Anda di halaman 1dari 4

SKENARIO E BLOK 19 2014

Tn. Mahmud, 35 tahun, seorang pekerja di pabrik pupuk, berobat ke poliklinik THT dengan keluhan
utama gangguan pendengaran pada telinga kiri yang makin lama bertambah berat sejak 3 bulan yang
lalu. Pasien mengeluh sulit untuk mendengar percakapan terutama di tempat ramai dan telinga kiri
terasa berdenging terus-menerus.
Riwayat keluar cairan dari teliga (-)
Riwayat trauma kepala dan telinga (-)
Riwayat menderita darah tinggi disangkal
Riwayat menderita kecing manis diangkal
Riwayat bekerja dipabrik pupuk bagian mekanik sudah 10 tahun dan tidak rutin menggunakan alat
pelindung telinga ditempat bekerja.
Status Generalisata :
Keadaan Umum: Sens compos mentis
Tanda Vital : Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,8OC.
Status Lokalisata :
Pemeriksaan THT:
- Telinga kanan dan kiri: CAE lapang, membrane timpani intak, reflex cahaya (+) nomal
- Hidung : Cavum nasi kiri dan kanan lapang Konka licin, eutrofi, warna merah muda. Pasase
hidung +/+
- Tenggorokan : arkus faring simetris, uvula ditengah, tonsil T1-T1 tenang, dinding posterior faring
tenang.
Pemeriksaan Penala :
Telinga Kanan Telinga Kiri
Rinne (+) (+)
Weber lateralisasi ke telinga kanan
Schbach sama dengan pemeriksa memendek

KLARIFIKSI ISTILAH
1. Eutrofi : Ukuran kanan-kiri sama
2. Pasase :
3. Concha : Struktur seperti kulit kerang
4. Uvula : Massa seperti daging yang menggantung
5. Intak
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Masalah 1
Tn. Mahmud, 35 tahun, seorang pekerja di pabrik pupuk, berobat ke poliklinik THT dengan
keluhan utama gangguan pendengaran pada telinga kiri yang makin lama bertambah berat sejak
3 bulan yang lalu.
Pasien mengeluh sulit untuk mendengar percakapan terutama di tempat ramai dan telinga kiri
terasa berdenging terus-menerus.
2. Masalah 3
Riwayat keluar cairan dari teliga (-)
Riwayat trauma kepala dan telinga (-)
Riwayat menderita darah tinggi disangkal
Riwayat menderita kecing manis diangkal
Riwayat bekerja dipabrik pupuk bagian mekanik sudah 10 tahun dan tidak rutin menggunakan
alat pelindung telinga ditempat bekerja.
3. Masalah 4
Pemeriksaan THT:
- Telinga kanan dan kiri: CAE lapang, membrane timpani intak, reflex cahaya (+) nomal
- Hidung : Cavum nasi kiri dan kanan lapang Konka licin, eutrofi, warna merah muda. Pasase
hidung +/+
- Tenggorokan : arkus faring simetris, uvula ditengah, tonsil T1-T1 tenang, dinding posterior faring
tenang.

ANALISIS MAALAH
1. a. Bagaimana hubungan pekerjaan dengan keluhan? ALEK , NENENG, SHABRIN
b. Mengapa keluhan hanya pada telinga kiri ? ALEK , NENENG, SHABRIN
c. Mengapa keluhan bertambah berat? ALEK , NENENG, SHABRIN
1. d. Gambarkan Anatomi telinga? (inervasi, saraf, organ corti blablabla) JOJO, TANCHA, TORO,
SYEBA

e. Jelaskan fisiologi telinga? (inervasi, saraf, organ corti blablabla) NAMI, YUDI, CITRA, RIDHA,
f. Etiologi telinga berdengin ? DIVO, ASHNY, DHITA
g. Mekanisme telinga berdengin? DIVO, ASHNY, DHITA,

h. Mekanisme mendengar ditempat ramai? , TORO, SYEBA

2. a. Apa makna klinis dari : (kalo + kearah penyakit mana dan menyingkirkan DD) NAMI, YUDI,
Riwayat keluar cairan dari teliga (-)
Riwayat trauma kepala dan telinga (-)
Riwayat menderita darah tinggi disangkal
Riwayat menderita kecing manis diangkal
Riwayat bekerja dipabrik pupuk bagian mekanik sudah 10 tahun dan tidak rutin menggunakan
alat pelindung telinga ditempat bekerja.
b. apa hubungan tidak memakai pelindung telinga dengan keluhan? CITRA, RIDHA,
Secara klinis pajanan bising pada organ pendengaran dapat menimbukan reaksi adaptasi,
peningkatan ambang dengar sementara (temporary treshold shift) dan peningkatan ambang
dengar menetap (permanent treshold shift). Hal ini dapat dicegah dengan menggunakan alat
pelindung bising seperti sumbat telinga, tutup telinga dan pelindung kepala. Ketiga alat tersebut
berfungsi terutama untuk melindungi terhadap bising dengan frekuensi tinggi. Pada kasus ini Tn.
Mahmud tidak rutin menggunakan alat pelindung telinga secara rutin sehingga menyebabkan
Tn. Mahmud terpajan bising dengan frekuensi tinggi dan dalam waktu yang lama yang
mengakibatkan gangguan pada alat pendengarannya.
c. Bising maksimal yang bisa ditoleransi manusia? NENENG, ASHNY
d. Jenis-jenis bisiing ? (pabrik pupuk ditingkat mana) NENENG, ASHNY


3. a. Interpretasi dan mekanisme abnormal? SHABRINDHITA
b. Cara pemeriksaan penala, audiometric, dll? (alek, toro)
c. Apa makna klinis dari hasil pemeriksaan? (kalo + kearah penyakit mana dan menyingkirkan
DD) CITRA, RIDHA,
d. Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan? JOJO, TANCHA

Hipotesis : Tn. Mahmud, 35 tahun menderita tuli sensorineural pada telinga kiri.
1. DD NAMI, YUDI, CITRA, RIDHA,
Tuli konduksi
Tuli akibat obat ototoksik
Presbikusis
Tuli koklea
Tuli retrokoklea
2. Cara mendiagnosis dan WD NAMI, YUDI, CITRA, RIDHA,
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, riwayat pekerjaan, pemeriksaan fisik dan otoskopi
serta pemeriksaan penunjang untuk pendengaran seperti audiometri.
Anamnesis pernah bekerja atau sedang bekerja di lingkungan bising dalam jangka waktu lama
biasanya 5 tahun atau lebih, rajin menggunakan atau jarang menggunakan alat pelindung
telinga. Pada pemeriksaan otoskopik biasanya tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan
audiologi, tes penala didapatkan hasil Rinne positif pada kedua telinga, Weber lateralisasi ke
telinga yang pendengarannya lebih baik dan Scwabah memendek pada telinga yang sakit (tepat
seperti pada kasus). Kesan jenis ketuliannya tuli sensorineural. Pemeriksaan auditori nada murni
didapatkan tuli sensorineural pada frekuensi antara 3000-6000 Hz dan pada frekuensi 400 Hz
sering didapatkan takik (notch) yang patognomonik untuk jenis ketulian ini. Pemeriksaan
audiologi khusus seperti SISI (short increment sensitivity indeks), ABLB (alternate binaural
loudness balance), MLB (monoaural loudness balance), audiometri Bekesy, audiometri tutur
(speech audiometri), hasil pemeriksaan menunjukkan adanya rekrutment (recruitment) yang
patognomonik untuk tuli sensorineural koklea.
3. Definisi JOJO, TANCHA, TORO, SYEBA
4. Etiologi DIVO, ASHNY, DHITA,
5. Epidemiologi JOJO, TANCHA, TORO, SYEBA
6. Klasifikasi ALEK , NENENG, SHABRIN
7. Faktor resiko DIVO, ASHNY, DHITA
8. Patogenesis dan patofisiologi DIVO, ASHNY, DHITA,
9. Manifestasi klinis ALEK , NENENG, SHABRIN
10. Komplikasi ALEK , NENENG, SHABRIN
11. Tatalaksana JOJO, TANCHA, TORO, SYEBA
12. Prognosis DIVO, ASHNY, DHITA,
13. SKDI ALEK , NENENG, SHABRIN

LI:
2. ANATOMI TELINGA JOJO, TANCHA, TORO, SYEBA
3. FISIOLOGI PENDENGARAN NAMI, YUDI, CITRA, RIDHA,
4. TULI SENSORINEURO DIVO, ASHNY, DHITA, ALEK , NENENG, SHABRIN

Anda mungkin juga menyukai