COMBUSTIO (LUKA BAKAR) I. KONSEP DASAR PENYAKIT A. Definisi Luk Bk! Luka bakar adalah luka yang dapat timbul akibat kulit terpajan ke suhu tinggi, syok listrik, atau bahan kimia (Corwin, 2001). Luka bakar adalah cedera kulit oleh karena perpindahan energi dari sumber panas ke kulit (melt!er " #are, 2002). Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontrak dengan sumber panas seperti api, air, panas, bahan kimia, listrik dan radiasi ($oenajar, 2002). Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap, listrik, bahan kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar adalah suatu luka yang disebabkan karena adanya perpindahan energi dari sumber panas ketubuh, dan panas tersebut bisa dihantarkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik (%&&endy, 2000). Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk luka'luka lainnya karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (escar) yang tetap berada pada tempatnya untuk jangka waktu yang lama ((ri& $uta))in, 2011). Luka bakar adalah kerusakan jaringan permukaan tubuh yang disebabkan oleh suhu tinggi yang menimbulkan reaksi pada seluruh sistem metabolism (unita (lmatsia, 200*). Luka bakar merupakan respon kulit dan jaringan subkutan terhadap trauma suhu atau termal (+ierce dan ,eil, 200-). Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (.usumaningrum, 200-). /ari pendapat'pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa luka bakar merupakan respon kulit terhadap suatu rangsangan dari luar berupa suhu panas, arus listrik, bahan kimia yang mengakibatkan kerusakan jaringan dan sitem metabolisme tubuh. B. E"i#$#%i Luk Bk! Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara langsung maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga. elain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar. ecara garis besar, penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi0 1. +aparan api 1lame0 (kibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. (pi dapat membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. erat alami memiliki kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh atau menyala dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak. #enda panas (kontak)0 2erjadi akibat kontak langsung dengan benda panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami kontak. Contohnya antara lain adalah luka bakar akibat rokok dan alat'alat seperti solder besi atau peralatan masak. 2. calds (air panas) 2erjadi akibat kontak dengan air panas. emakin kental cairan dan semakin lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka yang disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka bakarnya. +ada kasus kecelakaan, luka umumnya menunjukkan pola percikan, yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. edangkan pada kasus yang disengaja, luka umumnya melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam pola sirkum&erensial dengan garis yang menandai permukaan cairan. 3. 4ap panas 2erutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator mobil. 4ap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. (pabila terjadi inhalasi, uap panas dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran napas distal di paru. *. 5as panas 6nhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran na&as bagian atas dan oklusi jalan na&as akibat edema. 7. (liran listrik Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh. 4mumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahan. 8. 9at kimia (asam atau basa) :. ;adiasi <. unburn sinar matahari, terapi radiasi. C. K$sifiksi Luk Bk! (C#&'us"i#) #erdasarkan kedalaman kerusakan jaringan 0 5ambar 1. .edalaman luka bakar 4ntuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi dan perawatan, luka bakar diklasi&ikasikan berdasarkan penyebab, kedalaman luka, dan keseriusan luka, yakni 0 a. #erdasarkan kedalaman luka bakar 0 1) Luka bakar derajat 60 a) .erusakan terbakar pada lapisan epidermis (superficial). b) .ulit kering, hiperemik berupa eritema. c) 2idak dijumpai bulae. d) ,yeri karena ujung'ujung sara& sensorik teriritasi. e) +enyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 7'10 hari. &) Contohnya adalah luka bakar akibat sengantan matahari 2) Luka bakar derajat 66 a) .erusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi in&lamasi disertai proses eksudasi. b) /ijumpai bullae. c) ,yeri karena ujung'ujung sara& sensorik teriritasi. d) /asar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal. Luka bakar derajat 66 dibedakan menjadi0 a) /erajat 66 dangkal (superficial). 1) .erusakan mengenai bagian super&isial dari dermis. 2) =rgan'organ kulit seperti &olikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. 66b 666 6 66a 3) +enyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10'1* hari, tanpa operasi penambalan kulit (skin graft). b) /erajat 66 dalam (deep). 1) .erusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. 2) =rgan'organ kulit seperti &olikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh. 3) +enyembuhan terjadi lebih lama, tergantung biji epitel yang tersisa. #iasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan. #ahkan perlu dengan operasi penambalan kulit (skin graft). 3) Luka bakar derajat 666 a) .erusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam. b) =rgan'organ kulit seperti &olikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan. c) 2idak dijumpai bulae. d) .ulit yang terbakar berwarna abu'abu dan pucat, karena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar. e) 2erjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar. &) 2idak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung'ujung sara& sensorik mengalami kerusakan>kematian. g) +enyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka. b. #erdasarkan berat ringannya luka bakar $enurut (merica #un (ssociaton (%&&endi, Cristanty 2000) berat ringannya luka bakar ditentukan berdasarkan luas permukaan tubuh yang terkena (Total Body Surface Area atau 2#() yang dihitung berdasarkan persentase, misalnya dengan cara Rule of Nine dari ?allace dan derajat kedalaman luka bakar. /isamping &aktor tersebut ternyata masih terdapat &aktor'&aktor lain yang berperan menentukan berat ringannya luka bakar seperti usia, ada>tidaknya cedera inhalasi, dan sebagainya. #anyak cara menghitung luas luka bakar, tetapi yang banyak dipakai adalah cara Rule of Nine dari ?allace, adalah sebagai berikut (untuk dewasa) 2(#%L 1 L4( L4.( #(.(; #%;/((;.(, RULE OF NNE ,= (;%( @ 1 Aead and neck - 2 (nterior trunk 1< 3 +osterior trunk 1< * 5enitalia 1 7 ;ight arm - 8 Le&t arm - : ;ight thigh - < Le&t thigh - - ;ight leg - 10 Le&t leg - 2otal 100 5ambar 2. %stimation o& burn si!e using the ;ule o& ,ine +erhitungan luas luka bakar untuk anak B 17 tahun ditetapkan berdasarkan modi&ikasi dari Rule of Nine sebagai berikut0 2(#%L 2. L4( L4.( #(.(; #%;/((;.(, RULE OF NNE 4,24. 46( B 17 2(A4, ,= /(%;(A +%;$4.((, 24#4A 0'1 2A 7 2A 17 2A 1 .epala, muka dan leher 1< @ 1* @ 10 @ 2 #adan sebelah depan 1< @ 1< @ 1< @ 3 #adan sebelah belakang 1< @ 1< @ 1< @ * (lat gerak atas kanan - @ - @ - @ 7 (lat gerak atas kiri - @ - @ - @ 8 (lat gerak bawah kanan 1* @ 18 @ 1< @ : (lat gerak bawah kiri 1* @ 18 @ 1< @ Cumlah total 100 @ 100 @ 100 @ 5ambar 3. %stimation o& burn si!e using the ;ule o& ,ine (ntara umur 1'7 tahun, tiap tahun tiap tungkai bertambah 0,* @ dan antara umru 7'17 tahun, tiap tahun tiap tungkai bertambah 0,2 @. atu telapak tangan penderita mempunyai luas 1 @ dari luas tubuhnya. /isamping dengan cara Rule of Nine, ada cara yang kadang dipakai untuk menghitung luas permukaan tubuh yang terkena luka bakar sesuai dengan golongan usia. Cara ini menggunakan Lund and Bro!der "#art. 2(#%L 3 L4( L4.( #(.(; #%;/((;.(, LUN$ AN$ BRO%$ER "&ART ,= (;%( (5%'D%(; 0'1 1'* *'- 10'17 (/4L2 1 Aead 1- 1: 13 10 : 2 ,eck 2 2 2 2 2 3 (nterior trunk 13 1: 13 13 13 * +osterior trunk 13 13 13 13 13 7 ;ight buttock 2 E 2 E 2 E 2 E 2 E 8 Le&t buttock 2 E 2 E 2 E 2 E 2 E : 5enitalia 1 1 1 1 1 < ;ight upper arm * * * * * - Le&t upper urm * * * * * 10 ;ight lower arm 3 3 3 3 3 11 Le&t lower arm 3 3 3 3 3 12 ;ight hand 2 E 2 E 2 E 2 E 2 E 13 Le&t hand 2 E 2 E 2 E 2 E 2 E 1* ;ight thigh 7 E 8 E < E < E - E ,= (;%( (5%'D%(; 0'1 1'* *'- 10'17 (/4L2 17 Le&t thigh 7 E 8 E < E < E - E 18 ;ight leg 7 7 7 E 8 : 1: Le&t leg 7 7 7 E 8 : 1< ;ight &oot 3 E 3 E 3 E 3 E 3 E 1- Le&t &oot 3 E 3 E 3 E 3 E 3 E 5ambar *. %stimation o& burn si!e using Lund and #rowder Chart #erdasarkan berat > ringan luka bakar, diperoleh beberapa kategori penderita (De&ta $oenadjat, 2003)0 1) Luka bakar berat > kritis ('a(or burn) a) /erajat 66'666 F 20@ pada klien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 70 tahun. b) /erajat 66'666 F 27@ pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertama. c) Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki dan perineum. d) (danya trauma pada jalan napas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakar. e) Luka bakar listrik tegangan tinggi. &) /isertai trauma lainnya (misal &raktur iga > lain'lain). g) .lien'klien dengan risiko tinggi. 2) Luka bakar sedang ('oderate burn) a) Luka bakar dengan luas 17'27@ pada dewasa, dengan luka bakar derajat 666 G 10@. b) Luka bakar dengan luas 10'20@ pada anak usia G 10 tahun atau dewasa F *0 tahun, dengan luka bakar derajat 666 G 10@. c) Luka bakar dengan derajat 666 G 10@ pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki dan perineum. 3) Luka bakar ringan ('ild burn) a) Luka bakar dengan luas G 17@ pada dewasa. b) Luka bakar dengan luas G 10@ pada anak dan usia lanjut. c) Luka bakar dengan luas G 2@ pada segala usiaH tidak mengenai muka, tangan, kaki dan perineum. D. P"#fisi#$#%i Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga air, natrium, klorida dan protein tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan terjadinya edema yang dapat berlanjut pada keadaan hipoIolemia dan hemokonsentrasi. .ehilangan cairan tubuh pada klien luka bakar dapat disebabkan oleh beberapa &aktor antara lain0 peningkatan mineralokortikoid (retensi air, natrium, klorida, ekskresi kalium), peningkatan permeabilitas pembuluh darah, perbedaan tekanan osmotik intra dan ekstra sel. +erpindahan cairan dari intraIaskuler ke ekstraIaskuler melalui kebocoran kapiler yang mengakibatkan kehilangan ,a, air dan protein plasma serta edema jaringan diikuti denganH penurunan curah jantung, hemokonsentrasi sel darah merah, penurunan per&usi pada organ mayor, edema menyeluruh. /engan menurunnya Iolume intraIaskuler, maka aliran plasma ke ginjal dan 51; akan menurun yang mengakibatkan penurunan haluaran urine. epertiga dari klien'klien luka bakar akan mengalami masalah pulmoner yang berhubungan dengan luka bakar. $eskipun tidak terjadi cedera pulmoner, hipoksia (starIasi oksigen) dapat dijumpai. +ada luka bakar yang berat, konsumsi oksigen oleh jaringan tubuh klien akan meningkat dua kali lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme dan repon lokal. Cedera inhalasi merupakan penyebab utama kematian pada korban'korban kebakaran. .arbonmonoksida mungkin merupakan gas yang paling sering menyebabkan cedera inhalasi karena gas ini merupakan produk sampingan pembakaran bahan'bahan organik. %&ek pato&isiologiknya adalah hipoksia jaringan yang terjadi ketika karbonmonoksida berikatan dengan hemoglobin untuk membentuk karboksihemoglobin. ;espon umum yang biasa terjadi pada klien luka bakar F20@ adalah penurunan aktiIitas gastrointestinal. Aal ini disebabkan oleh kombinasi e&ek repson hipoIolemik dan neurologik serta respon endokrin terhadap adanya perlukaan luas. +ertahanan imunologik tubuh sangat berubah akibat luka bakar. emua tingkat respon imun akan dipengaruhi nsecara merugikan. .ehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan &aktor'&aktor in&lamasi yang abnormal, perubahan kadar imunoglobulin serta komplemen serum, gangguan &ungsi neutro&il, dan penurunan jumlah lim&osit (lim&ositopenia). 6munosupresi membuat klien luka bakar berisiko tinggi untuk mengalami sepsis. Ailangnya kulit juga menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhunya. .arena itu klien'klien luka bakar dapat memperlihatkan suhu tubuh yang rendah dalam beberapa jam pertama pasca luka bakar, tetapi kemudian setelah keadaan hipermetabolisme menyetel kembali suhu inti tubuh, klien luka bakar akan mengalami hipertermi selama sebagian besar periode pasca luka bakar kendati tidak terdapat in&eksi. E. (se Luk Bk! /alam perjalanan penyakitnya dibedakan 3 &ase pada luka bakar yaitu0 a. 1ase darurat>resusitasi 1ase ini berlangsung dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi cairan. +ada &ase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran na&as karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. +ada &ase ini terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit, akibat cedera termis yang bersi&at sistemik. b. 1ase akut atau intermediat 1ase akut atau intermediat berlangsung sesudah &ase darurat>resusitasi dan dimulai *< hingga :2 jam setelah terjadi luka bakar. elama &ase ini, perhatian ditujukan pada pengkajian dan pemeliharaan yang berkesinambungan terhadap status respirasi dan sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, serta &ungsi gastrointestinal. +erawatan luka bakar dan pengendalian nyeri merupakan prioritas pada tahap ini. +ada tahap ini sudah dipertimbangkan interIensi pembedahan (debridement, skin gra&ting) c. 1ase rehabilitasi 1ase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. $asalah pada &ase ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar berupa parut hipertro&ik, kontraktur dan de&ormitas lain yang terjadi karapuhan jaringan atau organ' organ strukturil (misal, bouttonierre defor'ity). (. Mnifes"si K$inis Ke)$&n Dn Pen*e'' Luk Bk! B%in Ku$i" Yn% Te!ken Ge+$ Pen&,i$n Luk Pe!+$nn Kese&'u-n De!+" S"u (Su,e!fisi$)0 tersengat matahari, terkena api dengan intensitas rendah %pidermis .esemutan, hiperestesia (supersensiIitas), rasa nyeri mereda jika didinginkan $emerah, menjadi putih ketika ditekan minimal atau tanpa edema .esembuhan lengkap dalam waktu satu minggu, terjadi pengelupasan kulit De!+" Du (P!"i$. T-i/kness)0 tersiram air mendidih, terbakar oleh nyala api %pidermis dan bagian dermis ,yeri, hiperestesia, sensiti& terhadap udara yang dingin $elepuh, dasar luka berbintik' bintik merah, epidermis retak, permukaan luka basah, terdapat edema .esembuhan dalam waktu 2'3 minggu, pembentukan parut dan depigmentasi, in&eksi dapat mengubahnya menjadi derajat'tiga De!+" Ti% ((u$$. T-i/kness)0 terbakar nyala api, terkena cairan mendidih dalam waktu yang lama, tersengat arus listrik %pidermis, keseluruhan dermis dan kadang' kadang jaringan subkutan 2idak terasa nyeri, syok, hematuria (adanya darah dalam urin) dan kemungkinan pula hemolisis (destruksi sel darah merah), kemungkinan .ering, luka bakar berwarna putih seperti bahan kulit atau gosong, kulit retak dengan bagian lemak yang tampak, terdapat edema +embentukan eskar, diperlukan pencangkokan, pembentukan parut dan hilangnya kontur serta &ungsi kulit, hilangnya jari tangan atau ekstrenitas dapat terjadi terdapat luka masuk dan keluar (pada luka bakar listrik) G. K#&,$iksi 1. 5agal jantung kongesti& dan edema pulmonal 2. indrom kompartemen indrom kompartemen merupakan proses terjadinya pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam kompartemen Iaskuler, Iolume darah akan meningkat. .arena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. 2ekanan terhadap pembuluh darah kecil dan sara& pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia. 3. (dult ;espiratory /istress yndrome (kibat kegagalan respirasi terjadi jika derajat gangguan Ientilasi dan pertukaran gas sudah mengancam jiwa pasien. *. 6leus +aralitik dan 4lkus Curling #erkurangnya peristaltic usus dan bising usus merupakan tanda'tanda ileus paralitik akibat luka bakar. /istensi lambung dan nausea dapat mengakibatnause. +erdarahan lambung yang terjadi sekunder akibat stress &isiologik yang massi& (hipersekresi asam lambung) dapat ditandai oleh darah okulta dalam &eces, regurgitasi muntahan atau Iomitus yang berdarha, ini merupakan tanda'tanda ulkus curling. 7. yok sirkulasi terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipoIolemik yang terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat. 2andanya biasanya pasien menunjukkan mental berubah, perubahan status respirasi, penurunan haluaran urine, perubahan pada tekanan darah, curah janutng, tekanan cena sentral dan peningkatan &rekuensi denyut nadi. 8. 5agal ginjal akut Aaluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusiratsi cairan yang tidak adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin terdektis dalam urine. H. Pe&e!iksn Di%n#s"ik $enurut $arylin %. /oenges, (2000) +emeriksaan penunjang yang dapat di lakukan pada pasien dengan luka bakar adalah 0 a. L%/0 mengkaji hemokonsentrasi. b. %lektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. 6ni terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peningkatan dalam 2* jam pertama karena peningkatan kalium dapat menyebabkan henti jantung. c. 5as'gas darah arteri (5/() dan sinar J dada mengkaji &ungsi pulmonal, khususnya pada cedera inhalasi asap. d. #4, dan kreatinin mengkaji &ungsi ginjal. e. 4rinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas. &. #ronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap. g. .oagulasi memeriksa &aktor'&aktor pembekuan yang dapat menurun pada luka bakar masi&. h. .adar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap. I. Pen"$ksnn Me)is $enurut ;. jamsuhidajat, (2010) +enatalaksanaan medis pada penderita luka bakar sebagai berikut0 a. $ematikan sumber api 4paya pertama saat terbakar adalah mematikan api pada seluruh tubuh (menyelimuti, menutup bagian yang terbakar, berguling, menjatuhkan diri ke air). b. $erendam atau mengaliri luka etelah sumber panas hilang adalah dengan merendam luka bakar dalam air atau menyiram dengan air mengalir selama kurang lebih 17 menit. +ada luka bakar ringan tujuan ini adalah untuk menghentikan proses koagulasi protein sel jaringan dan menurunkan suhu jaringan agar memperkecil derajat luka dan mencegah in&eksi sehingga sel'sel epitel mampu ber&oli&erasi. c. ;ujuk ke ;umah akit +ada luka bakar dalam pasien harus segera di bawa ker ;umah akit yang memiliki unit luka bakar dan selama perjalanan pasien sudah terpasang in&us. d. ;esusitasi +ada luka bakar berat penanganannya sama seperti diatas . namun bila terjadi syok segera di lakukan resusitasi (#C. 1. (irway $anagement a. #ersihkan jalan napas dengan tangan dan mengangkat dagu pada pasien tidak sadar. b. Lindungi jalan napas dengan naso&arigeal. c. +embedahan (krikotiroldotomi) bila indikasi trauma sila&asial>gagal intubasi. 2. #reathing>+ernapasan a. #erikan supplement =2. b. ,ilai &rekuensi napas dan pergerakkan dinding toraks. c. +antau oksimetri nadi dan obserIasi. 3. Circulation a. ,ilai &rekuensi nadi dan karakternya b. (mbil darah untuk cross match, /+L, ureum dan elektrolit. *. +erawatan local 4ntuk luka bakar derajat 6 dan 66 bisa dilakukan perawatan lokal yaitu dengan pemberian obat topical seperti salep antiseptic contoh golongan 0 silIer sul&adia!ine, moist eKposure burn ointment, ataupun yodium proIidon. 7. +emberian cairan intraIena 4ntuk pemberian cairan intraIena pada pasien luka bakar bias menggunakan rumus yang di rekomendasikan oleh %nIans, yaitu0 Luas luka dalam persen K ##(kg) L mL ,aCl >2* jam Luas luka dalam persen K ## (kg) L mL +lasma>2* jam 2000 cc gluksosa 7@>2* jam eparuh jumlah 1M2M3 diberikan < jam pertama sisanya 18 jam berikutnya. Aari kedua diberikan setengah dari jumlah cairan hari pertama.Aari ketiga diberikan setengah dari jumlah cairan hari kedua. +enderita mula'mula dipuasakan karena keadaan syok menyebabkan peristaltik usus terhambat. /an di berikan minum setelah &ungsi usus normal kembali. Cika diuresis pada hari ketiga memuaskan dan penderita dapat minum tanpa kesulitan, in&use dapat dikurangi, bahkan dihentikan. Cara #aKter 0 Luas luka bakar (@) K ## (kg) K * mL eparuh dari jumlah cairan diberikan dalam < jam pertama. isanya diberikan dalam 18 jam berikutnya. +ada hari kedua diberikan setengah jumlah cairan hari pertama. +ada hari ketiga diberikan setengah jumlah cairan hari kedua. 8. +emberian obat'obatan +emberian obat seperti antibiotic spectrum luas bertujuan untuk mencegah in&eksi terhadap pseudomonas yang dipakai adalah golongan aminoglikosida. untuk mengatasi nyeri diberikan opiate dalam dosis rendah melalui intraIena. :. ,utrisi ,utrisi harus diberikan cukup untuk menutup kebutuhan kalori dan keseimbangan nitrogen yang negati& pada &ase katabolisme, yaitu sebanyak 2.700'3.000 kalori sehari dengan kadar protein tinggi. <. +erawatan Luka #akar 2erapi pembedahan pada luka bakar 0 a) %ksisi dini adalah tindakan pembuangan jaringan nekrosis dan debris (debridement) yang dilakukan dalam waktu kurang dari : hari (biasanya hari ke 7':) pasca cedera termis. /asar dari tindakan ini adalah0 $engupayakan proses penyembuhan berlangsung lebih cepat. /engan dibuangnya jaringan nekrosis, debris dan eskar, proses in&lamasi tidak akan berlangsung lebih lama dan segera dilanjutkan proses &ibroplasia. +ada daerah sekitar luka bakar umumnya terjadi edema, hal ini akan menghambat aliran darah dari arteri yang dapat mengakibatkan terjadinya iskemi pada jaringan tersebut ataupun menghambat proses penyembuhan dari luka tersebut. /engan semakin lama waktu terlepasnya eskar, semakin lama juga waktu yang diperlukan untuk penyembuhan. $emutus rantai proses in&lamasi yang dapat berlanjut menjadi komplikasi N komplikasi luka bakar (seperti 6;). Aal ini didasarkan atas jaringan nekrosis yang melepaskan Oburn toKicP (lipid protein compleK) yang menginduksi dilepasnya mediator'mediator in&lamasi. emakin lama penundaan tindakan eksisi, semakin banyaknya proses angiogenesis yang terjadi dan Iasodilatasi di sekitar luka. Aal ini mengakibatkan banyaknya darah keluar saat dilakukan tindakan operasi. elain itu, penundaan eksisi akan meningkatkan resiko kolonisasi mikro N organisme patogen yang akan menghambat pemulihan gra&t dan juga eskar yang melembut membuat tindakan eksisi semakin sulit. 2indakan ini disertai anestesi baik lokal maupun general dan pemberian cairan melalui in&us. 2indakan ini digunakan untuk mengatasi kasus luka bakar derajat 66 dalam dan derajat 666. 2indakan ini diikuti tindakan hemostasis dan juga Oskin gra&tingP (dianjurkan Osplit thickness skin gra&tingP). 2indakan ini juga tidak akan mengurangi mortalitas pada pasien luka bakar yang luas. .riteria penatalaksanaan eksisi dini ditentukan oleh beberapa &aktor, yaitu0 .asus luka bakar dalam yang diperkirakan mengalami penyembuhan lebih dari 3 minggu, kondisi &isik yang memungkinkan untuk menjalani operasi besar, tidak ada masalah dengan proses pembekuan darah, tersedia donor yang cukup untuk menutupi permukaan terbuka yang timbul, eksisi dini diutamakan dilakukan pada daerah luka sekitar batang tubuh posterior, eksisi dini terdiri dari eksisi tangensial dan eksisi &asial. %ksisi tangensial adalah suatu teknik yang mengeksisi jaringan yang terluka lapis demi lapis sampai dijumpai permukaan yang mengeluarkan darah (endpoint). (dapun alat'alat yang digunakan dapat bermacam'macam, yaitu pisau 5oulian atau Aumbly yang digunakan pada luka bakar dengan luas permukaan luka yang kecil, sedangkan pisau ?atson maupun mesin yang dapat memotong jaringan kulit perlapis (dermatom) digunakan untuk luka bakar yang luas. +ermukaan kulit yang dilakukan tindakan ini tidak boleh melebihi 27@ dari seluruh luas permukaan tubuh. 4ntuk memperkecil perdarahan dapat dilakukan hemostasis, yaitu dengan tourni)uet sebelum dilakukan eksisi atau pemberian larutan epinephrine 10100.000 pada daerah yang dieksisi. etelah dilakukan hal'hal tersebut, baru dilakukan Oskin gra&tP. .euntungan dari teknik ini adalah didapatnya &ungsi optimal dari kulit dan keuntungan dari segi kosmetik. .erugian dari teknik adalah perdarahan dengan jumlah yang banyak dan endpointbedah yang sulit ditentukan. %ksisi &asial adalah teknik yang mengeksisi jaringan yang terluka sampai lapisan &ascia. 2eknik ini digunakan pada kasus luka bakar dengan ketebalan penuh (&ull thickness) yang sangat luas atau luka bakar yang sangat dalam. (lat yang digunakan pada teknik ini adalah pisau scalpel, mesin pemotong OelectrocauteryP. (dapun keuntungan dan kerugian dari teknik ini adalah0 b) kin gra&ting kin gra&ting adalah metode penutupan luka sederhana. 2ujuan dari metode ini adalah 0 a. $enghentikan eIaporate heat loss b. $engupayakan agar proses penyembuhan terjadi sesuai dengan waktu c. $elindungi jaringan yang terbuka kin gra&ting harus dilakukan secepatnya setelah dilakukan eksisi pada luka bakar pasien. .ulit yang digunakan dapat berupa kulit produk sintesis, kulit manusia yang berasal dari tubuh manusia lain yang telah diproses maupun berasal dari permukaan tubuh lain dari pasien (autogra&t). /aerah tubuh yang biasa digunakan sebagai daerah donor autogra&t adalah paha, bokong dan perut. 2eknik mendapatkan kulit pasien secara autogra&t dapat dilakukan secarasplit thickness skin gra&t atau &ull thickness skin gra&t. #edanya dari teknik N teknik tersebut adalah lapisan'lapisan kulit yang diambil sebagai donor. 4ntuk memaksimalkan penggunaan kulit donor tersebut, kulit donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat lubang N lubang pada kulit donor (seperti jaring'jaring dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 0 1 sampai 1 0 8) dengan mesin. $etode ini disebut mess gra&ting. .etebalan dari kulit donor tergantung dari lokasi luka yang akan dilakukan gra&ting, usia pasien, keparahan luka dan telah dilakukannya pengambilan kulit donor sebelumnya. +engambilan kulit donor ini dapat dilakukan dengan mesin Qdermatome ataupun dengan manual dengan pisau Aumbly atau 5oulian. ebelum dilakukan pengambilan donor diberikan juga Iasokonstriktor (larutan epine&rin) dan juga anestesi. +rosedur operasi skin gra&ting sering menjumpai masalah yang dihasilkan dari eksisi luka bakar pasien, dimana terdapat perdarahan dan hematom setelah dilakukan eksisi, sehingga pelekatan kulit donor juga terhambat. =leh karenanya, pengendalian perdarahan sangat diperlukan. (dapun beberapa &aktor yang mempengaruhi keberhasilan penyatuan kulit donor dengan jaringan yang mau dilakukan gra&ting adalah kulit donor setipis mungkin, pastikan kontak antara kulit donor dengan bed (jaringan yang dilakukan gra&ting). II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN A. Pen%k+in Ke,e!1"n 1. (namnesa a) 6dentitas 6dentitas pasien meliputi nama,umur,jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat,tanggal $; serta identitas penanggung jawab. 4mur seseorang tidak hanya mempengaruhi hebatnya luka bakar akan tetapi anak dibawah umur 2 tahun dan dewasa diatsa <0 tahun memiliki penilaian tinggi terhadap jumlah kematian. /ata pekerjaan perlu karena jenis pekerjaan memiliki resiko tinggi terhadap luka bakar. b) .eluhan utama .eluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak na&as. ,yeri dapat disebabkan karena iritasi terhadap sara&. /alam melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan paliati&, seIere, time, )uality (p,),r,s,t). sesak na&as yang timbul beberapa jam > hari setelah klien mengalami luka bakar dan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran na&as bagian atas, bila edema paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru. c) ;iwayat .esehatan 1) ;iwayat penyakit sekarang 5ambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar, penyebab lamanya kontak, pertolongan pertama yang dilakukan serta keluhan klien selama menjalan perawatan ketika dilakukan pengkajian. (pabila dirawat meliputi beberapa &ase 0 &ase emergency (R*< jam pertama terjadi perubahan pola bak), &ase akut (*< jam pertama beberapa hari > bulan ), &ase rehabilitati& (menjelang klien pulang). 2) ;iwayat penyakit masa lalu $erupakan riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien sebelum mengalami luka bakar. ;esiko kematian akan meningkat jika klien mempunyai riwayat penyakit kardioIaskuler, paru, /$, neurologis, atau penyalagunaan obat dan alcohol 3) ;iwayat penyakit keluarga $erupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi 0 jumlah anggota keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai masalah kesehatan, serta kemungkinan penyakit turunan. *) ;iwayat (lergi 7) ;iwayat 6munisai 2etanus 8) /ata #io'+siko'osial'piritual /ata #io'psiko'sosial'spiritual menurut Sirginia Aenderson a. #erna&as +ada pasien dengan luka bakar mungkin akan ditemukan adanya sesak. +engembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dadaH jalan na&as atau stridor>mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal)H bunyi na&as0 gemericik (oedema paru)H stridor (oedema laringeal)H sekret jalan na&as dalam (ronkhi). b. $akan dan minum +ada pasien dengan luka bakar biasanya akan mengalami anoreksia, mual>muntah. .aji kebiasaan makan dan minum pasien sebelum sakit dan saat sakit. c. %leminasi +ada pasien dengan luka bakar biasanya haluaran urine menurun>tak ada selama &ase daruratH warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalamH diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi)H penurunan bising usus>tak adaH khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20@ sebagai stres penurunan motilitas>peristaltik gastrik. d. 5erak dan aktiIitas +ada pasien dengan luka bakar biasanya mengalami penurunan kekuatan, keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit, gangguan massa otot, perubahan tonus dan keletihan. .aji sesuai dengan table (/Ls .emampuan +erawatan /iri 0 1 2 3 * 00 .eterangan0 $andiri $akan> $inum 10 20 /ibantu alat /ibantu orang Lain $andi 2orleting 30 /ibantu orang lain dan alat #erpakaian $obilitas di tempat tidur #erpindah *0 2ergantung 2otal (mbulasi e. 6stirahat tidur +ada pasien dengan luka bakar biasanya kebutuhan istirahat tidurnya terganggu akibat nyeri ataupun sesak. .aji kualitas tidur pasien apakah pasien sering terbangun dimalam hari, seberapa sering pasien bangun dimalam hari dan penyebab pasien terbangun dimalam hari. &. .ebersihan diri +ada pasien dengan luka bakar biasanya dalam memenuhi kebutuhan kebersihan diri akan tergantung dengan orang lain karena pasien dengan luka bakar ada kemungkinan bedrest. /alam hal ini pasien dengan luka bakar akan menimbulkan masalah de&icit perawatan diri. g. +engaturan suhu tubuh +ada pasien dengan luka bakar kemungkinan akan ditemukan peningkatan suhu tubuh (F3:,7 TC) atau suhu tubuh normal (38,7'3:,7 TC) h. ;asa nyaman +asien dengan luka bakar biasanya akan merasakan nyeriH contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensiti& untuk disentuhH ditekanH gerakan udara dan perubahan suhuH luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeriH smentara respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung sara&H luka bakar derajat tiga tidak nyeri. i. ;asa aman +asien dengan luka bakar biasanya merasa stress, rasa cemas, dan takut karena &ungsi kulit sebagai kosmetik mengalami gangguan perubahan. j. osialisasi dan komunikasi +ada pasien dengan luka bakar basanya jarang untuk berkomunikasi karena akan menambah rasa sesak dan nyeri. k. +restasi dan produktiIitas +asien ingin mengetahui cara'cara penanggulangan pertama untuk luka bakar. l. 6badah ering berdoa karena ingin cepat sembuh. m. ;ekreasi +asien dengan luka bakar biasanya tidak ingin melakukan aktiIitas karena sesak ataupun nyeri yang ia rasakan. n. +engetahuan> belajar 6ngin mengetahui cara'cara penanganan luka yang benar. :) +emeriksaan 1isik a. .eadaan umum 4mumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh panas sakit dan gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka bakar mencapai derajat cukup berat. .aji 5C pasien. b. 22S 2ekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, perna&asan lemah sehingga tanda tidak adekuatnya pengembalian darah pada *< jam pertama. c. +emeriksaan Aead to 2oe 1. .epala dan rambut Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna rambut setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas luka bakar. 2. $ata Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar. 3. Aidung Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret. *. $ulut ianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena intake cairan kurang. 7. 2elinga Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan serumen. 8. Leher Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan. :. 2horak > dada 6nspeksi bentuk thorak, irama parna&asan, ireguler, ekspansi dada tidak maksimal, Iokal &remitus kurang bergetar karena cairan yang masuk ke paru, auskultasi suara ucapan egoponi, suara na&as tambahan ronchi <. (bdomen 6nspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri pada area epigastrium yang mengidenti&ikasi adanya gastritis. -. 4rogenital .aji kebersihan karena jika ada darah kotor > terdapat lesi merupakan tempat pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai sumber in&eksi dan indikasi untuk pemasangan kateter. 10. $uskuloskletal Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada muskuloskleletal, kekuatan otot menurun karena nyeri. 11. +emeriksaan neurologi 2ingkat kesadaran secara kuanti&ikasi dinilai dengan 5C. ,ilai bisa menurun bila supplay darah ke otak kurang (syok hipoIolemik) dan nyeri yang hebat (syok neurogenik). 12. +emeriksaan kulit $erupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan kedalaman luka). +rinsip pengukuran persentase luas uka bakar menurut kaidah - (rule o& nine lund and #rowder) sebagai berikut 0 B%in "u'u- 2 "- 3 "- De1s .epala leher 1<@ 1*@ -@ %kstrimitas atas (kanan dan kiri) 1<@ 1<@ 1< @ #adan depan 1<@ 1<@ 1<@ #adan belakang 1<@ 1<@ 1<@ %ktrimitas bawah (kanan dan kiri) 2:@ 31@ 30@ 5enetalia 1@ 1@ 1@ B. Di%n#s Ke,e!1"n a. .ekurangan Iolume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui rute abnormal, peningkatan kebutuhan 0 status hypermetabolik, ketidakcukupan pemasukan, kehilangan perdarahan. b. #ersihan jalan na&as tidak e&ekti& berhubungan dengan obtruksi trakeabronkialHedema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leherH kompresi jalan na&as thorak dan dada atau keterbatasan pengembangan dada. c. .erusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkum&isial dari dada atau leher. d. .etidake&ekti&n pola na&as berhubungan dengan de&ormitas dinding dada, keletihan otot'otot perna&asan, hiIerIentilitas. e. .etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipermetabolisme dan kebutuhan bagi kesembuhan luka &. .erusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar terbuka g. ,yeri akut>kronis berhubungan dengan sara& terbuka, kesembuhan luka dan penanganan luka bakar. h. 5angguan mobilitas &isik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler, nyeri>tak nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan. i. /e&isit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan rentang gerak dan nyeri. j. (nsietas k. +enurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan Iolume secuncup jantung l. ;esiko kedidake&ekti&an per&usi ginjal m. ;esiko ketidake&ekti&an per&usi jaringan otak n. ;esiko in&eksi C. In"e!4ensi Ke,e!1"n ,o /iagnose .eperawatan 2ujuan dan .riteria Aasil 6nterIensi 1 .ekurangan Iolume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui rute abnormal, peningkatan kebutuhan 0 status NOC0 1luid balance Aydration ,utritional status0 1ood and 1luid intake K!i"e!i -si$0 a. $empertahankan urine output sesuai dengan NIC0 ($ui) &n%e&en" a. +ertahankan catatan intake dan output yang akurat b. $onitor status hidrasi ( kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, hypermetabolik, ketidakcukupan pemasukan, kehilangan perdarahan. usia, ##, #C urine normal, A2 normal b. 2ekanan darah, ,adi, suhu tubuh dalam batas normal c. 2idak ada tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus berlebih tekanan darah ortostatik), jika diperlukan c. $onitor Iital sign d. $onitor masukan makanan> cairan dan hitung intake kalori harian e. .olaborasi pemberian cairan 6S &. $onitor status nutrisi g. /orong keluarga untuk membantu pasien makan h. 2awarkan makanan ringan H*,#,#$e&i Mn%e&en"0 a. $onitor status cairan termasuk intake dan output cairan b. $onitor tingkat Ab dan At c. $onitor tanda Iital sign d. $onitor respon pasien terhadap penambahan cairan e. $onitor berat badan &. /orong pasien untuk menambah intake oral g. +emberian cairan 6S monitor adanya tanda dan gejala kelebihan Iolume cairan h. $onitor adanya tanda gagal ginjal 2 #ersihan jalan na&as tidak e&ekti& berhubungan dengan obtruksi trakeabronkialHedema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leherH kompresi jalan na&as thorak dan dada atau keterbatasan NOC0 ;espiratory status 0 Sentilation ;espiratory status 0 (irway patency (spiration Control .riteria Aasil 0 a. $endemonstrasikan batuk e&ekti& dan suara na&as yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan NIC 0 Ai!1* su/"i#n a. +astikan kebutuhan oral>tracheal suctioning. b. #erikan =2 3liter>mnt, metode dengan pemasangan nasal kanul. c. (njurkan pasien untuk istirahat dan napas dalamU d. +osisikan pasien untuk memaksimalkan Ientilasi e. Lakukan &isioterapi dada pengembangan dada. sputum, berna&as dengan mudah, tidak ada pursed lips) b. $enunjukkan jalan na&as yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama na&as, &rekuensi perna&asan dalam rentang normal, tidak ada suara na&as abnormal) c. $ampu mengidenti&ikasikan dan mencegah &aktor yang penyebab. jika perlu &. .eluarkan sekret dengan batuk atau suction g. (uskultasi suara na&as, catat adanya suara tambahan h. #erikan bronkodilator i. $onitor status hemodinamik j. #erikan pelembab udara .assa basah ,aCl Lembab k. #erikan antibiotik l. (tur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. m. $onitor respirasi dan status =2 n. +ertahankan hidrasi yang adekuat untuk mengencerkan sekret o. Celaskan pada pasien dan keluarga tentang penggunaan peralatan 0 =2, uction, 6nhalasi. 3 .erusakan pertukaran gas berhubungan dengan cedera inhalasi asap atau sindrom kompartemen torakal sekunder terhadap luka bakar sirkum&isial dari dada atau leher. NOC0 ;espiratory tatus 0 5as eKchange .eseimbangan asam #asa, %lektrolit ;espiratory tatus 0 Ientilation Sital ign tatus K!i"e!i -si$ 0 a. $endemonstrasikan peningkatan Ientilasi dan oksigenasi yang adekuat b. $emelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress perna&asan c. $endemonstrasikan batuk e&ekti& dan suara na&as NIC 0 a. +osisikan pasien untuk memaksimalkan Ientilasi b. +asang mayo bila perlu c. Lakukan &isioterapi dada jika perlu d. .eluarkan sekret dengan batuk atau suction e. (uskultasi suara na&as, catat adanya suara tambahan &. #erikan bronkodilator g. #arikan pelembab udara h. (tur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. i. $onitor respirasi dan status =2 j. Catat pergerakan dada,amati yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu berna&as dengan mudah, tidak ada pursed lips) d. 2anda tanda Iital dalam rentang normal e. (5/ dalam batas normal &. tatus neurologis dalam batas normal kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclaIicular dan intercostal k. $onitor suara na&as, seperti dengkur l. $onitor pola na&as 0 bradipena, takipenia, kussmaul, hiperIentilasi, cheyne stokes, biot m. (uskultasi suara na&as, catat area penurunan > tidak adanya Ientilasi dan suara tambahan. n. $onitor 22S, (5/, elektrolit dan ststus mental o. =bserIasi sianosis khususnya membran mukosa p. Celaskan pada pasien dan keluarga tentang persiapan tindakan dan tujuan penggunaan alat tambahan (=2, uction, 6nhalasi) q. (uskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung. * .etidake&ekti&n pola na&as berhubungan dengan de&ormitas dinding dada, keletihan otot'otot perna&asan, hiIerIentilitas. NOC0 ;espiratory status 0 Sentilation ;espiratory status 0 (irway patency Sital sign tatus K!i"e!i -si$0 a. $endemonstrasikan batuk e&ekti& dan suara na&as yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan NIC0 a. +osisikan pasien untuk memaksimalkan Ientilasi b. +asang mayo bila perlu c. Lakukan &isioterapi dada jika perlu d. .eluarkan sekret dengan batuk atau suction e. (uskultasi suara na&as, catat adanya suara tambahan &. #erikan bronkodilator sputum, mampu berna&as dg mudah, tidakada pursed lips) b. $enunjukkan jalan na&as yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama na&as, &rekuensi perna&asan dalam rentang normal, tidak ada suara na&as abnormal) c. 2anda 2anda Iital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, perna&asan) g. #erikan pelembab udara .assa basah ,aCl Lembab h. (tur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. i. $onitor respirasi dan status =2 j. #ersihkan mulut, hidung dan secret trakea k. +ertahankan jalan na&as yang paten l. =bserIasi adanya tanda tanda hipoIentilasi m. $onitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi n. $onitor Iital sign o. 6n&ormasikan pada pasien dan keluarga tentang tehnik relaksasi untuk memperbaiki pola na&as. p. (jarkan bagaimana batuk e&ekti& ). $onitor pola na&as 7 .etidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipermetabolisme dan kebutuhan bagi kesembuhan luka NOC0 ,utritional status0 (de)uacy o& nutrient ,utritional tatus 0 &ood and 1luid 6ntake ?eight Control K!i"e!i Hsi$ 0 a. (danya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan b. #erat badan ideal sesuai dengan tinggi badan. c. $ampu mengidenti&ikasi kebutuhan nutrisi. d. 2idak ada tanda N tanda malnutrisi. e. $enunjukkan NIC0 a. .aji adanya alergi makanan b. .olaborasi dengan ahli gi!i untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien c. Dakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi d. (jarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. e. $onitor adanya penurunan ## dan gula darah &. $onitor lingkungan selama makan peningkatan &ungsi pengecapan dari menelan. &. 2idak terjadi penurunan berat badan yang berarti. g. Cadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan h. $onitor turgor kulit i. $onitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Ab dan kadar At j. $onitor mual dan muntah k. $onitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiIa l. $onitor intake nuntrisi m. 6n&ormasikan pada klien dan keluarga tentang man&aat nutrisi n. .olaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen makanan seperti ,52> 2+, sehingga intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan. o. (tur posisi semi &owler atau &owler tinggi selama makan p. (njurkan banyak minum ). +ertahankan terapi 6S line r. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan caIitas oIal 8 .erusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar terbuka NOC 0 2issue 6ntegrity 0 kin and $ucous $embranes ?ound Aealing 0 primer dan sekunder K!i"e!i -si$ 0 a. 6ntegritas kulit yang baik bisa b. /ipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, NIC 0 P!essu!e Mn%e&en" a. (njurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar b. Aindari kerutan pada tempat tidur c. Caga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering d. $obilisasi pasien (ubah hidrasi, pigmentasi) c. 2idak ada luka>lesi pada kulit d. +er&usi jaringan baik e. $enunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang &. $ampu $elindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami g. $enunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka posisi pasien) setiap dua jam sekali e. $onitor kulit akan adanya kemerahan &. =leskan lotion atau minyak>baby oil pada derah yang tertekan g. $onitor aktiIitas dan mobilisasi pasien h. $onitor status nutrisi pasien i. $emandikan pasien dengan sabun dan air hangat j. .aji lingkungan dan peralatan yang menyebabkan tekanan k. =bserIasi luka 0 lokasi, dimensi, l. kedalaman luka, karakteristik,warna cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tandatanda in&eksi lokal, &ormasi traktus m. (jarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka n. .olaburasi ahli gi!i pemberian diae 2.2+,Iitamin o. Cegah kontaminasi &eses dan urin p. Lakukan tehnik perawatan luka dengan steril ). #erikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka : ,yeri akut>kronis berhubungan dengan sara& terbuka, kesembuhan luka dan penanganan luka bakar. NOC 0 +ain leIel +ain control Com&ort leIel K!i"e!i -si$ 0 a. $ampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik non&armakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) b. $elaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri. c. $ampu mengenali nyeri (skala, intensitas, &rekuensi dan tanda nyeri) d. $enyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang. NIC 0 Pin Mn%e&en"0 a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensi& termasuk lokasi, karakteristik, durasi, &rekuensi, kualitas, dan &aktor presipitasi. b. =bserIasi reaksi nonIerbal dari ketidaknyamanan c. .ontrol &aktor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan. d. .urangi &aktor presipitasi nyeri. e. (jarkan teknik non &armakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri kecuali pasien bayi &. #erikan analgetik untuk mengurangi nyeri. g. %Ialuasi tindakan pengurang nyeri>kontrol nyeri. h. .olaborasi dengan dokter bila ada komplain tentang pemberian analgetik tidak berhasil. A)&inis"!si n$%e"ik 0. a. Cek program pemberian analogetikH jenis, dosis, dan &rekuensi. b. Cek riwayat alergi. c. 2entukan analgetik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal. d. %Ialuasi e&ekti&itas analgetik, tanda dan gejala e&ek samping. e. 2ingkatkan istirahat &. .olaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil < 5angguan mobilitas &isik berhubungan dengan gangguan neuromuskuler, nyeri>tak nyaman, penurunan kekuatan dan tahanan. NOC 0 Coint $oIement 0 (ctiIe $obility LeIel el& Care 0 (/Ls 2rans&er per&ormance K!i"e!i -si$ 0 a. $eningkatkan aktiIitas &isik b. $engerti tujuan dari peningkatan mobilitas c. $emIerbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan kemampuan berpindah d. $emperagakan penggunaan alat bantu untuk mobilisasi (walker) Te!,i &'u$si a. .aji kemampuan pasien dalam melakukan ambulasi b. .olaborasi dg &isioterapi untuk perencanaan ambulasi c. Latih pasien ;=$ pasi&'akti& sesuai kemampuan d. (jarkan pasien berpindah tempat secara bertahap e. %Ialuasi pasien dalam kemampuan ambulasi Pen)i)ikn kese-"n a. %dukasi pada pasien dan keluarga pentingnya ambulasi dini b. %dukasi pada pasien dan keluarga tahap ambulasi c. #erikan rein&orcement positip atas usaha yang dilakukan pasien. - /e&isit perawatan diri berhubungan dengan keterbatasan rentang gerak dan nyeri. NOC 0 el& care 0 (ctiIity o& /aily LiIing ((/Ls) K!i"e!i Hsi$ 0 a. .lien terbebas dari bau b. badan c. $enyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk melakukan (/Ls d. /apat melakukan (/L NIC 0 Se$f C!e ssis"ne 0 ADLs a. $onitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri. b. $onitor kebutuhan klien untuk alat' alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan. dengan bantuan c. ediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan sel&'care. d. /orong klien untuk melakukan aktiIitas sehari' hari yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki. e. /orong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya. &. (jarkan klien> keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk melakukannya. g. #erikan aktiIitas rutin sehari' hari sesuai kemampuan. h. +ertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktiIitas sehari'hari. 10 (nsietas NOC 0 (nKiety el&'control (nKiety leIel Coping K!i"e!i Hsi$ 0 a. .lien mampu mengidenti&ikasi dan mengungkapkan gejala cemas b. $engidenti&ikasi, NIC 0 An5ie"* Re)u/"i#n (,enu!unn ke/e&sn) a. 5unakan pendekatan yang menenangkan b. ,yatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien c. Celaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas c. Sital sign dalam batas normal d. +ostur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktiIitas menunjukkan berkurangnya kecemasan selama prosedur d. 2emani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut e. #erikan in&ormasi &aktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis &. Libatkan keluarga untuk mendampingi klien g. 6nstruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi h. /engarkan dengan penuh perhatian i. 6denti&ikasi tingkat kecemasan j. #antu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan k. /orong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi l. .elola pemberian obat anti cemas 11 +enurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan Iolume secuncup jantung NOC 0 Cardiac +ump e&&ectiIeness Circulation tatus Sital ign tatus 2issue per&usion0 peri&er K!i"e!i -si$0 a. 2anda Sital dalam rentang normal (2ekanan darah, ,adi, respirasi) b. /apat mentoleransi NIC 0 C!)i/ C!e a. %Ialuasi adanya nyeri dada b. Catat adanya disritmia jantung c. Catat adanya tanda dan gejala d. penurunan cardiac putput e. $onitor status perna&asan yang &. menandakan gagal jantung aktiIitas, tidak ada kelelahan c. 2idak ada edema paru, peri&er, dan tidak ada asites d. 2idak ada penurunan kesadaran g. $onitor balance cairan h. $onitor respon pasien terhadap e&ek i. pengobatan antiaritmia j. (tur periode latihan dan istirahat untuk k. menghindari kelelahan l. $onitor toleransi aktiIitas pasien m. $onitor adanya dyspneu, &atigue, n. tekipneu dan ortopneu o. (njurkan untuk menurunkan stress 6i"$ Si%n M#ni"#!in% a. $onitor 2/, nadi, suhu, dan ;; b. $onitor S saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri c. (uskultasi 2/ pada kedua lengan dan bandingkan. d. $onitor 2/, nadi, ;;, sebelum, selama, dan setelah aktiIitas e. $onitor jumlah, bunyi dan irama jantung &. $onitor &rekuensi dan irama pernapasan g. $onitor pola pernapasan abnormal h. $onitor suhu, warna, dan kelembaban kulit i. $onitor sianosis peri&er j. $onitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) k. 6denti&ikasi penyebab dari perubahan Iital sign l. Celaskan pada pasien tujuan dari pemberian oksigen m. ediakan in&ormasi untuk mengurangi stress n. .elola pemberian obat antiaritmia,inotropik,nitroglis erin dan Iasodilatoruntuk mempertahankan kontraktilitas jantung o. .elola pemberian antikoagulan untuk mencegah trombus peri&er p. $inimalkan stress lingkungan 12 ;esiko kedidake&ekti&an per&usi ginjal NOC 0 Circulation status %lectrolite and (cid #ase #alance 1luid #alance Aidration 2issue +re&usion 0 renal 4rinari elimination K!i"e!i Hsi$ 0 a. 2ekanan systole dan diastole dalam batas normal b. 2idak ada gangguan mental, c. orientasi kogniti& dan d. kekuatan otot NIC 0 A/i).Bse Mn%e&en" a. =bserIasi status hidrasi b. (kelembaban membran mukosa, 2/ c. ortostatik, dan keadekuatan dinding d. nadi) e. $onitor A$2, 4reum, albumin, total &. protein, serum osmolalitas dan urin g. =bserIasi tanda'tanda cairan h. berlebih> retensi (CS+ menigkat, e. ,a, ., Cl, Ca, $g, #4,, Creat dan #iknat dalam &. batas normal g. 2idak ada distensi Iena h. leher i. 2idak ada bunyi paru tambahan j. 6ntake output seimbang k. 2idak ada oedem peri&er dan l. asites m. 2idak ada rasa haus yang n. abnormal o. $embran mukosa lembab p. Aematokrit dbn ). ?arna dan bau urin dalam r. batas normal i. oedem, distensi Iena leher dan asites) j. +ertahankan intake dan output k. secara akurat l. $onitor 22S Psien He&#)i$isis0 a. =bserIasi terhadap dehidrasi, kram otot dan aktiIitas kejang b. =bserIasi reaksi tran&usi c. $onitor 2/ d. $onitor #4,, Creat, A$2 dan e. elektrolit &. 2imbang ## sebelum dan sesudah prosedur g. .aji status mental h. $onitor C2 i. +asien peritoneal dialisis j. .aji temperatur, 2/, denyut peri&er, ;; dan ## k. .aji #4,, Creat pA, A$2, elektrolit selama prosedur l. $onitor adanya respiratory distress m. $onitor banyaknya dan penampakan cairan n. $onitor tanda'tanda in&eksi 13 ;esiko ketidake&ekti&an per&usi jaringan otak NOC 0 Circulation status ,eurologic status 2issue +re&usion 0 cerebral K!i"e!i Hsi$ 0 NIC 0 a. $onitor 22S b. $onitor (5/, ukuran pupil, c. ketajaman, kesimetrisan dan reaksi a. 2ekanan systole dan diastole b. dalam rentang yang c. diharapkan d. 2idak ada=rtostatikhipertensi e. .omunikasi jelas &. $enunjukkan konsentrasi dan g. orientasi h. +upil seimbang dan reakti& i. #ebas dari aktiIitas kejang d. $onitor adanya diplopia, pandangan e. kabur, nyeri kepala &. $onitor leIel kebingungan dan g. orientasi h. $onitor tonus otot pergerakan i. $onitor tekanan intrkranial dan j. respon nerologis k. Catat perubahan pasien dalam l. merespon stimulus m. $onitor status cairan n. +ertahankan parameter hemodinamik o. 2inggikan kepala 0'*7T tergantung pada konsisi pasien dan order medis 1* ;esiko in&eksi NOC 0 Pen%e"-un 0 K#n"!#$ infeksi K!i"e!i Hsi$ 0 a. $ampu menerangkan cara' cara penyebaran in&eksi b. $ampu menerangkan &actor'&aktor yang berkontribusi dengan penyebaran c. $ampu NIC 0 K#n"!#$ Infeksi a. #ersikan lingkungan setelah digunakan oleh pasien b. 5anti peralatan pasien setiap selesai tindakan c. #atasi jumlah pengunjung d. (jarkan pasien dan penunggu pasien untuk mencuci tangan untuk menjaga kesehatan indiIidu e. .olaborasi pemberian terapi antibiotik dengan menjelaskan tanda' tanda dan gejala d. $ampu menjelaskan aktiIitas yang dapat meningkatkan resistensi terhadap in&eksi memperhatikan prinsip pemberian obat 8 benar (benar obat, benar nama, benar dosis, benar waktu, benar cara pemberian, dan benar dokumentasi) &. (jarkan pasien dan keluarga tentang tanda' tanda, gejala dari in&eksi dan cara pencegahan in&eksi DA(TAR PUSTAKA (nonym.2012.Laporan)enda#uluan"o'bustio. (dalamhttp0>>immanueldwinugroho.blogspot.com>2012>08>laporan'pendahuluan' combustio.html diakses 2anggal 2* $ei 201* +ukul 22.00 ?62() (nonym.201*.Laporan )enda#uluan "o'bustio Luka Bakar.(dalam http0>>lpkeperawatan.blogspot.com>201*>01>laporan'pendahuluan'combustio'luka' bakar.htmlV.4*5w#n.yJW diakses tanggal 2* $ei 201* +ukul 22.00 ?62() (ri& $utta)in. 2011. Asu#an *epera!atan +angguan Siste' ntegu'en. Cakarta. alemba $edika Corwin, %li!abeth C. 2001. Buku Saku )atofisiologi. Cakarta 0 %5C /oengoes, $.%. 2000. Rencana Asu#an *epera!atan )edo'anUntuk )erencanaan dan )endoku'entasian )era!atan )asien, %disi 3.Cakarta 0 %5C /;. unita (lmatsia, $.C. 200-. )enuntun $iet. +2 5ramedia +ustaka 4tama %&&endi Christantie.2000. )era!atan pasien luka bakar. Cakarta 0 %5C $oenadjat D. 2003. Luka bakar. Edisi ,. Cakarta0 #alai +enerbit 1.46 ,(,/( ,6C',=C.2013. Aplikasi Asu#an *epera!atan berdasarkan $iagnosa -edis NAN$A. Dogyakarta 0 $edia (ction +ublishing jamsudiningrat, ; " Cong. 2010. Buku A(ar l'u Beda#. %disi 66. Cakarta 0 %5C melt!er, .C dan #are, #.5. 2002. Buku A(ar *epera!atan -edikial Beda# Brunner and Sudat#, %disi <. Cakarta 0 %5C LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN COMBUSTIO (LUKA BAKAR) OLEH : NI DWI ANGGRAENI WULANDARI PO7120012022 2.1 REGULER POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR 7URUSAN KEPERAWATAN 3829