Anda di halaman 1dari 2

Nama : Raynaldi Agil H

NIM : 14502247002
"Pendidikan Kejuruan di Indonesia: Antara Harapan dan Kenyataan"
Pada hakekatnya pendidikan teknologi dan kejuruan adalah pendidikan yang diseleng-
garakan bagi para siswa yang merencanakan dan mengembangkan karirnya pada bidang keahlian
tertentu untuk bekerja secara produktif dan professional dan juga siap melanjutkan ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.
Fungsi pendidikan kejuruan menyiapkan siswa menjadi manusia Indonesia seutuhnya yang
mampu meningkatkan kualitas hidup, mampu mengembangkan dirinya, dan memiliki keahlian dan
keberanian membuka peluang meningkatkan penghasilan yang dilihat dari psikologis peserta didik
dan kondisi sosial budaya.
Filsafat pendidikan kejuruan adalah apa yang diyakini sebagai suatu pandangan hidup dan
landasan berpikir yang dianggap benar dan baik. Pendidikan kejuruan mengarah pada prinsip yang
dikaitkan dengan adanya bimbingan masyarakat, belajar seumur hidup, memenuhi kebutuhan
masyarakat, pendidikan kejuruan terbuka bagi semua, penempatan lulusan, tidak membedakan jenis
kelamin, kebutuhan individu akan pendidikan kejuruan, kompetensi guru, etos kerja, pelatihan kerja,
dan berorientasi mastery learning (belajar tuntas) dengan melibatkan peran aktif partisipatif para
stakeholders pendidikan.
Akan tetapi jika dilihat dari kenyataan yang ada di Indonesia, pendidikan kejuruan tidak
sesuai dengan apa yang di harapkan. Banyak sekali faktor-faktor penyebab diantara lain adalah
sudut pandang masyarakat, masyarakat beranggapan pendidikan kejuruan adalah pendidikan kelas
dua dibandingkan dengan pendidikan tingkat akhir (SMA). Sehingga yang menempuh pendidikan
kejuruan kebanyakan masyarakat menengah kebawah sedangkan untuk menciptakan pendidikan
kejuruan yang baik dibutuhkan biaya yang sangat tinggi.
Menurut Teori Prosser (dalam presentasi oleh Bachtiar Hasan: 2010 berjudul Pendidikan
Kejuruan di Indonesia), landasan filsafat pendidikan kejuruan dapat diringkas sebagai berikut:
a. Sekolah kejuruan akan efektif jika siswa diajar dengan materi, alat, mesin dan tugas-tugas yang sama
atau tiruan dimana siswa akan bekerja.
b. Sekolah kejuruan akan efektif hanya jika siswanya diperkenalkan dengan situasi nyata untuk berfikir,
berperasaan, berperilaku seperti halnya pekerja, di industri, dimana siswa akan bekerja setelah lulus.
c. Sekolah kejuruan akan efektif jika siswa dilatih langsung untuk berfkir dan secara teratur.
d. Untuk setiap jenis pekerjaan, individu harus memiliki kemampuan minimum agar mereka bisa
mempertahankan diri untuk bekerja dalam posisi tersebut.
e. Pendidikan kejuruan akan efektif jika membantu individu untuk mencapai cita-cita, kemampuan,
dan keinginannya pada tingkat yang lebih tinggi.
f. Pendidikan kejuruan untuk suatu jenis keahlian, posisi dan keterampilan akan efektif hanya diberikan
kepada siswa yang merasa memerlukan, menginginkan dan mendapatkan keuntungan.
g. Pendidikan kejuruan akan efektif apabila pengalaman latihan yang dilakukan akan membentuk
kebiasaan bekerja dan berfikir secara teratur dan betul-betul diperlukan untuk meningkatkan
prestasi kerja.
h. Pendidikan kejuruan akan efektif jika diajar oleh guru dan instruktur yang telah memiliki pengalaman
dan berhasil di dalam menerapkan keterampilan dan pengetahuan mengenai operasi dan proses
kerja yang dilakukan.
i. Pendidikan kejuruan harus memahami posisinya dalam masyarakat, dan situasi pasar, melatih siswa
untuk dapat memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja dan dengan menciptakan kondisi kerja yang
lebih baik.
j. Menumbuhkan kebiasaan kerja yang efektif kepada siswa hanya akan terjadi apabila training yang
diberikan berupa pekerjaan nyata, dan bukan merupakan latihan semata.
k. Materi training yang khusus pada jenis pekerjaan tertentu hendaknya merupakan pengalaman
tuntas pada pekerjaan tersebut.
l. Untuk setiap jenis pekerjaan mempunyai ciri khusus, sehingga memerlukan materi diklat khusus
pula.
m. Pendidikan kejuruan akan menghasilkan pelayanan yang efisien apabila penyelenggaraan training
diberikan kepada sekelompok siswa yang memerlukan (motivasi) dan memperoleh keberhasilan dari
program tersebut.
n. Pendidikan kejuruan akan efisien dan efektif apabila metode pembelajaran memperhatikan
karakteristik siswa.
o. Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien apabila dilaksanakan dengan fleksibel, dinamis dan
terstandar.
p. Walaupun setiap usaha perlu dilaksanakan sehemat mungkin, pembiayaan pendidikan yang kurang
dan batas minimum tidak bisa dilaksanakan secara efisien. Dan jika pembelajaran tidak bisa
menjangkau dengan biaya minimum, sebaiknya pendidikan kejuruan tidak dilaksanakan (Prosser dan
AlIen, 1825).

Anda mungkin juga menyukai