Anda di halaman 1dari 9

FILSAFAT ILMU DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

Dalam buku yang saya baca, yaitu buku filsafat Ilmu dan Perkembangannya di
Indonesia, karangan Drs. Surajiyo berisikan tentang definisi filasafat, metode filsafat,
filsafat ilmu pengetahuan, ruang lingkup filsafat ilmu dan apa itu ilmu pengetahuan.
A. Pengertian Filsafat
Dalam buku yang saya review ini menyebutkan bahwa Pengertian filsafat dapat ditinjau
dari dua segi yaitu secara etimologi dan terminologi. Arti filsafat secara etimologi adalah
cinta kebijaksanaan atau kebenaran, ini dikarenaka seorang filsuf adalah pecinta atau pencari
kebijaksanaan. Sedangkan arti filsafat ditinjau secara terminologi ini banyak versinya ini
lantaran f ilsafat mempunyai banyak batasan, seperti Plato yang mengatakan bahwa filsafat
adalah pengetahuan yang bertujuan mencapai pengetahuan kebenaran yang asli, menurut
Aristoteles filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang sebab dan azas segala
benda, sedangkan Immanuel Kant filsafat adalah segala pokok pangkal segala pengetahuan
yang didalamnya mencakup masalah ilmu pengetahuan yang menjawab pertanyaan apa yang
tidak diketahui. Dari batasan batasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Filsafat adalah
ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan
mempergunakan akal sampai pada suatu prinsipnya.
Adapun tujuan filsafat adalah mencari suatu prinsip dari suatu objek atau gejala secara
mendalam. Dan perbedaan antara Filsafat dengan ilmu adalah, filsafat objek objek
materialnya bersifat umum (universal) yaitu segala sesuatu yang ada, objek formalnya non
fragmentaris, dilaksanakan dalam suasana pengetahuan yang menonjolkan spekulatif kritis
dan pengawasan, sedangkan ilmu objek materialnya khusus dan empiris, objek materialnya
khusus dan empiris, objek formalnya fragmentaris, spesifik dan intensif, harus diadakan riset
lewat pendekatan trial and error, ilmu bersifat diskusif.
Persmaan Ilmu dengan filsafat adalah keduanya mencari rumusan yang sebaik baik nya
menyelidiki objek selengkap lengkapnya sampai ke akar akarnnya, keduanya memberi
pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejafdian yang kita alami,
keduanya hendak memberi pandangan yang bergandengan, keduannya mempunyai metode
atau sistem.

B. Metode Filsafat
Metode filsafat sebenarnya sama banyaknya dengan definisi filsafat. Metode filsafat
sendiri adalah cara suatu alat pendekatan untuk mencapai suatu prinsip sesuai dengan cara
pandang filsuf itu sendiri. Lantaran banyaknya metode ini, Runes menguraikan sepanjang
sejarah filsafat telah dikembangkan metode metode, diantaranya adalah:
Metode Kritis dari Plato dan Socrates
Metode ini bersifat praktis dan dijalankan dalam percakapan percakapan. Plato tidak
menyelidiki fakta fakta tetapi ia menganalisis berbagai pendapat yang dikemukakan orang,
misalnya seorang negarawan mempunyai pendapat tertentu mengenai keahliannya
kepadamereka dan kepada negara lainnya, Plato mengajukan pertanyaan mengenai pekerjaan
mereka ataupun kehidupan mereka , Plato selalu menganggap jawaban pertama sebagai suatu
hipotesis dan pertanyaan selanjutnya ia menarik segala konsekuensi yang dapat disimpulkan
dari jawaban tersebut. Dengan cara dialog tersebut Plato menemukan suatu cara berfikir
induksi, maksudnya bedasarkan beberapa pengetahuan mengenai masalah
Metode Intuisi Dikembangkan oleh Plotinus dan Henri Bergson.
Dalam buku ini disebutkan bahwa Intusi itu adalah suatu bentuk pemikiran yang
berbeda dengan pemikiran akal,karena pemikiran Ituisi bersifat dinamis. Fungsi Intuisi itu
sendiri adalah untuk mengenal hakikat pribadinya atau aku dengan lebih murni dan untuk
mengenal hakikat seluruh kenyataan. Prinsip metode Plotinius adalah harmoni, maksudnya
mengumpulkan banyak bahan dari beberapa filsuf lain kemudian dibanding bandingkan dan
ditimbang timbang kembali dan dapat diberi pengertian baru.
Metode transendental: Kant, Neo-Skolastik
Menurut Kant, pemikiran telah mencapai arahnya yang pasti didalam ilmu
pengetahuan alam, seperti yang disusun oleh Newton. Ilmu pengetahuan itu telah
mengajarkan kita, bahwa perlu sekali terlebih dahulu secara kritis melalui pengenala atau
tindakan mengenal itu sendiri.
C. Ciri-ciri Filsafat
Pemikiran kesulfatan menurut Drs. Syadi MP mempunyai tiga ciri, yaitu menyeluruh,
mendasar, dan spekulatif. Yang dimaksud menyeluruh disini adalah pemikiran yang luas
karena tidak membatasi diri dan bukan hanya ditinjau dari sudut pandangan tertentu dan ingin
mengetahui hubungan antara satu ilmu dengan ilmu yang lain, sedangkan yang dimaksud
mendasar adalah pemikiran yang sampai kepada hasil yang esensial sehingga dapat dijadikan
dasar berpijak bagi semua nilai dan keilmuan, jadi tidak hanya berhenti pada kulitnya saja
tetapi sampi tembus kedalam dalamnya. Sedangkan ciri Spekulatif ini maksudnya hasil
pemikiran yamg didapat dijadikan sebagai dasar bagi pmikiran selanjutnya.

D. Asal Dan Peranan Filsafat
Ada tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat salah satunya yaitu Keheranan,
banyak para filsuf menunjukkan rasa heran terhadap asal filsafat. Misalnya seorang
perempuan mengatakan bahwa mata kita memberi pengamatan bintang bintang, matahari,
dan langit, sehingga pengamatan ini memberikan dorongan untuk menyelidiki, dan dari
pemkiran ini asal mula filsafat. Yang kedua adalah Kesaingan, filsuf filsuf lain menunjukkan
ketersaingan sebagai sumber pemikiran, manusia heran, tetapi mereka ragu ragu , dimana
dapat ditemukan kepastian? Karena dunia ia penuh dengan berbagai pendapat dan keyakinan.
Yang terakhir adalah kesadaran akan keterbatasan, yang dimaksud disini bahwa manusia
mulai berfilsafah jika ia menyadari bahwa dirinya semakin kecildan lemah terutama bila
dibandingkan dengan alam sekitarnya, manusia merasa bahwa ia sangat terbtas dan teikat
terutama pada waktu mengalami penderitaan dan kegagalan. Dengan kesadaran akan
ketrbatasn dirinya manusia mulai berfilsafat.
Melihat dari sebab sebab kelahiran munculnya filsafat dan proses perkembangannya,
filsafat telah memerankan sedikitnya tiga peranan utama dalam sejarah pemikiran manusia.
Peranan yang telah diperankan ialah sebagai pendoprak, pembebas, dan pembimbing.
Pendobrak, setelah berabad abd lamanya intelektualitas manusia tertawan dalm penjara
tradisi dan kebiasaan, dalam penjara itu manusia terlena dalam alam mistik dengan hal hal
yang rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite. Manusia mempercayai begitu
saja dongeng dan tahayul tanpa mempersoalkan lebih lanjut. Keadaan tersebut berlangsung
cukup lama, kehadiran filsafat telah mendobrak tembok tradisi yang begitu sakral dan selama
itu tidak boleh diganggu gugat, kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa filsafat benar
benar telah berperan selaku pendobrak yang mencengangkan. Kemudia Pembahas disini
maksudnya bahwa filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan kebodohan, filsafat
akan terus berupaya membebaskan manusia dari kekurangan pengetahuan yang menyebabkan
manusia menjadi picik. Pembimbing, filsafat ini membebaskan manusia dari cara berpikir
yang tidak teratur dan tidak jernih dengan membimbing manusia untuk berfikir secara logis
dengan membimbing manusia untuk berpikir secara integral.
Didalam buku ini juga disebutkan kegunaan filsafat, yaitu pada umumnya dapat dikatakan
bahwa dengan belajar filsafat semakin menjadikan orang mampu untuk menangani beberapa
pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodologi ilmu khusus.
Jadi filsafat membantu untuk mendalami berbagai pertanyaan asasi manusia tentang arti
relitas dan lingkup tanggung jawabnya.

E. FILSAFAT PENGETAHUAN
Filsafat pengetahuan atau epistemologi adalah salah satu cabang filsafat, diantaranya
adlah logika material atau logika formal. Apabila logika formal yang biasanya disebut istilah
logika begitu saja, berusaha untuk menyelidiki dan menetapkan bentuk pemikiran yang
masuk akal, maka logika material berusaha untuk menetapkan kebenaran dari suatu
pemikiran ditinjau dari segi isinya. Yang kedua adalah kriteriologia, yang dimaksud adalah
ukuran untuk menetapkan benar tidaknya suatu pikiran atau pengetahuan tetentu, dengan
begitu kriteriologi meupakan cabang filsafat yang berusaha untuk menetapkan benar tidaknya
suatu utkan definisi pengetahuan, yaitu hasil mengerti manusia pikiran atau pengetahuan
berdasarkan ukuran tentang kebenaran. Berikutnya yaitu filsafat pengetahuan, yaitu cabang
filsafat yang mempersoalkan tentang masalah hakikat pengetahuan. Dari definisi diatas
tampak semuanya hampir sama, yaitu filsafat ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang
terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengtahuan. Jadi, objek material
epistemologi adalah pengetahuan sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan.
Dalam buku ini juga menyebutkan definisi tentang pengetahuan, yaitu hasil tahu
manusia terhadap sesuatu, atas segalla perbuatan manusia untuk memahami suatu objek
yang dihadapinya. Semua pengetahuan hanya dikenalkan dan ada didalam pikiran
manusia, dan tanpa pikiran pengetahuan tidak exist. Ada hal hal yang penting yang
membentuk struktur pikiran manusia yaitu mengamati (observes), menyelidiki (inquires),
percaya (belives), hasrat, maksud(intend).
Ada dua macam filsafat dalam terjadinya pengetahuan, yaitu pengetahuan yang terjadi
tanpa adanya atau melalui pengalaman, baik pengalaman indera ataupun batin dan
Pengetahuan yang terjadi karena adanya pengalaman.
Menurut John Hospers, alat untuk mengetahui terjaninya pengetahuan yaitu yang pertama
Pengalaman Indera, pengalaman ndera merupakan sumber pengetahuan yang berupa alat
alat untuk menangkap objek dari luar manusia melalui kekuatanhari hariindera, yang
kedua adalah Nalar, nalar disini dapat diartikan merupakan suatu corak berpikir dengan
menggabungkan dua pemikiran atau lebih dengan maksud untuk mendapatkan
pengetahuan baru. Yang ketiga adalah Otoritas, otoritas menjadi sumber pengetahuan,
karena kelompoknya memiliki pengetahuan melalui seseorang yang memiliki
kewibawaan dalam pengetahuannya. Intuisi, yaitu kemampuan yang ada pada diri
manusia yang berupa proses kejiwaan dengan atau tanpa rangsangan untuk membuat
suatu pernyataan yang berupa pengetahuan. Wahyu, wahyu dapat dikatakan sebuah
sumber pengetahuan karena kita mengenal sesuatu dengan melalui kepercayaan kita. Alat
yang terakhir adalah keyakinan, yaitu kemampuan yang ada pada diri manusia yang
diperoleh melalui kepercayaan .
Adapun jenis-jenis pengetahuan menurut Soejono Soemargono dibagian atas dua
macam yaitu pengetahuan ilmiah dan pengetahuan non ilmiah. Yang dinamakan
pengetahuan ilmiah adalah semua hsil pemahaman manusia yang didapat dengan
menggunaakan metode ilmiah, pengetahuan ilmiah ini dikatakan sempurna karena
memenuhi syarat dengan cara bekerja yang khas, yaitu metodologi ilmiah. Sedangkan
pengetahuan non ilmiah secara umum adalah semua hasil pemahaman manusia mengenai
barangatau objek tertentu yang terdapat pada kehidupan sehari hari.

F. Asal usul pengetahuan
Untuk mendapatkan dari mana pengetahuan itu berasal bisa dilihat dari aliran
aliran dalam pengetahuan, dan bisa dengan cara metode ilmiah, serta dari sarana
berpikir ilmih. Adapun aliran alirannya adalah :
a. Rasionalisme
Pada aliran ini sumber yang dapat dipercaya dan mutlak digunakan adalah rasio
atau akal. Pengalaman hanya sebagai peneguh pengetahuan yang didapat oleh akal
, metode yang diterapkan adalah metode deduktif
b. Empirisme
Metode yang digunakan pada aliran ini adalah Induksi. Aliran ini berpendapat
bahwa pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan baik pengalaman batin
maupun yang lahiriah , akal tidak menjadi sumber pengetahuan, akal hanya
bertugas untuk mengeloh apa yang sudah didapat oleh pengalaman.
c. Kritisisme
Pada aliran ini, menurut kant, peranan budi sangat besar sekali, hal ini tampak
pada pengetahuannya, baik yang analitis maupun yang sintesis.
d. Positifme
Aliran ini berpangkal pada apa yang telah diketahui, yamg faktual dan positif.
Semua hal yang diluar kenyataan dikesampingkan. Dan arti segala pengetahuan
adalah mengetahui untuk dapat melihat kemasa depan. Jadi pada aliran ini kita
hanya bisa menyatakan fakta faktanya saja.
Selanjutnya, selain melihat dari aliran aliran tadi, untuk mendapatkan dari mana
pengetahuan itu berasal, juga dapat dilihat dari metode ilmiah. Menurut Soejono
Soemargono, metode ilmiah secara garis besar ada dua macam. Yang pertama yaitu metode
ilmiah yang bersifat umum, yaitu salah satunya metode analisis, ini maksudnya cara
penangaan terhadap objek ilmiah tertentu dengan jalan memilah milahkan pengertian yang
satu dengan pengertian yang lainnya. Misalnya definisi segitiga mengatakan bahwa segitiga
merupakan suatu bidang yang dibatasi oleh tiga garis, dan sudut yang dibentuk selau
berjumlah 180 derajat. Dan yang kedua yaitu Metode penyelidikan ilmiah, metode ini berupa,
pertama pengamatan terhadap sejumlah hal atau kasus yang sejenis, kemudian dari itu kita
menarik kesimpulan sementara yang berupa Hipotesis hipotesis, dan yang terakhir kita dapt
mengujinya dengan berbagai eksperimen.
Dan yang terakhir untuk mengetahi dimana asal pengetahuan muncul, kita dapat
mengetahui dari Sarana berpikir ilmiah, pada dasrnya sarana berpikir ilmiah ada tiga macam,
yaitu bahasa ilmiah, logika dan matematika dan yang terakhir logika dan statistika. Bahasa
ilmiah berfunsi sebagai alat berkomunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran seluruh proses
berpikir imiah. Sedangkan pada logika dan matematika keduanya ini sangat erat
hubungannya, yang keduanya sebagai sarana berpikir yang deduktif. Baik logika maupun
matematika lebih mementingkan bentuk logis pernyataan pernyataannya mempunyai sifat
yang jelas.
Dalam buku ini juga diterangkan Ruang lingkup Filsafat Ilmu, yaitu yang mencakup
pengertian Filsafat Ilmu, Objek filsafat Ilmu, lingkupan filsafat ilmu menurut para filsuf.
1. Pengertian Filsafat Ilmu
Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah filsafat ilmu. Dari tujuan filsafat
yang membahas masalah ilmu yaitu mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan
dan cara bagaimana pengetahuan ilmiah itu diperoleh, dari situ dapat disimpulkan
bahwa filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri ciri pengetahuan ilmiah dan cara
memperolehya.

2. Objek Filsafat Ilmu
Dalam buku ini dijelaskan tentang objek objek filsafat ilmu, bahwa Filsafat ilmu
memiliki dua objek filsafat yaitu objek material filsafat ilmu dan objek formal filsafat
ilmu. Yang dimaksud objek material filsafat ilmu disini yaitu objek yang dijadikan
sasaran penyelidikan oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu. Objek
material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah
disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dan yang kedua yaitu objek formal filsafat ilmu
adalah hakikat ilmu pengetahuan , maksudnya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian
terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa hakikat ilmu pengetahuan itu?
Bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah? Masalah inilah yang dibicarakan dalam
landasan pengetahuan, yaitu landasan ontologis, epistemologis, dan aksiologis.
Landasan ontologis disini maksudnya titik tolak penelaahan ilmu pengetahuan
didasarkan atas sikap dan pendirian para filosofis, yang dimiliki oleh seorang ilmuwan.
Jadi, landasan ontologis ilmu pengetahuan sangat tergantung pada cara pandang ilmuwan
terhadap realitas, manakala realitas yang dimaksud adalah meteri, maka yang lebih
terarah pada ilmu ilmu empiris. Dan manakala realitas yang dimaksud adalah spirit atau
roh, lebih terarah pada pengetahuan humoniora.dan yang kedua adalah landasan
epistemologis pengembangan ilmu, artinya titik tolak penelahaan ilmu pengetahuan
didasarkan pada cara dan prosedur dalam memperoleh kebenaran, dalam hal ini yang
dimaksud adalah metode ilmiah. Yang terakhir adalah landasan aksiologis pengembangan
ilmu pengetahuan merupakan sikap etis yang harus dikembangkan oleh ilmuwan,
terutama dalam kaitannya dengan nilai nilai yamng diyakini kebenarannya.

3. Lingkupan Filsafat Ilmu menurut para Filsuf
Dalam buku ini disebuktkan beberapa lingkupan filsafat ilmu yang dikemukakan oleh
The Liag Gie (2000), salah satunya menurut Pater Angeles, menurut filsafat ini, filsafat
ilmu memiliki empat bidang konsentrasi yang utama yaitu telaah mengenai beberapa
konsep dan metode ilmiah, telaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam ilmu
berikut struktur perlambangannya, telaah mengenai sling keterkaitan diantara berbagai
ilmu. Dan selanjutnya lingkupan filsafat ilmu yang dikemukakan oleh Ernest Nagel, yaitu
yang menyebutkan bahwa filsafat ilmu mencakup tiga bidang luas, yaitu pola logis yang
ditunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu, pembuktian keabsahan kesimpulan ilmiah.

4. Masalah Filsafat Ilmu
Dalam buku ini digambarkan macam macam problem filsafat ilmu dari beberapa
filsuf ilmu, diantaranya adalah menurut B. Van Fraassen, menurut ahli ini masalah utama
dalam filsafat ilmu setelah tahun enam puluhan adalah metodologi, hal hal yang
diperbincangkan ialah mengenai sifat dasar dari penjelasan ilmiah dan tori pengukuran.
Yamg kedua adalah landasan ilmu ilmu , bahwa ilmu ilmu empiris hendaknya melakukan
penelitian mengenai landasannya dan mencapai sukses seperti halnya landasan
matematika. Masalah selanjutnya yang dikemukakan oleh ahli ini adalah msalah ontologi,
yaitu persoalan utama yang dibicarakan adalah yang mencakup masalah substansi, proses,
waktu, ruang dan status. Yang kedua menurut Viktor Lenzen, yang mengajukan dua
problem, yaitu struktur ilmu, yaitu metode dan bentuk pengetahuan ilmiah, pentingnya
ilmu bagi para praktik dan pengetahuan mengenai realitas.

5. Manfaat Belajar Filsafat Ilmu
Dengan mempelajari filsafat ilmu, para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya
dan tidak terperangkap kedalam sifat organisasi yang intelektual. Dalam buku ini banyak
menyebutkan manfaat belajar ilmu pengetahuan, yaitu filsafat ilmu sebagai sarana
penguji penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah,
maksudnya seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri,
senhingga dapat menghindarkan diri dari sikap solisiptik, yakni menganggap hanya
pendapatnya yang paling benar, manfaat yang kedua bahwa ilmu merupakan usaha
mengkritik asumsi dan metode keilmuwan. Sebab kecenderungan yang terjadi dikalangan
para ilmuwan menerapkan satu metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu
pengetahuan itu sendiri. Manfaat selanjutnya bahwa filsafat ilmu memberikan pendasaran
logis terhadap metode keilmuwan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis, agar dapat dipergunakan secara umum.

Anda mungkin juga menyukai