Anda di halaman 1dari 3

Pola Perilaku manusia sebagai komponen sistem sosial budaya

Secara keseluruhan, dalam permasalahan ini akan dibahas pola perilaku atau
kepribadian manusia sebagai pembangun sistem sosial dan budaya. Sebagaimana yang
kita ketahui, sistem sosial dan budaya dibangun oleh lebih dari satu orang, atau
segolongan orang yang terikat oleh satu idealisme, tujuan, latar belakang ataupun
kesamaan-kesamaan lainnya.
Hal yang mencangkupi pembahasan pada rumusan ini adalah :
1. Pola perilaku atau kepribadian manusia dan perannya dalam lingkungan sosial
2. Perilaku-perilaku menyimpang seseorang sebagai komponen sistem sosial
budaya
1. Pola perilaku atau kepribadian manusia dalam lingkungan sosial
Dalam bidang ilmu psikologi modern, terdapat dua cara pendekatan dalam
mempelajari pola perilaku manusia, yaitu secara psychological dan sociological.
Pendekatan sociological mempelajari kepribadian sesorang berdasarkan status orang
tersebut dalam lingkungannya, yaitu peran apa yang dilakoni orang tersebut dalam
lingkungannya. Hal ini dipelajari dalam ilmu psikologi pada bidang psikodinamik.
Manusia memperoleh kepribadiannya melalui sosialisasi di lingkungannya,
begitu pula dengan budaya yang dianut orang tersebut. Lingkungan sosial adalah hal
utama yang membentuk identitas seseorang, pola pikir dan perilaku. Seseorang akan
sangat sulit mengubah kepribadiannya yang terbentuk dari lingkungan sosial
pertamanya. Perubahan-perubahan pada pola perilaku seseorang terjadi umumnya
karena perubahan lingkungan sosial dan budaya.
Secara umum, ada tiga tipe kepribadian manusia yang menentukan posisinya
dalam sistem sosial, baik itu lingkungan masyarakat, lingkungan kerja ataupun
lingkungan sekolah.
Extrovert/perilaku terbuka adalah orang dengan pola perilaku yang
memiliki toleransi yang tinggi terhadap hal baru dan keterbukaan dalam
bersosialisasi. Pola kepribadian seperti ini memungkinkan seseorang
untuk menjadi anggota sistem sosial yang aktif, antusias, inisiatif dan
cenderung memulai ide-ide baru sebagai komponen sistem sosial
Introvert/Perilaku tertutup adalah orang dengan pola perilaku yang
cenderung diam, analitis, idealistik, dan independen. Umumnya sebagai
komponen sosial, orang-orang dengan tipe ini cenderung berada di
belakang, menganalisa dan menerima informasi dibanding memberi
informasi.
Ambievert adalah tipe perilaku yang terkadang berubah-ubah, dapat
menjadi ekstrovert dan terkadang dapat menjadi introvert.
2. Perilaku-perilaku menyimpang seseorang sebagai komponen sistem sosial
budaya
Sekelompok sosiologis menjelaskan deviant behavior atau perilaku menyimpang
umumnya berkembang dalam suatu lingkungan sosiologi yang luas dan merupakan
sesuatu yang lumrah dalam sebuah lingkungan sosial. Beberapa sosiologis memberi
penekanan penting tentang stigmatizing atau pemberian stigma.
Perilaku menyimpang sulit dipelajari karena banyak orang ragu-ragu untuk jujur
akan aktivitas-aktivitas menyimpang yang mereka lakukan. Beberapa kelompok
sosiologis menjelaskan bahwa perilaku menyimpang berarti pelanggaran terhadap
norma sosial. Namun banyak sosiologis yang menolak definisi tersebut karena
menggunakan norma sebagai tolok ukur. Mereka lebih setuju bahwa penyimpangan di
sini terjadi hanya karena labelling (penilaian bahwa hal tersebut merupakan perilaku
menyimpang oleh sebagian orang terlepas dari apakah hal tersebut melanggar norma
atau tidak)
Perilaku menyimpang umumnya berakibat hukuman formal ataupun nonformal,
penolakan ataupun reaksi lainnya dari lingkungan sosial. Walaupun begitu, banyak kita
temukan perilaku penyimpangan sosial masih terjadi di sekitar kita walaupun hukuman
tersebut telah ada. Menurut ilmuwan, penyimpangan sosial dapat dibagi menjadi :
Deviation, primary : Ketika seseorang melakukan tindakan menyimpang, ketika
tindakan tersebut memang disepakati melanggar norma.
Deviation, secondary : Ketika seseorang melakukan penyimpangan, ketika tindakan
tersebut memang melanggar norma namun banyak orang yang telah melakukan
tindakan yang sama. Ini berarti, kebiasaan yang salah tersebut telah dibenarkan oleh
kelompok sosial. Hal ini mengakibatkan sesorang yang awalnya tidak mengetahui
menjadi memiliki perilaku menyimpang.
Contoh perilaku penyimpangan sosial Primer antara lain melakukan tindakan-
tindakan yang merusak, violence/vandalism seperti mengotori bangunan, merusak alam,
melakukan tindakan yang membahayakan orang lain, dan lain sebagainya. Contoh
perilaku penyimpangan sosial sekunder antara lain Membuang sampah sembarangan,
merokok di tempat umum, menerobos batas berhenti pada lampu lalu lintas dan
sebagainya.








DAFTAR PUSTAKA
Personality and Socialization - Journals
Allport, F. H., & Allport, G. W. (1921). Personality traits: Their classification and
measurement. Journal of Abnormal Psychology, 16, 6-40.
Allport, G. W. (1933). The study of personality by the experimental method. Character
and Personality; a Quarterly for Psychodiagnostic and Allied Studies, 1, 259-264.
Murray, H. A. (1936). Basic concepts for a psychology of personality. Journal of
General Psychology, 15, 241-268.
Cattell, R. B. (1950). Personality: A systematic, theoretical, and factual study. New
York: McGraw-Hill. With good bibliography. [Read chapters 3-7 and 9.]
Eysenck, H. J. (1952). The scientific study of personality. London: Routledge & Kegan
Paul. [Read chapters 2-4 and 7-8.]
Mischel, W. (1973). Toward a cognitive social learning reconceptualization of
personality. Psychological Review, 89, 730-755.
Baumeister, R. F., Smart, L., & Boden, J. M. (1996). Relation of threatened egotism to
violence and aggression: The dark side of high self-esteem. Psychological Review, 103,
5-33.
McAdams, D. P., Diamond, A., de St. Aubin, E., Mansfield, E. (1997). Stories of
commitment: The psychosocial construction of generative lives. Journal of Personality
and Social Psychology, 72, 678-694.
Gray, J. A. (1990). Brain systems that mediate both emotion and cognition. Cognition
and Emotion, 4, 269-288.
Derryberry, D., & Rothbart, M. K. (1994). Reactive and effortful processes in the
organization of temperament. Development & Psychopathology, 9, 633-652.
Kagan, J., Arcus, D., & Snidman, N. (1993). The idea of temperament: Where do we go
from here? In R. Plomin & G. E. McClearn (Eds.), Nature, nurture, and psychology (pp.
197-210). With good bibliography. Washington, DC: American Psychological
Association.

Anda mungkin juga menyukai