Anda di halaman 1dari 7

Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 43/08/32/Th.

XVI, 5 Agustus 2014


1




No. 43/08/32/Th. XVI, 5 Agustus 2014
PERTUMBUHAN EKONOMI Jawa Barat Triwulan II-2014
EKONOMI JAWA BARAT TRIWULAN II-2014 TUMBUH 5,63 PERSEN
Perekonomian Jawa Barat yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
atas dasar harga berlaku pada Triwulan II-2014 mencapai Rp. 299,04 triliun rupiah, sedangkan PDRB
atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp. 101,77 triliun rupiah.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat Triwulan II-2014 dibandingkan Triwulan I-2014, yang diukur dari kenaikan
PDRB atas dasar harga konstan meningkat sebesar 2,90 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan
tersebut didukung oleh hampir semua sektor kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami
penurunan sebesar 4,29 persen.
PDRB Jawa Barat pada Triwulan II-2014 dibandingkan Triwulan II-2013 (y-on-y) mengalami
pertumbuhan sebesar 5,63 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan tersebut didukung oleh semua sektor.
Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 10,06 persen.
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada Triwulan II-2014 dari sisi penggunaan didukung oleh pertumbuhan
Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 22,61 persen, Komponen Perubahan Inventori sebesar
7,97 persen, Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 5,03 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap
Bruto sebesar 2,55 persen dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Lembaga Non
Profit sebesar 1,54 persen. Sementara, peningkatan komponen Impor sebesar 6,49 persen merupakan faktor
pengurang bagi pertumbuhan ekonomi.
Pada Triwulan II-2014, PDRB (yang dihtung atas dasar harga berlaku) digunakan untuk memenuhi
Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Lembaga Non Profit sebesar 56,04 persen,
Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 8,40 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto
atau Investasi Fisik 17,98 persen, Komponen Perubahan Inventori 5,93 persen, Komponen Ekspor 36,31
persen dan Komponen Impor 27,99 persen.
Sumber pertumbuhan (Source of Growth, SOG) dari sisi produksi, secara y-on-y adalah Sektor Industri
Pengolahan sebesar 2,02 persen. Sementara pada sisi penggunaan, sumber pertumbuhan adalah komponen
Ekspor Barang dan Jasa sebesar 3,50 persen.



BPS PROVINSI JAWA BARAT


































Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 43/08/32/Th. XVI, 5 Agustus 2014 2
I. PDRB Menurut Lapangan Usaha
a. Nilai PDRB Triwulan II-2013, Triwulan I-2014, dan Triwulan II-2014
PDRB atas dasar harga berlaku Triwulan II-2013 mencapai Rp. 259,67 triliun, kemudian Triwulan
I-2014 meningkat menjadi Rp. 288,39 triliun dan Triwulan II-2014 meningkat lagi menjadi Rp. 299,04
triliun. Sejalan dengan PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas harga konstan 2000 juga mengalami
peningkatan dari Triwulan II-2013 sebesar Rp. 96,34 triliun menjadi Rp. 98,91 triliun pada Triwulan I-
2014 dan meningkat lagi menjadi Rp. 101,77 triliun pada Triwulan II-2014.
Apabila ditinjau dari PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai
tambah bruto yang terbesar pada Triwulan II-2014 adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar Rp.
104,46 triliun, kemudian Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar Rp. 71,88 triliun dan
Sektor Pertanian sebesar Rp. 34,47 triliun. Sektor Jasa-jasa menghasilkan nilai tambah sebesar Rp.
26,24 triliun, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar Rp. 26,16 triliun, Sektor Konstruksi
sebesar Rp. 13,44 triliun, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan sebesar Rp. 8, 78 triliun,
Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih sebesar Rp. 8,45 triliun, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian
sebesar Rp. 5,16 triliun.
Tabel 1
PDRB Menurut Lapangan Usaha,
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000
(Triliun rupiah)
Lapangan Usaha
Harga Berlaku Harga Konstan 2000
Trw. II-2013 Trw. I-2014
r)
Trw. II-2014 Trw. II-2013 Trw. I-2014
r)

T
r
w
.

I
I
-
2
0
1
4
Trw. II-2014
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pertanian 31,78 35,15 34,47 10,98 11,19 11,20

2. Pertambangan dan Penggalian 4,04 5,45 5,16 1,57 1,69 1,62

3. Industri Pengolahan 91,56 99,22 104,46 39,47 39,99 41,42

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 7,01 8,07 8,45 2,16 2,23 2,31

5. Konstruksi 11,47 12,47 13,44 4,11 4,17 4,44

6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 63,04 69,19 71,88 22,52 23,10 23,94

7. Pengangkutan dan Komunikasi 20,04 25,86 26,16 5,37 5,82 5,91

8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa

Perusahaan 7,73 8,77 8,78 3,51 3,74 3,75

9. Jasa-Jasa 23,00 24,21 26,24 6,65 6,97 7,19


PDRB 259,67 288,39 299,04 96,34 98,91 101,77

PDRB Tanpa Migas 250,21 276,76 287,54 94,39 96,84 99,76
r)AngkaRevisi

Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, Sektor Industri Pengolahan menghasilkan nilai
tambah terbesar yaitu Rp. 41,42 triliun, kemudian Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Rp. 23,94
triliun, Sektor Pertanian Rp. 11,20 triliun, Sektor Jasa-jasa Rp. 7,19 triliun, Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi Rp. 5,91 triliun, Sektor Konstruksi Rp. 4,44 triliun, Sektor Keuangan, Persewaan, dan
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 43/08/32/Th. XVI, 5 Agustus 2014
3
Jasa Perusahaan Rp. 3,75 triliun, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Rp. 2,31 triliun, dan Sektor
Pertambangan dan Penggalian Rp. 1,62 triliun.
b. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2014
Perekonomian Jawa Barat pada Triwulan II-2014 bila dibandingkan dengan Triwulan I-2014 (q-
to-q), yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami peningkatan sebesar
2,90 persen yang didukung oleh hampir semua sektor kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian
yang mengalami kontraksi sebesar minus 4,29 persen.
Tabel 2
Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha
(persen)
Lapangan Usaha
Triwulan II-2014
terhadap
Triwulan I-2014
Triwulan II-2014
terhadap
Triwulan II-2013
Sumber
Pertumbuhan
Triwulan II-2014
(y-on-y)
(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian 0,07 2,05 0,23
2. Pertambangan dan Penggalian -4,29 2,84 0,05
3. Industri Pengolahan 3,58 4,93 2,02
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 3,44 6,96 0,16
5. Konstruksi 6,58 8,00 0,34
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 3,64 6,29 1,47
7. Pengangkutan dan Komunikasi 1,49 10,06 0,56
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,08 6,76 0,25
9. Jasa-Jasa 3,11 8,09 0,56

PDRB 2,90 5,63 5,63
PDRB Tanpa Migas 3,01 5,68
PDRB Triwulan II-2014 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya
mencerminkan pertumbuhan PDRB selama satu tahun (y-on-y) meningkat sebesar 5,63 persen.
Pertumbuhan terjadi pada semua sektor. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi sebesar 10,06 persen, diikuti Sektor Jasa-jasa 8,09 persen, Sektor Konstruksi 8,00 persen,
Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,96 persen, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 6,76
persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 6,29 persen, Sektor Industri Pengolahan 4,93 persen,
Sektor Pertambangan dan Penggalian 2,84 persen, dan Sektor Pertanian 2,05 persen. Sektor yang
memberikan sumber pertumbuhan terbesar (y-on-y) pada perekonomian Jawa Barat Triwulan II-2014
adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar 2,02 persen.
c. Struktur PDRB Triwulan II-2014
Pada Triwulan II-2014, sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah Sektor Industri
Pengolahan yaitu sebesar 34,93 persen, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar
24,04 persen, Sektor Pertanian sebesar 11,53 persen, Sektor Jasa-jasa sebesar 8,77 persen, dan Sektor
Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 8,75 persen. Secara keseluruhan, kelima sektor tersebut
mempunyai andil peranan sebesar 88,02 persen dalam PDRB. Sedangkan empat sektor lainnya
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 43/08/32/Th. XVI, 5 Agustus 2014 4
mempunyai andil masing-masing kurang dari lima persen. Sementara itu peranan seluruh sektor ekonomi
tanpa migas pada Triwulan II-2014 sebesar 96,15 persen.
Tabel 3
Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha
Triwulan II-2013, Triwulan I-2014, dan Triwulan II-2014
(persen)
Lapangan Usaha Trw. II-2013
2014
Trw. I
r)
Trw. II
(1) (2) (3) (4)

1. Pertanian 12,24

12,19 11,53
2. Pertambangan dan Penggalian 1,55

1,89 1,73
3. Industri Pengolahan 35,26

34,40 34,93
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 2,70

2,80 2,83
5. Konstruksi 4,42

4,32 4,50
6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 24,28

23,99 24,04
7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,72

8,97 8,75
8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 2,98

3,04 2,94
9. Jasa-Jasa 8,86

8,40 8,77

PDRB 100,00

100,00 100,00
PDRB Tanpa Migas 96,36

95,97 96,15
r)AngkaRevisi
Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Konstruksi;
dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mengalami kenaikan peranan pada Triwulan II-2014
dibanding Triwulan II-2013. Sementara itu peranan Sektor Pertanian; Sektor Industri Pengolahan;
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; dan
Sektor Jasa-jasa mengalami penurunan. Bila dibandingkan dengan Triwulan I-2014, peranan Sektor
Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Konstruksi; Sektor Perdagangan,
Hotel dan Restoran; dan Sektor Jasa-jasa mengalami peningkatan, sedangkan sektor-sektor lainnya
mengalami penurunan (lihat Tabel 3).
II. PDRB Menurut Penggunaan Triwulan II-2014
Penggunaan PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan II tahun 2014, sebagian besar masih
digunakan untuk kebutuhan konsumsi, yang meliputi konsumsi rumahtangga termasuk lembaga non
profit sebesar Rp. 167,59 triliun dan konsumsi pemerintah Rp. 25,11 triliun. Sebesar Rp. Rp. 53,78 triliun
digunakan untuk PMTB dan Rp. 17,74 triliun untuk perubahan inventori. Nilai transaksi ekspor Jawa
Barat pada triwulan ini sebesar Rp. 108,58 triliun, sedangkan nilai impor sebesar Rp. 83,70 triliun yang
berarti terjadi surplus dengan ekspor netto sebesar Rp. 24,89 triliun (tabel 4).
Pada triwulan ini, Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,90
persen (q-to-q). Pertumbuhan ini dipicu karena peningkatan beberapa komponen, antara lain pengeluaran
konsumsi rumah tangga termasuk lembaga non profit dengan laju pertumbuhan 1,54%, kemudian
pengeluaran konsumsi pemerintah (22,61%), PMTB (2,55%), perubahan inventori (7,97%) serta ekspor
(5,03%). Sementara itu, komponen impor yang berperan sebagai pengurang LPE mengalami peningkatan
sebesar 6,49 persen.
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 43/08/32/Th. XVI, 5 Agustus 2014
5
Selanjutnya, pertumbuhan secara year on year (y-on-y) mencapai 5,63 persen, yang didorong oleh
pertumbuhan komponen konsumsi rumahtangga termasuk lembaga non profit (5,26 %), PMTB (2,95 %),
perubahan inventori (18,12 %) dan ekspor (7,63 %). Sementara itu, laju pertumbuhan impor sebesar 8,38
persen memberikan andil negatif cukup besar terhadap LPE. Secara keseluruhan perdagangan antar
wilayah pada Triwulan II 2014 masih memberikan kontribusi positif terhadap LPE, dimana pertumbuhan
ekspor netto sebesar 4,26 persen. Untuk lebih jelasnya mengenai laju pertumbuhan komponen-komponen
PDRB menurut penggunaan, dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4
PDRB Menurut Penggunaan
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000
(Triliun Rupiah)
Lapangan Usaha
Harga Berlaku Harga Konstan 2000
Trw. II-2013 Trw. I-2014
r)
Trw. II-2014 Trw. II-2013 Trw. I-2014
r)

T
r
w
.

I
I
-
2
0
1
4
Trw. II-2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Konsumsi Rumah Tangga* 150,21 164,85 167,59

58,66 60,81 61,75

2. Konsumsi Pemerintah 21,41 19,93 25,11

5,07 4,07 4,99

3. PMTB 47,71 51,91 53,78

17,72 17,79 18,24

4.a. Perubahan Inventori 13,67 16,32 17,74

4,29 4,69 5,07

b. Diskrepansi Statistik 7,48 10,36 9,95

-1,74 -1,32 -1,32

5. Ekspor 94,58 103,20 108,58

44,26 45,35 47,63

6. Dikurangi: Impor
75,38 78,18 83,70

31,91 32,48 34,58


PDRB 259,67 288,39 299,04 96,34 98,91 101,77

*) Termasuk Pengeluaran Lembaga Non Provit yang melayani Rumahtangga (LNPRT)
r)AngkaRevisi
Pengeluaran konsumsi rumah tangga (termasuk konsumsi lembaga non profit yang melayani
rumahtangga) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan yaitu dari Rp. 164,85 triliun pada triwulan
I-2014 menjadi Rp. 167,59 triliun pada triwulan II-2014. Peranan komponen konsumsi rumahtangga pada
triwulan II tahun 2014 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan triwulan I-2014 yaitu dari 57,16
persen menjadi 56,04 persen (tabel 7). Pengeluaran konsumsi rumahtangga secara riil q to q (atas dasar
harga konstan 2000) mengalami peningkatan pada triwulan II tahun 2014 (Rp. 61,75 triliun)
dibandingkan dengan triwulan I tahun 2014 (Rp. 60,81 triliun) atau meningkat sebesar 1,54 persen.
Apabila dilihat pertumbuhannya secara year on year, konsumsi rumahtangga meningkat sebesar 5,26
persen dan memberikan sumbangan positif terhadap pertumbuhan sebesar 3,20 persen.
Pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp.19,93 triliun pada
triwulan I-2014 menjadi Rp. 25,11 triliun pada triwulan II-2014. Peranannya pada triwulan II tahun 2014
sebesar 8,40 persen, lebih besar daripada peranannya pada triwulan I-2014 yang sebesar 6,91 persen.
Pada triwulan II tahun 2014, kuantitas pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami kenaikan sebesar
22,61 persen bila dibandingkan triwulan I tahun 2014 (q to q). Sementara laju pertumbuhan secara y on y,
pengeluaran konsumsi pemerintah atas dasar harga konstan 2000 mengalami penurunan sebesar 1,64
persen, sehingga memberikan sumbangan negatif terhadap LPE sebesar 0,09 persen.



Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 43/08/32/Th. XVI, 5 Agustus 2014 6
Tabel 5
Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan
(persen)
Komponen
Triwulan II-2014
terhadap
Triwulan I-2014
Triwulan II-2014
terhadap
Triwulan II-2013
Sumber
Pertumbuhan
Triwulan II-2014
(y-on-y)
(1) (2) (3) (4)

1. Konsumsi Rumah Tangga* 1,54 5,26 3,20
2. Konsumsi Pemerintah 22,61 -1,64 -0,09
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,55 2,95 0,54
4. Perubahan Inventori 7,97 18,12 0,81
5. Ekspor 5,03 7,63 3,50
6. Dikurangi: Impor
6,49 8,38 2,78

PDRB 2,90 5,63 5,63
*) Termasuk Pengeluaran Lembaga Non Provit yang melayani Rumahtangga (LNPRT)
Pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp.
51,91 triliun pada triwulan I-2014 menjadi Rp. 53,78 triliun pada triwulan II-2014. Peranan PMTB pada
triwulan II tahun 2014 sebesar 17,98 persen, atau mengalami sedikit penurunan dari triwulan I tahun 2014
yang sebesar 18,00 persen. PMTB atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan II tahun 2014 (Rp 18,24
triliun) meningkat sebesar 2,55 persen bila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2014 (Rp. 17,79 triliun).
Komponen PMTB secara year on year meningkat sebesar 2,95 persen dan memberikan andil positif
terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,54 persen.
Selanjutnya, nilai perubahan inventori atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari Rp
16,32 triliun menjadi Rp 17,74 triliun pada triwulan II-2014. Peranan perubahan inventori terhadap
PDRB pada triwulan II-2014 sebesar 5,93 persen, atau meningkat dari peranannya pada triwulan I-2014
yang masih mencapai 5,66 persen. Sementara, nilai perubahan inventori atas dasar harga konstan pada
triwulan II-2014 sebesar Rp 5,07 triliun, atau mengalami peningkatan sebesar 7,97 persen dari level di
triwulan I-2014 yang masih sebesar Rp 4,69 triliun. Secara year on year, pada triwulan II-2014
komponen perubahan inventori tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 18,12 persen serta memberikan
andil positif terhadap pertumbuhan sebesar 0,81 persen.
Nilai ekspor atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp. 103,20 triliun pada triwulan I-2014
menjadi Rp. 108,58 triliun pada triwulan II-2014. Kontribusi nilai ekspor terhadap PDRB atas dasar harga
berlaku pada triwulan II tahun 2014 sebesar 36,31 persen, meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I
tahun 2014 yang sebesar 35,79 persen dan lebih kecil jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2012
sebesar 36,78 persen. Nilai ekspor pada triwulan II tahun 2014 berdasarkan harga konstan 2000
meningkat sebesar 5,03 persen dibanding triwulan I tahun 2014, yaitu dari Rp. 45,35 triliun menjadi Rp.
47,63 triliun. Apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama (year on year) di tahun 2013, nilai ekspor
atas dasar harga konstan 2000 pada triwulan II tahun 2014 meningkat sebesar 7,63 persen. Apabila dilihat
sumbangannya terhadap LPE secara year on year, maka pada triwulan II-2014 komponen ekspor
memberikan andil positif cukup tinggi, yakni sebesar 3,50 persen.
Nilai impor Jawa Barat atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp. 78,18 triliun pada triwulan I-
2014 menjadi Rp. 83,70 triliun pada triwulan II-2012. Besarnya peranan komponen impor pada triwulan
II tahun 2014 sebesar 27,99 persen, lebih besar jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2014 yang
sebesar 27,11 persen. Nilai impor atas dasar harga konstan 2000 meningkat sebesar 6,49 persen, atau dari
Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 43/08/32/Th. XVI, 5 Agustus 2014
7
Rp. 32,48 triliun pada triwulan I-2014 menjadi Rp. 34,58 triliun pada triwulan II-2014. Apabila
dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2013 (y-o-y), nilai impor atas dasar harga konstan
2000 pada triwulan II tahun 2014 meningkat sebesar 8,38 persen. Komponen impor merupakan
pengurang dalam suatu sistem perekonomian, memberikan sumbangan positif sebesar 2,78 persen
tersebut tentunya memberikan andil negatif terhadap LPE year on year.
Tabel 6
Struktur PDRB Menurut Penggunaan
Triwulan II-2013, Triwulan I-2014, dan Triwulan II-2014
(persen)
Komponen

Trw. II-2013
2014
Trw. I
r)
Trw. II
(1) (2) (3) (4)

1. Konsumsi Rumah Tangga*

57,85 57,16 56,04
2. Konsumsi Pemeri ntah

8,26 6,91 8,40
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto

18,37 18,00 17,98
4. a. Perubahan Inventori

5,26 5,66 5,93
b. Diskrepansi Statistik

2,88 3,59 3,33
5. Ekspor Barang dan Jasa

36,42 35,79 36,31
6. Dikurangi: Impor Barang dan Jasa

29,03 27,11 27,99

PDRB


100,00 100,00 100,00
*) Termasuk Pengeluaran Lembaga Non Provit yang melayani Rumahtangga (LNPRT)
r)AngkaRevisi

Anda mungkin juga menyukai