Anda di halaman 1dari 28

METODE TEGANGAN NODE

Sebuah node adalah


titik persekutuan dua atau lebih elemen
rangkaian. Bila tiga atau lebih elemen
rangkaian bertemu pada sebuah node,
node tersebut disebut Principal Node atau
Junction.
Pada sebuah rangkaian setiap node diberi
tanda dengan menggunakan bilangan
atau huruf
A Z
A
1 Z
C
2 Z
E
B


V
A

Z
B
Z
D
V
B



3

Pada gambar diatas : A, B, 1, 2, 3 adalah Node.
1, 2, 3 adalah Junction
Tegangan sebuah node adalah tegangan pada
node tersebut relatif terhadap sebuah node
tertentu yang disebut node referensi.
Tegangan V
13
adalah tegangan diantara node 1
dan node 3 atau sering ditulis V
1
.
Metode tegangan node digunakan untuk
menentukan tegangan pada semua principal
node atau junction. Dengan menggunakan HK.
Kirchof untuk arus (KCL) pada setiap junction,
akan diperoleh persamaan arus dengan
penyelesaian persamaan tersebut, tegangan
junction dapat ditentukan.

Prosedur penggunakan
Metode Tegangan Node
adalah :
Tentukan junction dan junction referensi
Tentukan arah arus pada masing-masing
junction. Disini arus meninggalkan junction
dianggap (+) dan arus yang menuju junction
(-).
Tulis persamaan arus pada setiap junction.

Perhatikan gambar diatas :


Node 1







|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|
+ +
=

+ +

A
A
C
2
C B A
1
C
2 1
B
1
A
A 1
Z
1
V
Z
1
V
Z
1
Z
1
Z
1
V
0
Z
V V
Z
V
Z
V V
Node 2







B
E E D C
2
C
1
E
B 2
D
2
C
1 2
V
Z
1
-
Z
1
Z
1
Z
1
V
Z
1
V
0
Z
V V
Z
V
Z
V V
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
+ + +
|
|
.
|

\
|

=
+
+ +

Dengan admitansi persamaan diatas dapat ditulis sebagai berikut :


(Y
A
+ Y
B
+ Y
C
) V
1
Y
C
V
2
= Y
A
V
A

- Yc V
1
+ (Y
C
+ Y
D
+ Y
E
) V
2
= Y
E
V
B


Dalam bentuk matrik ditulis :



(

=
(

+ +
+ +
B E
A A
2
1
E D C C
C C B A
V Y -
V Y

V
V

Y Y Y Y -
Y - Y Y Y
Untuk n + 1 buah node, banyak
persamaan adalah n buah dan
bentuk umum matrixnya sebagai
berikut :
Y
11
V
1
+ Y
12
V
2
+ Y
13
V
3
= I
1

Y
13
V
1
+ Y
22
V
2
+ Y
23
V
3
= I
2

Y
31
V
1
+ Y
32
V
2
+ Y
33
V
3
= I
3


Dalam bentuk matrix

3
2
1
3
2
1
33 32 31
23 22 21
13 12 11
I
I
I

V
V
V

Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Dimana :
V
1
, V
2
dan V
3
adalah tegangan node 1, 2, dan 3.
I
1
, I
2
dan I
3
adalah arus yang disebabkan
sumber-sumber independen pada node 1, 2 dan
3.
Y
11
, Y
22
dan Y
33
adalah admitansi total node 1,
node 2 dan node 3.
Y
12
= Y
21
adalah admitansi bersama antara node
1 dan 2.
Y
13
= Y
31
adalah admitansi bersama antara node
1 dan 3.
Y
23
= Y
32
adalah admitansi bersama antara node
2 dan 3.

Menyelesaikan persamaan dengan determinan :

Y
Y Y I
Y Y I
Y Y I

Y Y Y
Y Y Y
Y Y Y
Y Y I
Y Y I
Y Y I
V
33 32 3
23 22 2
13 12 1
33 32 31
23 22 21
13 12 11
33 32 3
23 22 2
13 12 1
1
A
(
(
(

=
(
(
(

(
(
(

=
Y
Y I Y
Y I Y
Y I Y
V
33 2 31
23 2 21
13 1 11
2
Y
I Y Y
I Y Y
I Y Y
V
3 32 31
2 22 21
3 12 11
3
Bila determinan pembilang diuraikan menurut kolom yang elemennya adalah arus
diperoleh :










Suku-suku pada sisi sebelah kanan adalah komponen-komponen hasil dari arus-
arus drive.
Y
33
3
Y
23
2
Y
13
1 3
Y
32
3
Y
22
2
Y
12
1 2
Y
31
3
Y
21
2
Y
11
1 1
I I I V
I I I V
I I I V
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
A
+ + =
+ + =
+ + =

Driving Point Admitance dan
Transfer Admitance

Perhatikan rangkaian pasif berikut ini :
1
I
1



I
2


Karena sumber lain tidak ada dalam
rangkaian maka persamaan tegangan untuk
V
1
adalah :

Y
11
1 1
I V
Driving point admitansi atau Yinput adalah :
Perbandingan arus kemudi (driving current)
dari sumber arus tunggal antara kedua node
dengan rugi-rugi tegangan yang
ditimbulkannya diantara kedua node tersebut.
Maka admitansi input rangkaian diatas :
11
Y
Y
11
1
1
1
1
1
I
I
V
I
Yinput
Didalam sebuah rangkaian aktif, admitansi
input didefinisikan sebagai admitansi
rangkaian tersebut. Dilihat dari terminal
terbilamana semua sumber dalam dibuat
sama dengan nol.

Y
11
1 1
Y
31
Y
21
Y
11
1 1
I V
0 0 I V
Dari definisi diatas, admitansi input
rangkaian pasif dan aktif adalah sama.
Perhatikan gambar :

V S

Ir
Vs
Ir

Ir

Vs


Ir
Arus I
r
pada node r menimbulkan
tegangan pada node s.
Transfer admitansi didefinisikan sebagia
perbandingan arus pada sebuah node
dengan tegangan yang ditimbulkannya
pada node lain, dimana semua sumber
dibuat nol.

Y
Y Y
rs
Y
1s
Ir Vs
0 . .......... Ir . .......... 0 Vs
A
A
=
A
A
+ +
A
A
+ +
A
A
=
rs
ss
Maka admitansi transfernya :




rs
rs
Ir
Ir
Vs
Ir
Ytransfer
Y
Y
rs
A
A
=
|
|
.
|

\
|
A
A
= =
Perhatikan titik arus balik dipilih sebagai node referensi. Ini harus dilakukan,
karena bila tidak arus akan timbul lebih dari satu suku pada persamaan
diatas dan definisi diatas tidak berlaku Vs dan definisi Ytransfer
Dengan menggunakan driving point
admitance dan transf admintance kita
memperoleh persamaan berikut untuk V
1
,
V
2
dan V
3
dari suatu rangkaian yang terdiri
dari 4 juntion.

3
3
23
2
13
1
3
32
3
2
2
12
1
2
31
3
21
2
1
1
1
Yinput
I
Ytransfer
I
Ytransfer
I
V
Ytransfer
I
Yinput
I
Ytransfer
I
V
Ytransfer
I
Ytranfer
I
Yinput
I
V
+ + =
+ + =
+ + =
Bila hanya satu sumber arus yang sedang
bekerja pada rangkaian dimana sumber
yang lainnya dibuat nol, defini admitansi
input dan transfer admitansi adalah
terbukti.

Contoh
Hitung tegangan pada node 1 dan node 2

5O 4O 2O

50<0
0
j2O -j2O 50<90
0
Volt
Volt
S
Node 1






Node 2






( ) 1 ... .......... .......... ..........
5
0 50
4
1
V
4
1
j2
1
5
1
V
0
4
V V
j2
V
5
0 50 V
0
2 1
2 1 1 1
<
=
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|
+ +
=

+ +
<
( ) 2 . .......... .......... ..........
2
90 50
2
1
j2
1
4
1
V
4
1
V -
0
2
90 50 V
j2 -
V
4
V V
2 2
2 2 1 2
<
=
|
|
.
|

\
|
+ + +
|
.
|

\
|
=
<
+ +

Matrixnya :






V 25 , 72 7 , 24
-15,95 0,546
56,3 13,5


2
1
j2 -
1
4
1

4
1
-

4
1
-
4
1
j2
1
5
1


2
1
j2 -
1
4
1

2
90 50

4
1
-
5
0 50

V
2
90 50
5
0 50

V
V

2
1
j2 -
1
4
1

4
1
-

4
1
-
4
1
j2
1
5
1

0
1
2
1
< =
<
<
=
|
|
.
|

\
|
+ +
|
|
.
|

\
|
+ +
|
|
.
|

\
|
+ +
<
<
=
(
(
(
(

<
<
=
(
(
(
(

(
(
(
(
(

|
|
.
|

\
|
+ +
|
|
.
|

\
|
+ +
V 75 , 53 6 , 33
-15,95 0,546
37,8 18,35


2
1
j2 -
1
4
1

4
1
-

4
1
-
4
1
j2
1
5
1


2
90 50

4
1
-

5
0 50

4
1
j2
1
5
1

V
0
2
< =
<
<
=
|
|
.
|

\
|
+ +
|
|
.
|

\
|
+ +
<
<
|
|
.
|

\
|
+ +
=

Anda mungkin juga menyukai