Anda di halaman 1dari 12

1

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTIK


PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR KOLOM LANTAI DASAR DAN
BALOK LANTAI I
PADA PROYEK PEMBANGUNAN @ HOM HOTEL CILACAP







Disusun Oleh :
SHIERLY AYU CICILIA
H1D009046




KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PURWOKERTO
2012



2
A. LATAR BELAKANG
Kerja Praktik merupakan mata kuliah dalam kurikulum program Strata Satu yang
wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa Program Studi Teknik Sipil di lingkungan
Universitas Jenderal Soedirman. Kerja praktik ditempuh oleh mahasiswa yang telah
mengambil 100 SKS dan berada di semester 6 atau lebih.Dengan adanya program Kerja
Praktik ini, mahasiswa dapat mengetahui proses pelaksanaan proyek konstruksi secara
langsung yang merupakan aplikasi dari materi pembelajaran yang diperoleh pada proses
perkuliahan.
Proyek yang dijadikan sebagai tempat kerja praktik adalah Proyek
Pembangunan @ Hom Hotel Cilacap. Proyek Pembangunan Gedung @ Hom Hotel ini
merupakan sebuah proyek pembangunan yang mengkhususkan sebagai tempat hunian
sementara atau menginap bagi para pengunjung di wilayah Cilacap, Jawa Tengah.
Semakin meningkatnya kebutuhan akan tempat menginap seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan penduduk, meningkatnya aktivitas ekonomi dan aktivitas pariwisata di kota
Cilacap adalah alasan mengapa Proyek Pembangunan Gedung @ Hom Hotel ini
dibangun, di samping lokasinya yang strategis di tepi jalan utama di kota Cilacap. Proyek
Pembangunan Gedung @ Hom Hotel merupakan proyek gedung bertingkat yang terdiri
dari empat lantai. Pada proyek ini, penulisan laporan mengkhususkan tinjauan
pelaksanaan pekerjaan kolom lantai dasar dan balok lantai satu.

B. TUJUAN KERJA PRAKTIK
Adapun maksud dan tujuan pelaksanaan kerja praktik ini adalah sebagai berikut:
a) mengetahui pelaksanaan konstruksi pada umumnya dan pekerjaan kolom dan balok
pada khususnya;
b) mengetahui permasalahan yang terjadi pada saat pelaksanaan proyek khususnya
dalam pekerjaan kolom dan balok serta cara menyelesaikan permasalahan yang ada;
c) mengetahui tata cara administrasi dalam proyek;
d) membandingkan antara teori yang didapatkan dalam perkuliahan dengan pelaksanaan
di lapangan sehingga dapat menganalisa kondisi nyata selama pekerjaan proyek; dan
e) merupakan syarat kelulusan menempuh pendidikan Strata Satu (S1) Program Sarjana
Teknik di Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman.




3
C. GAMBARAN UMUM PROYEK
Proyek pembangunan gedung @ Hom Hotel Cilacap merupakan pembangunan
gedung yang berfungsi sebagai hunian sementara atau menginap bagi para pengunjung di
Kota Cilacap. Semakin pesatnya pertumbuhan penduduk, aktivitas ekonomi dan aktivitas
pariwisata di Kota Cilacap, semakin tinggi pula kebutuhan akan tempat hunian sementara
atau menginap bagi para pengunjung di Kota Cilacap. Terbatasnya lahan yang tersedia di
area pembangunan gedung @ Hom Hotel Cilacap, maka mengharuskan pembangunan
gedung bergerak ke atas, bukan ke arah samping.
@ Hom Hotel Cilacap merupakan gedung bertingkat yang berfungsi sebagai tempat
hunian sementara atau menginap yang terdiri dari empat lantai. @ Hom Hotel Cilacap
terdiri dari lima lantai yang berfungsi sebagai kamar penginapan dan ruangan lain
sebagai fasilitas dalam mendukung fungsinya sebagai hotel.

D. LOKASI PROYEK
Secara geografis, batas-batas Proyek Pembangunan @ Hom Hotel antara lain, sebelah
utara berbatasan dengan jalan rel Cilacap - Purwokerto, sebelah selatan berbatasan
dengan Jalan Perintis Kemerdekaan, sebelah barat berbatasan dengan pertokoan dan
perumahan warga, sebelah timur berbatasan dengan SPBU Gumilir.






Gambar 1 lokasi proyek

E. DATA PROYEK
Data Umum Proyek
Gambaran umum mengenai data umum proyek yang menjadi lokasi kerja praktik ini
terangkum sebagai berikut:
U
SPBU Ruko dan
perumahan
lokasi

4
a. Nama Proyek : Pembangunan Gedung @ Hom Hotel Cilacap
b. Lokasi proyek : Jl. Perintis Kemerdekaan, Gumilir, Cilacap
c. Pemilik Proyek : @ Hom Hotel Cilacap
d. Kontraktor Pelaksana : PT. Cahaya Surya Selatan
e. Konsultan Perencana : Avantgarde Project (Architechture Design & Building
Contruction)
f. Konsultan Pengawas :@ Hom Hotel Cilacap ( Inhouse) dan Avantgarde
Project (Architecture Design & Building Construction)
g. Waktu Pelaksanaan : 180 hari kerja
h. Luas Tapak Bangunan : 4200 m
2

i. Luas Area Bangunan : 2000 m
2

j. Nilai Kontrak : Rp 15.000.000.000,00
k. Jenis Kontrak : Unit Price

Data Teknis Proyek
Data teknis proyek adalah data yang menjelaskan keadaan struktur suatu proyek.
Gambaran umum mengenai data teknis proyek yang menjadi lokasi kerja praktik ini
terangkum sebagai berikut:
a. Jumlah Lantai : 5 lantai ( lantai dasar, lantai 1, lanta2, lantai 3, lantai4)
b. Luas Bangunan : 4200 m
2

c. Fondasi : Tiang pancang dengan dimensi 25 x 25, mutu beton K-250
d. Kolom : Kolom struktur K1, K2, K3, K4, K5, K6, K7, K8, K9, KA,
KB,KC, KD, dan K
e. Sloof : Sloof dengan ukuran 150 x 200 (mm)
f. Balok : Balok dengan tipe balok induk yaitu BI as 1a-1b; BI as a- d;
BI as 1c; Balok bordes; BI as A, B; BI as C, D, E, J, K; BI as
F, I; BI as A, B; BI as G, H; BI as A, B, C, D, E, F, I, J, K;
BI as F, I; BI as 2, 3; BI as 3, 4; BI as G, H, I; BI as 1 4
dan tipe balok anak yaitu BA as 1 b; BA B1; Balok lift G1;
BA G2; BA as 4; BA as 2;
Balok talang BR; BA BA2, mutu beton K-250

5
g. Pelat Lantai : Pelat lantai dengan tebal 12 cm, mutu beton K-250
h. Pembesian : Tulangan yang digunakan memiliki ukuran D12, D16, D19,
dan D25, 8, 10, dan 12
F. ORGANISASI PROYEK


Pemilik/Pengawas Proyek
@ Hom Hotel Cilacap




Contruction)


Gambar 2 Hubungan pengelola.
Keterangan :
Garis Komando
Garis Koordinasi
G. PERALATAN YANG DIGUNAKAN
1. Peralatan Pekerjaan Pengukuran
a. Waterpas
b. Theodolith
c. Rambu Ukur atau Bak Ukur
d. Meteran
2. Peralatan Pekerjaan Pembesian
a. Alat Pembengkok Besi Tulangan
b. Pemotong Tulangan (Bar Cutter)
c. Catut
3. Peralatan Pekerjaan Pengecoran
a. Concrete Mixer/ Mollen
b. Penggetar Beton (Concrete Vibrator)
Kontraktor
PT. Cahaya Surya Selatan
Perencana
Avantgrade Project
( Architecture Design &
Building Construction)
Pemilik/Pengawas Proyek
@ Hom Hotel Cilacap


6
c. Truk Pengangkut Beton (Concrete Dump Truck)
d. Perancah (Schafolding)
e. Cangkul, Sekop dan Perata

H. MATERIAL
a. Portland Cement
b. Agregat Halus (Pasir)
c. Agregat Kasar (Kerikil)
d. Air
e. Baja Tulangan
f. Kawat Bendrat
g. Bekisting
h. Bahan Adhitif

I. PELAKSANAAN PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK
Pekerjaan produksi kolom dan balok dilaksanakan meliputi beberapa kegiatan
yaitu sebagai berikut :
a. Pekerjaan Persiapan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam pekerjaan persiapan adalah sebagai berikut.
1) Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan.
2) Shop drawing yang telah disetujui oleh pihak kontraktor atau konsultan.
3) Kesiapan alat produksi.
4) Kesiapan material.
5) Persiapan tenaga kerja yang dibutuhkan.
6) Penyediaan mix desain beton sesuai spesifikasi teknis.

b. Pekerjaan Pemasangan Bekisting
Bekisting (mould) adalah cetakan beton yang terbuat dari kayu dan papan triplex
berfungsi untuk membuat beton bertulang supaya mempunyai bentuk dan ukuran
yang dikehendaki sesuai dengan kebutuhan. . Bekisting harus menggunakan bahan
yang kuat, tidak berlubang, bersih, dan permukaannya rata. Bekisting pada kolom,
balok dan pelat digunakan papan triplek tebal 12-18 mm dan kayu mahoni diberi
sandaran menggunakan kaso yang sebelumnya dilakukan pemasangan perancah
terlebih dahulu.



7
c. Penulangan Kolom dan balok
Pada proyek ini, tulangan kolom yang digunakan bervariasi yaitu D 16, D19, D
22, D 25 untuk tulangan utamanya, sedangkan 8, 10, dan 12 untuk tulangan
sengkangnya. Bahan yang dipakai yaitu baja dengan mutu fy = 400 Mpa > 13 D
(BJTD) sebagai tulangan utama serta tulangan sengkang menggunakan mutu baja
fy = 240 Mpa ( BJTP). Penulangan balok juga bervariasi yaitu D16, D19, D 22,
D25 untuk tulangan utamanya, sedangkan 8, 10, dan 12 untuk tulangan
sengkangnya. Bahan yang dipakai yaitu baja dengan mutu fy = 400 Mpa > 13 D
(BJTD) sebagai tulangan utama serta tulangan sengkang menggunakan mutu baja
fy = 240 Mpa ( BJTP).

d. Pengecoran
Pekerjaan pengecoran dilakukan setelah pekerjaan penulangan dan bekisting
selesai, serta setelah dilaksanakan pengecekan kesiapan pengecoran dari quality
control. Pengecoran menggunakan ready mix dan adukan dengan molen di
lapangan, dengan mutu beton K-250. Selama proses pengecoran dilakukan proses
pemadatan beton dengan concrete vibrator yang bertujuan untuk memadatkan
beton agar tidak terdapat rongga pada beton.

e. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan apabila bagian konstruksi yang
dibongkar telah mencapai kekuatan yang diinginkan. Pembongkaran bekisting
kolom dan balok dilakukan dengan linggis, caranya dengan melepas kunci kunci
/ baut baut pada bekisting dengan sangat hati hati, karena pada pekerjaan
pembongkaran bekisting perlu diperhatikan penggunaan bekisting yang dapat
digunakan lagi nantinya sehingga lebih ekonomis.

f. Perawatan Beton
Perawatan beton yang dilakukan dengan cara disiram atau dibasahi agar tidak
terjadi retak.

J. PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian proyek merupakan suatu kegiatan yang dilakukan agar suatu proyek
dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana yang telah disusun. Suatu proyek
dikatakan berhasil apabila proyek tersebut dapat selesai tepat waktu menurut schedule
yang ditentukan, mutu, dan hasil pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan, dan biaya
yang dikeluarkan sesuai dan tidak melenceng dari biaya yang telah diproyeksikan.
Pengendalian proyek yang dilakukan meliputi hal hal sebagai berikut yaitu :
a. Pengendalian Mutu Proyek
Pengendalian mutu proyek sangat berhubungan dengan pengawasan bahan dan
alat yang digunakan.

8
Pengendalian mutu terhadap material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan mengacu pada standarisasi kualitas material. Sedangkan untuk
pengendalian terhadap mutu pekerjaan, standar dasar utama yang berlaku adalah
gambar rencana. Standarisasi tersebut tercantum pada spesifikasi penggunaan
material dan mutu material, serta gambar rencana yang telah disepakati dalam
kontrak antara pihak owner dan kontraktor.
b. Pengendalian Waktu Proyek
Pengendalian waktu adalah pengendalian dan pengontrolan yang dilaksanakan
oleh suatu jasa manjemen konstruksi agar pelaksanaan proyek dapat berjalan
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan sejak awal proyek. Pengendalian
waktu ini sangat diperlukan karena biasanya waktu penyelesaian suatu proyek
adalah sangat terbatas dan singkat sehingga perlu adanya pengendalian.
c. Pengendalian Biaya Proyek
Dalam proses pengendalian biaya proyek, acuan utama biaya yang harus dikelola
adalah besarnya nilai kontrak pembangunan proyek yang telah dihitung volume
pekerjaanya berdasarkan Bill of Quantity (BQ) dan disepakati oleh pihak owner
(disini adalah manajemen konstruksi) dan kontraktor.
Dari perhitungan biaya oleh kantor pusat tersebut, kemudian dilakukan
perhitungan biaya di lapangan. Tugas dari pengalokasian kembali biaya di
lapangan tersebut adalah pembanding antara perkiraan perhitungan biaya dari
pihak kantor dan pihak lapangan untuk menyelesaikan pembangunan proyek
tersebut. Karena dalam pengendalian biaya ini sangat dipengaruhi oleh
pengendalian waktu, maka pengendalian waktu harus benar-benar diperlukan.

K. PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN
1. Permasalahan
Beberapa permasalahan pada proyek pembangunan gedung @ Hom Hotel yang
dijumpai selama melaksanakan kerja praktik adalah sebagai berikut:
a. Terjadinya pergeseran as kolom pada awal pembesian kolom.
b. Adanya keterlambatan beberapa pekerjaan yang disebabkan keterlambatan pengadaan
material dan alat seperti baja tulangan dan perancah sehingga menyebabkan proyek
pembangunan @ Hom Hotel mengalami keterlambatan.

9
c. Pada saat awal pengecoran kolom terdapat bekisting yang tidak kuat menahan beban
beton ready mixnya.
d. Adanya beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh tukang, diantaranya papan
bekisting yang sudah tidak bisa dipakai ditempatkan pada sembarang tempat dan
berantakan.
e. Adanya faktor keselamatan kerja yang kurang diperhatikan seperti adanya tukang
yang tidak menggunakan alat safety (K3) yang lengkap seperti sepatu boot, sarum
tangan, dan helm.
2. Pemecahan
Pemecahan masalah dalam suatu pekerjaan sangat dibutuhkan sehingga tidak
mengganggu proses pekerjaan selanjutnya. Adapun pemecahan masalah guna menyikapi
permasalahan yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Beberapa kolom yang mengalami pergesaran as pada saat pembesian dilakukan
perbongkaran dan perbaikan sehingga as kolom tersebut sesuai dengan perencanaan.
b. Untuk keterlambatan pekerjaan akibat keterlambatan penyediaan dan pengiriman
material dan alat diatasi dengan cara memberikan peringatan yang berupa memo dari
pihak owner kepada kontraktor dan pimpinan proyek. Sehingga pada pekerjaan
selanjutnya setiap pekerjaan dilakukan secepat dan secermat mungkin bahkan
dilakukan lembur serta disaat material dan alat yang yang terlambat dalam pengadaan
dan pengiriman belum sampai di lokasi proyek maka tukang dan pekerja proyek yang
lain melakukan pekerjaan konstruksi yang lain yang tidak membutuhkan material atau
alat yang terlambat tadi.
c. Pada kolom tertentu yang saat awal pengecoran kolom terdapat bekisting yang tidak
kuat menahan beban beton ready mixnya dilakukan penghentian penuangan beton
ready mix sementara dan dilakukan perbaikan dan penguatan bekisting terlebih
dahulu sementara penuangan beton ready mix dilakukan untuk kolom yang lain
terlebih dahulu.
L. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari berbagai kegiatan selama kerja praktik pada proyek pembangunan gedung @
Hom Hotel Cilacap telah banyak didapatkan ilmu pengetahuan mengenai kegiatan suatu

10
proyek. Selama menjalani kerja praktik pada proyek ini, maka praktikan dapat
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Adanya keterlambatan waktu pelaksanaan proyek dikarenakan adanya keterlamabatan
pengadaan dan pengiriman material dan alat kontruksi yaitu baja tulangan dan
perancah.
b. Pengawasan yang kurang baik saat pelaksanaan pekerjaan sehingga hasil yang
didapatkan kurang maksimal, bahkan ada perbaikan seperti pada pembesian kolom.
c. Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja kurang diperhatikan, sebagai contoh para
pekerja sering tidak memakai helm lapangan.
d. Adanya jam lembur karena adanya keterlambatan pelaksanaan proyek yang
disebabkan oleh faktor lingkungan dan teknis.
e. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan suatu proyek agar
berjalan dengan lancar adalah tenaga, biaya, metode pelaksanaan, waktu dan
peralatan.
2. Saran
Berdasarkan pelaksanaan pekerjaan yang telah diamati, maka penulis berusaha
memberikan saran atau tanggapan yang bersifat membangun dalam pelaksanaan
pekerjaan selanjutnya. Terkait pelaksanaan pada proyek pembangunan gedung @ Hom
Hotel Cilacap penulis berusaha memberikan beberapa saran sebagai berikut:
a. Sebelum pelaksanaan pada setiap pekerjaan hendaknya segala sesuatu yang terkait
dengan pekerjaan itu harus dipersiapkan secara matang, baik dan benar sehingga pada
saat pelaksanaan tidak mengalami hambatan yang dapat mengganggu kelancaran
pekerjaan termasuk shop drawing harus sudah fix.
b. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus sesuai dengan perencanaan.
c. Pengujian material yang dipakai sangat perlu dilakukan, agar dapat diketahui apakah
material tersebut sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
d. Untuk pengendalian pada suatu proyek, pengendalian mutu dan pengendalian waktu
sangat diperlukan, hal ini bertujuan agar hasil dari pekerjaan suatu proyek dapat
sesuai dengan perencanaan, proyek dapat berjalan secara efektif dan efisien.
e. Perlu pengawasan yang baik agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan sehingga
perbaikan akibat kesalahan dalam pelaksanaan pekerjaan kontruksi dapat dihindari.

11
f. Dalam melakukan setiap pekerjaan harus memperhatikan tingkat keselamatan
sehingga kecelakaan dalam bentuk apapun dapat dihindari.




























12
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung. SKSNI T15-1991 1-03.
Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Beton Bertulang. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Hizom, MS. 2006. Diktat Kuliah Manajemen Konstruksi 1. Purwokerto.
Kusuma, Gedeon & Vis, C. W. 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang. Edisi
kedua. Erlangga, Jakarta.
Rostiyanti, Fatena, S. 2002. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi. Aneka Cipta, Jakarta.
Tjokrodimuljo, Kardiyono. 1996. Teknologi Beton. Nafiri, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai