pdrb05082014 PDF
pdrb05082014 PDF
Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, Sektor Industri Pengolahan menghasilkan nilai
tambah terbesar yaitu Rp. 41,42 triliun, kemudian Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Rp. 23,94
triliun, Sektor Pertanian Rp. 11,20 triliun, Sektor Jasa-jasa Rp. 7,19 triliun, Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi Rp. 5,91 triliun, Sektor Konstruksi Rp. 4,44 triliun, Sektor Keuangan, Persewaan, dan
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 43/08/32/Th. XVI, 5 Agustus 2014
3
Jasa Perusahaan Rp. 3,75 triliun, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Rp. 2,31 triliun, dan Sektor
Pertambangan dan Penggalian Rp. 1,62 triliun.
b. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2014
Perekonomian Jawa Barat pada Triwulan II-2014 bila dibandingkan dengan Triwulan I-2014 (q-
to-q), yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami peningkatan sebesar
2,90 persen yang didukung oleh hampir semua sektor kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian
yang mengalami kontraksi sebesar minus 4,29 persen.
Tabel 2
Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
(persen)
Lapangan Usaha
Triwulan II-2014
terhadap
Triwulan I-2014
Triwulan II-2014
terhadap
Triwulan II-2013
Sumber
Pertumbuhan
Triwulan II-2014
(y-on-y)
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian 0,07 2,05 0,23
2. Pertambangan dan Penggalian -4,29 2,84 0,05
3. Industri Pengolahan 3,58 4,93 2,02
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 3,44 6,96 0,16
5. Konstruksi 6,58 8,00 0,34
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3,64 6,29 1,47
7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,49 10,06 0,56
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,08 6,76 0,25
9. Jasa-Jasa 3,11 8,09 0,56
PDRB 2,90 5,63 5,63
PDRB Tanpa Migas 3,01 5,68
PDRB Triwulan II-2014 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya
mencerminkan pertumbuhan PDRB selama satu tahun (y-on-y) meningkat sebesar 5,63 persen.
Pertumbuhan terjadi pada semua sektor. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi sebesar 10,06 persen, diikuti Sektor Jasa-jasa 8,09 persen, Sektor Konstruksi 8,00 persen,
Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,96 persen, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 6,76
persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6,29 persen, Sektor Industri Pengolahan 4,93 persen,
Sektor Pertambangan dan Penggalian 2,84 persen, dan Sektor Pertanian 2,05 persen. Sektor yang
memberikan sumber pertumbuhan terbesar (y-on-y) pada perekonomian Jawa Barat Triwulan II-2014
adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar 2,02 persen.
c. Struktur PDRB Triwulan II-2014
Pada Triwulan II-2014, sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah Sektor Industri
Pengolahan yaitu sebesar 34,93 persen, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar
24,04 persen, Sektor Pertanian sebesar 11,53 persen, Sektor Jasa-jasa sebesar 8,77 persen, dan Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 8,75 persen. Secara keseluruhan, kelima sektor tersebut
mempunyai andil peranan sebesar 88,02 persen dalam PDRB. Sedangkan empat sektor lainnya
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 43/08/32/Th. XVI, 5 Agustus 2014 4
mempunyai andil masing-masing kurang dari lima persen. Sementara itu peranan seluruh sektor ekonomi
tanpa migas pada Triwulan II-2014 sebesar 96,15 persen.
Tabel 3
Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha
Triwulan II-2013, Triwulan I-2014, dan Triwulan II-2014
(persen)
Lapangan Usaha Trw. II-2013
2014
Trw. I
r)
Trw. II
(1) (2) (3) (4)
1. Pertanian 12,24
12,19 11,53
2. Pertambangan dan Penggalian 1,55
1,89 1,73
3. Industri Pengolahan 35,26
34,40 34,93
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 2,70
2,80 2,83
5. Konstruksi 4,42
4,32 4,50
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 24,28
23,99 24,04
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,72
8,97 8,75
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 2,98
3,04 2,94
9. Jasa-Jasa 8,86
8,40 8,77
PDRB 100,00
100,00 100,00
PDRB Tanpa Migas 96,36
95,97 96,15
r)AngkaRevisi
Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Konstruksi;
dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mengalami kenaikan peranan pada Triwulan II-2014
dibanding Triwulan II-2013. Sementara itu peranan Sektor Pertanian; Sektor Industri Pengolahan;
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; dan
Sektor Jasa-jasa mengalami penurunan. Bila dibandingkan dengan Triwulan I-2014, peranan Sektor
Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Konstruksi; Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran; dan Sektor Jasa-jasa mengalami peningkatan, sedangkan sektor-sektor lainnya
mengalami penurunan (lihat Tabel 3).
II. PDRB Menurut Penggunaan Triwulan II-2014
Penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun 2014, sebagian besar masih
digunakan untuk kebutuhan konsumsi, yang meliputi konsumsi rumahtangga termasuk lembaga non
profit sebesar Rp. 167,59 triliun dan konsumsi pemerintah Rp. 25,11 triliun. Sebesar Rp. Rp. 53,78 triliun
digunakan untuk PMTB dan Rp. 17,74 triliun untuk perubahan inventori. Nilai transaksi ekspor Jawa
Barat pada triwulan ini sebesar Rp. 108,58 triliun, sedangkan nilai impor sebesar Rp. 83,70 triliun yang
berarti terjadi surplus dengan ekspor netto sebesar Rp. 24,89 triliun (tabel 4).
Pada triwulan ini, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,90
persen (q-to-q). Pertumbuhan ini dipicu karena peningkatan beberapa komponen, antara lain pengeluaran
konsumsi rumah tangga termasuk lembaga non profit dengan laju pertumbuhan 1,54%, kemudian
pengeluaran konsumsi pemerintah (22,61%), PMTB (2,55%), perubahan inventori (7,97%) serta ekspor
(5,03%). Sementara itu, komponen impor yang berperan sebagai pengurang LPE mengalami peningkatan
sebesar 6,49 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 43/08/32/Th. XVI, 5 Agustus 2014
5
Selanjutnya, pertumbuhan secara year on year (y-on-y) mencapai 5,63 persen, yang didorong oleh
pertumbuhan komponen konsumsi rumahtangga termasuk lembaga non profit (5,26 %), PMTB (2,95 %),
perubahan inventori (18,12 %) dan ekspor (7,63 %). Sementara itu, laju pertumbuhan impor sebesar 8,38
persen memberikan andil negatif cukup besar terhadap LPE. Secara keseluruhan perdagangan antar
wilayah pada Triwulan II 2014 masih memberikan kontribusi positif terhadap LPE, dimana pertumbuhan
ekspor netto sebesar 4,26 persen. Untuk lebih jelasnya mengenai laju pertumbuhan komponen-komponen
PDRB menurut penggunaan, dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4
PDRB Menurut Penggunaan
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000
(Triliun Rupiah)
Lapangan Usaha
Harga Berlaku Harga Konstan 2000
Trw. II-2013 Trw. I-2014
r)
Trw. II-2014 Trw. II-2013 Trw. I-2014
r)
T
r
w
.
I
I
-
2
0
1
4
Trw. II-2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Konsumsi Rumah Tangga* 150,21 164,85 167,59
58,66 60,81 61,75
2. Konsumsi Pemerintah 21,41 19,93 25,11
5,07 4,07 4,99
3. PMTB 47,71 51,91 53,78
17,72 17,79 18,24
4.a. Perubahan Inventori 13,67 16,32 17,74
4,29 4,69 5,07
b. Diskrepansi Statistik 7,48 10,36 9,95
-1,74 -1,32 -1,32
5. Ekspor 94,58 103,20 108,58
44,26 45,35 47,63
6. Dikurangi: Impor
75,38 78,18 83,70
31,91 32,48 34,58
PDRB 259,67 288,39 299,04 96,34 98,91 101,77
*) Termasuk Pengeluaran Lembaga Non Provit yang melayani Rumahtangga (LNPRT)
r)AngkaRevisi
Pengeluaran konsumsi rumah tangga (termasuk konsumsi lembaga non profit yang melayani
rumahtangga) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan yaitu dari Rp. 164,85 triliun pada triwulan
I-2014 menjadi Rp. 167,59 triliun pada triwulan II-2014. Peranan komponen konsumsi rumahtangga pada
triwulan II tahun 2014 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan I-2014 yaitu dari 57,16
persen menjadi 56,04 persen (tabel 7). Pengeluaran konsumsi rumahtangga secara riil q to q (atas dasar
harga konstan 2000) mengalami peningkatan pada triwulan II tahun 2014 (Rp. 61,75 triliun)
dibandingkan dengan triwulan I tahun 2014 (Rp. 60,81 triliun) atau meningkat sebesar 1,54 persen.
Apabila dilihat pertumbuhannya secara year on year, konsumsi rumahtangga meningkat sebesar 5,26
persen dan memberikan sumbangan positif terhadap pertumbuhan sebesar 3,20 persen.
Pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp.19,93 triliun pada
triwulan I-2014 menjadi Rp. 25,11 triliun pada triwulan II-2014. Peranannya pada triwulan II tahun 2014
sebesar 8,40 persen, lebih besar daripada peranannya pada triwulan I-2014 yang sebesar 6,91 persen.
Pada triwulan II tahun 2014, kuantitas pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami kenaikan sebesar
22,61 persen bila dibandingkan triwulan I tahun 2014 (q to q). Sementara laju pertumbuhan secara y on y,
pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga konstan 2000 mengalami penurunan sebesar 1,64
persen, sehingga memberikan sumbangan negatif terhadap LPE sebesar 0,09 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 43/08/32/Th. XVI, 5 Agustus 2014 6
Tabel 5
Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan
(persen)
Komponen
Triwulan II-2014
terhadap
Triwulan I-2014
Triwulan II-2014
terhadap
Triwulan II-2013
Sumber
Pertumbuhan
Triwulan II-2014
(y-on-y)
(1) (2) (3) (4)
1. Konsumsi Rumah Tangga* 1,54 5,26 3,20
2. Konsumsi Pemerintah 22,61 -1,64 -0,09
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,55 2,95 0,54
4. Perubahan Inventori 7,97 18,12 0,81
5. Ekspor 5,03 7,63 3,50
6. Dikurangi: Impor
6,49 8,38 2,78
PDRB 2,90 5,63 5,63
*) Termasuk Pengeluaran Lembaga Non Provit yang melayani Rumahtangga (LNPRT)
Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp.
51,91 triliun pada triwulan I-2014 menjadi Rp. 53,78 triliun pada triwulan II-2014. Peranan PMTB pada
triwulan II tahun 2014 sebesar 17,98 persen, atau mengalami sedikit penurunan dari triwulan I tahun 2014
yang sebesar 18,00 persen. PMTB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan II tahun 2014 (Rp 18,24
triliun) meningkat sebesar 2,55 persen bila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2014 (Rp. 17,79 triliun).
Komponen PMTB secara year on year meningkat sebesar 2,95 persen dan memberikan andil positif
terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,54 persen.
Selanjutnya, nilai perubahan inventori atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp
16,32 triliun menjadi Rp 17,74 triliun pada triwulan II-2014. Peranan perubahan inventori terhadap
PDRB pada triwulan II-2014 sebesar 5,93 persen, atau meningkat dari peranannya pada triwulan I-2014
yang masih mencapai 5,66 persen. Sementara, nilai perubahan inventori atas dasar harga konstan pada
triwulan II-2014 sebesar Rp 5,07 triliun, atau mengalami peningkatan sebesar 7,97 persen dari level di
triwulan I-2014 yang masih sebesar Rp 4,69 triliun. Secara year on year, pada triwulan II-2014
komponen perubahan inventori tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 18,12 persen serta memberikan
andil positif terhadap pertumbuhan sebesar 0,81 persen.
Nilai ekspor atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp. 103,20 triliun pada triwulan I-2014
menjadi Rp. 108,58 triliun pada triwulan II-2014. Kontribusi nilai ekspor terhadap PDRB atas dasar harga
berlaku pada triwulan II tahun 2014 sebesar 36,31 persen, meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I
tahun 2014 yang sebesar 35,79 persen dan lebih kecil jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2012
sebesar 36,78 persen. Nilai ekspor pada triwulan II tahun 2014 berdasarkan harga konstan 2000
meningkat sebesar 5,03 persen dibanding triwulan I tahun 2014, yaitu dari Rp. 45,35 triliun menjadi Rp.
47,63 triliun. Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama (year on year) di tahun 2013, nilai ekspor
atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan II tahun 2014 meningkat sebesar 7,63 persen. Apabila dilihat
sumbangannya terhadap LPE secara year on year, maka pada triwulan II-2014 komponen ekspor
memberikan andil positif cukup tinggi, yakni sebesar 3,50 persen.
Nilai impor Jawa Barat atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp. 78,18 triliun pada triwulan I-
2014 menjadi Rp. 83,70 triliun pada triwulan II-2012. Besarnya peranan komponen impor pada triwulan
II tahun 2014 sebesar 27,99 persen, lebih besar jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2014 yang
sebesar 27,11 persen. Nilai impor atas dasar harga konstan 2000 meningkat sebesar 6,49 persen, atau dari
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 43/08/32/Th. XVI, 5 Agustus 2014
7
Rp. 32,48 triliun pada triwulan I-2014 menjadi Rp. 34,58 triliun pada triwulan II-2014. Apabila
dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2013 (y-o-y), nilai impor atas dasar harga konstan
2000 pada triwulan II tahun 2014 meningkat sebesar 8,38 persen. Komponen impor merupakan
pengurang dalam suatu sistem perekonomian, memberikan sumbangan positif sebesar 2,78 persen
tersebut tentunya memberikan andil negatif terhadap LPE year on year.
Tabel 6
Struktur PDRB Menurut Penggunaan
Triwulan II-2013, Triwulan I-2014, dan Triwulan II-2014
(persen)
Komponen
Trw. II-2013
2014
Trw. I
r)
Trw. II
(1) (2) (3) (4)
1. Konsumsi Rumah Tangga*
57,85 57,16 56,04
2. Konsumsi Pemeri ntah
8,26 6,91 8,40
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto
18,37 18,00 17,98
4. a. Perubahan Inventori
5,26 5,66 5,93
b. Diskrepansi Statistik
2,88 3,59 3,33
5. Ekspor Barang dan Jasa
36,42 35,79 36,31
6. Dikurangi: Impor Barang dan Jasa
29,03 27,11 27,99
PDRB
100,00 100,00 100,00
*) Termasuk Pengeluaran Lembaga Non Provit yang melayani Rumahtangga (LNPRT)
r)AngkaRevisi