Anda di halaman 1dari 6

LOBUS FRONTAL

PENDAHULUAN
Kedua hemisfer Cerebri masing-masing terbagi menjadi empat lobus yaitu lobus frontal,
parietal, temporal dan oksipital. Insula terkadang disebut sebagai lobus ke-5. Tulisan ini terutama
akan membahas tentang neuroanatomi lobus frontal, kelainan yang dapat terjadi dan bagaimana
cara memeriksanya secara klinis.



Gambar 1 Gyrus dan sulcus Corteks (Medial)
Gambar 2 Gyrus dan sulkus Corteks (Lateral)
Gambar 3 Gyrus dan sulcus korteks (Basal)


NEUROANATOMI KLINIS
Lobus Frontal terletak anterior dari sulcus sentralis. Gyrus presentral yang terletak
anterior dari gyrus presentral termasuk lobus frontal dan mengandung korteks motoric primer.
Bagian lateral lobus frontal yang terletak anterior gyrus presentral terbagi menjadi gyrus frontalis
superior, media dan inferior. Lobus frontal memanjang dari kutub frontal hingga ke sulcus
sentralis di atas fissure Sylvii. Lobus ini pada orang kebanyakan menjadi setengah bagian
anterior dari tiap hemisfer.
Pada sisi medial lobus frontal memanjang hingga ke sulcus cingulate. Lobulus parasentral
terdiri dari pemanjangan gyrus pre dan postsentral ke permukaan medial hemisfer di atas sulcus
cingulate. Bagian ini penting dalam kendali kandungih. Area premotor dan suplemen motoric
terletak di area 6 anterior dari gyrus presentral. Area motoric suplemen adalah bagianbagian dari
gyrus frontalis superior yang terletak pada permukaan medial sedangkan area premotor terletak
pada permukaan lateral. Area lapang pandang frontal terletak di gyrus frontalis media di area 8.

Gyrus frontalis inferior terbagi menjadi pars orbitalis, pars triangularis, dan pars
opercularis. Pars opercularis dan pars triangularis pada gyrus frontalis inferior di hemisfer
dominan mengandung area bicara motoric (Broca) 44 dan 45. Pada permukaan inferior lobus
frontal, medial dari gyrus frontalis inferior adalah gyrus orbitalis. Gyrus rectus yang merupakan
struktur paling medial pada permukaan orbital lobus frontal terpisah dari gyrus orbitalis oleh
sulcus olfactorius. Bulbus dan traktus olfactorius berjalan di bawah sulkus olfactorius.

FUNGSI LOBUS FRONTAL, KELAINAN DAN DIAGNOSIS
Area yang penting secara klinis pada lobus frontal termasuk area motoric primer, area
premotor dan suplemen motoric, region prefrontal, area lapang pandang, area bicara motoric, dan
lobules parasentral.
Korteks motoric primer (area 4) terletak pada gyrus presentral di lobus frontal termasuk
dinding anterior dari sulkus sentralis dan memanjang ke atas hingga bagian anterior dari lobules
parasentral di sisi medial dari hemisfer serebri. Lapisan kortikal ke-5 di area 4 mengandung sel
pyramidal Betz yang mengandung serat-serat bermielin tebal pada traktus piramidalis. Area 4
dianggap sebagai lokasi asal dari gerakan volunter, yang mengirim sinyal ke otot melalui traktus
pyramidalis dan sel kornu anterior dari medulla spinalis. Area motoric primer menerima input
aferen dari area lain otak yang berpartisipasi dalam perencanaan dan inisiasi dari gerakan
volunter, terutama nucleus ventro-oral posterior dari thalamus, area premotor 6 dan 8 dan area
somatosensorik. Area motoric primer mengandung representasi somatotopik dari perifer tubuh
berbentuk homunculus.
Lesi pada area 4 mengakibatkan hemiparesis flaccid kontralateral. Kerusakan tambahan
di area premotor dekatnya dan serat-serat traktus didalamnya mengakibatkan lesi spastik
hemiparesis yang mencerminkan kerusakan dari jalur piramidalis dan non piramidalis
Korteks premotor (area 6) adalah area tingkat tinggi untuk seleksi dan perencanaan
program motoric, yang pada akhirnya akan dieksekusi oleh korteks motoric primer.Area
premotor diduga mampu untuk menyimpan kemampuan motoric yang telah dipelajari
bekerjasama dengan serebellum dan ganglia basal.Gerakan yang dilakukan dengan satu tangan
akan mengaktifkan korteks premotor pada kedua hemisfer. Fungsi lain yang penting dari korteks
premotor adalah perencanaan dan inisiasi gerakan mata dai area mata frontal (area 8). Stimulasi
unilateral dari area 8 mengakibatkan pergerakan konjugat dari kedua mata kea rah kontralateral.
Lesi dari aea 8 yang menurunkan aktivitasnya mengakibatkan pergerakan mata konjugat ke sisi
lesi dikarenakan aktivitas berlebihan dari area 8 kontralateral.
Bagian dari lobus frontal yang terletak anterior dari area 6, area 8 dan area bicara motoric
disebut sebagai korteks prefrontal. Korteks prefrontal melingkup area 9, 12, 32, 45, 47 dan
lainnya. Secara klinis region prefrontal terbagi menjadi korteks prefrontal dorsolateral, korteks
prefrontal medial, dan korteks orbitofrontal. Area-area ini sangat berkembang pada manusia dan
dianggap sebagai kedudukan dari fungsi-fungsi intelektual derajat tinggi.
Korteks prefrontal dorsolateral penting dalam fungsi eksekutif lobus frontal, yaitu
kemampuan untuk merencanakan , melaksanakan dan memonitor serangkaian tindakan untuk
mencapai suatu tujuan. Korteks prefrontal medial penting dalam asosiasi auditorik dan visual.
Korteks orbitofrontal memiliki serangkaian koneksi penting dengan sistim limbic. Sindrom
disinhibisi berkisar dari kelakuan social yang tidak pantas hingga mania dapat terjadi dengan
disungsi pada area korteks orbitofrontal. Ketidakstabilan emosional juga dominan dengan mood
yang bergelombang dan episode tiba-tiba emosi kemarahan, tangis atau tertawa. Area asosiasi
frontal juga diimplikasikan terlibat pada serangkaian penyakit degenerative seperti demensia.
Gejala lain dari sindrom prefrontal antara lain: akinetik, inkontinensia, output verbal yang
sedikit, kemampuan berpikir abstrak menurun dan ketidakmampuan untuk mengambil
keputusan.
Area bicara motoric (area Broca / area 44) pada regio basal lobus frontal hemisfer yang
dominan. Teraktivasi ketika seorang individu berbicara dan bahkan saat bicara diam, yaitu ketika
kata-kata dan kalimat sedang diformulasikan tanpa sebenarnya dikatakan. Lain halnya dengan
repetisi kata-kata murni yang didahului oleh aktivasi pada insula. Hal ini mendukung bahwa
terdapat dua jalur untuk produksi bahasa. Pada bahasa otomatis, rangsangan yang datang
dilanjutkan oleh aktivasi korteks visual atau auditorik primer ke korteks insular dan akhirnya
korteks motoric. Pada bahasa ayng tidak otomatis rangsang dari korteks-korteks primer
diteruskan ke ara broca dan selanjutnya ke korteks motoric primer.
Gangguan dalam fungsi bahasa disebut aphasia. Istilah aphasia terutama dikaitkan
dengan fungsi bahasa dalam berbicara, sedangkan dalam menulis disebut agraphia dan dysleksia
dalam hal membaca. Aphasia patut dibedakan dengan kelainan secara fisik dalam berbicara yang
disebut disartria yang mempengaruhi artikulasi atau fonasi dalam berbicara. Aphasia yang terjadi
karena gangguan pada area Broca disebut aphasia broca atau aphasia motoric. Temuan klnis
yang penting pada aphasia broca adalah kemapuan produksi bahasa yang berkurang atau tidak
ada sama sekali. Individu tersebut sangat jarang berbicara spintan, mengalami disrtria, berbicara
kalimat dengan susunan yang amburadul, seringkali mensubstitusi kata-kata dengan suara yang
mirip namun pengertiannya terhadap bahasa tidak terganggu.
Gangguan pada lobules parasentral mengakibatkan inkontinensia urin dan
faeces

Anda mungkin juga menyukai