Anda di halaman 1dari 19

B A B 1

TEORI DASAR ANTENA




1.1 PENDAHULUAN
Antena (antenna atau areal) adalah perangkat yang berfungsi untuk
memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media kabel ke udara atau
sebaliknya dari udara ke media kabel. Karena merupakan perangkat perantara
antara media kabel dan udara, maka antena harus mempunyai sifat yang sesuai
(match) dengan media kabel pencatunya. Prinsip ini telah diterangkan dalam
saluran transmisi.
Dalam perancangan suatu antena, baberapa hal yang harus diperhatikan
adalah :
- bentuk dan arah radiasi yang diinginkan
- polarisasi yang dimiliki
- frekuensi kera,
- lebar band (bandwidth), dan
- impedansi input yang dimiliki.
!ntuk antena yang bekera pada band "#$, #$, %$, "%$ dan !%$ ba&ah,
enis antena ka&at (wire antenna) dalam prakteknya sering digunakan, seperti
halnya antena dipole '(), antena monopole dengan ground plane, antena loop,
antena *agi-!da array, antena log periodik dan sebagainya. Antena-antena enis
ini, dimensi fisiknya disesuaikan dengan panang gelombang dimana sistem
bekera. +emakin tinggi frekuensi kera, maka semakin pendek panang
gelombangnya, sehingga semakin pendek panang fisik suatu antena.
!ntuk antena gelombang mikro (microwave), terutama +%$ ke atas,
penggunaan antena luasan (aperture antena) seperti antena horn, antena parabola,
akan lebih efektif dibanding dengan antena ka&at pada umumnya. Karena antena
'
yang demikian mempunyai sifat pengarahan yang baik untuk memancarkan
gelombang elektromagnetik..

1.2 RADIASI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
+truktur pemancaran gelombang elektromagnetik yang paling sederhana
adalah radiasi gelombang yang ditimbulkan oleh sebuah elemen aus kecil yang
berubah-ubah secara harmonik. ,lemen arus terkecil yang dapat menimbulkan
pancaran gelombang elektromagnetik itu disebut sebagai sumber elementer.
-ika medan yang ditimbulkan oleh setiap sumber elementer di dalam suatu
konduktor antena dapat diumlahkan secara keseluruhan, maka sifat-sifat radiasi
dari sebuah antena tentu akan dapat diketahui.
.imbulnya radiasi karena adanya sumber yang berupa arus bolak-balik ini
diketahui secara matematis dari penyelesaian gelombang %elmhot/. Persamaan
%elmholt/ tidak lain merupakan persamaan baru hasil penurunan lebih lanut dari
persamaan-persamaan 0a1&ell dengan memasukkan kondisi lorent/ sebagai
syarat batasnya. Dari hasil penyelesaian persamaan differrensial %elmholt/
dengan menggunakan dyrac Greens function, ditemukanlah bah&a potensial
2ektor pada suatu titik yang ditimbulkan oleh adanya arus yang mempunyai
distribusi arus - adalah :

= =

'
'
'
'
'
3 3
v
r r j
e
R j
e
dv
r r
j
dv
R
j
Az


('.')
dimana :
A
z
4 2ektor potensial pada arah /
J 4 kerapatan arus
4 bilangan gelombang ()()
R 4 arak titik pengamatan P dengan suber elementer
v 4 sumber elementer.


)
"olume +umber 25
/

-

r5
r
6 y


1
7A08A9 '.'
",K.:9-",K.:9 D; DA#A0 +;+.,0 9AD;A+;

Persamaan di atas berlaku umum untuk segala bentuk sumber dan di
dalam semua sistem koordinat, sehingga untuk mencari medan yang ditimbulkan
oleh bermacam-macam bentuk dapat dipilih sistem koordinat yang paling sesaui
dengan bentuk antena. Dengan diketahui potensial 2ektor A dari suatu sistem,
maka medan magnet % dan medan listrik , yang dipancarkan oleh sumber itu
akan dapat diketahui pula. !ntuk medan magnet % dapat diperoleh dari
persamaan :
H ! A ('.))

+edangkan medan listrik , dapat diperoleh dari salah satu bentuk persamaan
0a1&ell :

! H J " j # ('.<)

+ehingga medan listrik , untuk daerah di dalam konduktor sumber adalah :

#
j
'
$ ! H % J& ('.3)

<
P
.itik pengamat
9 4 r5 - r
Dan untuk daerah di luar konduktor di mana - 4 6, maka medan listrik , dari
persamaan .. menadi :
#
j
'
! H ('.=)
Apabila elemen sumber dan medana radiasinya berada di dalam koordinat
bola, maka arah propagasi gelombangnya akan searah dengan 2ektor ari-arinya.
+edangkan medan listrik dan medan magnet hanya mempunyai komponen atau
, yang dalam ruang bebas akan berlaku :
H

'
dan H

=

#
('.>)
Dengan :

( impedansi intrinsik medium)



/



: y



1
7A08A9 '.)
",K.:9 0,DA? DA? P:*?.;?7 ",K.:9 PADA K::9D;?A. 8:#A

1. 1.3 POLA RADIASI
(ola radiasi (radiation pattern) suatu antena adalah pernyataan grafis
yang menggambarkan sifat radiasi suatu antena pada medan auh sebagai fungsi
3
P
r
,

arah. Pola radiasi dapat disebut sebagai pola medan (field pattern) apabila yang
digambarkan adalah kuat medan dan disebut pola daya (power pattern) apabila
yang digambarkan poynting ve)tor. !ntuk dapat menggambarkan pola radiasi ini,
terlebih dahulu harus ditemukan potensial
Dalam koordinat bola, medan listrik , dan medan magnet % telah
diketahui, keduanya memiliki komponen 2etor dan . +edangkan poynting
ve)tornya dalam koordiant ini hanya mempunyai komponen radial saa. 8esarnya
komponen radial dari poynting 2ektor ini adalah :
(
r
*

)
#
('.@)
Dengan :
+ # +
) )
6
# # + (resultan dari magnitude medan
listrik)
#

: komponen medan listrik


#

: komponen medan listrik


: impedansi intrinsik ruang bebas (<@@ ).
!ntuk menyatakan pola radiasi secara grafis, pola tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk absolut atau dalam bentuk relatif. 0aksud bentuk
realtif adalah bentuk pola yang sudah dinormalisasikan, yaitu setiap harga dari
pola radiasi tersebut telah dibandingkan dengan harga maksimumnya. +ehingga
pola radiasi medan, apabila dinyatakan didalam pola yang ternormalisasi akan
mempunyai bentuk :

,
$, &

( )
( ) ma1 ,
,


#
(
('.A)
Karena poynting 2ektor hanya mempunyai komponen radiasi yang sebenarnya
berbanding lurus dengan kuadrat magnitudo kuat medannya, maka untuk pola
=
daya apabila dinyatakan dalam pola ternormalisasi, tidak lain sama dengan
kuadrat dari pola medan yang sudah dinormalisasikan itu.

(
$, &
+ ,
$, &
+
-
('.B)

+eringkali uga pola radiasi suatu antena digambarkan dengan satuan decibel (d8).
;ntensitas medan dalam decibel didefinisikan sebagai :

,
$, & d.
-/ log + ,
$, &
+ (d8) ('.'6)

+edangkan untuk pola dayanya didalam decibel adalah :

(
$, & d.
0/ log (
$, &

-/ log + ,
$, &
+ ('.'')

-adi didalam decibel, pola daya sama dengan pola medannya. +emua pola
radiasi yang dibicarakan di atas adalah pola radiasi untuk kondisi medan auh.
+edangkan pengukuran pola radiasi, faktor arak adalah faktor yang amat penting
guna memperoleh hasil pengukuran yang baik dan teliti. +emakin auh arak
pengukuran pola radiasi yang digunakan tentu semakin baik hasil yang akan
diperoleh. ?amun untuk melakukan pengukuran pola radiasi pada arak yang
benar-benar tak terhingga adalah suatu hal yang tak mungkin. !ntuk keperluan
pengukuran ini, ada suatu daerah di mana medan yang diradiasikan oleh antena
sudah dapat dianggap sebagai tempat medan auh apabila arak antara sumber
radiasi dengan antena yang diukur memenuhi ketentuan berikut :

r 1

)
)2
('.'))
r 11 2 dan r 311
>
Dimana :
r : arak pengukuran
2 : dimensi antena yang terpanang
: panang gelombang yang dipancarkan sumber.
1.3.1 Side Lobe Level
+uatu contoh pola daya antena digambarkan dengan koordinat polar. #obe
utama (main lobe& adalah lobe yang mempunyai arah dengan pola radiasi
maksimum. 8iasanya uga ada lobe4lobe yang lebih kecil dibandingkan dengan
main lobe yang disebut dengan minor lobe. #obe sisi (side lobe) adalah lobe-lobe
selain yang dimaksud.
+ecara praktis disebut uga minor lobe. 5ide lobe dapat berharga positif
ataupun negatif. Pada kenyataannya suatu pola mempunyai harga kompleks.
+ehingga digunakan magnitudo dari pola medan + ,$& + atau pola daya + ($& +
!kuran yang menyatakan seberapa besar daya yang terkonsentrasi pada
side lobe dibanding dengan main lobe disebut 5ide 6obe 6evel $566&, yang
merupakan rasio dari besar puncak dari side lobe terbesar dengan harga
maksiumum dari main lobe3 5ide 6obe 6evel $566& dinyatakan dalam decibel
(d8), dan ditulis dengan rumus sebagai berikut :

566 4 -/ log
( )
( ) ma)s
566
,
,
d8 ('.'<)
Dengan :
,
$566&
: nilai puncak dari side lobe terbesar
,
$ma)s&
: nilai maksimum dari main lobe
!ntuk normalisasi, ,
$ma)s&
mempunyai harga 4 ' (satu).

1.3.2 Half Poe! Bea" #id$% &HPB#'
@
%P8C adalah sudut dari selisih titik-titik pada setengah pola daya dalam
main lobe, yang dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

%P8C4 D
%P8C left
-
%P8C right
D ('.'3)

Dengan
%P8C left
dan
%P8C right
: titik-titik pada kiri dan kanan dari main
lobe dimana pola daya mempunyai harga E . !ntuk lebih elasnya dapat dilihat
pada gambar '.<.
+eringkali dibutuhkan antena yang mempunyai pola radiasi broad side
atau end fire3 +uatu antena broad side adalah antena dimana pancaran utama
maksimum dalam arah normal terhadap bidang dimana antena berada. +edangkan
antena end fire adalah antena yang pancaran utama maksimum dalam arah paralel
terhadap bidang utama dimana antena berada. ?amun demikian ada uga antena
yang mempunyai pola radiasi di mana arah maksimum main lobe berada diantara
bentuk broad side dan end fire yang disebut dengan intermediate3 Antena yang
mempnyai pola radiasi intermediate banyak diumpai pada phased array antenna3
!ntuk lebih elasnya dapat dilihat pada gambar '.3.
7A08A9 '.3
0:D,# P:#A 9AD;A+;
1.( DIREKTI)ITAS DAN GAIN
A
a) 89:AD +;D,
c) ,?D $;9,
b) ;?.,90,D;A.,
+atu gambaran penting dari suatu antena adalah seberapa besar antena
mampu mengkonsentrasikan energi pada suatu arah yang diinginkan,
dibandingkan dengan radiasi pada arah yang lain. Karakteristik dari antena
tersebut dinamakan direkti2itas (directivity& dan power gain. 8iasanya po&er
gain dinyatakan relatif terhadap suatu referensi tertentu, seperti sumber isotropis
atau dipole E .
;ntensitas radiasi adalah daya yang diradiasikan pada suatu arah per
unitsudut dan mempunyai satuan &att per steradian. ;ntensitas radiasi, dapat
dinyatakan sebagai berikut :

7$,& * Re $# ! H
8
& r
-
(
r
r
-
('.'=)

7$,& 7
m
+ ,$,& +
-
('.'>)
Dimana :
(
r
4 kerapatan daya
7
m
:4 intensitas maksimum
+ ,$,& +
-
4 magnitudo pola medan normalisasi

;ntensitas radiasi dari sumber isotropis adalah tetap untuk seluruh ruangan pada
suatu harga 7$,&3 Dan untuk sumber non isotropis, intensitas radiasinya tidak
tetap pada seluruh ruangan tetapi suatu daya rata-rata per steradian, dapat
dinyatakan sebagai berikut :

7
ave
( )


3
.
3
'
9
(
d 7 ('.'@)
Dengan :
d sin d d
(
9
: kerapatan daya total

1.(.1 Di!e*$ivi$a+ A,$e,a
B
2irective gain merupakan perbandingan dari intensitas radiasi pada suatu
arah tertentu dengan intensitas radiasi rata-rata, yang dinyatakan sebagai berikut :
2$,&
( )
7ave
7 .
('.'A)
Dimana :
7$,& 4 intensitas radiasi
7
ave
4 intensitas radiasi rata-rata

-ika pembilang dan penyebut dibagi dengan r
-
maka akan diperoleh rasio
kerapatan daya dengan kerapatan daya rata-rata. Dengan memasukkan persamaan
'.'> dan '.'@ kedalam persamaan '.'A maka akan diperoleh persamaan sebagai
berikut :

( )
( )
( ) ( )
) )
3
,
3
,
, 3
,



, ,
d
7
2
A
m

('.'B)
Dengan :

( )

d ,
)
.
('.)6)

+edangkan direkti2itas merupakan harga maksimum dari directive gain,
yang dapat dinyatakan dengan :
2
'
3

=

are
m
7
7
('.)')
1.(.2 Gai, A,$e,a
Ketika antena digunakan pada suatu sistem, biasanya lebih tertarik pada
bagaimana efisien suatu antena untuk memindahkan daya yang terdapat pada
terminal input menadi daya radiasi. !ntuk menyatakan ini, power gain (atau gain
saa) didefinisikan sebagai 3 kali rasio dari intensitas pada suatu arah dengan
daya yang diterima antena, dinyatakan dengan :
'6
G$,& :
( )
m
(
7 .

('.)))
Definisi ini tidak termasuk losses yang disebabkan oleh ketidaksesuaian
impedansi (impedance missmatch ) atau polarisasi. %arga maksimum dari gain
adalah harga maksimum dari intensitas radiasi atau harga maksimum dari
persamaan ('.))), sehingga dapat dinyatakan kembali :
G :
m
m
(
7
('.)<)
-adi gain dapat dinyatakan sebagai suatu fungsi dari dan , dan uga dapat
dnyatakan sebagai suatu harga pada suatu arah tertentu. -ika tidak ada arah yang
ditentukan dan harga power gain tidak dinyatakan sebagai suatu fungsi dari dan
, diasumsikan sebagai gain maksimum.
Direkti2atas dapat ditulis sebagai 2 :
r
m
(
7
, ika dibandingakn dengan
persamaan ('.)<) maka akan terlihat bah&a perbedaan gain maksimum dengan
direkti2itas hanya terletak pada umlah daya yang digunakan. Direkti2itas dapat
menyatakan gain suatu antena ika seluruh daya input menadi daya radiasi. Dan
hal ini tidak mungkin teradi karena adanya losses pada daya input. 8agian daya
input (P
in
) yang tidak muncul sebagai daya radiasi diserap oleh antena dan struktur
yang dekat dengannya. %al tersebut menimbulkan suatu definisi baru, yaitu yang
disebut dengan efisiensi radiasi, dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut :

e
m
r
(
(
('.)3)

dengan catatan bah&a harga e diantara nol dan satu ( 6 F e F ') atau ( 6 F e F
'66G).
''
+ehingga gain maksimum suatu antena sama dengan direkti2itas dikalikan dengan
efisiensi dari antena, yang dapat dinyatakan sebagai berikut :
G e 2 ('.)=)
Peersamaan di atas adalah persamaan yang secara teoritis bisa digunakan untuk
menghitung gain suatu antena. ?amun dalam prakteknya arang gain antena
dihitung berdasarkan direkti2itas (directivity) dan efisiensi yang dimilikinya,
karena untuk mendapatkan directivity antena memang diperlukan perhitungan
yang tidak mudah. +ehingga pada umumnya orang lebih suka menyatakan gain
maksimum suatu antena dengan cara membandingkannya dengan antena lain yang
dianggap sebagai antena standard (dengan metode pengukuran). +alah satu
metode pengukuran power gain maksimum terlihat seperti pada gambar '.=.
+ebuah antena sebagai sumber radiasi, dicatu dengan daya tetap oleh transmitter
sebesar P
in.
0ula-mula antena standard dengan power gain maksimum yang sudah
diketahui (7
s
) digunakan sebagai antena penerima seperti terlihat pada gambar
'.=a. Kedua antena ini kemudian saling diarahkan sedemikian sehingga diperoleh
daya output P
s
yang maksimum pada antena penerima. +elanutnya dalam posisi
yang sama antena standard diganti dengan antena yang hendak dicari power gain4
nya, sebagaimana terlihat pada gambar '.=b. Dalam posisi ini antena penerima
harus mempunyai polarisasi yang samadengan antena standard dan selanutnya
diarahkan sedemikian rupa agar diperoleh daya out put P
t
yang maksimum.
Apabila pada antena standard sudah diketahui gain maksimumnya, maka dari
pengukuran di atas gain maksimum antena yang dicari dapat dihitung dengan :

G
t

s
(
(
'
G
s
('.)>)
Atau ika dinyatakan dalam decibel adalah :

G
t
$d.& (
t
$d.& 4 (
s
$d.& " G
s
$d.& ('.)@)

')
P
in
P
s
7
s


(a)
P
in
P
t
7
t

(b)
7A08A9 '.=
0,.:D, P,?7!K!9A? 7A;? A?.,?A D,?7A? A?.,?A
+.A?DA9D
(a) P,?7!K!9A? DA*A :!.P!. *A?7 D;.,9;0A :#,% A?.,?A
+.A?DA9D (P
+
)
(b) P,?7!K!9A? DA*A :!.P!. *A?7 D;.,9;0A :#,% A?.,?A *A?7 D;
.,+. (P
t
)

1.- IMPEDANSI ANTENA
;mpedansi input suatu antena adalah impedansi pada terminalnya.
;mpedansi input akan dipengaruhi oleh antena-antena lain atau obyek-obyek yang
dekat dengannya. !ntuk mempermudah dalam pembahasan diasumsikan antena
terisolasi.
;mpedansi antena terdiri dari bagain riil dan imainer, yang dapat
dinyatakan dengan :

'<
;
in
R
in
" j <
in
('.)B)

9esistansi input (R
in
) menyatakan tahanan disipasi. Daya dapat terdisipasi melalui
dua cara, yaitu karena panas pada srtuktur antena yang berkaitan dengan
perangkat keras dan daya yang meninggalkan antena dan tidak kembali (teradiasi).
9eaktansi input (<
in
) menyatakan daya yang tersimpan pada medan dekat dari
antena. Disipasi daya rata-rata pada antena dapat dinyatakan sebagai berikut :

(
in
* R + '
in
+
-
('.<6)
Dimana :
'
in
: arus pada terminal input
$aktor * muncul karena arus didefinisikan sebagai harga puncak. Daya dissipasi
dapat diuraikan menadi daya rugi ohmic dan daya rugi radiasi, yang dapat ditulis
dengan :

(
in
(
ohmic
" (
r
('.<')
Dimana :
(
r
= * R
in
+ '
in
+
-
(
ohmic
* R
ohmic
+ '
in
+
-
+ehingga definisi resistansi radiasi dan resistansi ohmic suatu antena pada
terminal input adalah :
)
)
m
r
in
(
(
R =
('.<)a)

( )
)
)
m
r m
ohmic
(
( (
R

=
('.<)b)

9esistansi radiasi merupakan relatif terhadap arus pada setiap titik antena.
8iasanya digunakan arus maksimum, dengan kata lain arus yang digunakan pada
persamaan '.<6 adalah arus maksimum. +ifat ini sangat mirip dengan impedansi
'3
beban pada teori rangkaian. Antena dengan dimensi kecil secara listrik
mempunyai reaktansi input besar, sebagai contoh dipole kecil mempunyai
reaktansi kapasitif dan loop kecil mempunyai reaktansi induktif,
!ntuk memaksimumkan perpindahan daya dari antena ke penerima, maka
impedansi antena haruslah conjugate match (besarnya resistansi dan reaktansi
sama tetap berla&anan tanda). -ika hal ini tidak terpenuhi maka akan teradi
pemanulan energi yang dipancarkan atau diterima, sesaui dengan persamaan
sebagai berikut :

m
m
; ;
; ;
e
e
+

=
+

'
'
'
'
('.<<)
Dengan :
e
4
6
4 tegangan pantul ;
6
4 impedansi beban
e
"
6
4 tegangan datang ;
in
4 impedansi input

+edangkan >oltage 5tanding ?ave Ratio $>5?R&, dinyatakan sebagai berikut :
>5?R

+
'
'
('.<3)
Dalam prakteknya >5?R harus bernilai lebih kecil dari ) (dua).

1.. POLARISASI ANTENA
Polarisasi antena didefinisikan sebagai arah 2ektor medan listrik yang
diradiasikan oleh antena pada arah propagasi. -ika alur dari 2ektor medan listrik
mau dan kembali pada suatu garis lurus dikatakan berpolarisasi linier3 sebagai
contoh medan listrik dari dipole ideal.
-ika 2ektor medan listik konstan dalam panang tetapi berputar disekitar
alur lingkaran, dikatakan berpolarisasi ling)aran. $rekuesnsi putaran radian
adalah dan teradi satu dari dua arah perputaran. -ika 2ektornya berputar
berla&anan arah arum am dinamakan polarisasi tangan kanan (right hand
polarize& dan yang searah arum am dinamakan polarisasi tangan kiri (left hand
'=
polarize&. +uatu gelombang yang berpolarisasi ellip untuk tangan kanan dan
tangan kiri.
+ecara umum polarisasi berupa polarisasi ellips, seperti pada gambar '.@
dengan suatu sistem sumbu referensi. 7elombang yang menghasilkan polarisasi
ellip adalah gelombang beralan sepanang sumbu / yang perputarannya dapat ke
kiri dan ke kanan, dan 2ektor medan listrik sesaatnya e mempunyai arah
komponen e
1
dan e
y
sepanang sumbu 1 dan sumbu y. %arga puncak dari
komponen-komponen tersebut adalah #
0
dan #
0.










7A08A9 '.@
P:#A9;+A+; ,##;P+ +,HA9A !0!0

+udut menyatakan harga ralatif dari ,
'
dan ,
)
, dapat dinyatakan sebagai
berikut :

)
'
arctan
#
#
y =
('.<=)

+udut kemiringan ellips adalah sudut antara sumbu 1 dengan sudut
utama ellips. adalah fase, dimana komponen y mendahului komponen 1. -ika
komponennya sefase ( 46), maka 2ektor akan berpolarisasi linier3
'>

#
0
#
-

y
I

:rientasi dari polarisasi linier tergantung tergantung harga relatif dari #


0
dan #
-
, ika :
#
0
4 6 maka teradi polarisasi linier 2ertikal
#
-
4 6 maka teradi polarisasi linier horisontal
#
0
#
-
maka teradi polarisasi linier membentuk sudut 3=
6

!ntuk memaksimumkan sinyal yang diterima, maka polarisasi antena
penerima haruslah sama dengan polarisasi antena pemancar. Dan kadang teradi
antara antena penerima dan pemancar berpolarisasi berbeda. %al ini akan
mengurangi intensitas sinyal yang diterima.
+ebuah antena dapat memancarkan energi dengan polarisasi yang tidak
diinginkan, yang disebut polarisasi silang (cross polarized&. Polarisasi silang ini
menimbulkan side lobe yang mengurangi gain. !ntuk antena polarisasi linier,
polarisasi silang tegak lurus dengan polarisasi yang diinginkan dan untuk antena
polarisasi lingkaran, polarisasi silang berla&anan dengan arah perputarannya yang
diinginkan. ;ni biasa yang disebut dengan de2iasi dari polarisasi lingkaran
sempurna, yang mengakibatkan polarisasinya berubah menadi polarisasi ellips.
Pada umumnya karakteristik polarisasi sebuah antena relatif konstan pada
main lobe. .etapi polarisasi beberapa minor lobe berbeda auh dengan polarisasi
main lobe3

1./ Ba,did$% A,$e,a
Pemakaian sebuah antena dalam sistem pemacar atau penerima selalu
dibatasi oleh daerah frekuensi keranya. Pada range frekuensi kera tersebut antena
dituntut harus dapat bekera dengan efektif agar dapat menerima atau
memancarkan gelombang pada band frekuensi tertentu. Pengertian harus dapat
bekera dengan efektif adalah bah&a distribusi arus dan impedansi dari antena
pada range frekuensi tersebut benar-benar belum banyak mengalami perubahan
yang berarti. +ehingga pola radiasi yang sudah direncanakan serta "+C9 yang
'@
dihasilkannya masih belum keluar dari batas yang diiinkan. Daerah frekuensi
kera dimana antena masih dapat bekera dengan baik dinamakan bandwidth
antenna3 +uatu misal sebuah antena bekera pada frekuensi tengah sebesar f
@
,
namun ia uga masih dapat bekera dengan baik pada frekuensi f
0
(di ba&ah f
@
)
sampai dengan f
-
( di atas f
@
), maka lebar bandwidth dari antena tersebut adalah (f
0
% f
-
). .etapi apabila dinyatakan dalam prosen, maka bandwidth antena tersebut
adalah :

.?
c
f
f f
' )

! 0// A ('.<>)
.andwidth yang dinyatakan dalam prosen seperti ini biasanya digunakan untuk
menyatakan bandwidth antena-antena yang memliki band sempit (narrow band).
+edangkan untuk band yang lebar (broad band) biasanya digunakan definsi rasio
antara batas frekuensi atas dengan frekuensi ba&ah.
.?
'
)
f
f
('.<@)
+uatu antena digolongkan sebagai antena broad band apabila impedansi dan pola
radiasi dari antena itu tidak mengalami perubahan yang berarti untuk f
-
B f
0
1 0.
8atasan yang digunakan untuk mendapatkan f
-
dan f
0
adalah ditentukan oleh harga
>5?R 03
.andwidth antena sangat dipengaruhi oleh luas penampang konduktor
yang digunakan serta susunan fisiknya (bentuk geometrinya). 0isalnya pada
antena dipole, ia akan mempunyai bandwidth yang semakin lebar apabila
penampang konduktor yang digunakannya semakin besar. Demikian pula pada
antena yang mempunyai susunan fisik yang berubah secara smoth, biasanya iapun
akan menghasilkan pola radiasi dan impedansi input yang berubah secara smoth
terhadap perubahan frekuensi (misalnya pada antena biconical, log periodic, dan
sebagainya&3 +elain daripada itu, pada enis antena gelombang beralan (tavelling
wave) ternyata ditemukan lebih lebar range frekuensi keranya daripada antena
resonan.
'A
DA0TAR PUSTAKA
-ohn D. Krous, Antenas,CcGraw4Hill .oo) @ompany,'BAA.
'B

Anda mungkin juga menyukai