Anda di halaman 1dari 9

Tugas Survei

Pertambangan


2014
DISUSUN OLEH :

HAMARI SIKYARTO
11/319247/TK/38377
A. Jenis pekerjaan survey dalam mining

Survei tambang/ Mine surveying merupakan salah satu cabang ilmu pertmbangan dan
teknologi serta merupakan cabang dari ilmu pertambangan dan rekayasa yang
berhubungan langsung dengan pengukuran.

Pekerjaan survey dalam dunia pertambangan :
Penafsiran geologi berdeposit mineral dalam kaitannya dengan eksploitasi.
Penyelidikan dan negoisasi hak penambangan mineral.
Perencanaan tambang dalam konteks lingkungan sekitar dan rehabilitasi yang
akan dilakukan
Studi tentang gerakan batuan dan tanah yang disebabkan oleh operasi
pertambangan.
Membantu perencanaan dan rehabilitasi lahan terdampak operasi
pertambangan.

B. Peranan ilmu Geodesi dalam dunia pertambangan

Dewasa ini banyak sekali lulusan Geodesi-Geomatika yang bekerja di dunia tambang.
Dalam hal ini lulusan Geodesi-Geomatika harus memahami dan mengerti peranan
ilmu geodesi dalam dunia pertambangan. Adapun peran ilmu geodesi dalam dunia
pertambangan ialah :

Kegiatan eksplorasi untuk penentuan titik lokasi pengeboran dan study outcrop
Pembuatan model cadangan bahan tambang
Pengukuran pemasangan design tambang
Pengukuran topografi original atau topografi progress tambang
Kegiatan survey dalam mendukung kegiatan Peledakan- Blasting- (pengukuran space-
boder dan depth)
Kegiatan survey pada pemasangan Guideline di kegiatan penambangan underground
Menunjuk atau menentukan arah dan batas-batas yang akan digali sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan
Melapor kepada petugas yang bertanggung jawab atas pekerjaan penggalian apabila
mendekati (tidak kurang 50meter) dari tempat- tempat yang mempunyai potensi
bahaya seperti kantong-kantong air, gas-gas berbahaya, semburanbatu (rock burst),
dan permukaan tanah atau penyangga- penyangga yang dapat membahayakan
penggalian tersebut.
Survey data processing untuk pengolahan selanjutkan keperhitungan volume,
perhitungan cadangan, desain jalan

Para surveyor sendiri dihadapkan oleh topografi yang bahkan setiap jamnya berubah
akibat aktivitas penambangan. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan peta topografi
yang actual setiap jamnya. Saat ini perkembangan teknologi GPS cukup pest sehingga
banya perusahaan tambang menggunakan teknologi ini untuk mendapatkan data
lapangan yang cepat dan cukup akurat. Namun untuk kasus tertentu, penggunaan alat
seperti waterpas, Total Station juga masih cukup sering digunakan. Selain itu, citra
satelit juga cukup sering digunakan oleh beberapa perusahaan tambang batubara
khusunya.

C. Jenis pekerjaan survey dalam tahap eksplorasi dan eksploitasi
1. Tahap Eksplorasi
Eksplorasi adalah tindakan atau mencari atau melakukan perjalanan dengan
tujuan menemukan sesuatu; misalnya daerah yang tak dikenal, termasuk
antariksa (penjelajahan angkasa), minyak bumi (explorasi minyak bumi), gas
alam, batu bara, mineral, gua, air, ataupun informasi.(Wikipedia)

Pengertian kegiatan eksplorasi itu merujuk kepada seluruh urutan pekerjaan
terdiri dari :
Peninjauan (reconnaissance atau prospeksi atau penyelidikan umum)
dengan tujuan mencari prospek
Penilaian ekonomi prospek yang telah diketemukan,
Tugas-tugas menetapkan bijih tambahan di suatu tambang.
Tahapan dalam perencanaan kegiatan eksplorasi :
a. Tahap eksplorasi pendahuluan
Pada tahap ini tingkat ketelitian yang diperlukan masih kecil. Peta
yang digunakan juga berskala 1:50.000 sampai 1:25.000. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :
Studi Literatur
Dalam tahap ini, sebelum memilih lokasi-lokasi eksplorasi
dilakukan studi terhadap data dan peta-peta yang sudah ada
(dari survei-survei terdahulu), catatan-catatan lama, laporan-
laporan temuan dll, lalu dipilih daerah yang akan disurvei.
Setelah pemilihan lokasi ditentukan langkah berikutnya, studi
faktor-faktor geologi (http://bosstambang.com/) regional dan
provinsi metalografi dari peta geologi regional sangat penting
untuk memilih daerah eksplorasi, karena pembentukan endapan
bahan galian dipengaruhi dan tergantung pada proses-proses
geologi yang pernah terjadi, dan tanda-tandanya dapat dilihat di
lapangan.

Survei dan Pemetaan
Jika peta dasar (peta topografi) dari daerah eksplorasi sudah
tersedia, maka survei dan pemetaan singkapan (outcrop) atau
gejala geologi lainnya sudah dapat dimulai (peta topografi skala
1 : 50.000 atau 1 : 25.000). Tetapi jika belum ada, maka perlu
dilakukan pemetaan topografi lebih dahulu. Kalau di daerah
tersebut sudah ada peta geologi, maka hal ini sangat
menguntungkan, karena survei bisa langsung ditujukan untuk
mencari tanda-tanda endapan yang dicari (singkapan),
melengkapi peta geologi dan mengambil conto dari singkapan-
singkapan yang penting. Selain singkapan-singkapan batuan
(http://bosstambang.com/) pembawa bahan galian atau
batubara (http://bosstambang.com/) (sasaran langsung), yang
perlu juga diperhatikan adalah perubahan/batas batuan,
orientasi lapisan batuan sedimen (jurus dan kemiringan),
orientasi sesar dan tanda-tanda lainnya. Hal-hal penting
tersebut harus diplot pada peta dasar dengan bantuan alat-alat
seperti kompas geologi, inklinometer, altimeter, serta tanda-
tanda alami seperti bukit, lembah, belokan sungai, jalan,
kampung, dll. Dengan demikian peta geologi dapat dilengkapi
atau dibuat baru (peta singkapan).
Tanda-tanda yang sudah diplot pada peta tersebut kemudian
digabungkan dan dibuat penampang tegak atau model
penyebarannya (model geologi). Dengan model geologi
hepatitik tersebut kemudian dirancang pengambilan conto
dengan cara acak, pembuatan sumur uji (test pit), pembuatan
paritan (trenching), dan jika diperlukan dilakukan pemboran.
Lokasi-lokasi tersebut kemudian harus diplot dengan tepat di
peta (dengan bantuan alat ukur). Dari kegiatan ini akan
dihasilkan model geologi, model penyebaran endapan,
gambaran mengenai cadangan geologi, kadar awal, dll. dipakai
untuk menetapkan apakah daerah survei yang bersangkutan
memberikan harapan baik (prospek) atau tidak. Kalau daerah
tersebut mempunyai prospek yang baik maka dapat diteruskan
dengan tahap eksplorasi selanjutnya.

b. Tahap eksplorasi detil

Setelah tahapan eksplorasi pendahuluan diketahui bahwa cadangan
yang ada mempunyai prospek yang baik, maka diteruskan dengan
tahap eksplorasi detail (White, 1997). Kegiatan utama dalam tahap ini
adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat (rapat), yaitu dengan
memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data
yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan cadangan
(volume cadangan), penyebaran kadar/kualitas secara mendatar
maupun tegak. Dari sampling yang rapat tersebut dihasilkan cadangan
terhitung dengan klasifikasi terukur, dengan kesalahan yang kecil
(<20%), sehingga dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat
menjadi lebih teliti dan resiko dapat dihindarkan. Pengetahuan atau
data yang lebih akurat mengenai kedalaman, ketebalan, kemiringan,
dan penyebaran cadangan secara 3-Dimensi (panjang-lebar-tebal) serta
data mengenai kekuatan batuan sampling, kondisi air tanah, dan
penyebaran struktur (kalau ada) akan sangat memudahkan perencanaan
kemajuan tambang, lebar/ukuran bahwa bukaan atau kemiringan lereng
tambang serta merencanakan produksi bulanan/tahunan dan pemilihan
peralatan tambang.


c. Studi kelayakan

Pada tahap ini dibuat rencana peoduksi, rencana kemajuan tambang,
metode penambangan, perencanaan peralatan dan rencana investasi
tambang. Dengan melakukan analisis ekonomi berdasarkan model,
biaya produksi penjualan dan pemasaran maka dapatlah diketahui
apakah cadangan bahan galian yang bersangkutan dapat ditambang
dengan menguntungkan atau tidak.

2. Tahap eksploitasi
Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan pada suatu wilayah kerja tertentu yang
meliputi pengeboran sumur pengembangan dan sumur reinjeksi, pembangunan
fasilitas lapangan dan operasi produksi sumber daya alam atau kegiatan yang
dilakukan baik secara sederhana (manual) maupun mekanis yang meliputi
penggalian, pemberaian, pemuatan dan pengangkutan bahan galian.

Tahapan Kegiatan :
a. Pembabatan (Clearing)
Pada tahap ini dilakukan pembersihan lahan untuk menyingkirkan
pepohonan maupun semak belukar yang tumbuh di sekitar areal
penambangan dan mempersiapkan akses untuk masuk dan untuk
mengangkut bahan tambang.

b. Pengupasan tanah penutup (Stripping)
Biasanya dilakukan pada tanah penutup yang dilakukan bersama-sama
dengan proses clearing.

c. Penggalian bahan galian
Penggalian ini bertujuan agar batuan dapat dengan mudah dan cepat
dilepaskan serta alat muat dapat dengan mudah memuat material ke alat
angkut.



d. Pemuatan (Loading)
Merupakan kegiatan memuat material ke alat angkut yang kemudian
diangkut ke titik dumping baik pada disposal area maupun grizzly.

e. Pengangkutan (Hauling)
Banyaknya material yang dibongkar, dimuat, dan diangkut oleh masing-
masing alat dinyatakan dalam jumlah produksi yang dapat diketahui
dengan menggunakan persamaan yang dikemukakan oleh Partanto
Projosumarto.

f. Penumpahan (waste dump)
Upaya untuk mencegah atau mengeluarkan air yang masuk atau
menggenangi suatu daerah penambangan yang dapat aktivitas
penambangan. Perkiraan air yang masuk ke dalam tambang berasal dari air
lipasan berupa air hujan dan air tanah berupa rembasan.

D. Analisa Keuntungan dan Kerugian UU Minerba terbaru
Undang-Undang Minerba Nomor 4 Tahun 2009 telah dirumuskan dan disahkan sejak
tahun 2009 namun baru diberlakukan di Indonesia pada 12 Januari 2014. Undang-
undang ini beresensi agar semua bahan baku mineral seperti emas, nikel, bauksit, bijih
besi, tembaga, dan batubara mengalami proses nilai tambah sebelum diekspor.
Peraturan ini juga mewajibkan pemilik usaha untuk membangun smelter, sebuah
fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam
seperti timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang
memenuhi standar.

Keuntungan UU Minerba No. 4 tahun 1999 :
a. Karena sebelum diekspor perusahaan tambang harus mengolah atau memurnikan
mineral, maka pemasukan ke kas Negara juga akan bertambah. Hal ini
dikarenakan nilai ekspornya yang meningkat setelah dilakukan pengolahan dan
pemurnian mineral.
b. Dikarenakan perusahaan tambang harus memiliki smelter sebagai tempat
pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam seperti
timah, nikel, tembaga, emas, dan perak hingga mencapai tingkat yang memenuhi
standar. Sehingga investasi dalam negeri juga akan meningkat.
c. Dengan diberlakukannya peraturan bahwa semua bahan mineral harus diolah atau
dimurnikan, maka eksploitasi secara berlebihan bisa dikurangi sehingga
diharapkan generasi mendatang juga dapat menikmati kekayaan alam dan dikelola
dengan lebih baik lagi.

Kerugian UU Minerba No.4 tahun 1999 :
a. Nilai ekspor Indonesia akan turun. Hal ini dikarenakan belum semua perusahaan
tambang Indonesia mampu atau siap mengolah mineral karena smelter yang
dibangun baru sedikit.
b. Akibat peraturan ini produsen lokal berskala kecil akan sangat terbebani karena
pasti margin keuntungan mereka menjadi lebih kecil sebagai dampak dari
meningkatnya ongkos produksi.
c. Pembangunan smelter juga memerlukan belanja modal yang besar. Sehingga
unruk perusahaan berskala kecil-menengah akan cukup kesulitan sehingga bisa
terjadi PHK pada karyawannya akibat margin keuntungan yang semakin
berkurang.


Referensi :
http://kolom.kontan.co.id/news/207/Serbasalah-UU-Minerba
http://politik.kompasiana.com/2014/02/12/uu-minerba-dan-keuntungan-bagi-bangsa-
632705.html
http://ceranawati.blogspot.com/2011/06/eksploitasi-dan-eksplorasi-sumberdaya.html
ttp://elisamaiyenti.wordpress.com/2011/10/28/pengantar-survei-tambang-untuk-
surveyor

Anda mungkin juga menyukai