Anda di halaman 1dari 15

KONSEP PSIKOTERAPI ISLAM DALAM PENYEMBUHAN

PENDERITA SKIZOFRENIA AKSIS IV


(TELAAH TEORITIK)

A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya, setiap manusia menghendaki hidup dan kehidupan yang
tenang, tentram dan bahagia, meskipun tidak selamanya kemauan dan keinginan
tersebut tercapai. Sebab sudah menjadi sunnatullah bahwa kegundahan,
kekalutan, kegelisahan dan berbagai bentuk gangguan psikologis lainnya
merupakan bagian yang akan selalu menyertai kehidupan manusia.
Problematika individu dengan Tuhannya, ialah kegagalan seseorang
melakukan hubungan interaksi vertikal dengan Tuhannya, seperti sangat sulit
untuk menghadirkan rasa takut, rasa taat, dan rasa bahwa Dia selalu mengawasi
perbuatan dan perilaku setiap individu. Sehingga berdampak pada rasa malas dan
enggan melakukan ibadah dan sulit untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan
yang dilarang dan dimurkai Tuhannya.
Problematika individu dengan dirinya sendiri, ialah kegagalan bersikap
berdisiplin dan bersahabat dengan hati nuraninya sendiri, yakni hati nirani yang
selalu mengajak, menyeru dan membimbing kepada kebaikan dan kebenaran
kepada Tuhannya. Sehingga muncul sikap was-was, ragu, prasangka buruk lemah
motifasi dan tidak mampu bersikap mandiri dalam melakukan segala hal.
1

Salah satu gangguan jiwa yang merupakan permasalahan kesehatan di
seluruh dunia adalah skizofrenia. Para pakar kesehatan jiwa menyatakan bahwa
semakin modern dan industrial suatu masyarakat, semakin besar pula stressor
psikososialnya, yang pada gilirannya menyebabkan orang jatuh sakit karena tidak
mampu mengatasinya. Salah satu penyakit itu adalah gangguan jiwa skizofrenia.
2

Menurut Laing, individu yang kemudian menjadi skizofren disebabkan
karena hidupnya cenderung menderita ketidakpastian tentang rasa dirinya atau
keberadaannya di dunia ini.

1
M. Hamdani Bakran, Adzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Fajar Pustaka Baru,
Yogyakarta, 2004, hlm. 1.
2
Prof. Dr. dr. Dadang Hawari, Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, PT.
Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1997, hlm. 306
1
2
Seperti halnya Laing, Batesson mengatakan bahwa ketidakpastian
tentang identitas psikologi atau rasa diri sebagai variabel yang dapat mengarahkan
seorang anak/individu kepada skirofrenia.
Banyak gangguan psikis muncul, karena anak sejak usia yang amat
muda mendapatkan perlakuan yang tidak patut dalam situasi keluarganya. Pada
hakekatnya, bukan maksud orang tua untuk dengan sengaja menyajikan
lingkungan buruk itu, namun, kondisi ekonomis, kultural atau sosial lain
memaksa rumah tangga tercerai berai dan menjadi asusila misalnya. Pola kriminal
dan tidak susila dari salah seorang anggota keluarga secara langsung atau tidak
langsung mencetak pola yang sama pada anak-anak juga teman sebaya (anak-anak
remaja) dengan tingkah laku berandalan dan perilaku tetangga-tetangga yang
kurang bertanggung jawab, semua itu memberikan banyak iritasi pada pribadi
anak, yang pasti akan mengganggu perkembangan jiwanya.
3

Yang jelas, sebagian kompleks kejiwaan tercipta pada janin masih
berada di perut ibu atau bahkan saat hubungan seks (pertemuan sperma dan
ovum), demikian juga ketika bayi masih dalam buaian ibu. Di samping itu lebih
banyak terfokus pada bagaimana sistem pendidikan yang telah diberikan kepada
individu sejak ia berusia 0 tahun sampai dengan dewasa.
4
Karena itu Islam
memerintahkan pada orang tua agar menciptakan suasana tenang dan
mengamalkan ajaran agama pada saat bayi berada dalam kandungan, sebagian
memerintahkan kepada orang tua untuk memperlakukan anak mereka secara
wajar.
5

Perubahan-perubahan sosial yang serba cepat sebagai konsekuensi
modernisme, industrialisasi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
mempunyai dampak pada kehidupan masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut
telah mempengaruhi nilai kehidupan masyarakat. Tidak semua orang mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, yang pada gilirannya
dapat menimbulkan ketegangan atau stres pada dirinya. Stres dapat merupakan

3
Dr. Kartini Kartono, Patologi Sosial 3 Gangguan Kejiwaan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2002, hlm. 8
4
M. Hamdani Bakran adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam, Pustaka Fajar Baru,
Yogyakarta, 2002, hlm. 387
5
Prof. Dr. Zakiyah Daradjat, Kesehatan Mental Peranannya dalam Pendidikan dan
Pengajaran, Bulan Bintang, Jakarta, 1984, hlm. 9
3
faktor pencetus, penyebab atau akibat dari suatu penyakit sehingga taraf
kesehatan fisik dan kesehatan jiwa dari orang yang bersangkutan menurun
karenanya. Perubahan-perubahan sosial tersebut yang seringkali bercorak sekuler
telah menyebabkan dehumanisasi yaitu menurunnya nilai kemanusiaan.
6
Kehidupan kota dengan pola berpacu, serta berlomba-lomba
memperagakan kekuasaan dan kekayaan yang menyebabkan banyak rasa
cemburu, iri hati, ketakutan, kecemasan dan ketenangan batin pada penduduknya,
menjadi persemaian subur bagi timbulnya berbagai peyakit mental. Lebih-lebih
dengan penonjolan interest sendiri dan rasa individualisme, kontak sosial di kota-
kota menjadi longgar. Dalam masyarakat sedemikian ini banyak anggotanya
merasa kurang/tidak aman, menjadi kesepian, panik dan ketakutan, yang
mengganggu keseimbangan jiwa.
7
Juga oleh pengaruh ilmu pengetahuan,
mekanisme dan industrialisasi, kehidupan modern menjadi semakin terurai dalam
fraksi-fraksi dan spesialisasi-spesialisasi serta perkotaan-perkotaan yang berdiri
sendiri, sehingga masyarakatnya sulit diintegrasikan. Disintegrasi masyarakat
mengakibatkan proses disintegrasi pada diri perorangan-perorangan
penduduknya, dan ini menjadi faktor penyebab dari timbulnya banyak gangguan
psikis.
Masyarakat modern yang selalu memburu keuntungan komersial dan
sangat individualistis itu selalu penuh persaingan, rivalitas dan kompetisi,
sehingga banyak mengandung unsur-unsur ekplosif. Sebagai akibatnya banyak
penduduk yang menderita ketegangan unit syaraf dan tekanan batin, khususnya
kalau keinginannya tidak bisa terpenuhi, meledak menjadi gangguan psikis.
Di tambah pula dengan pengaruh media massa seperti koran, film,
majalah, TV dan iklan yang semuanya merangsang, maka kebudayaan modern ini
menuntut adanya standar hidup tinggi dan kemewahan materiil. Jika keinginan
dan usaha mendapatkan kemewahan, kedudukan sosial dan kekuasaan tidak
tercapai, maka timbullah rasa malu, takut, cemas dan rendah diri. Semua ini
menjurus pada frustasi, kekecewaan-kekecewaan, gangguan batin, serta macam-
macam penyakit mental, yang miskin menjadi bingung dan cemas terus menerus

6
Prof. Dr. dr. Dadang Hawari, op. cit., hlm. 2
7
Dr. Kartini Kartono, op. cit., hlm. 9-10
4
dalam usahanya mencukupi kebutuhan sehari-hari. Sedang yang kaya raya selalu
cemas dan khawatir terus menerus, kalau-kalau kehilangan harta kekayaan dan
jabatannya, hingga banyak mengalami ketegangan batin dan terganggu
mentalnya. Maka perubahan masyarakat dengan segenap bahaya dan resikonya itu
banyak menyentuh dan merusak kesehatan psikis penduduknya dan menghambat
perkembangan kepribadian.
Banyak orang terpukau dengan modernisasi, mereka menyangka bahwa
dengan modernisasi itu serta merta akan membawa kepada kesejahteraan. Mereka
lupa bahwa di balik modernisasi yang serba gemerlap memukau itu ada gejala
yang dinamakan The agony modernization, yaitu azab sengsara karena
modernisasi, yang merupakan ketegangan itu dapat disaksikan masyarakat yaitu
semakin meningkatnya angka-angka kriminalitas yang disertai tindak kekerasan,
perkosaan, kenakalan remaja, promiskuitas, prostitusi, bunuh diri, gangguan jiwa
dan sebagainya.
8
Masalah utama dalam suatu masyarakat modern adalah timbulnya
disintegrasi dari masyarakat tradisional karena unsur-unsurnya mengalami
perubahan dengan kecepatan berbeda. Kebenaran-kebenaran abadi sebagaimana
terkandung dalam ajaran agama disisihkan, karena dianggap kuno, sehingga orang
hanya berpegang pada kebutuhan materi dan tujuan dekat belaka.
Sebagaimana dimaklumi, psikoterapi telah berabad-abad digunakan
untuk menyembuhkan orang-orang yang mengalami gangguan mental/jiwa,
sehingga banyak bermunculan bentuk psikoterapi dengan pendekatan yang
semakin sempurna. Hal ini bisa dilihat pada awal-awal psikoterapi muncul adalah
pada waktu manusia menyembuhkan orang sakit (mengalami gangguan
emosional/kejiwaan) dengan menggunakan pendekatan kekuatan batin dari
seorang tabib (terapis/dokter) atau orang yang disembuhkan.
9
Menyadari akan pentingnya psikoterapi bernafaskan Islam, di mana
kebutuhan manusia terhadap ketentraman hidup, kadang-kadang sulit dicapai,
karena adanya kendala dari dalam diri dan luar manusia yang sukar dihindarkan.

8
Prof. DR. H.M. Amin Syukur, M.A., dan DR. Abdul Muhaya, M.A., Tasawuf dan Krisis,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta,2001, hlm. 3
9
Singgih D. Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi , Gunung Mulia, Jakarta, 1992, hlm. 145
5
Ajaran Islam mengandung banyak petunjuk dalam segala bidang kehidupan, maka
untuk dapat menjadi agar mereka jangan sampai mengalami penderitaan yang
lebih jauh, bimbingan Allah SWT yang ada dalam Al Quran dan sunnah rasul
dapat digunakan oleh setiap orang yang memahaminya, dan dapat pula
dimanfaatkan oleh para ahli di bidang psikoterapi Islam, diantaranya:
1. Bahwa setiap manusia yang beriman ingin mencapai kebahagiaan hidup di
dunia dan akherat.
2. Psikoterapi Islam, mempunyai kaitan yang erat dengan manusia yang
membutuhkan manusia lainnya, alam dan terutama dengan Allah SWT.
3. Bahwa manusia dalam upayanya mencapai bahagia di dunia dan akherat,
perlu bimbingan agar seimbang dan tidak terlalu berat ke dunia atau ke
akherat, sehingga tidak terjadi penderitaan baik di dunia maupun di akherat.
Banyak anggapan dari masyarakat Indonesia terutama kaum masyarakat
berpendidikan rendah mengatakan bahwa penderita skizofrenia tidak dapat
disembuhkan, merupakan penyakit kutukan dari Allah, harus dipasung, dikucilkan
dan banyak lagi anggapan yang bernada negatif tentang penderita skizofrenia ini.
Dalam bidang kedokteran dan bidang psikologi klinis khususnya,
penderita skizofrenia aksis IV dapat sembuh bila masyarakat/keluarga penderita
mau merawat, mengantarkan serta mengobati penderita ke RSJD sebelum
keadaannya menjadi parah dan jangan malu untuk berkonsultasi dan minta saran-
saran dari dokter dan psikolog tentang penyakit itu.
Penderita skizofrenia belum bisa diterapi selama inset dan tilikannya
belum bagus dan masih ada gangguan psikotiknya, seperti halusinasi (persepsi
sensoris yang palsu yang tidak disertai dengan stimuli eksternal yang nyata),
waham (isi pikiran salah atau tidak sesuai logika, realitas dan budaya, egosentris
diyakini dan sulit dikoreksi), dan sebagainya. Karena mereka berada dalam dunia
fantasi sehingga mereka tidak bisa menerima sesuatu dari luar dirinya karena
penderita tidak mengenal identitas dirinya dan lingkungannya.
Dan penderita skizofrenia sudah bisa diterapi bila inset dan tilikannya
sudah bagus dan sudah tidak ada gangguan psikotiknya, yaitu penderita
skizofrenia yang sudah berada pada aksis IV yaitu psikososial dan lingkungan
6
sehingga mereka sudah bisa diterapi dengan psikoterapi Islam maupun
psikoterapi-psikoterapi yang lain.
Sepengetahuan penulis, belum ada orang yang meneliti masalah
psikoterapi Islam terhadap penderita skizofrenia aksis IV di kalangan Fakultas
Ushuluddin IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Walisongo Semarang, baik
sebagai risalah atau skripsi.
Karena itu, tujuan penulis meneliti keberadaan penderita skizofrenia
aksis IV untuk mengetahui lebih jauh bagaimana bentuk psikoterapi Islam
terhadap penderita skizofrenia aksis IV itu, sehingga penulis tertarik untuk
membahasnya menjadi sebuah skripsi. Dan permasalahan di dalam judul skripsi
ini adalah dalam jangkauan penulis untuk menjangkaunya.

B. Penegasan Judul
Untuk membatasi obyek pembahasan agar mengarah pada pokok
permasalahan atau pembahasan, maka perlu diberi penjelasan dan penegasan
terlebih dahulu terhadap istilah-istilah yang ada pada judul skripsi, yaitu :
Konsep Psikoterapi Islam Dalam Penyembuhan Penderita Skizofrenia Aksis IV.
Adapun yang perlu dijelaskan dan ditegaskan adalah sebagai berikut :
1. Dalam perspektif bahasa kata psikoterapi berasal dari kata psyche yang berarti
jiwa dan hati.
10
Dan kata terapi dalam bahasa Inggris bermakna pengobatan
dan penyembuhan. Sedangkan dalam bahasa Arab kata terapi sepadan dengan
yang berasal dari - yang artinya
menyembuhkan.
11

Firman Allah yang memuat kata syifa :

) : 57 (
Artinya : Wahai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran
dari Tuhanmu dan penyembuh untuk penyakit yang ada dalam

10
John M. Echol dan Hasan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1994, hlm. 454.
11
Muhammad Idris Abdul al-Rouf al-Marbawi, Kamus Idris al-Marbawi Arabi - Malayu,
Dar al-Fikr, Beirut, t.th., hlm. 323.
7
dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman
(percaya dan yakin). (QS. Yunus : 57)

Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa psikoterapi Islam adalah proses
pengobatan dan penyembuhan suatu penyakit, apakah mental, spiritual, moral
maupun fisik dengan melalui bimbingan al-Quran dan as-Sunnah Nabi
SAW.
12
2. Kata skizofrenia, menurut Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari dalam bukunya
Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa adalah sebagai
berikut : Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang penderitanya tidak mampu
menilai realitas dan dirinya sendiri.
13

Menurut Chaplin J.P. Skizofrenia adalah istilah umum untuk sekelompok
reaksi psikotik yang dikarakteristikkan dengan menarik diri, gangguan
emosional dalam kehidupan afeksi, serta tergantung pada tipenya, adanya
halusinasi, waham, tingkah laku negatifistik dan deteriorasi yang progresif.
Sedangkan Drake Raleigh, menyatakan bahwa skizofrenia adalah suatu
kekacauan mental fungsional (penyebabnya tidak berhubungan dengan faktor-
faktor organis), mengakibatkan kepribadian kasar, kesalahpahaman,
penyesuaian sosial, karakter atau intelektual.
14

3. Dalam buku PPDGJ III, kata Aksis IV adalah tingkat IV yaitu psikososial dan
lingkungan.
15


C. Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan pokok yang
hendak diteliti adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan psikoterapi islam.
2. Bagaimanakah langkah-langkah psikoterapi islam dalam penyembuhan
penderita skizofrenia aksis IV?

12
Dadang Hawari, op. cit., hlm. 226.
13
Prof. Dr. dr. Dadang Hawari, op. cit., hlm. 307
14
Drake Raleigh, Abnormal Psychology, Utt Lefield dan Co. Patterson, New Jersey, 1962,
hlm. 24
15
Dr. Rusdi Maslim, Diagnosis Gangguan Jiwa, PPDGJ III, Direktorat Kesehatan RI.,
Jakarta, 2003, hlm. 14-15
8
3. Bagaimanakah kontribusi psikoterapi Islam dalam penyembuhan penderita
skizofrenia aksis IV?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini antara lain adalah :
1. Untuk mengetahui maksud psikoterapi islam.
2. Untuk mengetahui langkah- langkah psikoterapi Islam dalam penyembuhan
skizofrenia aksis IV.
3. Untuk mengetahui kontribusi psikoterapi Islam dalam penyembuhan penderita
skizofrenia aksis IV.

E. Tinjauan Pustaka
Dewasa ini perhatian ilmuwan di bidang kedokteran umumnya dan
kedokteran jiwa (psikiatri) khususnya terhadap agama semakin besar. Manfaat
komitmen agama tidak hanya di bidang penyakit psikis, tetapi juga di bidang
kesehatan jiwa. Di dalam tema tersebut banyak pula yang membahas tentang
psikoterapi Islam dan skizofrenia diantaranya :
1. DR. Kartini Kartono dalam bukunya yang berjudul Hygiene Mental buku
ini membahas tentang kesehatan mental bagi penderita Skizofrenia dan juga
Psikoneurosa, gejala psikopat dan lain-lain.
2. Prof. DR. dr. Dadang Hawari dalam bukunya Dimensi Religi dalam Praktek
Psikiatri dan Psikologi membahas tentang hubungan antara ilmu kedokteran,
kesehatan khususnya ilmu kedokteran jiwa, ilmu jiwa dan kesehatan jiwa
dengan agama. Dan dalam buku ini selain membahas tentang psikoterapi
Islam terhadap penderita skizofrenia juga membahas tentang psikoterapi Islam
terhadap NAZA, HIV, kanker dan lain-lain.
Dari masing-masing penelitian di atas sudah jelas bahwa penulisan
skripsi dengan judul Psikoterapi Islam terhadap Penderita Skizofrenia Aksis IV
benar-benar berbeda dengan penelitian skripsi yang sudah ada dan merupakan
penulisan skripsi yang belum pernah dibahas orang lain.

F. Metodologi
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah :
9
1. Sumber Data
Yang dimaksud sumber data dalam penulisan ini adalah subyek darimana data
dapat diperoleh. Sumber data penulis bedakan menjadi data primer dan data
skunder. Sumber data primer berasal dari buku-buku pokok: M. Hamdani
Bakran adz-Dzaky, Konseling dan Psikoterapi Islam.
Untuk skundernya diambilkan dari buku-buku yang berkaitan dengan
psikoterapi islam dan skizofrenia seperti: Rusdi Maslim, Pedoman
Penggolongan Diagnosis Jiwa (PPDGJ III), Dr. Kartini Kartono, Patologi
Sosial 3. Zakiah Darajat, Psikoterapi Islam, Prof. Dr. Dadang Hawari, Al-
Qur'an, Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, dll.

2. Metodologi Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini pengumpulan data dilakukan penulis dengan cara
Library research yaitu penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan
permasalahan yang ada, kemudian dihimpun dan dijadikan sebagai rujukan
dalam penulisan skripsi.

3. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data yang ada penulis menggunakan metode kualitatif
atau bisa juga analisis isi atau content analysis yaitu seluruh proses
penelitian.
16
Yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis
dari data yang diamati.
17
Dalam metode content analysis ini menampilkan tiga
syarat yaitu obyektif, pendekatan sistematis dan generalisasi. Hasil analisis ini
harus menyajikan generalisasi artinya semuanya haruslah mempunyai
sumbangan teoritik.
18

G. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika yang digunakan dalam proposal skripsi ini adalah sebagai
berikut :

16
Ibid., hlm. 32
17
Drs. Taliziduhu Dhraha, Desain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah, Bina
Aksara, Jakarta, 1987, hlm. 32
18
Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, Cet. VI, Rake Sarasih, Yogyakarta, 1998,
hlm. 49
10
Bab I, pendahuluan, dalam bab ini akan dikemukakan latar belakang
masalah, penegasan judul, pokok permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II, berisi tentang teori psikoterapi Islam, dalam bab ini
dikemukakan tentang definisi psikoterapi Islam, obyek psikoterapi Islam, bentuk,
fungsi dan tujuan psikoterapi Islam.
Bab III berisi tentang teori skizofrenia dan aksis IV, dalam bab ini
dikemukakan tentang definisi dan macam-macam skizofrenia, gambaran klinik
skizofrenia, faktor-faktor psikologis penyebab skizofrenia dan pemeriksaan status
mental skizofrenia. Kemudian dalam bab ini juga memuat teori tentang aksis IV,
yaitu definisinya dan permasalahan yang ada dalam aksis IV.
Bab IV, analisis, dalam bab ini akan menganalisis tentang bentuk
psikoterapi Islam terhadap penderita skizofrenia aksis IV.
Bab V. Penutup, dalam bab berisikan tentang kesimpulan, saran-saran
dan penutup. Serta diakhiri dengan lampiran-lampiran, daftar pustaka dan daftar
riwayat hidup penulis.
11
DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaky, Bakran, Hamdani, M., Konseling dan Psikoterapi Islam, Pustaka Fajar
Baru, Yogyakarta, 2002.
Al-Kumayi, Sulaiman, M.A., Pengantar Penerjemah dalam R.N.L. Oriordan, Seni
Penyembuhan Alami, PT. Gugus Press, Jakarta, 2002.
Al-Marbawi, Abdul al-Rouf, Muhammad Idris, Kamus Idris al-Marbawi Arabi -
Malayu, Dar al-Fikr, Beirut : Libanon, t.th
Daradjat, Zakiyah, Prof. Dr., Kesehatan Mental Peranannya dalam Pendidikan dan
Pengajaran, Bulan Bintang, Jakarta, 1984.
Dhraha, Taliziduhu, Drs., Desain Riset dan Teknik Penyusunan Karya Tulis Ilmiah,
Bina Aksara, Jakarta, 1987.
Echol, John, M. dan Hasan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1994
El-Qussiey, Aziz, Abdul, Prof. Dr., Pokok-pokok Kesehatan Jiwa/Mental I, Bulan
Bintang, Jakarta, 1974.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Andi Offset, Yogyakarta, 1997.
Hawari, Dadang, Prof. Dr. dr., Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,
PT. Dana Bhakti Prima Yasa, Yogyakarta, 1997.
Jalaluddin, Dr., Psikologi Agama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.
Kartono, Kartini, Dr., Patologi Sosial 3 Gangguan Kejiwaan, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2002.
Maslim, Rusdi, Dr., Diagnosis Gangguan Jiwa, PPDGJ III, Direktorat Kesehatan
RI., Jakarta, 2003.
Muhajir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasih, Yogyakarta, Cet.
VII, 1998.
Muhammad, Hasyim, M.Ag., Makalah Seminar Pengenalan Reiki dan Prana
Pendekatan Sufistik, Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo, Semarang,
2003.
Nuraini, Siti, Sp.Kj., Psikiatri II Simtomatologi, Fakultas Kedokteran Unissula,
Semarang, 1996.
Raleigh, Drake, Abnormal Psychology, Utt Lefield dan Co. Patterson, New Jersey,
1962.
12
Salim, Peter, Drs. M.A., The Contemporary English Indonesian Dictionary, Modern
English Press, Jakarta, 1991.
Surahmad, Winarno, Dr., Dasar dan Teknik Research, CV. Tarsito, Bandung, 1992.
Syukur, Amin, Prof. DR. H.M. M.A., dan DR. Abdul Muhaya, M.A., Tasawuf dan
Krisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001.

13
PSIKOTERAPI ISLAM TERHADAP PENDERITA
SKIZOFRENIA AKSIS IV


PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Guna Penulisan Skripsi












Oleh :

EMI SULASTRI
NIM: 4100100




FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
S E M A R A N G
2 0 0 4
14
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELANGGARAN
HAK MILIK MEREK DAGANG DALAM
UU NO. 15 TAHUN 2001

PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Guna Penulisan Skripsi












Oleh :

KOKOM KOMARIYAH
NIM: 2100188




FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
S E M A R A N G
2 0 0 4
15
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Penegasan Judul
C. Pokok Permasalahan
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
E. Tinjauan Pustaka
F. Metodologi Penelitian
G. Sistematika Penulisan

BAB II : TEORI PSIKOTERAPI ISLAM
A. Definisi Psikoterapi Islam
B. Obyek Psikoterapi Islam
C. Bentuk Psikoterapi Islam
D. Fungsi dan Tujuan Psikoterapi Islam

BAB III : TEORI SKIZOFRENIA AKSIS IV
A. Teori Skizofenia
1. Definisi dan Macam-macam Skizofenia
2. Gambaran Klinik Skizofrenia
3. Faktor-faktor Psikologis Penyebab Skizofrenia
4. Pemeriksaan Status Mental Skizofrenia
B. Teori Aksis IV
1. Definisi Aksis IV
2. Permasalahan yang ada dalam Aksis IV

BAB IV : ANALISIS
Bentuk Psikoterapi Islam terhadap Penderita Skizofrenia Aksis IV.

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
C. Penutup

Anda mungkin juga menyukai