Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH STABILISASI TANAH

UNTUK MENCEGAH TERJADINYA LONGSOR


DI KECAMATAN BAGELEN, KABUPATEN
PURWOREJO
Dosen Pengampu:
Untoro Nugroho, S.T., M.T.



Disusun oleh:
1. Mafrianti P. I. (5113412022)
2. Taufik Akbar (5113412023)
3. Theodorus Pandu (5113412034)
4. Anita Hardyanti (5113412039)


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Stabilitas Tanah 2014

2
Mekanika Tanah 2

2014
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
DAFTAR ISI ............................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 3
A. LATAR BELAKANG.............................................................. 3
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................... 3
BAB II TINJAUAN MASALAH................................................................ 4
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................... 7
A. ANALISIS KELONGSORAN DI KECAMATAN
BAGELEN, PURWOREJO .................................................... 7
BAB IV PENANGGULANGAN LONGSOR ........................................... 12
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 15









Stabilitas Tanah 2014

3
Mekanika Tanah 2

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Apabila suatu masa tanah terletak pada permukaan yang miring (lereng),
akan selalu mempunyai potensi longsor. Kelongsoran akan terjadi apabila gaya
tahan geser yang dipunyai tanah dilampaui oleh gaya geser yang terjadi pada
tanah tersebut. Gejala seperti ini sangat penting diperhatikan, apabila daerah
lereng tersebut digunakan sebagai lokasi pemukiman, jalan raya dan sebagainya,
sehingga kelongsoran yang mungkin terjadi tidak akan membahayakan.
Tanah longsor yang terjadi di Jawa Tengah merupakan musibah
kelongsoran yang cukup besar, yang menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
Kelongsoran tersebut antara lain terjadi di Cilacap, Purworejo, Magelang,
Wonosobo dan berbagai tempat lainnya.
Pernyataan, bahwa kelongsoran akan terjadi apabila gaya tahan geser
yang dipunyai tanah dilampaui oleh gaya geser yang terjadi pada tanah tersebut,
seakan-akan merupakan suatu teori sederhana, akan tetapi kenyataannya untuk
mengetahui sebab utama kelongsoran tersebut membutuhkan analisa yang cukup
rumit. Berdasarkan keadaan tersebut perlu adanya stabilisasi tanah untuk
mencegah terjadinya longsor terutama pada saat musim penghujan.


B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan terjadinya longsor di Kecamatan Bagelen,
Kabupaten Purworejo?
2. Bagaimana upaya stabilisasi tanah yang dapat dilakukan di Kecamatan
Bagelen, Kabupaten Purworejo?
Stabilitas Tanah 2014

4
Mekanika Tanah 2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Macam Lereng
Lereng tanah dibedakan menjadi dua macam yaitu :
2. Lereng alam (misal lereng di daerah perbukitan)
3. Lereng buatan (misal akibat galian, lereng tanggul, lereng pada bendungan
dan sebagainya)
Lereng-lereng diatas masih dibedakan menjadi dua macam yaitu :
1. Lereng tak terhingga (misal lereng di daerah perbukitan)
2. Lereng terbatas (misal akibat galian, lereng tanggul, lereng pada bendungan
dan sebagainya)
Macam Bidang Longsor
Bidang longsor pada umumnya membentuk garis lengkung yang dapat
dianggap mendekati bentuk busur lingkaran. Bentuk bidang longsor yang banyak
dijumpai di lapangan antara lain sebagai berikut:
1. Longsor di bagian atas

Longsor hanya pada bagian atas saja. Kelongsoran seperti ini dapat terjadi
apabila sudut lereng sangat curam atau tanah bagian bawah lebih kuat
daripada yang di atasnya.


Stabilitas Tanah 2014

5
Mekanika Tanah 2

2. Longsor melalui kaki

Kelongsoran melalui kaki dapat terjadi bila tanah bahan timbunan dan tanah
bagian dasarnya homogin.
3. Longsor sampai dasar

Kelongsoran samapi dasar dapat terjadi, jika sudut geser dalam () sangat
kecil, atau jika tanah dasarnya bersifat sama atau lebih lunak.
4. Translational slip

Kelongsoran seperti ini dapat terjadi apabila terdapat slope terbatas, atau
terdapat lapisan yang berbeda kekuatannya letaknya dangkal.




Stabilitas Tanah 2014

6
Mekanika Tanah 2

5. Conpound slip

Kelongsoran sebagai berbentuk lingkaran, dan sebagian berbentuk bidang
lurus (pada lapisan yang berbeda).




















Stabilitas Tanah 2014

7
Mekanika Tanah 2

BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisis Kelongsoran di Kecamatan Bagelen Purworejo
1. Situasi Daerah
Daerah longsor di Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, merupakan
daerah perbukitan dengan kemiringan lereng tidak begitu curam yaitu antara 30
0

- 40
0
. Tinggi bukit berkisar antara 70 80 m.
Jenis lapisan tanah terdiri atas lapisan lempung cokelat dengan tebal
berkisar 5 7 m. Tanah bagian dalam merupakan lapisan tanah keras dengan
kemiringan hampir sejajar dengan kemiringan lereng, selanjutnya lihat gambar 2.

Daerah sekitar sungai merupakan daerah subur. Berbagai tanaman seperli
kelapa, maoni, nangka dan lain-lain banyak tumbuh di daerah ini. Di sebelah
kanan maupun kiri sungai (dilihat dari hilir) merupakan daerah permukiman,
dengan mata pencaharian penghuninya sebagai petani.



Stabilitas Tanah 2014

8
Mekanika Tanah 2

2. Waktu Kelongsoran
Kelongsoran terjadi pada saat masyarakat di daerah longsor tertidur lelap
kedinginan, yaitu kurang lebih pukul 02.00 dini hari saat di daerah itu terjadi
hujan deras. Longsor terjadi secara mendadak dan tidak diketahui tanda-tanda
sebelumnya, sehingga saat kelongsoran terjadi tidak ada satupun warga yang
dapat melarikan diri. Tak terdengar satupun suara Jeritan maupun rintihan,
karena memang semua warga di daerah longsor tertimbun semuanya.
Suara lebatnya hujan dan derasnya air sungai mengakibatkan gemuruhnya
suara tanah longsor tidak dapat mengusik kenikmatan hangatnya tidur warga
sekitar, sehingga musibah longsor tersebut baru dapat diketahui ketika warga
bangun pagi, yaitu saat mereka akan menjalankan sholat subuh.
Akibat tanah longsor tersebut, disamping banyak tanah yang hancur, dan
tanah pertanian yang rusak, tercatat 29 orang meninggal dunia, yaitu 22 orang
warga di sebelah kiri sungai (daerah yang tanahnya longsor) dan 7 orang warga
di sebelah kanan sungai akibat (kelongsoran).
3. Bentuk Kelongsoran
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, bahwa jenis kelongsoran
yang terjadi adalah translational slip, yaitu kelongsoran yang terjadi pada
bagian lapisan permukaan saja.
Kelongsoran tersebut dapat terjadi karena kondisi lapisan tanah yang ada
di daerah longsor, lapisan permukaan berupa tanah lempung setebal kurang lebih
5 - 10 m, sedang di bawahnya berupa tanah keras.
Lebar daerah longsor sekitar 100 m, sehingga kurang lebih 78.000 m
3

tanah dengan sekitar 125.000 ton longsor ke bawah menimbun daerah
pemukiman dan tanah pertanian.
Stabilitas Tanah 2014

9
Mekanika Tanah 2

Akibat longsoran tersebut daerah 25.000 m
2
atau sekitar 2,5 hektar
tertimbun tanah. Timbunan tanah tersebut juga mengakibatkan terbendungnya
sungai, sehingga air meluap dan melimpas membawa tanah longsoran.
Adapun bentuk kelongsorannya secara skematis dapat dilihat pada
gambar 4.

4. Analisa Kelongsoran
Kelongsoran dapat terjadi, apabila kekuatan geser tanah (daya tahan
longsor) telah terlampaui oleh besarnya gaya yang melongsorkan. Berdasarkan
kondisi lapisan tanah, bahwa kekuatan geser yang ada ditentukan oleh beratnya
tanah yang akan longsor ditambah beban yang ada di atasnya serta besarnya nilai
lekatan antara dasar tanah lempung dengan permukaan lapisan cadas yang ada di
bawahnya. Sedangkan besarnya gaya yang melongsorkan (gaya geser)
dipengaruhi oleh beratnya tanah yang akan longsor, juga beban-beban lain yang
ada di atasnya, seperti rumah penduduk dan lain-lain.
Berdasarkan data yang dapat dikumpulkan, bahwa besarnya gaya penahan
maupun gaya yang melongsorkan dapat diuraikan sebagai berikut, lihat gambar
5.
Stabilitas Tanah 2014

10
Mekanika Tanah 2


Berdasarkan analisa di atas dapat disimpulkan, bahwa kelongsoran yang
terjadi di daerah kecamatan Bagelen tersebut, dapat disebabkan karena
banyaknya air hujan yang meresap ke dalam badan lereng, sehingga kekuatan
geser tanah mengecil, sehingga tanah mudah longsor.
Parameter tanah lempung :
Berat volume tanah lempung diperhitungkan 1, 65 ton/m
3
.
Berat tanah yang akan longsor (dihitung) G = 129.451 ton. Kemiringan bidang
longsor = 35
0
, sudut geser dalam () diperhitungkan = 40
0
, kohesi berkisar
antara 0,5-1,0 kg/cm
2
.

()



Stabilitas Tanah 2014

11
Mekanika Tanah 2

()


()


Berdasarkan harga angka keamanan tersebut, dapat diketahui bahwa dalam
keadaan normal lereng aman terhadap bahaya longsor.
Apabila tanah dalam kondisi kenyang air, maka nilai sudut geser dalam ()
berubah menjadi yang nilainya dapat mencapai dua pertiganya ( = 2/3 =
2/3.40
0
= 26,7
0
). Misal nilai belum mencapai 2/3, maka untuk berbagai nilai
angka keamanannya adalah sebagai berikut :
a.


( )
b.


( )
c.


( )

Stabilitas Tanah 2014

12
Mekanika Tanah 2

BAB IV
PENANGGULANGAN LONGSOR

Untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya kelongsoran pada suatu
lereng, dapat dilakukan dengan berbagai cara yang didasarkan hasil analisa yang
dilakukan.
1. Membuat Saluran Drainase Pada Lereng Menuju Sungai
Mengingat kelongsoran yang terjadi di kecamatan Bagelen disebabkan
karena banyaknya air yang meresap ke dalam tanah, maka salah satu cara
untuk menghindarinya dapat dilakukan dengan cara mengurangi kapasitas air
hujan yang meresap ke dalam tanah, yaitu dengan membuat saluran-saluran
drainase pada lereng tersebut, lihat gambar 6.

2. Dengan Menyeimbangkan Jumlah Pemukiman Dengan Pohon
Dengan tipe daerah yang miring sehingga sangat perlu sekali di
adakannya akar-akar yang cukup kuat untuk menopang gaya tanah yang akan
longsor sehingga dapat membantu mencegah longsornya tanah ke area bawah
yang di gunakana sebagai pemukiman warga.

Stabilitas Tanah 2014

13
Mekanika Tanah 2

BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa
batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke
bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor adalah air yang
meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut
menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka
tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti
lereng dan keluar lereng.

2. Saran
Penanggulangan bencana longsor perlu partisipasi semua pihak, termasuk
masyarakat setempat. Warga yang tinggal di daerah rawan longsor perlu
diberdayakan untuk mengenali gejala awal longsor dan aktif memantau di
lapangan sehingga antisipasi dini bisa dilakukan. Masyarakat lokal perlu dilatih
untuk mengenali gejala awal terjadinya tanah longsor seperti adanya retakan
tanah di kawasan lereng.









Stabilitas Tanah 2014

14
Mekanika Tanah 2

DAFTAR PUSTAKA

L.D Wesley, 1977. Mekanika Tanah, Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Jakarta
Selatan.
Ralph B. Peck, dkk: Penerjemah Muslikh. 1996. Teknik Fondasi., Gajah Mada
University Press. Yogyakarta.
R.F. Craig, Penerjemah Budi Susilo S. Mekenika Tanah. Edisi Keempat. Penerbit
Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai