kanan seringkali silent dan banyak pasien tampak dengan ge2ala dan tanda dari anemia de1isiensi besi #Fe$ yang berasal dari kehilangan darah secara samar yang lama #occult blood loss$. =arang, kehilangan darah dalam 2umlah banyak, terutama pada pasien yang mendapat antikoagulan. Feses masuk ke cecum dalam bentuk liCuid D cair dan obstruksi biasanya ter2adi relati1 lambat. 8arena lumen usus men2adi lebih sempit pasien biasanya mengeluh nyeri kolik yang intermitten, di sentral atau di 1ossa iliaca kanan, dimana sering timbul setelah makan, distimulasi oleh re1leks gastrocolic. .yeri sering diikuti oleh onset diare intermitten, kemungkinan karena 1ermentasi 1eses dan akumulasi toksin bakteri di dalam lumen usus besar. Ebstruksi ileum distal dapat ter2adi bila tumor menutup katup ileocecal, atau 2ika katup ileocecal men2adi inkompeten karena obstruksi komplit cecal. 6elombang dari kolik abdomen sentral dapat ter2adi, dengan distensi abdominal sentral progresi1 dan borborygmus. 5eristaltis usus mungkin dapat terlihat, muntah 1eses, dan dehidrasi merupakan meni1estasi lambat yang dapat muncul.. =arang massa yang dapat dipalpasi sebagai keluhan utama. 5asien kadang-kadang tampak dengan ge2ala dan tanda dari apendisitis akut 2ika karsinoma menutup ori1icium apendicular dan menghasilkan in1lamasi akut, atau dari per1orasi karsinoma. 3iagnosis mungkin tidak 2elas pada saat apendiks diangkat dan harus dilihat dengan barium enema atau dengan colonoscopy. 9umor dapat berpenetrasi ke dinding posterior colon, menimbulkan per1orasi dan abses di musculus psoas. 5asien demikian tampak dengan ge2ala dan tanda in1eksi dengan massa yang nyeri pada 1ossa iliaca kanan. .yeri dapat men2alar ke bawah menu2u tungkai atau panggul. .yeri 2uga dapat men2alar ke belakang 2ika abses mengiritasi otot-otot lumbal. 9erkadang tumor : anterior dapat menyebabkan per1orasi menimbulkan peritonitis akut dengan nyeri seluruh abdomen yang berat, bising usus dapat menghilang, dan dapat ditemukan de1ans muskular serta nyeri ketok. 9erkadang, karsinoma colon kanan tampak dengan ge2ala umum malaise atau perasaan tidak enak badan, kadang dengan demam yang tidak diketahui asalnya. 6e2ala- ge2ala ini muncul karena abses kecil yang samar atau karena masalah tumor itu sendiri. 6e2ala dan tanda metastase sangat ber"ariasi, tetapi biasanya disertai dengan nyeri dan pembesaran hati, dimana merupakan tempat metastasis yang sering. 6e2ala-ge2ala ini disebabkan oleh pertumbuhan yang cepat dari metastasis ke kapsula hati. Metastasis 2uga dapat tumbuh aliran darah sendiri, sebagian in1ark dan mengalami nekrosis. 3emam yang disebabkan nekrosis tumor biasanya berhubungan dengan peningkatan serum lactic dehydrogenase. Ka#sinoma colon !i#i dan sigmoid , Feses kehilangan air dan men2adi keras ketika sampai dan melewati colon kiri untuk disimpan di rectosigmoid sebelum de1ekasi. 5asien dengan karsinoma colon kiri umumnya tampak dengan perubahan kebiasaan pola de1ekasi, sering konstipasi kadang diselingi diare, biasanya disertai kolik abdomen bawah, mungkin mengalami distensi, dan keinginan untuk de1ekasi. 6e2ala-ge2ala cenderung men2adi progresi1 memberat, dan ini mungkin dapat membedakan antara karsinoma dengan penyakit di"ertikular atau iritasi kolon. +rritable bowel syndrome biasanya pada dewasa mudaF =ika pasien usia setengah baya atau lebih tua dengan ge2ala perubahan kebiasaan pola de1ekasi sebaiknya diasumsikan sebagai kanker kolon sampai terbukti bukan 5erubahan pola de1ekasi sering dengan buang air besar disertai darah segar, dan kadang mukus atau lendir di 1eses atau permukaannya, khususnya pada tumor di distal sigmoid. 8onstipasi progresi1 dan diare merupakan perubahan pola de1ekasi yang lebih 2arang. !eberapa pasien datang dengan nyeri atau massa di 1ossa iliaca kiri, dan massa sering terpalpasi di abdomen pada pemeriksaan 1isik. 5alpasi karsinoma pad 1leksura splenikus harus dibedakan dari pembesaran lien D spleen atau gin2al. 10 !eberapa pasien, mempunyai ge2ala asymptomatic hingga mereka datang dengan distensi abdomen massi"e karena obstrukis komplit dari usus besar. 5ada keadaan ini cecum men2adi sangat distensi. 8ecuali distensi dikenali dan diterapi dengan cepat, atau kecuali katup ileocecal men2adi inkompeten, per1orasi cecal dapat ter2adi dan menyebabkan peritonitis 1ecal. 9erkadang tumor itu sendiri mengalami per1orasi, menyebabkan nyeri mendadak akut abdominal dan peritonitis. Gebih sering tumor melekat dengan organ didekatnya dan mengin"asinya. 8anker sigmoid dapat mengin"asi dinding abdomen lateral dan membentuk abses, atau mengin"asi usus kecil dan menhasilkan 1istula ileocolic dengan diare berat atau obstruksi usus kecil. 8anker di 1leksura splenikus atau colon descending dapat mengin"asi 2e2unum, kadang tampak dengan perdarahan usus berat. 8anker sigmoid umumnya mengin"asi uterus, o"arium, atau "esica urinaria. 8anker colon adalah penyebab terbanyak kedua 1istula colo"esical setelah penyakit di"ertikular, dan psien biasanya tampak dengan hematuria dan in1eksi saluran kemih berulang, dan akhirnya dapat kencing disertai udara #pneumaturia$ atau 1eses #1ecaluria$. 8anker sigmoid ter1iksasi di pel"is dan dapat menimbulkan 1istula ke "agina menghasilkan bau tidak sedap #malodorous$, dan discharge. Kan!e# #ectal , 8ebanyakan pasien dengan kanker rektal datang dengan perdarahan dari anus dan atau perubahan pola de1ekasi. 3arah sering gelap bercampur dengan 1eses atau menyelimuti permukaaannya, darah 2uga mungkin merah terang dan pisah dengan 1eses. 8arenanya ge2ala sering dikira hemorrhoids. 5erubahan pola de1ekasi, seperti meningkatnya 1rekuensi de1ekasi, mukus dengan 1eses, atau diare mukus 2uga sering ter2adi. 3iare mukus terutama berhubungan dengan adenoma "illi yang sering men2adi ganas #malignant$. Mukus kaya dengan potassium dan dapat cukup banyak menyebabkan dehidrasi dan koma. 9enesmus, perasaan ingin de1ekasi yang mendesak D tidak tertahankan dan terus menerus, adalah ge2ala yang penting yang disebabkan tumor rektal yang menginduksi sensori untuk de1ekasi. .yeri anus, pada awal de1ekasi dan setelahnya dapat timbul 2ika kanker rektal bawah mengin"asi kanal anus. +nkontinensia ter2adi 2ika s1ingter anal telah hancur. 3arah merah segar yang keluar saat de1eksi sebainya 11 die"aluasi dengan proctosigmoidoscopyF semua tipe perdarahan lainnya 2uga sebaiknya dilakukan e"aluasi yang lengkap. PEMERIKSAAN PENUN*ANG 1, +a#cinoem"#&onic Antigen ,+EA- -)A merupakan bimarker bagi karsinoma kolon. 5eningkatan kadar -)A dalam darah dapat membantu mana2emen klinis dari kanker kolorektal. Akan tetapi peningkatan -)A tidak hanya disebabkan oleh kanker colon, penyakit hepatik dan pankreas atau kanker primer dari tempat lain 2uga dapat meningkatkan -)A. >ekurensi tumor post operasi masih ada kemungkinan meskipun kadar -)A normal. 4 La" da#a$ #utin dan u#inalisa 5emeriksaan lengkap hitung darah putih dan elektrolit, tes 1ungsi li"er, serta urinalisa sebaiknya dilakukan karena dapat berman1aat untuk mengetahui adanya metastase. 9etapi hasil lab yang normal 2uga tidak dapat menyingkirkan adanya metastase atau tidak. 4 Peme#i!saan #adiologis . >oentgen thoraks merupakan baian dari penilaian rutin dan berman1aat dalam menentukan stadium dengan mengetahui ada tidaknya metastase ke paru-paru. . -9-&can abdomen, pel"is atau hati dapat berman1aat dalam mendiagnosis kanker colon yang telah bermetastase ke kelen2ar lim1e, hati, dan paru-paru. Multipel metastase pada li"er dan atau paru-paru menun2ukkan kanker colon incurable dengan operasi dan kemoterapi. -9-scan 2uga sangat membantu mendiagnosis adanya rekurensi tumor dan menilai respon terhadap kemoterapi. 4 +olonosco%& -olonoscopy memberikan pemeriksaan pada seluruh colon, dan dapat digunakan untuk mendapatkan biopsi dari lesi yang dicurigai atau untuk mengangkat polip. 4 +olon in loo% 1/ 3ouble kontras barium enema atau pemeriksaan colon in loop merupakan sebuah pilihan untuk skrining kanker kolorektal dan dapat membantu menegakkan diagnosis kanker colon. 9etapi prosedur ini mempunyai keterbatasan dan dapat melewatkan lesi di daerah katup ileocecal atau rectum distal atau pada pasien dengan di"ertikulosis berat. 5ada penelitian baru-baru ini pada pemakaian barium enema D colon in loop di .orway dapat menegakkan diagnosis kanker colon hingga :0.:(, maka dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan ini berharga dalam menegakkan diagnosis. 6ambaran karsinoma colon melalui barium enema diantaranya dietmuakn Happle core stricturI dan atau de1ormitas dinding colon. 4 Sigmoidosco%& le!si"el Merupakan alat skrining yang dapat mendeteksi polip atau kanker se2au '0 cm dari anus. Maka alat ini hanya berman1aat untuk mengetahui adanya lesi sampai sigmoid sa2a. 4 Histo%atologi 5emeriksaan histopatologi melalui biopsi merupakan diagnosis pasti dari karsinoma. 8linisi harus mere"iew penemuan hasil pemeriksaan ini untuk mengkon1irmasi diagnosis dan dapat segera memberikan terapi yang tepat. 3alam kedokteran onkologi, ini merupakan prinsip dasar dalam menegakkan diagnosis keganasan. 4 STAGING 1* 3ua klasi1ikasi yang digunakan berdasarkan tumor primer dan metastasenya #sistem 9.M$ serta yang berdasarkan 3ukes. 4 9able 1. 9.M &taging &ystem 1or -olon -ancer Stage Tumo# P#ime# ,T- Metastase KG( ,N- Metastase *au$ ,M- &tage 0 8arsinoma in situ .0 M0 &tage + 9umor mengin"asi submukosa #91$ atau muskularis propria #9,$. .0 M0 &tage ++ 9umor mengin"asi muskularis #9/$ atau 2aringan perirektal #9*$. .0 M0 &tage +++A 91-* .1 M0 &tage +++! 91-* .,-/ M0 &tage +<91-* .1-/ M1 9able ,. 3ukes -lassi1ication Stage +$a#acte#istics 3ukes stage A 8arsinoma in situ terbatas pada mukosa atau submukosa #91, .0, M0$ 3ukes stage ! 8anker meluas ke muskularis #!1$, masuk atau menembus serosa #!,$ 3ukes stage - 8anker meluas ke 86! #91-*, .1, M0$ 3ukes stage 3 8anker telah nermetastase ke tempat yang 2auh #91-*, .1-/, M1$ 9erdapat hubungan yang erat antara stadium dan angka bertahan hidup 5 tahun #5- year sur"i"al rate$ pada pasien kanker colorectal. %ntuk stadium + atau 3ukes A, 5-year sur"i"al rate setelah operasi reseksi mencapai :0(. %ntuk stadium ++ atau 3ukes !, 5- year sur"i"al rate sekitar 40-05( setelah reseksi, dengan atau tanpa terapi ad2u"ant #terapi tambahan$. %ntuk stadium +++ atau 3ukes -, 5-year sur"i"al rate adalah /0-'0( setelah reseksi dan kemoterapi. %ntuk stadium +< atau 3ukes 3, 5-year sur"i"al rate sangat buruk #kira-kira 5($. 4 SKRINING DAN PEN+EGAHAN S!#ining 15 .ational -ancer +nstitute #.-+$ dan American cancer society #A-&$ merekomendasikan pasien asymptomatic dengan usia 50 tahun atau lebih untuk dilakukan pemeriksaan sigmoidoscopy setiao / sampai 5 tahun sekali. >ectal touchJ dan pemeriksaan 1ecal occult blood #FE!$ dian2urkan setiap tahun sekali pada pasien usia 50 tahun atau lebih, tetapi argument untuk praktik ini tidak terlalu substansial . &krining dengan colonoscopy pada pasien dengan riwayat keluarga kanker colorectal pada generasi pertama sebelumnya tetapi tidak 2elas bukti FA5 atau ;.55- sebaiknya dimulai pada usia *0 tahun. .ilai pemeriksaan skrining FE! masih kontro"ersial. 3i %&A, dilaporkan pemeriksaan tahunan FE! berhubungan dengan menurunnya risiko kematian oleh kanker colorectal hingga //.*(. 0 Pencega$an &igmoidoscopy secara periodic dapat mengidenti1ikasi dan mengangkat lesi pre- kanker #polip$ dan mengurangi insidensi kanker colorectal pada pasien yang men2alani colonoscopic polypectomy. 9erdeteksinya polip kecil rectosigmoid sebaiknya dilan2utkan dengan colonoscopy karena diasumsikan adanya polip yang tidak tercapai dengan sigmoidoscope. 3iet tinggi serat dan rendah lemak 2uga diketahui dapat mencegah polip men2adi progresi1 kanker. &elain itu, berdasarkan penelitian terhadap penggunaan .&A+3 secara rutin dapat mengurangi pembentukan, pertambahan 2umlah dan ukuran polip colorectal dan mengurangi insidensi kanker colorectal. )1ek protekti1 ini dapat dicapai dengan dosis minimal '50 mg aspirin per-hari. 0 PENATALAKSANAAN 1' &atu-satunya terapi kurati1 ialah dengan tindakan bedah. 9u2uan utama tindakan bedah ialah memperlancar saluran cerna, baik bersi1at kurati1 ataupun non-kurati1. >adioterapi dan kemoterapi bersi1at paliati1 dan tidak memberikan man1aat paliati1. : Pe#sia%an %#eo%e#ati ' Eperasi yang dilakukan pada kolon yang tak dipersiapkan mempunyai tingkat in1eksiDperadangan luka *0(. &uatu pendekatan dikombinasikan dari pencucian mekanis dan zat antibiotic telah dilaporkan untuk mengurangi tingkat in1eksiDperadangan luka hingga :(. 3engan penambahan antibiotic pelindung parenteral, tingkat in1eksi dapat lebih dikurangi hingga 5( atau kurang. 3ua hari sebelum pembedahan, pasien mulai suatu diet pembersihan cairan. &ehari sebelum pembedahan, pasien diinstruksikan untuk mengambil satu galon 6olytely untuk mencuci keseluruhan kolon. Mekanisme pembersihan kira-kira / 2am hingga sempurna. 5enambahan suatu zat antibiotic yang diserap dengan aerobic dan anaerobic secara bersamaan dengan mantap mengurangi timbulnya in1eksi. Tinda!an O%e#ati ',: 9indak bedah terdiri atas reseksi luas karsinoma primer dan kelen2ar lim1 regional. !ila sudah ada metastasis 2auh, tumor primer akan direseksi 2uga dengan maksud mencegah obstruksi, perdarahan. anemia, inkontinensia, 1istel, dan nyeri. 5ada karsinoma rektum, teknik pembedahan yang dipilih tergantung dan letaknya, khususnya 2arak batas bawah karsinoma dan anus. &edapat mungkin anus dengan s1ingter ekstern dan s1ingter intern akan dipertahankan untuk menghindari anus preternaturalis.
6oresan di tengah abdominal mengi2inkan e7plorasi penuh dan perluasan lebih lan2ut untuk kebutuhan tambahan. 9ingkat reseksi ditentukan oleh lokasi kanker kolon tama, seperti halnya ada atau tidaknya in"asi ke dalam struktur yang bersebelahan dan metastasis yang 2auh. Kalaupun tidak adanya in"asi kolon ke dalam organ atau metastasis, reseksi kolon adalah perawatan yang utama. Gaparoskopi inter"ensi pembedahan pada kanker kolon adalah suatu pengembangan terbaru di dalam perawatan. 9ingkat kematian operati1 untuk pembedahan 14 kanker kolon pada kasus tertentu adalah 5( atau kurang. >eseksi kolon dengan tu2uan sembuh membawa tingkat kematian lebih rendah dari pada reseksi paliati1. -ara lain yang dapat digunakan atas indikasi dan seleksi khusus ialah 1ulgerasi #koagulasi listrik$. 5ada cara ini tidak dapat dilakukan pemeriksaan histopatologik. -ara ini kadang digunakan pada penderita yang beresiko tinggi untuk pembedahan.
8oagulasi dengan laser digunakan sebagal terapi palilati1, &edangkan radioterapi, kemoterapi, dan imunoterapi digunakan sebagal terapi ad2u"an. Pengo"atan %aliati ',: >eseksi tumor secara paliati1 dilakukan untuk mencegah atau mengatasi obstruksi atau menghentikan perdarahan supaya kualitas hidup penderita lebih baik. =ika tumor tidak dapat diangkat, dapat dilakukan bedah pintas atau anus preternaturalis. 5ada metastasis hati yang tidak lebih dari dua atau tiga nodul dapat dipertimbangkan eksisi metastasis. 5emberian sitostatik melalui a.hepatika, yaitu per1usi secara selekti1, kadang lagi disertai terapi embolisasi, dapat berhasil penghambatan pertumbuhan sel ganas. ?1@ &elain menghindari makanan kaya zat karsinogeni8 2uga harus mengkonsumsi makanan bersi1at antikarsinogen untuk mengurangi resiko terkena kanker kolon. ?/@ PROGNOSIS 10 5rognosis tergantung dari ada tidaknya metastasis 2auh, yaitu k1asi1ikasi tumor dan tingkat keganasan sel tumor. %ntuk tumor yang terbatas pada dinding usus tanpa penyebaran, angka kelangsungan hidup lima tahun adalah 00(, yang menembus dinding tanpa penyebaran 45(, dengan penyebaran kelen2ar /,(, dan dengan metastasis 2auh satu persen. !ila disertai di1erensiasi sel tumor buruk, prognosisnya sangat buruk. ' P#ognosticato# lain dalam !an!e# !olon ' erajat Per!edaan Tumor 9ingkat ketahanan selama 5 tahun pada kolon yang berbeda dan kanker kolorektal dilaporkan, secara berurut, telah mencapai 41( dan 55(. "si #$ %el Tumor 5enentuan 3.A ploidy telah diperlihatkan untuk men2adi prognosticator dari kambuh dan tingkat ketahanan yang lebih baik daripada dera2at perbedaan tumor. &ymphatic' invasi arah 5ada populasi berdasarkan studi termasuk 1* pasien dengan kanker kolorektal, in1iltrasi limpatik telah diketemukan untuk men2adi percuma dalam mempengaruhi ketahanan. O!struksi dan perforasi kanker kolon 8ondisi-8ondisi ini dihubungkan dengan peroperati"e keadaan tidak sehat tinggi, angka kematian dan ketahanan 2angka pan2angyang lemah. (sia +ndi"idu muda dengan kanker colorectal diperkirakan mempunyai prognosis yang lemah. adalah pikir untuk mempunyai ramalan lemahDmiskin. >ecalde 3an >ekanan melaporkan 5 tahun tingkat sur"i"al 1/( dalam suatu kelompok pasien kanker kolon usia /5 tahun atau lebih muda. Transfusi arah Kalaupun tidak ada konsensus mengenai dampak trans1usi darah pada sur"i"al, hemostasis selama perawatan harus di2amin aman secara maksimal untuk menghindari trans1usi darah. &elagi semua prognosticator lain ditentukan oleh penyakit atau pasien. DAFTAR PUSTAKA 1: 1. Gippincott, Killiam, Kilkins. -ancer, principles and practice. )disi '. ,001 ,. &chwartz. 5rinciples o1 &urgery. )disi 4. 1::0 /. Appleton L Gange, MaingotAs Abdominal Eperation, 9enth )dition, Minner <ol +, -hapter *,, 9umor E1 9he -olonF page 1,01 N 1/00. *. Morris. E71ord 9e7tbook o1 &urgery. )disi ,. E71ord 5ress. Gondon. ,000 5. M. -opeland +++ ), M.3. L +. !land 8, M.3., !uku A2ar !edah &obiston, !agian +, 5enerbit 6)-, =akarta 1::5, ;al. /4 N *0 '. http DD www. medicinenet.comDcolonOcancerDarticle.htm. -olon -ancer +n1ormation on -auses, &ymptoms, 9est to 3etect o1 the -olon and >ectum, 3iakses ,1 =uni ,000 4. http DD www.emedicine.com. -olon cancer. 3iakses ,1 =uni ,000 0. -asciato, Gowitz. Manual o1 -linical Encology. ,000 :. >. &2amsuhida2at L Kim 3e =ong, !uku a2ar ilmu bedah, )disi re"isi, 5enerbit )6-, =akarta 1::4, ;al. '*' N ''/ ,0 ,1