Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 23/05/32/Th.
XVI, 5 Mei 2014
1 No. 23/05/32/Th.XVI, 5 Mei 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI Jawa Barat Triwulan I-2014 EKONOMI JAWABARAT TRIWULANI-2014 TUMBUH5,49 PERSEN Perekonomian Jawa Barat yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2014 mencapai Rp. 288,31 triliun rupiah, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp. 98,90 triliun rupiah. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat triwulan I-2014 dibandingkan triwulan IV-2013, yang diukur dari kenaikan PDRB atas dasar harga konstan meningkat sebesar 0,80 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan ini terutama didukung oleh Sektor Pertanian yang meningkat sebesar 17,91 persen karena mulai adanya masa panen tanaman padi pada triwulan I-2014. PDRB Jawa Barat pada triwulan I-2014 dibandingkan triwulan IV-2013 ( y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 5,49 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan didukung oleh hampir semua sektor kecuali Sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan sebesar 3,03 persen. Sementara pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 11,85 persen. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada Triwulan I-2014 dari sisi penggunaan didukung oleh pertumbuhan Komponen Perubahan Inventori sebesar 22,77 persen dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Lembaga Non Profit sebesar 1,20 persen. Sementara, penurunan komponen Impor sebesar 9,83 persen merupakan faktor penambah bagi pertumbuhan ekonomi Pada Triwulan I-2014, PDRB (yang dihtung atas dasar harga berlaku) digunakan untuk memenuhi Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Lembaga Non Profit sebesar 57,18 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6,76 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Investasi Fisik 18,00 persen, Komponen Perubahan Inventori 5,66 persen, Komponen Ekspor 35,80 persen dan Komponen Impor 27,12 persen. BPS PROVINSI JAWA BARAT Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 23/05/32/Th.XVI, 5 Mei 2014 2 I. PDRB Menurut Lapangan Usaha a. Nilai PDRB Triwulan I-2013, Triwulan IV-2013, dan Triwulan I-2014 PDRB atas dasar harga berlaku triwulan I-2013 mencapai Rp. 248,90 triliun, kemudian triwulan IV-2013 meningkat menjadi Rp. 281,62 triliun dan triwulan I-2014 meningkat lagi menjadi Rp. 288,31 triliun. Sejalan dengan PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas harga konstan 2000 juga mengalami peningkatan dari triwulan I-2013 sebesar Rp. 93,75 triliun menjadi Rp. 98,11 triliun pada triwulan IV-2013 dan meningkat lagi menjadi Rp. 98,90 triliun pada triwulan I-2014. Apabila ditinjau dari PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menunjukkan nilai tambah bruto yang terbesar pada triwulan I-2014 adalah Sektor Industri Pengolahan sebesar Rp. 99,10 triliun, kemudian Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar Rp. 69,17 triliun dan Sektor Pertanian sebesar Rp. 35,32 triliun. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 25,82 triliun, Sektor Jasa-jasa sebesar Rp. 24,21 triliun, Sektor Konstruksi sebesar Rp. 12,45 triliun, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan sebesar Rp. 8,77 triliun, Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih sebesar Rp. 8,04 triliun, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp. 5,43 triliun. Tabel 1 PDRB Menurut Lapangan Usaha, Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Triliun rupiah) Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Trw. I-2013 Trw. IV-2013 Trw. I-2014 Trw. I-2013 Trw. IV-2013 Trw. I-2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Pertanian 31,83 29,00 35,32 11,17 9,54 11,25 2. Pertambangan dan Penggalian 4,81 4,75 5,43 1,74 1,49 1,69 3. Industri Pengolahan 88,55 96,17 99,10 38,53 40,01 39,97 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 6,28 8,32 8,04 2,01 2,32 2,23 5. Konstruksi 10,54 13,10 12,45 3,81 4,47 4,16 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 59,42 70,55 69,17 21,49 23,92 23,09 7. Pengangkutan dan Komunikasi 19,29 24,28 25,82 5,18 5,58 5,79 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 7,51 8,57 8,77 3,45 3,71 3,74 9. Jasa-Jasa 20,67 26,87 24,21 6,37 7,07 6,97 PDRB 248,90 281,62 288,31 93,75 98,11 98,90 PDRBTanpa Migas 238,76 271,11 276,71 91,63 96,27 96,83 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 23/05/32/Th.XVI, 5 Mei 2014 3 Pada perhitungan atas dasar harga konstan 2000, Sektor Industri Pengolahan menghasilkan nilai tambah terbesar yaitu Rp. 39,97 triliun, kemudian Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Rp. 23,09 triliun, Sektor Pertanian Rp. 11,25 triliun, Sektor Jasa-jasa Rp. 6,97 triliun, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Rp. 5,79 triliun, Sektor Konstruksi Rp. 4,16 triliun, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan Rp. 3,74 triliun, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Rp. 2,23 triliun, dan Sektor Pertambangan dan Penggalian Rp. 1,69 triliun. b. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2014 Perekonomian Jawa Barat pada triwulan I-2014 bila dibandingkan dengan triwulan IV-2013 (q-to-q), yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami peningkatan sebesar 0,80 persen yang didukung oleh Sektor Pertanian; Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; dan Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan. Peningkatan tertinggi terjadi pada Sektor Pertanian sebesar 17,91 persen yang merupakan refleksi dari mulai adanya musim panen tanaman padi pada triwulan I-2014. Tabel 2 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen) Lapangan Usaha Triwulan I-2014 terhadap Triwulan IV-2013 Triwulan I-2014 terhadap Triwulan I-2013 Sumber Pertumbuhan Triwulan I- 2014 (y-on-y) (1) (2) (3) (4) 1. Pertanian 17,91 0,73 0,09 2. Pertambangan dan Penggalian 13,21 -3,03 -0,06 3. Industri Pengolahan -0,11 3,73 1,53 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih -3,83 10,92 0,23 5. Konstruksi -6,87 9,28 0,38 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran -3,47 7,45 1,71 7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,80 11,85 0,65 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,84 8,49 0,31 9. Jasa-Jasa -1,32 9,49 0,64 PDRB 0,80 5,49 5,49 PDRB Tanpa Migas 0,59 5,68 PDRB triwulan I-2014 dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan pertumbuhan PDRB selama satu tahun pada triwulan I (y-on-y) meningkat sebesar 5,49 persen. Pertumbuhan terjadi hampir pada semua sektor kecuali Sektor Pertambangan dan Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 23/05/32/Th.XVI, 5 Mei 2014 4 Penggalian yang turun sebesar 3,03 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 11,85 persen, diikuti Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih 10,92 persen, Sektor Jasa-jasa 9,49 persen, Sektor Konstruksi 9,28 persen, Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 8,49 persen, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7,45 persen, Sektor Industri Pengolahan 3,73 persen, dan Sektor Pertanian 0,73 persen. Sektor yang memberikan sumber pertumbuhan terbesar (y-on-y) pada perekonomian Jawa Barat triwulan I-2014 adalah Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar 1,71 persen. c. Struktur PDRB Triwulan I-2014 Pada Triwulan I-2014, sektor ekonomi yang memiliki peranan terbesar adalah Sektor Industri Pengolahan yaitu sebesar 34,37 persen, diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran sebesar 23,99 persen, Sektor Pertanian sebesar 12,25 persen, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi sebesar 8,96 persen, dan Sektor Jasa-jasa sebesar 8,40 persen. Secara keseluruhan, kelima sektor tersebut mempunyai andil peranan sebesar 87,97 persen dalam PDRB. Sedangkan empat sektor lainnya mempunyai andil masing-masing kurang dari lima persen. Sementara itu peranan seluruh sektor ekonomi tanpa migas pada triwulan I-2014 sebesar 95,97 persen. Tabel 3 Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I-2013, Triwulan IV-2013, dan Triwulan I-2014 (persen) Lapangan Usaha 2013 Trw. I-2014 Trw. I Trw. IV (1) (2) (3) (4) 1. Pertanian 12,79 10,30 12,25 2. Pertambangan dan Penggalian 1,93 1,69 1,88 3. Industri Pengolahan 35,57 34,15 34,37 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 2,52 2,96 2,79 5. Konstruksi 4,24 4,65 4,32 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 23,87 25,05 23,99 7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,75 8,62 8,96 8. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,02 3,04 3,04 9. Jasa-Jasa 8,30 9,54 8,40 PDRB 100,00 100,00 100,00 PDRB Tanpa Migas 95,93 96,27 95,97 Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Konstruksi; Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; dan Sektor Jasa-jasa mengalami kenaikan peranan pada triwulan I-2014 3 Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 23/05/32/Th.XVI, 5 Mei 2014 5 dibanding triwulan I-2013. Sementara itu peranan Sektor Pertanian; Sektor Pertambangan dan Penggalian; dan Sektor Industri Pengolahan mengalami penurunan. Bila dibandingkan dengan triwulan IV-2013 peranan Sektor Pertanian; Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Industri Pengolahan; dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi mengalami peningkatan, sedangkan sektor-sektor lainnya mengalami penurunan (lihat Tabel 3). II. PDRB Menurut Penggunaan Triwulan I-2014 PDRB atas dasar harga berlaku Triwulan I-2014 sebesar Rp. 288,31 triliun sebagian besar digunakan untuk Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Lembaga Non Profit, yakni sebesar Rp. 164,85 triliun. Selanjutnya Komponen penggunaan lainnya meliputi Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar Rp. 19,49 triliun, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto atau Komponen Investasi Fisik sebesar Rp. 51,91 triliun, Komponen Perubahan Inventori sebesar Rp 16,32 triliun, transaksi Ekspor sebesar Rp. 103,20 triliun, dan Impor sebesar Rp. 78,20 triliun. Dibandingkan dengan Triwulan IV-2013, secara nominal, PDRB yang dihitung atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp. 281,62 triliun menjadi Rp. 288,31 triliun. Sedangkan PDRB yang dihitung berdasarkan harga konstan tahun 2000, mengalami peningkatan dari 98,11 triliun menjadi 98,90 triliun. yang didukung oleh kenaikan dua komponen penggunaan seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 4 PDRB Menurut Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Triliun Rupiah) Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Trw. I-2013 Trw. IV-2013 Trw. I-2014 Trw. I-2013 Trw. IV-2013 Trw. I-2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Konsumsi Rumah Tangga* 146,51 160,50 164,85 57,99 60,09 60,81 2. Konsumsi Pemerintah 16,03 32,31 19,49 3,91 6,60 3,98 3. PMTB 45,68 51,49 51,91 17,06 18,05 17,79 4.a. Perubahan Inventori 12,95 13,03 16,32 4,05 3,82 4,69 b. Diskrepansi Statistik 8,65 5,60 10,75 -1,40 -1,47 -1,25 5. Ekspor 92,31 103,57 103,20 42,78 47,04 45,35 6. Dikurangi: Impor 73,23 84,89 78,20 30,64 36,02 32,48 PDRB 248,90 281,62 288,31 93,75 98,11 98,90 *) : Termasuk Pengeluaran Lembaga Non Provit yang melayani Rumahtangga (LNPRT) Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 23/05/32/Th.XVI, 5 Mei 2014 6 Apabila dicermati pertumbuhan komponen penggunaan triwulan I-2014 dibandingkan dengan triwulan IV-2013 (q-to-q) tercatat hanya dua komponen yang mengalami peningkatan. Pertumbuhan yang cukup tinggi terjadi pada Komponen Perubahan Inventori, yakni sebesar 22,77 persen. Selanjutnya peningkatan juga terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Lembaga Non Profit sebesar 1,20 persen. Sementara itu penurunan pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Konsumsi Pemerintah sebesar 39,75 persen disusul oleh Komponen Ekspor sebesar 3,59 persen dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 1,43 persen. Komponen Impor sebagai faktor pengurang pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 9,83 persen sehingga memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Tabel 5 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Penggunaan (persen) Komponen Triwulan I-2014 terhadap Triwulan IV-2013 Triwulan I-2014 terhadap Triwulan I-2013 Sumber Pertumbuhan Triwulan I-2014 (y-on-y) (1) (2) (3) (4) 1. Konsumsi Rumah Tangga 1,20 4,87 3,01 2. Konsumsi Pemerintah -39,75 1,83 0,08 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto -1,43 4,29 0,78 4. Perubahan Inventori 22,77 15,79 0,68 5. Ekspor -3,59 6,01 2,74 6. Dikurangi: Impor -9,83 6,01 1,96 PDRB 0,80 5,49 5,49 Di sisi lain, jika PDRB pada triwulan I-2014 dibandingkan dengan triwulan I-2013 (y- on-y) mengalami peningkatan sebesar 5,49 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh semua komponen, yaitu Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga tumbuh sebesar 4,87 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 1,83 persen, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 4,29 persen, dan Komponen Perubahan Inventori sebesar 15,79 persen. Selanjutnya, Komponen Ekspor tumbuh sebesar 6,01 persen dan komponen Impor sebagai pengurang juga tumbuh sebesar 6,01 persen, sehingga ekspor netto (ekspor dikurang impor) mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,00 persen. Seluruh komponen memberikan sumbangan positif terhadap LPE Jawa Barat pada triwulan I-2014 jika dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya (Y-on-Y). Kontribusi tertinggi bersumber dari komponen pengeluaran rumahtangga dan LNPRT, yang tercatat memberikan sumbangan sebesar 3,01 persen terhadap LPE sebesar 5,49 persen. Diikuti komponen yang juga sangat potensial di Jawa Barat, yakni ekspor barang dan Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 23/05/32/Th.XVI, 5 Mei 2014 7 jasa dengan sumbangan sebesar 2,74 persen. Selanjutnya PMTB dan perubahan inventori yang memberikan sumbangan masing-masing sebesar 0,78 persen dan 0,68 persen. Sedangkan sumbangan terrendah berasal dari komponen pengeluaran pemerintah yang hanya memberikan sumbangan sebesar 0,08 persen. Di lain sisi kinerja yang positif dari komponen impor memberikan sumbangan negatif cukup tinggi terhadap LPE Jawa Barat pada triwulan I 2014 secara y-on-y, yakni sebesar 1,96 persen. Tabel 6 Struktur PDRB Menurut Penggunaan Triwulan I-2013, Triwulan IV-2013, dan Triwulan I-2014 (persen) Komponen 2013 Trw. I-2014 Trw. I Trw. IV (1) (2) (3) (4) 1. Konsumsi Rumah Tangga 58,86 56,99 57,18 2. Konsumsi Pemeri ntah 6,44 11,47 6,76 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 18,35 18,28 18,00 4. a. Perubahan Inventori 5,20 4,63 5,66 b. Diskrepansi Statistik 3,47 1,99 3,73 5. Ekspor Barang dan Jasa 37,09 36,78 35,80 6. Dikurangi: Impor Barang dan Jasa 29,42 30,14 27,12 PDRB 100,00 100,00 100,00 Apabila diamati peranan tiap komponen penggunaan dalam perekonomian Jawa Barat triwulan I-2014, kontribusi terbesar adalah digunakan untuk komponen Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Lembaga Non Profit, yakni dengan peranan sebesar 57,18 persen. Jika dibandingkan dengan peranannya pada triwulan sebelumnya, tercatat mengalami peningkatan dari 56,99 persen pada riwulan IV 2013. Namun demikian, jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya peranan komponen tersebut mengalami penurunan, yakni dari semula sebesar 58,86 persen di triwulan I 2013 seperti tampak pada Tabel 6. Porsi kedua terbesar adalah Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 35,80 persen, komponen ini tercatat mengalami penurunan peranan secara q-to-q dari sebesar 36,78 persen di triwulan IV-2013. Selanjutnya Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto mengalami penurunan kontribusi berturut-turut dari sebesar 18,35 di triwulan I-2013 kemudian 18,28 persen di triwulan IV-2013 dan 18,00 persen di triwulan I-2014. Sementara Komponen Konsumsi Pemerintah dengan peranan sebesar 6,76 persen di triwulan I-2014 menurun dari keadaan pada triwulan IV-2013 sebesar 11,47 persen. Komponen dengan porsi penggunaan terkecil dalam perekonomian Jawa Barat adalah Komponen Perubahan Inventori dengan peranan sebesar 5,66 persen di triwulan I-2014, atau mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kontribusi triwulan IV-2013, yakni dari semula sebesar 4,63 persen. Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Jawa Barat No. 23/05/32/Th.XVI, 5 Mei 2014 8 BPS PROVINSI JAWA BARAT Home Page: http://jabar,bps,go,id Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Hj. Ade Rika Agus, MT Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Telepon: 022-7272595, 7215797